Lompat ke isi

Konsep:Ibnu al-Kawwa'

Dari wikishia
Ibnu al-Kawwa'
Nama LengkapAbdullah bin Amr al-Yashkuri
JulukanShalih al-Hanafi
GelarIbnu al-Kawwa'
Tempat TinggalKufah
AktivitasMemimpin arus Peristiwa Tahkim dan Khawarij, serta mengundurkan diri dari Perang Nahrawan


Ibnu al-Kawwa' (bahasa Arab:ابن الکوّاء) adalah salah satu prajurit Imam Ali as dalam Perang Shiffin yang menjadi fasilitator terjadinya peristiwa Tahkim dan kemudian menjadi salah satu pemimpin Khawarij. Ia termasuk orang yang menentang penunjukan Ibnu Abbas sebagai arbitrator dari pihak Imam Ali as dan menggantikannya dengan Abu Musa al-Asy'ari. Setelah peristiwa Tahkim, Ibnu al-Kawwa' memisahkan diri dari pasukan Imam Ali as bersama para pengikutnya dan membentuk kelompok Khawarij dengan memimpin kaum tersebut. Sebagian sejarawan meyakini bahwa ia memisahkan diri dari Khawarij setelah berdialog dengan Imam as; meskipun ada juga yang berpendapat bahwa ia terbunuh dalam Perang Nahrawan.

Sebagian ahli hadis Ahlusunah tidak menganggapnya shahih al-hadits (hadisnya sahih/benar), dan ahli hadis Syiah juga mencelanya. Banyak pertanyaan yang ia ajukan kepada Imam Ali as tercatat dalam sumber-sumber sejarah. Tujuan ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut dianggap sebagai bentuk permusuhan dan upaya untuk mengganggu serta menyakiti Imam Ali as.

Pada masa Khalifah Ketiga, Ibnu al-Kawwa' diasingkan ke Syam bersama beberapa sahabat Imam Ali as. Dialog-dialognya dengan Muawiyah bin Abu Sufyan juga disebutkan dalam sumber-sumber sejarah.

Pengenalan Singkat

Abu Amr Abdullah bin Amr al-Yashkuri[1] atau Abdullah bin Abi Aufa[2] dari kabilah Bani Kinanah,[3] dikenal dengan nama Ibnu al-Kawwa'[4] yang juga disebut Shalih al-Hanafi.[5]

Sebagian peneliti berpendapat bahwa tidak ada informasi mengenai tanggal lahir dan kematiannya;[6] namun sebagian lainnya menyebutkan waktu kematiannya pada Tahun 80 H.[7] Ada yang berpendapat bahwa ia terbunuh dalam Perang Nahrawan pada Tahun 38 H;[8] namun sumber-sumber lain menyebutkan kehadirannya pada tahun-tahun berikutnya; misalnya Muawiyah dalam sebuah surat pada Tahun 42 H meminta gubernurnya di Kufah untuk memaksa beberapa orang seperti Ibnu al-Kawwa' agar mengikuti Salat Jamaah;[9] selain itu, Ibnu al-Kawwa' berperan dalam pemecatan Abdullah bin 'Amir dari pemerintahan Basrah pada Tahun 44 H[10] dengan menjelek-jelekkannya di hadapan Muawiyah.[11]

Ia termasuk orang-orang yang pada masa Khalifah Ketiga, Utsman bin Affan, diasingkan ke wilayah Damaskus bersama beberapa orang lainnya seperti Malik al-Asytar dan Kumail bin Ziyad karena menentang gubernur Kufah.[12] Pertanyaan-pertanyaan Muawiyah kepadanya mengenai kepribadiannya sendiri terekam dalam sumber-sumber sejarah; sebagian menyebutkan pujiannya terhadap Muawiyah[13] dan sebagian lain menyebutkan protes dan kritiknya terhadap Muawiyah;[14] juga disebutkan pertanyaan-pertanyaan Muawiyah kepadanya terkait penduduk wilayah-wilayah Islam, termasuk Kufah, Basrah, Mosul (kota di Iraq), Mesir, Jazirah, dan Syam.[15]

