Fatimah Maksumah sa

Prioritas: aa, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Sayidah Maksumah)
Fatimah Maksumah sa
NamaFatimah binti Imam Musa bin Ja'far as
LakabMaksumah • Thahirah • Hamidah
AyahImam Musa bin Ja'far as
IbuNajmah Khatun
Lahir1 Dzulkaidah 173 H/790 M
Tempat LahirMadinah
Tempat TinggalMadinah
Wafat10 Rabiul Tsani 201 H
Tempat DimakamkanQom
Masa Hidup28


Salah satu sudut Haram Sayidah Maksumah di Qom

Fatimah Maksumah sa (bahasa Arab: فاطمة المعصومة عليها السلام) yang juga dikenal sebagai Karimah Ahlulbait ini adalah putri Imam Kazhim as dan saudari Imam Ridha as. Fatimah Maksumah merupakan seorang wanita yang sangat luar biasa dan berbudi luhur dari keturunan silsilah keluarga Ahlulbait as. Ia adalah keturunan imam (imām zadeh-Persia) dan merupakan sebaik-baiknya putri Imam Kazhim as yang dikenal dan di antara putra-putri Imam Kazhim as setelah Imam Ridha as tidak ada seorang pun yang sejajar dengan Fatimah Maksumah sa. Tidak banyak rujukan sejarah seputar biografi Fatimah mnaksumah sa baik tanggal lahir atau wafatnya. Terkait pernikahannya pun tidak banyak informasi yang kita punya; tetapi pandangan yang masyhur bahwa ia tidak pernah menikah.

Maksumah dan Karimah Ahlulbait as adalah gelar Fatimah Maksumah sa yang paling masyhur. Sesuai sebuah hadis Imam Ridha as mengenangnya dengan Maksumah sa.

Sayidah Fatimah Maksumah sa pada tahun 201 H demi menziarahi saudaranya, Imam Ridha as, ia pergi dari Madinah ke Thus, Iran; namun di tengah perjalanan, ia jatuh sakit dan akhirnya atas permintaan penduduk kota Qom ia pergi ke Qom dan tinggal di rumah Musa bin Khazraj Asy'ari kemudian meninggal 17 setelahnya. Jenazahnya dikebumikan di pekuburan Babilan. Sayid Ja'far Murtadha 'Amili percaya bahwa Sayidah Fatimah maksumah sa diracuni di daerah Saweh dan Syahid disana.

Orang-orang Syiah sangat menghormati Sayidah Fatimah Maksumah sa, serta menganggap penting menziarahinya dan telah dinukilkan riwayat-riwayat terkait syafa'atnya untuk orang-orang Syiah dan surga bagi orang yang menziarahinya. Setelah Sayidah Fatimah Zahra sa, dia adalah satu-satunya perempuan yang teks doa ziarahnya dari Imam as.

Sedikitnya Informasi terkait Sayidah Maksumah

Menurut Dzabihullah Muhlati dalam kitab Rayahin al-Syari'ah, tidak disebutkan dalam sejarah beberapa informasi tentang biografi Sayidah Maksumah sa; seperti tanggal kelahiran, wafat, umur, waktu bergerak dari Madinah dan apakah dia meninggal sebelum syahidnya Imam Ridha as atau setelah Imam as. [1]

Nasab

Sayidah Fatimah Maksumah sa adalah putri Imam Kazhim as dan saudari Imam Ridha as. Syekh Mufid dalam kitab al-Irsyad di antara putri-putri Imam Kazhim as terdapat 2 putri yang bernama Fatimah Kubra dan Fatimah Suqra, tetapi tidak diketahui manakah yang Sayidah Maksumah sa.[2] Ibnu Jauzi salah seorang ulama Ahlusunah pada abad ke-6 mengisyaratkan 4 orang putri bernama fatimah di antara putri-putri Imam Kazhim as; tetapi ia tidak menyebutkan manakah yang merupakan Sayidah Maksumah sa.[3] Menurut Muhammad bin Jarir, penulis Dalail al-Imamah ibu Sayidah Maksumah sa adalah Najmah Khatun yang juga merupakan ibu Imam Ridha as.[4]

