Hifdzulquran

tanpa prioritas, kualitas: b
Dari wikishia

Hifdzulquran (bahasa Arab:حفظ القرآن) atau menghafal Al-Qur'an adalah merekam ayat-ayat Al-Qur'an di dalam benak. Pekerjaan menghafal Al-Qur'an memiliki banyak keunggulan dan pahala yang dijanjikan di dalam hadis. Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw memperkenalkan kedudukan penghafal Al-Qur'an dari selain penghafal, sebagaimana kedudukan dirinya dari manusia lainnya.

Menurut sumber sejarah dan hadis, disebutkan bahwa penghafal Al-Qur'an pertama adalah Nabi Muhammad saw. Adapun jumlah penghafal Al-Qur'an pada zaman Nabi saw tidak diketahui jumlahnya. Namun dalam beberapa keterangan riwayat, jumlah penghafal Al-Qur'an pada tahun ke-4 Hijriah dikabarkan lebih dari 70 orang.

Metode menghafal Al-Qur'an bermacam-macam, yang terbaik darinya adalah menghafal tulisan dari ayat-ayat. Negara-negara muslim seperti Iran, Malaysia, Mesir, Yordania, Libya dan Arab Saudi sering mengadakan kompetisi tahunan untuk mengukur hafalan Al-Qur'an. Pada tahun 2013, Sayid Ali Khamenei, pemimpin besar revolusi Republik Islam Iran, meminta otoritas kebudayaan negara ini untuk membina 10 juta penghafal Al-Qur'an.

Terminologi

Menghafal Al-Qur'an berarti merekam ayat-ayat Al-Qur'an di dalam benak.[1] Beberapa peneliti, dengan bersandar kepada keterangan sejarah dan hadis, menggunakan istilah Hifdzulqur’an dengan makna “menghafal” sejak pertengahan abad ke-2 Hijriah.[2]

Menurut penulis artikel perihal tema menghafal Al-Qur'an di Jurnal Dairat Al-Maârif Tasyayyu’ (Ensiklopedia Syiah), mengatakan bahwa pada awal–awal periode Islam, orang-orang yang menghafal Al-Qur'an dikenal sebagai Jammâ’ al-Quran, Qurrâ al-Quran, Hamalât alquran.[3]

Kata hifdz dalam bahasa Arab mempunyai dua makna yakni menjaga dan menghafal.[4]

Dalam istilah ilmu-ilmu Al-Qur'an, seseorang yang membaca Al-Qur'an dengan tajwid, tartil dan kaidah lainnya disebut hâfidz; Selain itu, orang yang mengetahui Sunah Nabi saw dan sifat para perawi tabaqot masyayikh disebut juga hâfidz.[5]

Sayyid Ali Khamenei, Pemimpin Republik Islam Iran:

Demi Allah, sudah berkali-kali saya berpikir dalam hati dan berkata bahwa jika memungkinkan, saya akan memberikan semua yang saya miliki dan mendapatkan hafalan Al-Qur'an; Namun sayang, hal itu tidak mungkin. Di usia sekarang ini, saya sudah tidak bisa lagi menghafal Al-Qur'an secara keseluruhan. Tapi Anda masih muda, Anda masih anak-anak dan Anda bisa menghafalnya.[6]

Kedudukan

Sebagian peneliti dengan berlandaskan kepada khitab[catatan 1] di awal ayat pada Surah Al-'Alaq yang berbunyi: Iqra' (Bacalah), berpendapat bahwa membaca Al-Qur'an dengan hafalan adalah tahap pertama dari membaca, sedangkan menulis Al-Qur'an adalah tahap selanjutnya.[7] Berdasarkan hal tersebut, Ramyâr menganggap Nabi saw sebagai penghafal Al-Qur'an pertama dalam sejarah.[8]  

Thabathabai, seorang ahli tafsir Al-Qur'an masa kini, menganggap makna ad-dzikr dalam ayat ke-34 Surah Al-Ahzab adalah menghafal Al-Qur'an,[9] Thabarsi juga telah mencantumkan arti “memudahkan pahaman” Al-Qur'an dalam ayat ke-17 Surah Al-Qamar sebagai "menghafal Al-Qur'an".[10]