Peran dalam Peristiwa Tahkim

Ibnu al-Kawwa' pada awalnya adalah pengikut Imam Ali as dalam Perang Shiffin, namun kemudian dengan peranannya dalam Peristiwa Tahkim, ia menjadi penentang Imam dan bergabung dengan pasukan Khawarij.[16] Penulis kitab Tarikh al-Islam meyakini bahwa ia bersama Syabats bin Rib'i adalah orang-orang pertama yang mengangkat isu hukum Allah dengan slogan La Hukma Illa Lillah (Tiada hukum selain hukum Allah) selama Perang Shiffin.[17]

Ia menentang perwakilan Ibnu Abbas untuk Tahkim dengan alasan kekerabatan Ibnu Abbas dengan Imam Ali as[18] dan merupakan pemimpin orang-orang yang memaksakan Abu Musa al-Asy'ari kepada Imam untuk menggantikan Ibnu Abbas.[19] Bahkan sebagian orang meyakini bahwa dialah yang mengirim Abu Musa al-Asy'ari untuk Tahkim.[20]

Kepemimpinan Khawarij

Setelah kembali dari Perang Shiffin, karena protes terhadap penerimaan Tahkim oleh Imam Ali as, Ibnu al-Kawwa' memisahkan diri dari pasukan Imam bersama delapan ribu atau 12 ribu orang[21] dan pergi ke wilayah Harura yang berjarak setengah farsakh dari Kufah.[22] Karena alasan inilah ia dan para pengikutnya dikenal dalam sejarah sebagai kelompok Haruriyah.[23] Ibnu al-Kawwa' bersama Abdullah bin Wahab al-Rasibi dan Syabats bin Rib'i mengambil alih kepemimpinan kaum ini[24] dan Ibnu al-Kawwa' dipilih sebagai Imam Jamaah bagi mereka.[25]

Setelah mengirim Ibnu Abbas[26] dan Sha'sha'ah bin Shauhan,[27] Imam Ali as sendiri pergi ke Harura dan berdebat dengan Ibnu al-Kawwa'.[28] Imam as bertanya kepada Ibnu al-Kawwa' alasan penentangannya setelah sebelumnya menerima Kekhalifahan dan Jihad.[29] Ia mengemukakan penerimaan Tahkim oleh Imam sebagai alasan penentangan dirinya dan para pengikutnya. Imam as menjawabnya[30] dan setelah berdialog, Imam meminta mereka untuk kembali ke Kufah.[31] Ibnu al-Kawwa' bersama empat ribu orang[32] atau seluruh Khawarij kembali ke Kufah;[33] namun setelah beberapa waktu mereka keluar dari Kufah dan memberontak.[34]

Ibnu al-Kawwa' menjadi pemimpin Khawarij selama tujuh bulan, dan setelah beberapa waktu, ia bersama 2000 pengikutnya[35] memisahkan diri dari kelompok Khawarij pada saat debat dengan Imam[36] atau pada hari Perang Nahrawan[37] dan kembali ke rumah mereka. Sebagian berpendapat bahwa Ibnu al-Kawwa' mengundurkan diri dari partisipasi dalam Perang Nahrawan[38] dan sebagian lain meyakini bahwa ia bergabung dengan pasukan Imam Ali as;[39] sementara sumber lain menganggapnya sebagai bagian dari pasukan Khawarij dan meyakini bahwa ia terbunuh dalam perang tersebut.[40]

Banyak Bertanya kepada Imam Ali as

Ibnu al-Kawwa' dikenal sebagai orang yang banyak mengajukan pertanyaan kepada Imam Ali as.[41] Sumber-sumber sejarah menyebutkan pertanyaan, debat, dan dialognya dengan Imam; penulis kitab Al-Gharat mendedikasikan sebagian bukunya untuk pertanyaan-pertanyaan Ibnu al-Kawwa' kepada Ali as.[42]