Tanggal Lahir dan Wafat

Menurut beberapa rujukan klasik Syiah, tidak disebutkan kapan hari lahir dan wafat Sayidah Maksumah sa. Menurut Ridha Ustadi, kitab yang pertama kali menyebutkan tanggalnya adalah Nur al-Afaq karya Jawad Syah Abd al-Azhimi,[5] yang terbit pada tahun 1344 H.[6] Di dalam kitab ini, tanggal lahir Sayidah maksumah sa adalah pada tanggal 1 Dzulkaidah 173 H/789 di Madinah dan tanggal wafatnya adalah 10 Rabiul Tsani 201 H;[7] tetapi sebagian ulama sperti Ayatullah Mar'asyi Najafi,[8] Ayatullah Syubairi Zanjani,[9] Ridha Ustadi, [10] dan Dzabihullah Muhhalati, [11] berbeda pandangan dengan Syah Abd al-Azhimi dan tanggal yang disebutkan dalam kitab ini adalah karangan. Dalam kalender resmi Republik Islam Iran tanggal 1 Dzulkaidah dinamai sebagai hari putri.[12]

Gelar-Gelar

Maksumah dan Karimah Ahlulbait adalah gelar Fatimah putri putri Imam Kazhim as yang paling masyhur.[13] Dikatakan Maksumah diambil dari sebuah riwayat yang dinisbatkan kepada Imam Ridha as.[14]Dalam riwayat yang disebutkan pada kitab Zad al-Ma'ad, karya Muhammad Bagir Majlisi, Imam Ridha as menyebutnya Maksumah sa.[15]

Fatimah Maksumah sa dikenal sebagai Karimah Ahlilbait. [16] Dikatakan bahwa Sayid Mahmud Mar'asyi Najafi, ayah dari Ayatullah Mar'asyi Najafi menyaksikan di alam mimpi bahwa salah satu dari Imam as memangil Sayidah Maksumah dengan Karimah Ahlilbait. [17]

Panorama peziarah Haram Sayidah Maksumah sa

Pernikahan

Sesuai yang ditulis dalam kitab Rayahin al-Syari'ah, tidak diketahui apakah Sayidah Maksumah sa telah menikah atau tidak dan memiliki anak atau tidak;[18] tetapi masyhur bahwa Sayidah Maksumah sa tidak pernah sekalipun menikah[19]dan disebutkan argumentasi tidak menikahnya; di antaranya adalah: Tidak ditemukan orang yang sederajat dengannya, sehingga dia tidak menikah.[20]Begitu juga Ya'qubi, sejarawan abad ke-3 H, menuliskan: Imam Kazhim as berwasiat kepada putri-putrinya agar tidak ada yang menikah;[21] tetapi perkataan ini tidaklah tepat sebab Imam Kazhim as tidak pernah berwasiat demikian sebagaimana surat wasiat yang dinukil oleh Syekh Kulaini dalam kitab al-Kafi, [22] Beberapa peneliti berpandangan serta menerima bahwa tekanan pemerintah dinasti Abbasyiah terkhusus Harun dan Ma'mun, bukan karena wasiat Imam Kazhim as, tidak adanya suami yang sesuai dan sejajar, hal-hal inilah yang menyebabkan tidak ada seorang pun yang berani dan leluasa berkunjung ke rumah Musa bin Ja'far dan putra-putranya bahkan menjadi menantunya. Disisi lain, terpenjaranya Imam Musa bin Ja'far as sampai tiba kesyahidannya serta diasingkannya Imam Ridha as ke Khurasan dan terpisahnya ia dari saudarinya adalah penyebab dari tidak menikahnya Sayidah Fatimah sa dan saudari-saudarinya.[23]

