Hurqush bin Zuhair
Hurqush bin Zuhair' adalah salah seorang sahabat Nabi yang memprotes pembagian ghanimah oleh Rasulullah saw setelah Perang Hunain. Dia juga ikut serta dalam pasukan Imam Ali as selama Perang Siffin, namun setelah Peristiwa Tahkim, dia bergabung dengan Khawarij dan akhirnya tewas dalam Perang Nahrawan.
Hurqush dikenal sebagai orang yang sangat rajin beribadah; hingga bekas sujud terlihat jelas di dahinya, dan para sahabat Nabi saw sering terheran-heran dengan ibadahnya yang begitu tekun. Meskipun demikian, dalam beberapa riwayat, dia disebut sebagai salah satu makhluk terburuk. Bahkan, Rasulullah saw pernah memerintahkan untuk membunuhnya. Dia dijuluki Dzuts-Tsudayyah (yang memiliki payudara) karena memiliki payudara atau benjolan seperti payudara wanita.
Kedudukan dan Kepentingan
Hurqush bin Zuhair, yang dijuluki Dzuts-Tsudayyah, adalah salah satu sahabat Nabi saw.[1] Secara lahiriah, dia adalah seorang Muslim,[2] dan ibadahnya begitu tekun sehingga para sahabat Nabi saw merasa heran.[3] Menurut Syekh Mufid, bekas sujud terlihat jelas di dahinya.[4] Meskipun demikian, dalam beberapa riwayat, dia disebut sebagai makhluk terburuk[5] dan dikatakan bahwa tanda setan terlihat di wajahnya.[6] Menurut Syekh Shaduq, Hurqush bin Zuhair adalah kakek dari Ahmad bin Hanbal, dan pembunuhannya oleh Imam Ali as dalam Perang Nahrawan menjadi penyebab permusuhan Ahmad terhadap Ali bin Abi Thalib.[7]
Protes terhadap Rasulullah saw dalam Pembagian Ghanimah
Berdasarkan riwayat yang terdapat dalam kitab-kitab tafsir Syiah dan Sunni, Hurqush menganggap pembagian ghanimah dari Perang Hunain oleh Rasulullah saw sebagai tidak adil. Rasulullah saw menjawabnya: "Celaka kamu! Siapa lagi yang bisa berbuat adil selain aku?" Umar bin Khattab ingin membunuhnya, namun Rasulullah saw melarangnya.[8] Syekh Mufid juga menceritakan peristiwa ini tanpa menyebut nama Hurqush.[9]
Menurut laporan Ibnu Hajar Al-Asqalani, seorang penulis biografi sahabat dari kalangan Ahlus Sunnah, Rasulullah saw pernah memerintahkan untuk membunuh Hurqush selama hidupnya, namun beberapa sahabat enggan melakukannya karena Hurqush sedang sibuk shalat.[10] Selain itu, menurut riwayat yang dikutip oleh Syekh Shaduq, Rasulullah saw meminta Imam Ali as untuk membunuhnya,[11] namun ketika Imam Ali as pergi untuk membunuhnya, dia tidak menemukannya. Setelah itu, Rasulullah saw berkata kepada Imam Ali as: "Jika kamu membunuhnya, itu akan menjadi fitnah pertama dan terakhir yang terjadi."[12]
Julukan Dzuts Tsudayyah dan Setan al-Radhah
Julukan Hurqush bin Zuhair adalah Dzuts-Tsudayyah[13] Templat:Note yang berarti "pemilik payudara".[14] Hurqush dijuluki demikian karena memiliki payudara seperti wanita[15] yang bahkan mengeluarkan susu.[16]
Faidhul Islam Isfahani (1284-1364 S), seorang penerjemah dan penafsir Nahjul Balaghah, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan "Setan al-Radhah" dalam perkataan Imam Ali asTemplat:Note[17] adalah Hurqush. Dia menjelaskan bahwa "Radhah" berarti celah di gunung atau batu tempat air terkumpul, dan alasan Imam Ali as menyebut Hurqush sebagai Setan al-Radhah adalah karena dia adalah orang yang sesat dan pemimpin orang-orang sesat, serta jenazahnya ditemukan di sebuah lubang setelah perang.[18] Namun, menurut Allamah Majlisi, beberapa orang menganggap Setan al-Radhah sebagai Muawiyah, sementara yang lain menganggapnya sebagai salah satu anak Iblis.[19]