Setelah Imam Ali as meminta orang-orang di sekitarnya untuk bertanya sebelum mereka kehilangan beliau (Saluni Qabla an Tafqiduni), Ibnu al-Kawwa' mengajukan pertanyaan mengenai makna beberapa ayat Al-Qur'an;[43] sebagaimana pada waktu-waktu yang berbeda, ia juga bertanya kepada Imam tentang makna dan Tafsir ayat-ayat lainnya;[44] Di antaranya adalah pertanyaan tentang tafsir ayat 103 dan 104 Surah Al-Kahf yang dijawab oleh Imam Ali as: "Mereka adalah orang-orang kafir Ahli Kitab. Pendahulu mereka berada dalam kebenaran, tetapi setelah itu mereka membuat bidah-bidah dalam agama mereka dan menyekutukan (Syirik) Allah. Mereka berusaha keras dalam Ibadah dan menyangka mereka memiliki kedudukan penting. Kelompok ini merugi dan tidak mendapat manfaat dari amal perbuatan mereka. Padahal mereka menyangka sedang berbuat kebaikan."[45] Saat itu Ali as mengeraskan suaranya dan bersabda: "Ahli Nahrawan pun besok tidak akan jauh dari mereka dan akan mengalami nasib yang sama." Setelah itu Ibnu al-Kawwa' berkata: "Aku tidak menganggap siapa pun selain engkau sebagai Imam dan tidak akan bertanya kepada orang lain." Amirul Mukminin as pun menjawab: "Jika demikian, amalkanlah konsekuensi dari ucapanmu ini."[46] Tentu saja, menurut sebagian laporan, kemudian hari pada Perang Nahrawan, salah satu sahabat Imam memprotes Ibnu al-Kawwa' dengan merujuk pada ucapan ini: "Bagaimana bisa kemarin engkau bertanya kepada Imam dan hari ini engkau memeranginya?".[47]

Dalam sebagian dialognya dengan Ibnu al-Kawwa', setelah mencelanya, Imam menganggapnya sebagai salah satu pengingkar beberapa ayat Al-Qur'an.[48]

Ibnu al-Kawwa' juga mengajukan pertanyaan lain kepada Imam Ali as; termasuk alasan memerangi sahabat seperti Thalhah dan Zubair,[49] jarak antara bumi dan langit,[50] barat dan timur,[51] hakikat Baitul Makmur,[52] noda hitam di tengah bulan,[53] identitas Dzulqarnain,[54] dan hal-hal lainnya.[55]

Tujuan Bertanya

Meskipun Ibnu al-Kawwa' menyatakan tujuannya bertanya kepada Imam Ali as adalah untuk mendapatkan pengetahuan,[56] namun sebagian orang meyakini bahwa pertanyaan-pertanyaan Ibnu al-Kawwa' bertujuan untuk menyusahkan Imam Ali as dan tidak memiliki tujuan untuk memahami kebenaran;[57] Imam juga mencelanya dalam menjawab banyak pertanyaan;[58] bahkan dalam satu kasus, Imam secara eksplisit meminta Ibnu al-Kawwa' untuk bertanya demi pengetahuan, bukan dengan niat mengganggu Imam.[59]

Ibnu al-Kawwa' terkadang mengambil sikap menentang sebagian jawaban Imam Ali as[60] dan dalam beberapa kasus juga berbicara dengan sindiran kepada beliau; misalnya ketika Imam berbicara tentang amalan yang beliau pelajari dari Nabi saw dan mengamalkannya, Ibnu al-Kawwa' bertanya apakah beliau tidak meninggalkannya bahkan di Perang Shiffin? Imam menjawab dengan tegas bahwa beliau tidak meninggalkannya bahkan dalam perang tersebut.[61] Atau saat Wudu, ketika Imam melarangnya dari pemborosan air, ia menyindir dengan mengatakan bahwa itu tidak lebih banyak dari darah Muslim yang telah ditumpahkan.[62]

Kedudukan dalam Ilmu Rijal

Ibnu al-Kawwa' dianggap sebagai orator,[63] ulama, dan ahli nasab[64] terkenal pada masa awal Islam,[65] serta termasuk qari Kufah;[66] sebagian lainnya memperkenalkannya sebagai penyair dan menukil syair-syair yang dinisbatkan kepadanya dalam buku-buku mereka.[67] Mereka juga menganggapnya sebagai penulis buku di berbagai bidang dan menyebutkan sebagian bukunya.[68]

Dikatakan bahwa sebagian ahli hadis Ahlusunah tidak menganggap riwayat yang dinukil darinya sebagai sahih,[69] dan ahli hadis Syiah juga memperkenalkannya sebagai Khawarij yang terlaknat.[70] Azizullah Atharudi menganggapnya sebagai orang yang jahat, bermulut kotor, dan lancang.[71]

Beberapa ulama Ahlusunah menganggapnya sebagai Syiah dan termasuk sahabat Imam Ali as.[72]