Hijrah ke Iran dan Memasuki Qom

Menurut kitab Tarikh Qom, Sayidah Maksumah meninggalkan Madinah menuju Iran pada tahun 201 H untuk mengunjungi saudaranya, Imam Ridha as. [24] Berdasarkan nukilan Bagir Syarif Qarasyi, seorang sejarawan Syiah dalam kitab Jauharah al-Kalam fi Madh al-Sadah al-A'lam alasan bepergiannya Sayidah Maksumah ke Iran adalah surat yang dikirim Imam Ridha as kepadanya, di mana ia sa diminta untuk pergi ke Khorasan.[25] Pada saat itu, Imam Ridha as menjadi putra mahkota Makmun, khilafah dinasti Abbasiyah dan tinggal di Khorasan. Di mana Sayidah Maksumah sakit di tengah perjalanan dan meninggal.[26] Menurut Sayid Jakfar Murtadha Amili, Sayidah Maksumah sa di racun di Saveh dan Syahid.[27]Ada 2 laporan terkait alasan Sayidah Maksumah sa pergi ke Qom: Menurut laporan pertama, dia sa jatuh sakit di Saveh dan meminta orang-orang yang turut serta dengannnya untuk dibawa ke Qom.[28] Menurut laporan kedua, yang oleh penulis kitab Tarikh Qom dianggap lebih benar, orang-orang Qom yang meminta kepada beliau untuk pergi ke Qom.[29] Sayidah Maksumah sa di Qom tinggal di rumah seseorang bernama Musa bin Khazraj dan setelah tinggal selama 17 hari di rumah itu dia pun menghembuskan nafas terakhirnya.[30] Dia dikebumikan di pekuburan Babilan (Haram saat ini).[31]

Khataman Alquran, Salah Satu Kegiatan Manajemen Haram Sayidah Maksumah sa

Kedudukannya disisi Orang-orang Syiah

Ulama Syiah percaya bahwa Sayidah Maksumah sa memiliki kedudukan yang tinggi dan telah dinukilkan riwayat khusus kedudukan serta pentingnya menziarahinya. Allamah Majlisi dalam kitab Bihar al-Anwar menyebutkan hadis dari Imam Shadiq as bahwa, semua orang-orang Syiah akan masuk surga dengan syafaat Sayidah Maksumah sa.[32] pada bagian doa ziarah Sayidah maksumah sa, dia juga dimintai syafaat.[33][catatan 1] Muhammad Taqi Syusytari, salah satu ulama Rijal pada abad ke-14 S, dalam kitab Kamus Rijal ditulis, Diantara anak-anak Imam kazhim as yang banyak, setelah Imam Ridha as tidak ada orang yang sejajar dengan Maksumah.[34] Syekh Abbas Qummi menganggapnya sebagai sebaik-baiknya putri Musa bin Jakfar as.[35] Dia juga menganggap Sayidah Maksumah sa di antara keturunan Imam as yang ke dudukan yang agung dan pasti keturunan Imam Kazhim as dan dikebumikan di Haram saat ini berada.[36][catatan 2] Menurut hadis yang diriwayatkan dari Imam Shadiq as, Imam Kazhim as dan Imam Ridha as, surga adalah balasan bagi orang yang menziarahi Fatimah putri Imam Kazhim as;[37] tetapi dalam beberapa hadis bahwa pahala surga hanya untuk orang yang menziarahinya dengan pengetahuan tentangnya.[38][catatan 3] Penulis kitab Biografi Karimah Ahlilbait as, karya Mahmud Anshari Qummi (W. 1377 S) dari Sayid Nasrullah Mustanbath Ulama Syiah (W. 1364 S) menukil bahwa dalam manuskrip Kasf al-Ghita' tulisan Shaleh bin Arandas Hilli, Ulama Syiah abad ke 9 H, disebutkan sebuah hadis dari Imam Kazhim as yang ditujukan kepada Sayidah Maksumah sa: (فَداها اَبوها) Jiwa ayahnya menjadi tebusannya. berdasarkan nukilan ini, Imam Kazhim as mengucapkan kalimat ini setelah Sayidah fatimah sa menjawab pertanyaan orang-orang Syiah dengan benarsaat Imam as tidak hadir. penulis kitab Biografi Karimah Ahlilbait as mengatakan tidak ditemukan hadis ini selain dari narasi ini.[39]

Keutamaan Ziarah

Salah satu kerajinan tangan terbuat dari keramik milik haram Sayidah Mkasumah sa

Terkait dengan fadhilah ziarah Sayidah Maksumah, terdapat hadis-hadis yang berasal dari para Imam. Imam Shadiq as bersabda: “Allah swt memiliki Haram untuk dirinya, yaitu Mekkah Mukarramah. Begitupula Nabi Muhammad saw memiliki Haram, yaitu Madinah. Imam Ali as pun memiliki Haram, yaitu Kufah dan kami, Ahlulbait memiliki Haram yaitu Qom.” [40]

