Ali bin Ja'far Al-Shadiq
Nama | Ali |
---|---|
Terkenal dengan | Ali Uraidhi |
Afiliasi Agama | Islam Syiah |
Ayah | Imam Jakfar Shadiq as |
Ibu | Ummu Walad |
Pasangan | Fatimah binti Muhammad |
Anak-anak | Muhammad • Hasan • Ahmad Sya'râni • Ja'far Asghar |
Ali bin Ja'far al-Shadiq, (bahasa Arab: علی بن جعفر الصادق) yang dikenal sebagai Ali 'Uraidhi, adalah putra bungsu Imam Shadiq as. Dia menukil riwayat dari saudaranya, Imam Musa bin Ja'far as dan Imam Ridha as. Dia juga meriwayatkan pertanyaannya dan jawaban Imam Kazhim as dalam kitab yang berjudul Masâil Ali bin Jakfar.
Kelahirannya
Ali bin Ja'far adalah salah satu anak Imam Shadiq as, ibunya adalah Ummu Walad.[1] Dikatakan bahwa dia berusia 2 tahun ketika Imam Shadiq as menemui kesyahidan (W. 148 H),[2]tetapi Abdullah Mamaqâni memperkirakan usianya pada waktu itu antara 16 hingga 20 tahun, karena ia meriwayatkan hadis dari ayahnya dan menukil hadis setidaknya pada usia tersebut.[3] Dalam kitab Anwar-e Parakande, disebutkan bahwa anak keturunan imam as yang dikuburkan di Iran, bersandarkan pada nukilan riwayatnya dari ayahnya, kelahirannya adalah pada tahun 134 atau 135.[4] Julukannya adalah Abul Hasan[5] Dia adalah penduduk wilayah 'Uraidh [catatan 1][6] dan karena alasan ini dia disebut 'Uraidhi[7] dan anak-anak serta keturunannya disebut 'Uraidhiyuûn.[8]
Istri dan Anak-Anaknya
Syekh Abbas Qummi menyebutkan Fatimah, putri Muhammad bin Abdullah Bâhir, sebagai istrinya.[9] dan mencatat bahwa Ali bin Ja'far memiliki 13 putra dan 7 putri.[10] Putra-putranya bernama Muhammad, Hasan, Ahmad Sya'râni, Ja'far Asghar, Husain, Ja'far Akbar, Isa, Qosim, Ali, Abdullah, Muhammad Asghar, Ahmad Asghar, dan Muhsin.[11] Adapun putri-putrinya adalah Kultsûm, 'Aliyah, Malîkah, Khadîjah, Hamdûnah, Zainab, Fâtimah.[12]
Nenek Moyang Kaum Sayid Husaini Asia Tenggara
Dikatakan bahwa kaum sayid keturunan Imam Husain yang tersebar di Asia Tenggara, seperti di negara Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand Selatan adalah keturunan Ahmad bin Isa bin Muhammad, putra Ali bin Ja'far.[13] Mereka berperan dalam penyebaran Islam di wilayah tersebut.[14] Motivasi anak keturunannya untuk bermigrasi ke wilayah ini adalah penyebaran Islam dan perdagangan.[15]
Ucapannya Ketika Mendekati Wafat
Setahun sebelum kesyahidan ayahku, ketika Ahlulbaitnya berkumpul bersamanya, ia berkata: Allah swt tidak menekankan sesuatu kepada hamba-Nya sebesar mengimani Imamah, tetapi para hamba-Nya tidak pernah mengingkari dan mendustakan apapun sebesar pengingkaran dan penolakan mereka kepada masalah imamah. (Masâil Ali bin Ja’far wa Mustadrakâtuhâ: hlm. 319)
Bersama Dengan Para Imam Maksum as
Syekh Thûsi meriwayatkan dari Imam Musa bin Ja'far as[16] dan Imam Ridho as[17] menyebutkan mengenai Ali bin Ja'far bahwa ia pernah pergi umrah sebanyak empat kali bersama Imam Kadzim as.[18] Hasan bin Faddhâl meriwayatkan sebuah hadis di mana Imam Kâdzim as menjelaskan keimamahan Imam Ridho as kepada Ali bin Ja'far dan dia menerimanya.[19] Begitujuga, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Zakaria bin Yahya, Ali bin Ja'far dalam percakapannya dengan Hasan bin Husain bin Ali bin Husain, cucu Imam Sajjâd as, telah membahas masalah keimamahan Imam Ridho as.[20] berdasarkan sebuah riwayat dalam al-Kâfi dikatakan bahwa ketika Imam Jawad as masih berusia belia, ia sangat menghormatinya dan ketika para sahabatnya menanyakan alasannya, dalam menjawab ia mengisyaratkan keimamahannya.[21] Dia juga sezaman dengan Imam Hadi as dan wafat pada zamannya.[22]
Posisinya Dalam Rijal Hadis