Catatan Kaki

  1. Ibnu Hazm, Jamharah Ansab al-Arab, 1403 H, hlm. 308; Ibnu Hajar, Al-Ishabah, 1403 H, jld. 5, hlm. 73.
  2. Thabari, Tarikh Thabari, 1387 H, jld. 5, hlm. 212; Ibnu al-Faqih, Al-Buldan, 1416 H, hlm. 181; Tsaqafi Kufi, Al-Gharat, 1353 HS, jld. 2, hlm. 737.
  3. Ibnu Kalbi, Jamharah al-Nasab, 1407 H, hlm. 563.
  4. Ibnu Hajar, Al-Ishabah, 1403 H, jld. 5, hlm. 73.
  5. Ibnu Nadim, Al-Fihrist, Beirut, hlm. 133; Baghdadi, Hadiyah al-Arifin, 1951 M, jld. 1, hlm. 438.
  6. Rahimlu, Da'irah al-Ma'arif Bozorg Eslami, entri «Ibn al-Kawwa'», 1370 HS, jld. 4, hlm. 528.
  7. Sezgin, Tarikh al-Turats al-Arabi, 1412 H, bag. 2, jld. 1, hlm. 38.
  8. Ibnu Syahr Asyub, Manaqib Al Abi Thalib, 1379 H, jld. 2, hlm. 301; Thabrisi, Al-Ihtijaj, 1403 H, jld. 1, hlm. 261.
  9. Thabari, Tarikh Thabari, 1387 H, jld. 5, hlm. 179; Ibnu Khaldun, Tarikh Ibnu Khaldun, 1408 H, jld. 3, hlm. 7.
  10. Thabari, Tarikh Thabari, 1387 H, jld. 5, hlm. 212.
  11. Thabari, Tarikh Thabari, 1387 H, jld. 5, hlm. 212; Ibnu Khaldun, Tarikh Ibnu Khaldun, 1408 H, jld. 3, hlm. 8; Ibnu Jauzi, Al-Muntazham, 1412 H, jld. 5, hlm. 209.
  12. Thabari, Tarikh Thabari, 1387 H, jld. 4, hlm. 217; Mas'udi, Muruj al-Dzahab, 1409 H, jld. 3, hlm. 40; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, 1415 H, jld. 24, hlm. 84; Mamaqani, Tanqih al-Maqal, 1431 H, jld. 36, hlm. 27.
  13. Ibnu Atsir, Al-Kamil, 1385 H, jld. 3, hlm. 144.
  14. Mas'udi, Muruj al-Dzahab, 1409 H, jld. 3, hlm. 40.
  15. Ibnu al-Faqih, Al-Buldan, 1416 H, hlm. 181; Yaqut Hamawi, Mu'jam al-Buldan, Beirut, jld. 1, hlm. 47; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, 1415 H, jld. 1, hlm. 359.
  16. Ibnu al-Faqih, Al-Buldan, 1416 H, hlm. 181; Qummi, Al-Kuna wa al-Alqab, 1368 HS, hlm. 383; Sezgin, Tarikh al-Turats al-Arabi, 1412 H, bag. 2, jld. 1, hlm. 38.
  17. Dzahabi, Tarikh al-Islam, 1413 H, jld. 3, hlm. 554.
  18. Minqari, Waq'ah Shiffin, 1382 H, hlm. 502.
  19. Minqari, Waq'ah Shiffin, 1382 H, hlm. 502.
  20. Rahimlu, Ibn al-Kawwa', mengutip dari Ibnu Abd Rabbih, jld. 4, hlm. 351.
  21. Ya'qubi, Tarikh Ya'qubi, Beirut, jld. 2, hlm. 191.
  22. Ya'qubi, Tarikh Ya'qubi, Beirut, jld. 2, hlm. 191.
  23. Ya'qubi, Tarikh Ya'qubi, Beirut, jld. 2, hlm. 191.