Partisipasi dalam Penaklukan dan Pemberontakan terhadap Utsman
Berdasarkan laporan Tarikh al-Thabari (ditulis pada abad ke-3 Hijriyah), Umar bin Khattab pada tahun 17 atau 19 Hijriyah, dalam rangka melanjutkan ekspansi Muslim, mengirim pasukan di bawah komando Hurqush bin Zuhair As-Sa'di untuk memerangi Hurmuzan di wilayah Ahwaz. Hurqush berperang melawan Hurmuzan, menaklukkan wilayah Ahwaz, dan menetap di sana.[20] Thabari juga menulis bahwa pada tahun 35 Hijriyah, terjadi pemberontakan terhadap kekhalifahan Utsman, dan penduduk Basra yang dipimpin oleh Hurqush bin Zuhair As-Sa'di turut serta dalam pemberontakan ini.[21] Sayid Radhi, penafsir Nahjul Balaghah, mengidentifikasi Hurqush bin Zuhair As-Sa'di sebagai Dzuts-Tsudayyah.[22]
Kematian dalam Perang Nahrawan
Hurqush berada di pasukan Imam Ali as selama Perang Siffin.[23] Menurut laporan Allamah Al-Hilli, setelah Peristiwa Tahkim, Hurqush bersama Abdullah bin Wahb al-Rasibi, salah satu pemimpin Khawarij, menentang Imam Ali as dan menganggap perang melawan Imam Ali sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ridha-Nya. Oleh karena itu, dia bergabung dengan Khawarij.[24]
Ali bin Isa Al-Irbili, seorang ulama abad ke-7 Hijriyah, menulis bahwa Hurqush menyerang Imam Ali as selama Perang Nahrawan, namun Imam Ali as tidak memberinya kesempatan dan membunuhnya.[25] Namun, menurut Aqa Jamal Khansari, Hurqush tewas karena ketakutan mendengar teriakan Imam Ali as atau akibat sambaran petir dari langit.[26] Menurut laporan Ibnu Syahr Asyub, Perang Nahrawan dan kematian Dzuts-Tsudayyah terjadi pada 19 Safar tahun 38 Hijriyah,[27] yang bertepatan dengan Tahun Baru Persia.[28]
Catatan Kaki=
- ↑ Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-Ishabah, 1415 H, jilid 2, hlm. 44.
- ↑ Quraisyi, Mausu'ah Al-Imam Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, 1423 H, jilid 7, hlm. 98.
- ↑ Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-Ishabah fi Tamyiz As-Sahabah, 1415 H, jilid 2, hlm. 341.
- ↑ Syekh Mufid, Al-Irsyad, 1413 H, jilid 1, hlm. 148-149.
- ↑ Ibnu Syahr Asyub, Mutasyaabih Al-Qur'an wa Mukhtalifuhu, 1410 H, jilid 2, hlm. 41.
- ↑ Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-Ishabah fi Tamyiz As-Sahabah, 1415 H, jilid 2, hlm. 341.
- ↑ Syekh Shaduq, Ilal al-Syarayi', 1385 S, jilid 2, hlm. 467.
- ↑ Tsa'labi An-Naisaburi, Al-Kasyf wa Al-Bayan 'an Tafsir Al-Qur'an, 1422 H, jilid 5, hlm. 55; Thabarsi, Majma' Al-Bayan, 1372 S, jilid 5, hlm. 62-63; Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim, 1419 H, jilid 4, hlm. 144.
- ↑ Syekh Mufid, Al-Irsyad, 1413 H, jilid 1, hlm. 148-149.
- ↑ Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-Ishabah fi Tamyiz As-Sahabah, 1415 H, jilid 2, hlm. 341.
- ↑ Syekh Shaduq, Al-Khishal, 1362 S, jilid 2, hlm. 381.
- ↑ Tsa'labi, Tsamar Al-Qulub fi Al-Mudhaf wa Al-Mansub, 1965 M, jilid 1, hlm. 290.