Riwayat lain berasal dari Imam Sahdiq as: “Akan ada seorang wanita dari putri-putriku yang bernama Fatimah putri Musa as yang meninggal di Qom dan dengan syafaatnya semua Syiah kami akan masuk ke surga.” [41]

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa pahala menziarahinya adalah seperti surga. [42]

Dalam hadis yang berasal dari Imam Ridha as barang siapa yang menziarahinya, maka ia telah menziarahiku. [43] Di hadis yang lain, disebutkan bahwa pahala menziarahinya adalah surga.[44]

Imam Jawad as bersabda: “Barang siapa yang menziarahi bibiku, Sayidah Maksumah di Qom, dengan kecintaan dan penuh makrifat, maka ia akan masuk surga.” [45];[46]

catatan

  1. یا فاطِمَةُ ا ِشْفَعی لی فِی الْجَنَّهِ فَاِنَّ لَکِ عِنْدَاللهِ شَأْناً مِنَ الشَّأْن "Wahai Fatimah syafaatilah aku di surga, sungguh engkau memiliki kedudukan disisi Allah" pada penggalan doa ziarah ini sebab meminta syafaat dari Fatimah Maksumah untuk masuk ke surga yang lebih tinggi, makam ini dinamakan Sya'n
  2. Biasanya 3 sifat ini tidak bersatu pada anak keturunan imam, yaitu memiliki hubungan yang pasti dengan imam, memiliki kedudukan dan karamah dan pasti juga puasaranya, 3 hal ini semua pasti adanya pada Sayidah Maksumah
  3. من زارها عارفا بحقها فله الجنة, Barangsiapa yang menziarahinya mengetahui hak-haknya, maka wajib baginya surga

Catatan Kaki

  1. Muhlati, Rayahin al-Syari'ah, jld. 2, hlm. 31, 1373 S
  2. Lih. Mufid, al-Irsyad, jld. 2, hlm. 244, 1403 H
  3. Lih. Ibnu jauzi, Tadzkirah al-Khawas, hlm. 315
  4. Lih. Thabari, Dalail al-Imamah, hlm. 309, 1413 H
  5. Ustadi, Asenaye ba Hadzrate Abd al-Adzim wa Mashadir Syarh Hal-e U, hlm. 301
  6. Ustadi, Asenaye ba Hadzrate Abd al-Adzim wa Mashadir Syarh Hal-e U, hlm. 297
  7. Ustadi, Asenaye ba Hadzrate Abd al-Adzim wa Mashadir Syarh Hal-e U, hlm. 301
  8. Muhhalati, Rayahin al-Syari'ah, jld. 5, hlm. 32, 1373 S
  9. Syubeiri Zanjani, Ju'ei az Darya, jld. 2, hlm. 519, 1394 S
  10. Ustadi, Asenaye ba Hadzrate Abd al-Adzim wa Mashadir Syarh Hal-e U , hlm. 301
  11. Muhhalati, Rayahin al-Syari'ah, jld. 5, hlm. 31-32
  12. Syura-e Markaz Taqwim Muasseseh Zeufizik Danesygah Teheran, Kalender Resmi Negara tahun 1398 S, hlm. 9
  13. Mahdi pur, Karimah Ahlulbait sa, hlm. 23 dan 41, 1380 S; Lih. Asghari Nejad, Nazhari bar Asami va Alqab Hadzrate Fatimah maksumah sa
  14. Mahdi Pur, Karimah Ahlilbait sa, hlm. 29
  15. Majlisi, Zad al-Ma'ad, hlm. 547, 1423 H
  16. Rujuk Mahdi Pur, Karimah Ahlilbait sa, hlm. 41 dan 42, 1380 S
  17. Mahdi Pur, Karimah Ahlilbait sa, hlm. 41 dan 42, 1380 S
  18. Muhallati, Rayahin al-Syari'ah, jld. 5, hlm. 31, 1373 S
  19. Lih. Mahdi Pur, Karimah Ahlilbait sa, hlm. 150
  20. Mahdi Pur, Karimah Ahlilbait sa, hlm. 151, 1380 S
  21. Ya'qubi, Tarikh al-Ya'qubi, jld. 2, hlm. 361
  22. Lih. Kulaini, Kitab al-Kafi, jld. 1, hlm. 317
  23. /http://ensani.ir/fa/article/58188
  24. Qummi, Tarikh Qom, hlm. 213
  25. Qarasyi, Hayat al-Imam al-Ridha as, jld. 2, hlm. 351
  26. Qummi, Tarikh Qom, hlm. 213
  27. Amili, Hayat al-Siyasiyah li al-Imam Ridha as, jld. 1, hlm. 428
  28. Qummi, Tarikh Qom, hlm. 213
  29. Qummi, Tarikh Qom, hlm. 213
  30. Qummi, Tarikh Qom, hlm. 213
  31. Qummi, Tarikh Qom, hlm. 213
  32. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 99, hlm. 267
  33. majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 99, hlm. 267; Majlisi, Zad al-Ma'ad, hlm. 547-548
  34. Syusytari, Tawarikh al-Nabi wa al-Al, hlm. 65
  35. Qummi, Muntaha al-Amali, jld. 2, hlm. 378
  36. Qummi, Mafatih al-Jinan, hlm. 562
  37. Lihat Ibnu Qaulaweh, Kamil alZiarat, hlm. 536; Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 99, hlm. 265-268
  38. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 99 hlm. 226
  39. Mahdi pur, Zendeghani Karime Ahlilbait as, hlm. 52-54.
  40. Bihar al-Anwar, jld. 48, hlm. 317.
  41. Mustardak Safinah al-Bihar, hlm. 596; al-Naqsh, hlm. 196.
  42. Bihar al-Anwar, jld. 57, hlm. 219.
  43. Riyāhin al-Syari'ah, jld. 5, hlm. 35.
  44. ‘Uyun Akhbār al-Ridha As, jld. 2, hlm. 271; Majalis al-Mu'minin, jld. 1, hlm. 83.
  45. Kāmil al-Ziyārah, hlm. 536, hadis 827.
  46. Bihār al-Anwār, jld. 102, hlm. 266.