  24. Ya'qubi, Tarikh Ya'qubi, Beirut, jld. 2, hlm. 191.
  25. Abul Faraj Isfahani, Al-Aghani, 1994 M, jld. 14, hlm. 437; Ibnu Hajar Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, 1325 H, jld. 4, hlm. 303.
  26. Ya'qubi, Tarikh Ya'qubi, Beirut, jld. 2, hlm. 191; Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, 1407 H, jld. 7, hlm. 280.
  27. Baladzuri, Ansab al-Asyraf, 1417 H, jld. 2, hlm. 353.
  28. Ibnu Khaldun, Tarikh Ibnu Khaldun, 1408 H, jld. 2, hlm. 635.
  29. Dinawari, Akhbar al-Thiwal, 1368 H, hlm. 208; Ibnu Maskawaih, Tajarib al-Umam, 1379 HS, jld. 1, hlm. 559.
  30. Thabari, Tarikh Thabari, 1387 H, jld. 5, hlm. 65-66; Ibnu Jauzi, Tadzkirah al-Khawwash, 1418 H, hlm. 96; Ibnu Khaldun, Tarikh Ibnu Khaldun, 1408 H, jld. 2, hlm. 635.
  31. Ya'qubi, Tarikh Ya'qubi, Beirut, jld. 2, hlm. 191.
  32. Dzahabi, Tarikh al-Islam, 1413 H, jld. 3, hlm. 591.
  33. Ibnu Khaldun, Tarikh Ibnu Khaldun, 1408 H, jld. 2, hlm. 635.
  34. Ya'qubi, Tarikh Ya'qubi, Beirut, jld. 2, hlm. 191.
  35. Maqdisi, Al-Bad' wa al-Tarikh, Beirut, hlm. 223-224.
  36. Irbili, Kasyf al-Ghummah, 1381 H, jld. 1, hlm. 265.
  37. Baghdadi, Al-Farq bain al-Firaq, 1408 H, hlm. 57.
  38. Baladzuri, Ansab al-Asyraf, 1417 H, jld. 2, hlm. 362, 375.
  39. Irbili, Kasyf al-Ghummah, 1381 H, jld. 1, hlm. 265; Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, 1407 H, jld. 7, hlm. 281.
  40. Ibnu Syahr Asyub, Manaqib Al Abi Thalib, 1379 H, jld. 2, hlm. 301; Thabrisi, Al-Ihtijaj, 1403 H, jld. 1, hlm. 261.
  41. Ibnu Duraid, Al-Isytiqaq, 1387 H, hlm. 340; Ibnu Atsir, Al-Murashsha', 1412 H, hlm. 258.
  42. Tsaqafi Kufi, Al-Gharat, 1353 HS, jld. 1, hlm. 178-182.
  43. Abul Faraj Isfahani, Al-Aghani, 1994 M, jld. 15, hlm. 101.
  44. Kulaini, Al-Kafi, 1429 H, jld. 1, hlm. 184, jld. 2, hlm. 49; Maqrizi, Imta' al-Asma', 1420 H, jld. 12, hlm. 134; Thabrisi, Al-Ihtijaj, 1403 H, jld. 1, hlm. 227; Tsaqafi Kufi, Al-Gharat, 1353 HS, jld. 1, hlm. 178.
  45. Tsaqafi Kufi, Al-Gharat, 1353 HS, jld. 1, hlm. 181.
  46. Tsaqafi Kufi, Al-Gharat, 1353 HS, jld. 1, hlm. 181.
  47. Thabrisi, Al-Ihtijaj, 1403 H, jld. 1, hlm. 261.
  48. Ibnu Sa'ad, Thabaqat al-Kubra, 1410 H, jld. 3, hlm. 168.
  49. Ibnu Qutaibah al-Dinawari, Al-Imamah wa al-Siyasah, 1410 H, jld. 1, hlm. 99.