Ibn Dâwud menyebutkan dia dalam buku Rijalnya sebagai salah satu orang yang terpuji.[23] Syekh Mufid juga mengatakan bahwa dia meriwayatkan banyak hadis dari Imam Kadzim as, memiliki metode yang kokoh dan memiliki banyak keutamaan, serta ketakwaan yang tinggi.[24] Syekh Thusi juga menyifatinya sebagai seorang yang tsiqah.[25] Ali bin Ja'far meriwayatkan hadis dari ayahnya,[26] Imam Kadzim as[27] dan Imam Ridho as [membutuhkan rujukan]. Ia juga menukil riwayat dari Husein Dzuddam'ah putra Zaid bin Ali, Sufyan bin 'Uyainah, Muhammad bin Muslim, Abdul Malik bin Qudâmah dan Mu'tab budak Imam Sadiq as.[28]
Para Perawi yang Meriwayatkan Darinya
Dalam naskah kitab Masail Ali bin Ja'far yang sudah diteliti, disebutkan 43 nama perawi yang meriwayatkan darinya, antara lain:
- Ahmad bin Ali bin Ja'far as, putranya
- Ahmad bin Muhammad bin Abi Nasr Bazanti
- Ishâq bin Muhammad bin Ishâq bin Ja'far as
- Ishâq bin Musa bin Ja'far as, keponakannya
- Ismail bin Muhammad bin Ishâq bin Ja’far as, cucu saudara laki-lakinya
- Hasan bin Ali bin Utsman bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib as
- Husain bin Zaid bin Ali bin Husain as
- Husein bin Musa bin Ja'far as
- Daud bin Muhammad Nahdi
- Abdul Azhim Hasani
- Abdullah bin Hasan bin Ali bin Ja'far, cucunya
- Ali bin Hasan bin Ali bin Umar bin Ali bin Husain, ayah dari Nâser Kabir
- Ali bin Muhammad bin Hafdhi, Abu Qatadah Qummi
- Abdullah bin Hasan bin Ali bin Ja'far, keturunannya
- Muhammad bin Ali bin Ja'far as, putranya
- Musa bin Qosim Bajali
- Nasr bin Ali Jahdhami
- Yunus bin Abdurrahman
- Harun bin Musa.[29]
Hasil Karya
Ahmad bin Ali Najâsyi mencatat mengenai buku Ali bin Ja'far tentang masalah halal dan haram.[30] Syekh Thusi juga menyebutkan dua buku darinya berjudul al-Manâsik dan Masâil Li Akhîhi Musa al-Kadzim as (Permasalahan yang ditanyakan kepada Imam Kadzim as.[31]
Wafat
Mengenai tanggal wafat Ali bin Ja'far telah disebutkan berbagai sumber yang berbeda-beda. Syamsuddin Dzahabi[32] dan Yafi'i Abdullah[33] sejarawan Ahlisunah abad ke-8 H, menuliskan bahwa dia meninggal pada tahun 210 H. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa perkiraan masa hidupnya sampai tahun 252 H, sehingga tidak salah kalau umurnya mencapai 120 tahun. Tetapi dalam kitab Anware-e parakande dengan bersandar pada riwayat dari Imam Jawad as diketehui wafatnya pada tahun 220 H dalam usia 85 tahun.[34]
Makam-Makam yang Dinisbatkan Kepadanya
Tiga makam telah dinisbatkan kepada Ali bin Ja'far as, yakni di 'Uraidh, Qom dan Semnân:
- Qom: Muhammad Taqi Majlisi (1003-1070 H) menganggap dia dimakamkan di tempat yang bernama Bâgh Bahesyt di Qom dan mengatakan bahwa hijrahnya adalah atas undangan orang-orang Qom.[35] Mudarrisi Yazdi juga menganggap bahwa makamnya ada di Qom.[36]Muhaddis Nuri memberikan kemungkinan kalau makam yang berada di Qom yang dinisbatkan padanya, adalah makam keturunannya atau keturunan Ja'far al-Kadzdzab.[37]
- 'Uraidh: Muhaddis Nuri (1254-1320 H) dalam penutup kitab Mustadrâk al-Wasail menganggap bahwa makam Ali bin Ja'far ada di 'Uraidh dekat kota Madinah, yang mana memiliki kubah dan masjid dengan nama yang sama.[38] Masjid dan makam ini dihancurkan oleh pemerintah Saudi pada tahun 2001.[39]
- Di kota Semnân, di sebuah desa kecil terdapat sebuah makam yang dinamai Ali bin Ja'far.[40]
catatan
- ↑ Sebuah desa di dekat Madinah milik Imam Shadiq as dan berdasarkan wasiatnya diberikan kepada Ali bin Ja'far as (Qummi, Tarikh-e Qom, hlm. 224)
Catatan Kaki
- ↑ Ibnu Thabathaba, Muntaqilah ath-Thālibiyyah, hlm. 224.