Daftar Pustaka

  • Amini, Allamah Abdul Husain. Al-Ghadir. Terjemahan Persia: Jam'i az Newesyandegan. Teheran: Bunyad Bi'tsah, Tanpa Tahun.
  • Bahrani, Syaikhk Abdullah. ‘Awalim. Qom: 1409 H.
  • Katuziyan, Muhammad bin Ali Husain. Anwar al-Musya'syain. Teheran: Tanpa Tahun.
  • Khunsari, Maula Haidar. Zubdah al-Tashanif. Qom: 1415 H.
  • Kulaini, Muhammad bin Ya'qub. Al-Kafi. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1363 HS.
  • Mahallati, Dzabihullah. Riyahin al-Syari'ah. Teheran: Tanpa Tahun.
  • Mahdi Pur, Ali Akbar. Karimah Ahlubait. Qom.
  • Namazi Syahrudi, Ali. Mustadrak Safinah al-Bihar. Qom: Muassasah al-Nasyr al-Islami, 1419 H.
  • Nuri, Mirza Husain Nuri .Dar al-Salam. Qom: Tanpa Tahun.
  • Qummi, Syaikh Abbas. Muntaha al-Amal fi Tawarikh al-Nabi wa al-Al. Qom: Jamiah Mudarrisin, 1422 H.
  • Qurasyi, Baqir Syarif. Hayat al-Imam Musa bin Ja'far Alahim al-Salam. Beirut: Dar al-Balaghah, 1413 H.
  • Syaikh Mufid, Muhammad bin Muhammad bin Nu'man. Al-Irsyad fi Ma'rifat Hujajillah ‘ala al-‘Ibad. Beirut: Dar al-Mufid, 1414 H.
  • Thabari, Muhammad bin Jarir. Dalail al-Imamah. Qom: 1413 H.
  • Tustari, Muhammad Taqi. Tawarikh al-Nabi wa al-Al. Teheran: 1391 H.
  • Ya'qubi, Ibnu Wadhih Akhbari. Tarikh Ya'qubi. Najaf: 1384 H.