  50. Syarif Murtadha, Amali, 1998 M, jld. 1, hlm. 274.
  51. Tsaqafi Kufi, Al-Gharat, 1353 HS, jld. 1, hlm. 180.
  52. Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, 1407 H, jld. 1, hlm. 41; Kohlberg, Perpustakaan Ibnu Thawus, 1371 HS, hlm. 349.
  53. Thabari, Tarikh Thabari, 1387 H, jld. 1, hlm. 76.
  54. Shalihi al-Syami, Subul al-Huda, 1414 H, jld. 2, hlm. 348; Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jld. 12, hlm. 180.
  55. Khatib Baghdadi, Tarikh Baghdad, 1417 H, jld. 12, hlm. 62; Nasafi, Al-Qand fi Dzikr Ulama Samarqand, 1420 H, hlm. 233.
  56. Tsaqafi Kufi, Al-Gharat, 1353 HS, jld. 1, hlm. 179.
  57. Rahimlu, Da'irah al-Ma'arif Bozorg Eslami, entri «Ibn al-Kawwa'», 1370 HS, jld. 4, hlm. 529.
  58. Sebagai contoh lihat: Thabari, Tarikh Thabari, 1387 H, jld. 1, hlm. 75; Ibnu Hajar, Al-Ishabah, 1415 H, jld. 8, hlm. 268; Daruquthni, Al-Mu'talif wa al-Mukhtalif, 1406 H, jld. 4, hlm. 1826; Tsaqafi Kufi, Al-Gharat, 1353 HS, jld. 1, hlm. 179.
  59. Mar'asyi, Ihqaq al-Haq, 1409 H, jld. 7, hlm. 587.
  60. Rahimlu, Da'irah al-Ma'arif Bozorg Eslami, entri «Ibn al-Kawwa'», 1370 HS, jld. 4, hlm. 529.
  61. Ibnu Sa'ad, Thabaqat al-Kubra, 1410 H, jld. 8, hlm. 21; Baladzuri, Ansab al-Asyraf, 1417 H, jld. 2, hlm. 156; Ibnu Hajar, Al-Ishabah, 1415 H, jld. 8, hlm. 268; Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, 1407 H, jld. 6, hlm. 333.
  62. Syusytari, Qamus al-Rijal, 1410 H, jld. 6, hlm. 563.
  63. Jahizh, Al-Burshan, 1410 H, hlm. 89.
  64. Ibnu Qutaibah, Al-Ma'arif, 1992 M, hlm. 535; Ibnu Nadim, Al-Fihrist, Beirut, hlm. 133.
  65. Sezgin, Tarikh al-Turats al-Arabi, 1412 H, bag. 2, jld. 1, hlm. 38.
  66. Dinawari, Al-Akhbar al-Thiwal, 1368 HS, hlm. 191.
  67. Minqari, Waq'ah Shiffin, 1382 H, hlm. 295.
  68. Baghdadi, Hadiyah al-Arifin, 1951 M, jld. 1, hlm. 438.
  69. Rahimlu, Da'irah al-Ma'arif Bozorg Eslami, entri «Ibn al-Kawwa'», 1370 HS, jld. 4, hlm. 530.
  70. Sebagai contoh lihat: Thusi, Rijal Thusi, 1373 HS, hlm. 75; Hilli, Rijal Hilli, 1402 H, hlm. 236; Syusytari, Qamus al-Rijal, jld. 6, hlm. 563; Qummi, Al-Kuna wa al-Alqab, 1368 HS, jld. 1, hlm. 395.
  71. Atharudi, Al-Gharat wa Syarh Hal A'lam An, 1373 HS, hlm. 352.
  72. Ibnu Nadim, Al-Fihrist, Beirut, hlm. 133.