Menghafal Al-Qur'an dijadikan sebagai semacam keunggulan dan keistimewaan pada awal-awal Islam. Oleh karena itu, pada Perang Uhud, para syuhada penghafal Al-Qur'an dimakamkan lebih dekat dengan Hamzah, paman Nabi saw.[11]

Menurut Syahid Tsani (w. 965 H), para ulama masa lalu meyakini bahwa menghafal Al-Qur’an lebih utama dari segala ilmu pengetahuan. Mereka mengajarkan fikih dan hadis hanya kepada mereka yang hafal Al-Qur'an.[12]

Negara-negara muslim, termasuk Libya, Yordania, Malaysia, Arab Saudi, dan Iran, sering mengadakan kompetisi hafalan Al-Qur'an tahunan untuk mengukur kekuatan penghafal Al-Qur'an.[13]

Sayid Ali Khamenei meminta adanya program pembinaan 10 juta penghafal Al-Qur'an dari lembaga resmi terkait di Iran pada tahun 2013.[14]

Menurut Mehdi Qarasheikhlou, salah satu pejabat Proyek Nasional Hafalan Al-Qur'an di Republik Islam Iran, pada bulan April 1400 HS 9tahun Iran), belum ada statistik akurat mengenai jumlah penghafal Al-Qur'an di Iran.[15] Namun ada pula yang memperkirakan jumlah penghafal Al-Qur'an di Iran adalah berkisar 20 atau 30 ribu.[16]

Keutamaan Menghafal Al-Qur'an

Kulaini, salah satu ulama ahli hadis Syi'ah yang terkenal, telah mengumpulkan hadis-hadis dari para Imam as tentang keutamaan menghafal Al-Qura dalam satu bab tersendiri.[17] Menurut beberapa hadis, tidak pantas bagi para penghafal Al-Qur'an untuk mengira bahwa Allah swt lebih baik memberikan hal lain dari pada apa yang telah diberikan kepadanya (yaitu hafalan Al-Qur'an).[18]

Nabi saw memperkenalkan para penghafal Al-Qur'an sebagai orang yang utama dan istimewa dari umatnya dan menempatkan kedudukan mereka setelah para nabi dan ulama.[19] Nabi saw pun menegaskan bahwa orang yang menyalahkan atau menghina penghafal Al-Qur'an akan dilaknat oleh Allah swt,[20] selain itu syafaat para penghafal Al-Qur'an akan diterima untuk sepuluh anggota keluarganya yang akan terkena azab neraka.[21]

Menurut periwayatan Kulaini dari Imam Shadiq as, dikatakan bahwa banyaknya derajat surga sama dengan banyaknya ayat-ayat Al-Qur'an, dan pada hari kiamat, penghafal Al-Qur'an akan dipanggil untuk membaca Al-Qur'an dan dengan membaca setiap ayat, ia akan naik satu tingkat. Tingkat surga yang paling tinggi adalah milik mereka yang menghafal Al-Qur'an.[22]

Menurut Jawadi Amuli, seorang ulama, filosof dan mufasir Al-Qur'an, menghafal dan membaca Al-Qur'an secara lahiriah saja tidak cukup untuk mencapai derajat dan keutamaan tersebut. Sebaliknya menurut riwayat lain, mengamalkanh kandungan ayat-ayat Ilahi adalah syarat utama agar amalnya diterima. Beliau meyakini bahwa di hari kiamat, seseorang hanya akan mempunyai kemampuan membaca ayat-ayat yang telah dia amalkan.[23]

Terlepas dari hadis-hadis yang ada, Imam Shadiq as menjelaskan bahwa membaca ayat-ayat Al-Qur'an di depan mushaf lebih baik dan bermanfaat daripada menghafalnya. Beliau menyatakan alasan ungkapan ini dikarenakan adanya manfaat besar bagi mata dengan melihat ayat-ayat Al-Qur'an pada mushaf.[24]

