Doa Keduapuluh Tujuh Doa Shahifah Sajjadiyah

Prioritas: c, Kualitas: c
tanpa referensi
Dari wikishia
Doa Keduapuluh Tujuh Shahifah Sajjadiyah
Informasi Doa dan Ziarah
Nama LainDoa untuk Penjaga Perbatasan
TentangDoa untuk penjaga perbatasan, syarat-syarat penjaga perbatasan, keikutsertaan semua masyarakat dalam membela Islam
Ma’tsur atau TidakMa'tsur
Dinukil dariImam Sajjad as
PeriwayatMutawakkil bin Harun
Sumber-sumber SyiahShahifah Sajjadiyah


Doa Keduapuluh Tujuh Shahifah Sajjadiyah (bahasa Arab:الدعاء السابع والعشرون من الصحيفة السجادية) merupakan salah satu doa Imam Sajjad as yang terkenal tentang para garda depan penjaga perbatasan wilayah Islam.

Dalam doa ini, Imam Ali Zainal Abidin mendoakan stabilitas perbatasan umat Islam dan memohon kepada Allah swt ilmu, kesabaran, keikhlasan, keimanan, ketakwaan dan kelimpahan jumlah penjaga perbatasan. Ia juga meminta partisipasi seluruh umat dalam membela Islam dengan memberikan bantuan kepada Mujahidin dan Penjaga Perbatasan serta mengambil alih tanggungjawab atas keluarganya.

Imam Sajjad as menekankan peran bantuan Ilahiah dalam kemenangan umat Islam dalam perang melawan kaum musyrik, dan menganggap penghancuran orang-orang kafir sebagai landasan masyarakat tauhid.

Jafar Murtadha Amili dalam kitab Siyasah al-Harb fi Du'a Ahl al-Tsughur menjelaskan terkait strategi perang pembelaan perbatasan wilayah Islam, dengan mengacu pada doa keduapuluh tujuh dari Imam Sajjad as ini. Doa ke-27 ini dijelaskan dalam tafsir sejumlah syarah Shahifah Sajjadiyah. Diantaranya seperti dalam kitab Deyar-e 'Asyiqan, karya Husain Anshariyan dan dalam kitab Syuhud wa Syenakht karya oleh Hasan Mamduhi Kermansyahi dalam bahasa Persia, dan dalam buku Riyadh al-Salikin karya Sayid Ali Khan al-Madani dalam bahasa Arab.

Ajaran

Tema asli doa ke-27 Shahifah Sajjadiyah ini adalah doa bagi para penjaga perbatasan Islam sepanjang masa, dan bagi mereka, yang dimohonkan bagi mereka agar Allah swt menganugerahkan ilmu, kesabaran, ketabahan, keikhlasan, kecukupan biaya, kasih sayang, empati, kelimpahan rezeki dan ketersediaan dalam jumlah orang. Menurut Hasan Mamduhi Kermansyahi, doa ini mencakup segalanya, komprehensif, mengandung nilai-nilai ketauhidan, akhlak dan irfan dalam peristiwa pertempuran dan mengajarkan hukum dan etika perang dengan bahasa doa. [1]Ayatullah Ja'far Subhani, salah seorang ulama marja' taklid Syiah berkeyakinan bahwa penggalan doa: اللَّهُمَّ وَ امْزُجْ مِیاهَهُمْ بِالْوَبَا "Ya Allah campurkanlah air-air musuh dengan wabah!" sebagai salah satu mukjizat ilmiah dari doa ini; Karena saat itu belum ada yang mengetahui bahwa wabah penyakit dapat menular melalui air.[2]

Pelajaran-pelajaran dalam doa ini antara lain:

  • Doa untuk stabilitas perbatasan umat Islam
  • Pentingnya menjaga perbatasan dan membela seluruh wilayah Islam (beratnya tugas menjaga perbatasan)
  • Berdoa untuk peningkatan jumlah penjaga perbatasan dan senjata mereka
  • Doa terjalinnya persahabatan antar penjaga perbatasan
  • Doa untuk memperkuat penjaga perbatasan dengan bantuan kesabaran ilahi
  • Doa untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan penjaga perbatasan
  • Menghidupkan kembali ingatan akan akhirat dalam pikiran para penjaga perbatasan agar tidak membelakangi musuh
  • Doa memohon keimanan dan ketakwaan penjaga perbatasan
  • Doa melupakan dunia saat berjihad melawan musuh
  • Doa untuk mengingat surga dan memperhatikan keberkahannya di medan perang
  • kenikmatan-kenikmatan di akhirat sungguh di luar penggambaran
  • Berdoa untuk kelemahan musuh dan ketidakmampuan di medan perang
  • Doa untuk keberhasilan jerih payah mujahidin dan terbentuknya kekuasaan tauhid di seluruh muka bumi
  • Doa untuk mengalahkan musuh di perbatasan Islam
  • Doa untuk kehancuran dan pemberantasan musuh-musuh Allah di seluruh muka bumi
  • Peran bantuan Ilahiah dalam mengatasi musuh
  • Kehancuran orang-orang kafir adalah fondasi masyarakat tauhid.
Doa, Munajat dan Ziarah
  • Doa untuk memperkuat akal umat Islam
  • Doa perkuat pasukan Islam dengan malaikat
  • Merujuk pada pertolongan Allah kepada umat Islam pada perang Badar dengan pasukan malaikat
  • Doa atas penderitaan kaum musyrik kepada kaum musyrik
  • Doa agar kaum musyrik tidak memiliki kemampuan jasmani dan rohani dalam menghadapi kaum muslimin
  • Doa agar Mujahidin mendapat manfaat dari bantuan yang tidak terlihat seperti dalam perang Badar
  • Doa untuk mengabaikan musuh
  • Doa yang baik untuk para pejuang Islam
  • Menjelaskan syarat-syarat pejuang Islam (hindari nafsu popularitas dan kemunafikan)
  • Doa untuk akhir yang bahagia
  • Doa sukses syahid demi kemenangan
  • Meminta imbalan bagi penyelenggara urusan para penyintas penjaga perbatasan
  • Nilai kepedulian terhadap Islam dan niat Jihad melawan musuh
  • Memohon pahala Jihad bagi yang selamat dan yang dimaafkan
  • Memohon untuk didaftarkan nama-nama orang yang selamat dan orang-orang yang dimaafkan dalam golongan orang-orang yang syahid, orang-orang saleh dan orang-orang yang bertakwa
  • Manfaat dan nilai-nilai orang di belakang garis depan membantu para pejuang: keterlibatan seluruh umat Islam dalam membela Islam, dorongan para pejuang dan munculnya semangat yang kuat dan harapan masa depan, persiapan mental umat untuk pertahanan, persatuan dan solidaritas dalam komunitas Muslim[3]

Sayarah-syarah

Terkait syarah atau penjelasan terkait doa ke-27 Shahifah Sajjadiyah ini, telah ditullis dalam sejumlah buku. Diantaranya yang terkenal , adalah: Kitab Siyasah al-Harb fi Du'a Ahl a-Tsaghur karya Ja'far Murtadha Amili yang memuat 14 bab berisi penjelasan strategi perang pembelaan di perbatasan wilayah Islam. [4] Kitab ini diterbitkan pada tahun 1428 H oleh al-Markaz al-Islami al-Dirasah. Demikian pula, terjemahan Persia kitab ini diterbitkan oleh Penerbit Ma’arif pada tahun 1394 HS.

Marzdaran dar Du'a-ye Imam Sajjad as (Penjaga Perbatasan dalam Doa Imam Sajjad as, adalah buku lainnya terkait syarad doa ke-27 ini, yang ditulis oleh Ayatullah Bayat al-Zanjani dalam 42 bab, yang diterbitkan Penerbit Mehr Amirul Mukminin pada tahun 1389 HS. [5]

Demikian pula doa penjaga perbatasan dan syarah-syarah Shahifah Sajjadiyah lainnya seperti Deyare Asyeqan, karya Husain Anshariyan [6] dan dalam kitab Syuhud wa Syenakht karya oleh Hasan Mamduhi Kermansyahi[7] dan Syarah wa Tarjameh Shahifah Sajjadiyah karya Sayid Ahmad Fahri[8] dalam bahasa Persia.

Doa ke-27 Shahifah Sajjadiyyah juga terdapat dalam kitab seperti kitab Riyadh al-Salikin karya Sayid Ali Khan al-Madani,[9] kitab Fi Zhilal al-Shahifah al-Sajadiyah karya Muhammad Jawad Mughniyah,[10] Riyadh al-'Arifin karya Muhammad bin Muhammad al-Darabi[11] dan Afaq al-Ruh ditulis oleh Sayid Muhammad Husain Fadhlullah[12] yang ditulis dalam bahasa Arab.

Kata-kata doa ini juga dijelaskan dalam tafsir lughawi, seperti dalam kitab Ta’liqat ‘ala al-Shahifa al-Sajjadiyah oleh Faidh Kasyani[13] dan Tafsir al-Shahifah al-Sajadiyah oleh 'Aza al-Din al-Jazairi.[14]

Catatan Kaki

Daftar Pustaka