Daftar Pustaka

  • Abul Faraj Isfahani, Ali bin al-Husain, Al-Aghani. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, 1994 M.
  • Atharudi, Azizullah. Al-Gharat wa Syarh Hal A'lam An. Teheran: Entesyarat Atharud, 1373 HS.
  • Baghdadi, Abdul Qahir. Al-Farq bain al-Firaq wa Bayan al-Firqah al-Najiyah minhum. Beirut: Dar al-Jil, 1408 H.
  • Baghdadi, Ismail. Hadiyah al-Arifin, Asma al-Muallifin wa Atsar al-Mushannifin. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, 1951 M.
  • Baladzuri, Ahmad bin Yahya bin Jabir. Ansab al-Asyraf, Tahqiq Suhail Zakkar dan Riyadh Zarkali. Beirut: Dar al-Fikr, 1417 H.
  • Daruquthni, Ali bin Umar. Al-Mu'talif wa al-Mukhtalif, Tahqiq Ibnu Abdul Qadir. Beirut: Dar al-Maghrib al-Islami, 1406 H.
  • Dinawari, Abu Hanifah Ahmad bin Dawud. Al-Akhbar al-Thiwal, Tahqiq Abdul Mun'im Amir. Qom: Mansyurat al-Radhi, 1368 HS.
  • Dzahabi, Syamsuddin Muhammad bin Ahmad. Tarikh al-Islam wa Wafayat al-Masyahir wa al-A'lam, Tahqiq Umar Abdul Salam Tadmuri. Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, cetakan kedua, 1413 H.
  • Hilli, Hasan bin Yusuf. Rijal al-Allamah al-Hilli. Qom: Al-Syarif al-Radhi, cetakan kedua, 1402 H.
  • Ibnu al-Faqih, Ahmad bin Muhammad bin Ishaq. Kitab al-Buldan, Tahqiq Yusuf al-Hadi. Beirut: Alam al-Kutub, 1416 H.
  • Ibnu Asakir, Ali bin Hasan. Tarikh Madinah Dimasyq, Tahqiq Ali Syiri. Beirut: Dar al-Fikr, 1415 H.
  • Ibnu Atsir Jazari, Ali bin Muhammad. Al-Kamil fi al-Tarikh. Beirut: Dar Shadir, 1385 H.
  • Ibnu Atsir, Mubarak bin Muhammad. Al-Murashsha' fi al-Aba' wa al-Ummahat wa al-Abna' wa al-Banat.... Beirut: Alam al-Kutub, 1412 H.
  • Ibnu Duraid, Muhammad bin Hasan. Al-Isytiqaq, Tahqiq Abdul Salam Muhammad Harun. Kairo: Maktabah al-Khanji, 1387 H.
  • Ibnu Hajar Asqalani, Ahmad bin Ali. Al-Ishabah fi Tamyiz al-Sahabah, Tahqiq Adil Ahmad Abdul Maujud dan Ali Muhammad Muawwadh. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1415 H.
  • Ibnu Hajar Asqalani, Ahmad bin Ali. Tahdzib al-Tahdzib. Beirut: Dar Shadir, 1325 H.
  • Ibnu Hazm, Ali bin Ahmad bin Sa'id. Jamharah Ansab al-Arab, Tahqiq Lajnah min al-Ulama. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1403 H.
  • Ibnu Jauzi, Abdurrahman bin Ali. Al-Muntazham fi Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Tahqiq Muhammad Abdul Qadir Atha dan Musthafa Abdul Qadir Atha. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1412 H.
  • Ibnu Jauzi, Sibth. Tadzkirah al-Khawwash min al-Ummah fi Dzikr Khasha'ish al-Aimmah. Qom: Mansyurat Radhi, 1418 H.
  • Ibnu Kalbi, Hisyam bin Muhammad. Jamharah al-Nasab, tanpa tempat, Alam al-Kutub, 1407 H.
  • Ibnu Katsir, Ismail bin Umar. Al-Bidayah wa al-Nihayah. Beirut: Dar al-Fikr, 1407 H.
  • Ibnu Khaldun, Abdurrahman bin Muhammad. Diwan al-Mubtada' wa al-Khabar fi Tarikh al-Arab wa al-Barbar..., Tahqiq Khalil Syahadah. Beirut: Dar al-Fikr, cetakan kedua, 1408 H.
  • Ibnu Maskawaih, Abu Ali Maskawaih al-Razi. Tajarib al-Umam, Tahqiq Abul Qasim Imami. Teheran: Soroush, 1379 HS.
  • Ibnu Nadim, Muhammad bin Ishaq. Al-Fihrist. Beirut: Dar al-Ma'rifah, tanpa tahun.
  • Ibnu Qutaibah Dinawari, Abdullah bin Muslim. Al-Imamah wa al-Siyasah (Tarikh al-Khulafa), Tahqiq Ali Syiri. Beirut: Dar al-Adhwa, 1410 H.
  • Ibnu Qutaibah Dinawari, Abdullah bin Muslim. Al-Ma'arif, Tahqiq Tsarwat Ukasyah. Kairo: Al-Hai'ah al-Mishriyah al-Ammah lil Kitab, cetakan kedua, 1992 M.