Ayat-Ayat yang Hilang dari Ingatan

Menurut sebagian fukaha, menghafal Al-Qur'an sangat dianjurkan.[25] Namun, beberapa hadis menyebutkan akibat yang menyakitkan bagi orang yang menghafal Al-Qur'an atau menghafal satu surah kemudian lupa. Oleh karena itu, riwayat-riwayat tersebut mendorong sebagian fukaha untuk menghukumi keharaman[26] atau kemakruhan melupakan Al-Qur'an setelah menghafalnya, bahkan mereka menghukumi anjuran atau kewajiban membaca Al-Qur'an secara berkesinambungan sampai tidak akan lupa walaupun ketika tidak membacanya.[27]

Di sisi lain, Sebagian fukaha, dengan merujuk pada riwayat-riwayat yang saling bertentangan, tidak menganggap arti lupa dalam kelompok riwayat ini adalah melupakan lafaz yang tampak dalam Al-Qur'an; Melainkan mereka menganggapnya sebagai tanda meninggalkan amalan dan petunjuk ajaran Al-Qur'an sehingga menyebabkan terlupakan, lalai dan ditinggalkannya Al-Qur'an.[28]

Berbagai Metode Menghafal Al-Qur'an

Berbagai macam metode menghafal Al-Qur'an, diantaranya adalah metode umum seperti hafalan dengan jalan mendengarkan suara, konseptual dan visual.[29] Jumlah metode menghafal Al-Qur'an yang telah didata terdapat 20 cara atau lebih[30] dan metode menghafal Al-Qur'an  yang terbaik adalah menghafal ayat-ayat dalam bentuk visual.[31] Dalam metode ini, setelah membaca ayat-ayat, seseorang mencoba mengingat letak dan posisi ayat-ayat pada suatu halaman, bentuk penulisan lafaz, huruf, dll.[32]

Jumlah Penghafal Al-Qur'an

Para peneliti berpendapat bahwa pada awal-awal periode Islam, jumlah penghafal Al-Qur'an sangat banyak, namun jumlah pastinya belum diketahui di dalam sejarah.[33] Untuk membuktikan keabsahan klaim ini, Suyuthi mengumpulkan jumlah orang yang terbunuh dalam perang Uhud, B’ir Ma'ûnah, dan perang Yamamah.[34] Berdasarkan data tersebut, ia menyimpulkan bahwa 74 Sahabat yang syahid dalam Perang Uhud, di antaranya banyak yang qâri (bermakna penghafal). Juga, di bulan Safar tahun ke-4 Hijriah, terjadi peristiwa Bi’r Ma'ûnah, yang menyebabkan syahidnya para sahabat sebanyak empat puluh atau tujuh puluh qâri. Setelah wafatnya Nabi saw, 1.200 Muslim syahid dalam perang Yamâmah, di antaranya dikatakan bahwa 450 atau 700 adalah sahabat dan hâmil (penghafal) Al-Qur'an.[35]

Suyuthi menegaskan bahwa Imam Ali as, Ubay bin Ka'b, Abu al-Darda, Mu'adz bin Jabal, Zayd bin Tsabit, Abdullah bin Mas’âd, dll. dari kalangan pria dan Sayyidah Fatimah sa, Fiddhah, Aisyah dan Hafsah di kalangan wanita sebagai penghafal Al-Qur'an yang terkenal pada zaman Nabi Muhammad saw.[36]

Berdasarkan beberapa bukti, Hafiz Syirazi adalah penghafal Al-Qur'an. Orang-orang percaya bahwa nama depannya Hafiz menunjukkan alasan yang sama yakni penghafal Al-Qur'an.[37] Dikatakan juga bahwa Karbalâi Kazhim Sarûqi adalah seorang petani tua dan yang tidak pernah mengecam masa pendidikan di Saruq Arak wilayah Iran, yang secara ajaib menjadi penghafal Al-Qur'an dikarenakan kepeduliannya dalam membayar zakat dan hidup dengan harta halal.[38]