- ↑ Qummi, Tarikh-e Qom, hlm. 224.
- ↑ Mamaqani, Tanqīh al-Maqāl, jld. 2, hlm. 273.
- ↑ Faqih Bahr al-Ulum, Anwar-e Parakande, jld. 1, hlm. 238
- ↑ Najasyi, Rijāl an-Najāsyī, hlm. 251.
- ↑ Najasyi, Rijāl an-Najāsyī, hlm. 251.
- ↑ Qummi, Tarikh-e Qom, hlm. 224.
- ↑ Ibnu 'Anbah, 'Umdah ath-Thālib, hlm. 242.
- ↑ Qummi, Muntahā al-Āmāl, jld. 2, hlm. 187.
- ↑ Raja'i, al-Mu'aqqibūn, jld. 2, hlm. 409-410.
- ↑ Raja'i, al-Mu'aqqibūn, jld. 2, hlm. 409-410.
- ↑ Raja'i, al-Mu'aqqibūn, jld. 2, hlm. 410.
- ↑ Barani, Barresi-e Naqsy-e Tasyayyu' Dar Wurud wa Gusytaresy-e Eslam be Asia-e Junub-e Syarqi, Majalah Syi-e Syenasyi, vol. 50, hlm. 254.
- ↑ Barani, Barresi-e Naqsy-e Tasyayyu' Dar Wurud wa Gusytaresy-e Eslam be Asia-e Junub-e Syarqi, Majalah Syi-e Syenasyi, vol. 50, hlm. 254.
- ↑ Barani, Barresi-e Naqsy-e Tasyayyu' Dar Wurud wa Gusytaresy-e Eslam be Asia-e Junub-e Syarqi, Majalah Syi-e Syenasyi, vol. 50, hlm. 257.
- ↑ Thusi, Rijāl ath-Thūsī, hlm. 339.
- ↑ Thusi, Rijāl ath-Thūsī, hlm. 359.
- ↑ Himyari, Qurb al-Isnād, hlm. 122.
- ↑ Thusi, Kitāb al-Ghaibah, hlm. 38.
- ↑ Qummi, Safinah al-Bihar, jld. 2, hlm. 244
- ↑ Kulaini, al-Kāfī, jld. 2, hlm. 106 & 107.
- ↑ Ibn 'Anbah, 'Umdah ath-Thālib, hlm. 241.
- ↑ Ibnu Dawud, Kitāb ar-Rijāl, hlm. 136.
- ↑ Syekh Mufid, al-Irsyād, jld. 2, hlm. 214.
- ↑ Thusi, Fehresyt, hlm. 151.
- ↑ Barqi, Rijāl, hlm. 25; Thusi, Rijāl ath-Thūsī, hlm. 339.
- ↑ Thusi, Rijāl ath-Thūsī, hlm. 339.
- ↑ Ali bin Ja'far, Masā'il Ali bin Ja'far wa Mustadrākuhā, hlm. 55-57.
- ↑ Ali bin Ja'far, Masā'il Ali bin Ja'far wa Mustadrākuhā, hlm. 58-65.
- ↑ Najasyi, Rijāl an-Najāsyī, hlm. 252.
- ↑ Thusi, Fehresyt, hlm. 151.
- ↑ Dzahabi, al-'Ibar fī al-Khabar, jld. 1, hlm. 282.
- ↑ Yafi'i, Mirat al-Jinan, jld. 2, hlm.37
- ↑ Faqih Bahr al-Ulum, Anware-e Parakande, jld. 1, hlm. 238-239
- ↑ Majlisi, Raudhah al-Muttaqīn, jld. 14, hlm. 191.