  • Ibnu Sa'ad, Muhammad. Al-Thabaqat al-Kubra, Tahqiq Muhammad Abdul Qadir Atha. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1410 H.
  • Ibnu Syahr Asyub Mazandarani, Muhammad bin Ali. Manaqib Al Abi Thalib as. Qom: Nashr Allamah, 1379 H.
  • Irbili, Ali bin Isa. Kasyf al-Ghummah fi Ma'rifah al-Aimmah. Tabriz: Bani Hasyimi, 1381 H.
  • Jahizh, Amr bin Bahr. Al-Burshan wa al-Urjan wa al-Umyan wa al-Haulan. Beirut: Dar al-Jil, 1410 H.
  • Khatib Baghdadi, Ahmad bin Ali. Tarikh Baghdad. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1417 H.
  • Kohlberg, Etan. Perpustakaan Ibnu Thawus dan Kondisi serta Karyanya. Qom: Perpustakaan Umum Ayatullah Mar'asyi Najafi, 1371 HS.
  • Kulaini, Abu Ja'far Muhammad bin Ya'qub. Al-Kafi. Qom: Dar al-Hadits, 1429 H.
  • Majlisi, Muhammad Baqir bin Muhammad Taqi. Bihar al-Anwar al-Jami'ah li Durar Akhbar al-Aimmah al-Athhar. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, cetakan kedua, 1403 H.
  • Mamaqani, Abdullah. Tanqih al-Maqal fi Ilm al-Rijal. Qom: Yayasan Al al-Bait as Li Ihya al-Turats, 1431 H.
  • Maqdisi, Muthahhar bin Thahir. Al-Bad' wa al-Tarikh. Beirut: Maktabah al-Tsaqafah al-Diniyah, tanpa tahun.
  • Maqrizi, Ahmad bin Ali. Imta' al-Asma' bima lil Nabi min al-Ahwal wa al-Amwal wa al-Hafadah wa al-Mata', Tahqiq Muhammad Abdul Hamid al-Numaisi. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1420 H.
  • Mar'asyi, Qadhi Nurullah. Ihqaq al-Haq wa Izhaq al-Bathil. Qom: Maktabah Ayatullah al-Mar'asyi al-Najafi, 1409 H.
  • Mas'udi, Ali bin al-Husain. Muruj al-Dzahab wa Ma'adin al-Jauhar, Tahqiq As'ad Daghir. Qom: Dar al-Hijrah, cetakan kedua, 1409 H.
  • Minqari, Nashr bin Muzahim. Waq'ah Shiffin, Tahqiq Abdul Salam Muhammad Harun. Kairo: Al-Muassasah al-Arabiyah al-Haditsah, cetakan kedua, 1382 H.
  • Nasafi, Umar bin Muhammad. Al-Qand fi Dzikr Ulama Samarqand, Tahqiq Yusuf Gharawi. Teheran: Daftar Nashr Miras Maktub, 1420 H.
  • Qummi, Abbas. Al-Kuna wa al-Alqab. Teheran: Maktabah al-Shadr, cetakan ke-5, 1368 HS.
  • Rahimlu, Yusuf. «Ibn al-Kawwa'». Da'irah al-Ma'arif Bozorg Eslami, jld. 4. Teheran: Markaz Da'irah al-Ma'arif Bozorg Eslami, 1370 HS.
  • Sezgin, Fuat. Tarikh al-Turats al-Arabi. Qom: Perpustakaan Umum Ayatullah Mar'asyi Najafi, cetakan kedua, 1412 H.
  • Shalihi al-Syami, Muhammad bin Yusuf. Subul al-Huda wa al-Rasyad fi Sirah Khair al-Ibad, Tahqiq Adil Ahmad Abdul Maujud dan Ali Muhammad Muawwadh. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1414 H.
  • Syarif Murtadha, Amali. Kairo: Dar al-Fikr al-Arabi, 1998 M.
  • Syusytari, Muhammad Taqi. Qamus al-Rijal. Qom: Yayasan al-Nasyr al-Islami, cetakan kedua, 1410 H.
  • Thabari, Muhammad bin Jarir. Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Tahqiq Muhammad Abul Fadhl Ibrahim. Beirut: Dar al-Turats, 1387 H.
  • Thabrisi, Abu Manshur. Al-Ihtijaj. Masyhad: Nashr al-Murtadha, 1403 H.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Rijal al-Thusi. Qom: Yayasan al-Nasyr al-Islami, cetakan ke-3, 1373 HS.
  • Tsaqafi Kufi, Ibrahim bin Muhammad. Al-Gharat, Tahqiq Jalaluddin Husaini Urmawi. Teheran: Anjuman Atsar Melli, 1353 HS.
  • Ya'qubi, Ahmad bin Abi Ya'qub. Tarikh Ya'qubi. Beirut: Dar Shadir, tanpa tahun.
  • Yaqut Hamawi, Yaqut bin Abdullah. Mu'jam al-Buldan Beirut: Dar Shadir, cetakan kedua, tanpa tahun.