- ↑ Ibnu A'tsam Al-Kufi, Al-Futuh, Beirut, 1411 H, jilid 4, hlm. 255; Ibnu Syahr Asyub, Manaqib Ali Abi Thalib, 1379 H, jilid 3, hlm. 188; Arbili, Kasyf al-Ghummah fi Ma'rifah al-A'immah, 1381 H, jilid 1, hlm. 265; Allamah Al-Hilli, Kasyf al-Yaqin, 1411 H, hlm. 163.
- ↑ Aqa Jamal Khunsari, Syarh Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim, 1366 S, jilid 2, hlm. 344.
- ↑ Syekh Mufid, Al-Irsyad, 1413 H, jilid 1, hlm. 317.
- ↑ Ibnu Thawus, al-Thara'if fi Ma'rifah Madzahib al-Thawa'if, 1400 H, jilid 1, hlm. 105.
- ↑ Nahjul Balaghah, 1414 H, hlm. 300.
- ↑ Nahjul Balaghah, 1379 S, jilid 4, hlm. 812.
- ↑ Majlisi, Bihar al-Anwar, 1403 H, jilid 60, hlm. 256.
- ↑ Thabari, Tarikh Al-Umam wa Al-Muluk, 1387 H, jilid 4, hlm. 76.
- ↑ Thabari, Tarikh Al-Umam wa Al-Muluk, 1387 H, jilid 4, hlm. 349.
- ↑ Sayid Radhi, Syarh Nahjul Balaghah, 1414 H, hlm. 579.
- ↑ Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, 1378 S, jilid 5, hlm. 1537.
- ↑ Allamah Al-Hilli, Kasyf Al-Yaqin, 1411 H, hlm. 165.
- ↑ Irbili, Kasyf Al-Ghummah fi Ma'rifah Al-A'immah, 1381 H, jilid 1, hlm. 266.
- ↑ Aqa Jamal Khansari, Syarh Aqa Jamal Khansari 'ala Ghurar Al-Hikam wa Durar Al-Kalim, 1366 S, jilid 2, hlm. 345.
- ↑ Ibnu Syahr Asyub, Manaqib Ali Abi Thalib, 1379 H, jilid 3, hlm. 190.
- ↑ Majlisi, Bihar Al-Anwar, 1403 H, jilid 33, hlm. 396.
Catatan
Daftar Pustaka
- Ibnu Syadzan, Fadhl, Al-Idhah, penelitian oleh Jalaluddin Husaini, Tehran, Muassasah Intisyarat wa Chap Dānishgāh Tehran, 1363 S.
- Ibnu Atsir, Ali bin Muhammad, Asad Al-Ghabah fi Ma'rifah As-Sahabah, Beirut, Darul Fikr, 1409 H.
- Ibnu A'tsam Al-Kufi, Ahmad bin A'tsam, Al-Futuh, penelitian oleh Ali Syiri, Beirut, Darul Adhwa', 1411 H.
- Ibnu Hajar Al-Asqalani, Ahmad bin Ali, Al-Ishabah fi Tamyiz As-Sahabah, penelitian oleh Adil Ahmad Abdul Maujud dan Ali Muhammad Muawwad, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah, cetakan pertama, 1415 H.
- Ibnu Syahr Asyub, Muhammad bin Ali, Manaqib Ali Abi Thalib Alaihim As-Salam, Qum, Intisyarat Allamah, cetakan pertama, 1379 H.
- Ibnu Syahr Asyub, Muhammad bin Ali, Mutasyaabih Al-Qur'an wa Mukhtalifuhu, dengan pengantar oleh Allamah Syahrastani, Qum, Intisyarat Bidar, cetakan pertama, 1410 H.
- Ibnu Thawus, Ali bin Musa, Ath-Thara'if fi Ma'rifah Madzahib Ath-Thawa'if, disunting oleh Ali Asyur, Qum, Nasyr Khayyam, cetakan pertama, 1400 H.
- Ibnu Qutaibah, Abdullah bin Muslim, Al-Ma'arif, penelitian oleh Tsarwat Ukasyah, Kairo, Al-Hai'ah Al-Mishriyyah Al-Ammah lil Kitab, cetakan kedua, 1992 M.
- Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Ismail bin Umar, Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim, penelitian oleh Muhammad Husain Syamsuddin, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah, Mansyurat Muhammad Ali Baidhun, cetakan pertama, 1419 H.