- ↑ Turbat-e Pakan, hlm. 44.
- ↑ Muhaddits Nuri, Khātimah Mustadrak al-Wasā'il, jld. 4, 487.
- ↑ Muhaddits Nuri, Khātimah Mustadrak al-Wasā'il, jld. 4, hlm. 487.
- ↑ Uraidh Nahzatgah-e Emaman Alaihi as-Salām wa Maqbare-e Ali bin Ja'far Alaih as-Salām, hlm. 131.
- ↑ Muhaddits Nuri, Khātimah Mustadrak al-Wasā'il, jld. 4, 487.
Daftar Pustaka
- Ali bin Ja'far. Masā'il Alī bin Ja'far wa Mustadrakātuhā. Riset: Muassasah Āl al-Bait. Qom: Al-Mu'tamar al-'Alami li al-Imam ar-Ridha (as).
- Barani, Muhammad Reza & Muhammad Ali Rabbani. Barresi-e Naqsy-e Tasyayyu' Dar Wurud wa Gusytaresy-e Eslam be Asia-e Junub-e Syarqi. Majalah Syi-e Syenasi. Vol: 50, 1394 HS/2015.
- Barqi. Rijāl al-Barqī. Mansyurat-e Jami'ah Tehran.
- Dzahabi, Syamsuddin. Al-'Ibar fī al-Khabar 'An Ghabar. Riset: Abu Hajir Muhammad as-Sa'id. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah.
- Faqih Bahrul Ulum, Muhammad Mahdi. Anwar-e Parakande. Qom: Entesyarat-e Masjed-e Jamkaran, 1376 HS/1997.
- Himyari, Abdullah bin Ja'far. Qurb al-Isnād. Eslamiyye, 1370 HS/1999.
- Ibn Anbah, Ahmad bin Ali. 'Umdah ath-Thālib fī Ansāb Āl Abī Thālib. Nasyr-e Syarif Radhi, 1380 H.
- Ibn Dawud, Hasan bin Ali. Kitāb al-Rijāl. Qom: asy-Syarif al-Radhi, 1392 H.
- Ibn Thabathaba, Ibrahim bin Nashir bin Thathaba. Muntaqilah ath-Thālibiyyah. Najaf: Mansyurat al-Mathba'ah al-Haidariyyah, 1388 HS/2009.
- Khu'i, Sayyid Abul Qasim. Mu'jam Rijāl al-Hadīts. Markaz-e Nasyr-e Asar-e Syi'e, 1369 HS/1990.
- Majlisi, Muhammad Taqi. Raudhah al-Muttaqīn. Riset: Kusyanpur. Qom, 1399 H.
- Mamaqani. Tanqīh al-Maqāl fī 'Ilm ar-Rijāl. Najaf, 1350 H.
- Masā'il Alī bin Ja'far wa Mustadrakātuhā. Muasasah Āli al-Bait.
- Najjasyi, Ahmad bin Ali. Rijāl an-Najjāsyī. Riset: Sayid Musawi Syubairi Zanjani. Qom: Muassash an-Nasyr al-Islami.
- Nuri, Mirza Husain. Khāthimah Mustadrak al-Wasā'il. Qom: Muassasah Āli al-Bait li Ihya' at-Turats.
- Qummi, Hasan bin Muhammad. Tarikh-e Qom. Riset: Sayid Jalaluddin Tehrani. Teheran: Tus, 1361 HS/1982.
- Qummi, Syekh Abbas. Muntahā al-Āmāl. Ilmi.
- Qummi, Syekh Abbas. Safīnah al-Bihār. Maharat, 1363 HS/1984.
- Raja'i Sayid Mahdi. Al-Mu'aqqabūn min Āl Abī Thālib. Qom: Muassese-e Asyura, 1385 HS/2006.
- Syekh Mufid, Muhammad bin Muhammad. Al-Irsyad fī Ma'rifah Hujaj Allah 'Alā al-'Ibād. Penyunting: Muassasah Āl al-Bait. Qom: Konggere-e Syekh Mufid, cet. 1, 1413 H.
- Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Fahrasyt. Riset: Jawad Qayyumi, cet. 1, 1417 H.
- Thusi, Muhammad bin Hasan. Rijāl ath-Thūsī. Riset: Jawad Qayyumi Isfahani. Qom: Muassasah an-Nasyr al-Islami, 1373 HS/1994.