Usman bin Said al-'Amri
Nama Lengkap | Utsman bin Said |
---|---|
Sahabat dari | Imam Jawad as • Imam Hadi as • Imam Hasan Askari as • Imam Mahdi afs |
Julukan | Abu Amr |
Gelar | al-'Amri • Asadi • Askari • Samman |
Kerabat termasyhur | putranya, Muhammad bin Utsman Amri |
Wafat/Syahadah | Tidak jelas |
Tempat dimakamkan | Baqdad |
Aktivitas | Wakil pertama dari empat wakil Imam Mahdi afs |
Utsman bin Said (bahasa Arab: عثمان بن سعيد) adalah wakil khusus pertama Imam Mahdi afs. Ia termasuk sahabat Imam Jawad as, Imam Hadi as, Imam Hasan Askari as, dan Imam Mahdi afs yang mana setelah dimulai keimamahan Imam Mahdi afs dipilih oleh beliau sebagai wakil khususnya. Karena Taqiyyah ia bekerja sebagai penjual minyak sehingga dengan cara ini ia dapat menyembunyikan tugas keagamaannya dan terjaga dari bahaya pemerintah. Oleh sebab inilah ia terkenal dengan julukan Samman (penjual minyak).
Nama dan Julukan
Namanya Utsman bin Said, julukannya Abu Amr dan gelarnya al-'Amri, Asadi, Askari dan Samman.[1] Alasan digelarinya dengan Samman karena berprofesi sebagai pembeli dan penjual minyak. Dengan cari ini ia dapat menyembunyikan tugas keagamaannya sehingga bisa aman dari bahaya pemerintah. Ia menyembunyikan harta baitul mal dan surat-surat orang Syi'ah didalam kantong-kantong minyak supaya tidak diketahui oleh seseorang. Setelah itu ia menyampaikannya kepada Imam Askari as. [2]
Biografi
Berkaitan dengan tahun lahirnya tidak ditemukan sebuah data, namun sejak umur sebelas tahun ia bekerja menjadi pembantu rumah tangga di rumah Imam Jawad as. Setelah itu ia menjadi asisten, kepercayaan dan pelaksana tugas-tugas Iman as. [3]
Ia juga menjadi wakil Imam Hadi as, Imam Hasan Askari as dan Imam Zaman as dan senantiasa dipercaya oleh mereka.
Ia lebih banyak berdiam di kota Samarra dan sepeninggal Imam Kesebelas ia meninggalkan kota itu menuju ke Bagdad. Pada saat itu Samarra menjadi ibu kota dan pusat laskar berantai Abbasi dimana sejak awal tidak pernah menjalin hubungan baik dengan Imam-imam Syi'ah. Sebagian orang memberikan kemungkinan bahwa karena alasan inilah Utsman bin Said berhijrah ke Bagdad dan berdomisili disana di daerah Karkh (tempat kediaman orang-orang Syi'ah) dan pusat kegiatan lembaga-lembaga Imamiyah. [4] Ia wafat pada tahun 265 H. [5] atau tahun 280 H. [6]
Kuburan
- Utsman bin Said dikuburkan di sebelah barat kota Bagdad di masjid Darb. Syekh Thusi menerima pendapat ini dan di dalam kitabnya, al-Ghaibah menuliskan bahwa antara tahun 408 H sampai tahun 430-an ia menziarahi kuburannya di tempat itu. [7]
- Dikuburkan di Rasshāfah disebelah timur Bagdad di sebuah daerah yang dikenal dengan pasar "Syurjah". Sekarang tempat ini dikenal sebagai kuburannya. [8]
Kedudukan
Dalam beberapa riwayat dijelaskan bahwa ia menjadi kepercayaan Imam-imam ma'sum as. [9]
- Pasca kesyahidan Imam Hadi as, ia masih dipercaya oleh Imam Hasan Askari as. Imam kesebelas ini menetapkan dia pada posisinya [10] dan diangkatnya sebagai ketua dari para wakil; artinya semua uang baitul mal yang dikirim ke Imam as melalui para wakil diberikan kepada Utsman bin Said dan ia menyerahkannya kepada Imam as. [11]
- Imam Hasan Askari as menunjukkan putranya,Imam Mahdi afs, kepada sekelompok orang-orang Syi'ah termasuk didalamnya Utsman bin Said seraya mengatakan, "Masyarakat tidak akan lagi bisa melihatnya". Dan selama masa kegaibannya, beliau menyuruh mereka taat kepada Utsman sebagai wakilnya. [12] [13]
- Utsman merawat dan menjaga Imam Kesebelas as saat beliau jatuh sakit sampai detik-detik akhir hayatnya. Menurut Syekh Thusi, dialah yang menyelenggarakan upacara penguburan beliau. Menurut keyakinan Imamiyah tanda-tanda ini menjadi indikasi keperwakilannya dari pihak Imam Mahdi as yang sedang gaib. [14]
Referensi-referensi Terkait
Mayoritas riwayat-riwayat dan hadis-hadis mengenai empat duta Imam Mahdi as dinukuil oleh Syekh Thusi dan kitabnya, al-Ghaibah. Ia menyadur sebagian riwayatnya dari dua kitab yang sekarang tidak terjangkau tangan. Dua karya ini adalah Kitabun Fi Akhbār Abi Umar Wa Abi Ja;far al-'Amriyain karya Ibnu Burainah, cucu putri duta kedua Imam Afs, dan Kitab Akhbār al-Wukala' al-Arba'ah, karya Ahmad bin Nuh. [15]
Catatan Kaki
- ↑ Thusi, al-Ghaibah, hlm. 354.
- ↑ Thusi, al-Ghaibah, hlm. 354.
- ↑ Jasim Husain, hlm. 142
- ↑ Jasim Husain, hlm. 157.
- ↑ Hasyim Ma'ruf al-Hasani, jld. 2, hlm. 568
- ↑ Jasim Husain, hlm. 159.
- ↑ Thusi, al-Ghaibah.
- ↑ Rah tusye-e 'Atabāt 'Āliyāt, hlm. 367.
- ↑ Kulaini, jld.1, hlm. 330.
- ↑ Thusi, al-Ghaibah, hlm. 229-231.
- ↑ Kassyi, Rijal al-Kassyi, hlm. 580.
- ↑ Thusi, al-Ghaibah, hlm. 231-232; Shaduq, Kamal al-Din, hlm. 435.
- ↑ Rujuklah! Najjasyi, hlm. 41, 202 dan 324.
- ↑ Lihat! Thusi, al-Ghaibah, hlm. 231.
- ↑ Najjasyi, Rijal Najjasyi, hlm. 440.
Daftar Pustaka
- Thusi, Rijal.
- Thusi, Al-Ghaibah.
- Jasim Husain.
- Shaduq, Kamal al-Din.
- Kulaini, al-Kafi.
- Hasyim Ma'ruf al-Hasani.
- Najjasyi, Rijal.
- Tim Penulis, Rah Tusye-e 'Atabāt 'Āliyāt, Tehran, Nasyre Masy'ar, 1391 S.