- Irbili, Ali bin Isa, Kasyf Al-Ghummah fi Ma'rifah Al-A'immah, disunting oleh Sayid Hasyim Rasul Mahallati, Tabriz, Nasyr Bani Hasyimi, cetakan pertama, 1381 H.
- Aqa Jamal Khansari, Muhammad bin Husain, Syarh Aqa Jamal Khansari 'ala Ghurar Al-Hikam wa Durar Al-Kalim, disunting oleh Jalaluddin Muhaddits Armawi, Tehran, Dānishgāh Tehran, cetakan keempat, 1366 S.
- Bal'ami, Tarikhnameh Thabari, penelitian oleh Muhammad Rausyan, Tehran, Soroush, Alborz, cetakan ketiga, 1378 S.
- Tsa'labi, Abdul Malik bin Muhammad, Tsamar Al-Qulub fi Al-Mudhaf wa Al-Mansub, Kairo, Darul Ma'arif, 1965 M.
- Tsa'labi An-Naisaburi, Ahmad bin Ibrahim, Al-Kasyf wa Al-Bayan 'an Tafsir Al-Qur'an, Beirut, Dar Ihya At-Turats Al-Arabi, cetakan pertama, 1422 H.
- Hasani Wa'izh, Mahmud bin Muhammad, Tafsir Syarif Al-Balabil Al-Qalaqil, penelitian oleh Muhammad Husain Safakhwah, Tehran, Ihya Kitab, cetakan pertama, 1376 S.
- Suhaili, Abdurrahman, Ar-Raudh Al-Anf fi Syarh As-Sirah An-Nabawiyyah, Beirut, Dar Ihya At-Turats Al-Arabi, cetakan pertama, 1412 H.
- Sayid Murtadha, Ali bin Husain, Tanzih Al-Anbiya' Alaihim As-Salam, Qum, Asy-Syarif Ar-Radhi, cetakan pertama, tanpa tahun.
- Syabastari, Abdul Husain, A'lam Al-Qur'an, Qum, Markaz Intisyarat Daftar Tablighat Islami Hauzah Ilmiyyah Qum, cetakan pertama, 1379 S.
- Syarif Qurasyi, Baqir, Mausu'ah Al-Imam Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Alaihis Salam, cetakan pertama, 1423 H.
- Syekh Shaduq, Muhammad bin Ali, Al-Khishal, disunting oleh Ali Akbar Ghaffari, Qum, Daftar Intisyarat Islami, cetakan pertama, 1362 S.
- Syekh Shaduq, Muhammad bin Ali, Ilal Asy-Syara'i, Qum, Kitabfurushi Dawari, cetakan pertama, 1385 S.
- Syekh Mufid, Muhammad bin Muhammad, Al-Irsyad fi Ma'rifah Hujaj Allah 'ala Al-Ibad, terjemahan oleh Sayid Hasyim Rasul Mahallati, Tehran, Islamiyyah, cetakan kedua, tanpa tahun.
- Thabarsi, Fadhl bin Hasan, Majma' Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an, pengantar oleh Muhammad Jawad Balaghi, Tehran, Nasir Khosrow, cetakan ketiga, 1372 S.
- Thabari, Muhammad bin Jarir, Tarikh Al-Umam wa Al-Muluk, penelitian oleh Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, Beirut, Dar At-Turats, cetakan kedua, 1387 H.
- Allamah Al-Hilli, Hasan bin Yusuf, Kasyf Al-Yaqin fi Fadhail Amirul Mukminin as, disunting oleh Husain Dargahi, Tehran, Wizarat Irsyad, cetakan pertama, 1411 H.
- Majlisi, Muhammad Baqir, Bihar Al-Anwar, Beirut, Dar Ihya At-Turats Al-Arabi, cetakan kedua, 1403 H.
- Nahjul Balaghah, disunting oleh Shubhi Shalih, Qum, Hijrah, cetakan pertama, 1414 H.
- Wasti Az-Zubaidi, Sayid Muhammad Murtadha, Taj Al-Arus min Jawahir Al-Qamus, disunting oleh Ali Syiri, Beirut, Darul Fikr lil Thiba'ah wa An-Nasyr wa At-Tauzi', cetakan pertama, 1414 H.
- Haitsami, Majma' Az-Zawa'id, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 1408 H.