Abu al-Qasim Khaz'ali (w. 1394 HS) adalah seorang ulama Syiah, dan Muhammad Taqi Buhlûl (w. 1384 HS) juga sebagai salah satu dari penghafal Al-Qur'an.[39]

Monograf

  • Mu'jam Huffâdz al-Qur'an 'Abr al-Târikh, yang ditulis oleh Muhammad Salim Muhaisin: Dalam buku ini disebutkan perjalanan hidup puluhan penghafal dan qâri Al-Qur'an.
  • Ma'rifah al-Qurrâ’ al-Kibâr ‘Ala al-Thabaqât wa al-A’shâr atau dinamakan juga Thabaqât al-Qurrâ’, yang ditulis oleh Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Utsman Dzahabi: Penulis buku ini telah mengumpulkan para qurrâ’ dan penghafal Al-Qur'an berdasarkan tingkatan-tingkatan.
  • Ushûl va Rawesha-e Al-Qur'an, oleh Sayid Ali Mirdamad Najaf Âbâdi: buku ini diterbitkan oleh Pusat Penerjemahan dan Penerbitan Internasional Al-Musthafa. Pada bab pertama dibahas pentingnya dan perlunya definisi hifdz, pada bab kedua dikemukakan prinsip dan prasyarat penghafal, dan pada bab ketiga dibahas metode hafalan dan pengulangan serta pemantapan hafalan.

catatan

  1. Khitab itu sendiri merupakan pengarahan ucapan kepada seseorang yang dituju dengan tujuan agar dapat dipahami.

Catatan Kaki

  1. Husaini, Hifzd-e Quran, hlm. 385
  2. Husaini, Hifzd-e Quran, hlm. 385
  3. Husaini, Hifzd-e Quran, hlm. 385
  4. Muqri, Misbah al-Munir, kata "حفظ"; Syarif Husain, al-Ifshah fi Fiqh al-Lughah, kata "الحِفْظُ"
  5. Husaini, Hifzd-e Quran, hlm. 385
  6. Nesyaneh ra be Khatir Bespor, site farsi.khamenei.ir
  7. Ramyar, Tarikh-e Quran, hlm. 211
  8. Ramyar, Tarikh-e Quran, hlm. 212 & 211
  9. Thabathabai, al-Mizan fi Tafsir al-Quran, jld. 16, hlm. 313
  10. Thabarsi, Majma' al-Bayan, jld. 9, hlm. hlm. 316
  11. Zarnegar, Hifdz-e Quran, hlm. 585
  12. Syahid Tsani, Muniyah al-Murid, hlm. 263
  13. Negahi be Musabaqat Bainalmilali-e Quran dar Jahan/Jaygah-e Iran Kujast, site iqna.ir
  14. Bayanat dar Didar-e Qariyan va Hafidzan va Asatid-e Qurani, site farsi.khamenei.ir
  15. Hic Amar-e Rasmi az Te'dad-e Hafidzan-e Quran Iraeh Nasyude ast, site iqna.ir
  16. Te'dad-e Hafidzan-e Quran; Fasele-e Bisiyar az Sanad Cesm Andaz, site iqna.ir
  17. Kulaini, al-Kafi, jld. 2, hlm. 603
  18. Muhadits Nuri, Mustadrak al-Wasail, jld. 4, hlm. 237
  19. Majlisi, Bihar al-Anwar, jld. 89, hlm. 18 & 19
  20. Muttaqi al-Hindi, Kanz al-'Amal, jld. 1, hlm. 523
  21. Thabarsi, Majma' al-Bayan, jld. 1, hlm. 45
  22. Kulaini, al-Kafi, jld. 2, hlm. 603
  23. Insan dar Qiamat har Ayeneh-i ra Namitawanad Bekhanad
  24. Kulaini, al-Kafi, jld. 2, hlm. 613 & 614
  25. Jaygah-e Hifdz-e Quran-e Karim dar Rivayat,, site rasekhoon.net
  26. Hur 'Amili, Tafsil Wasail al-Syiah ila Tahsil Masail al-Syari'ah, jld. 6, hlm. 195; Jaygah-e Hifdz-e Quran-e Karim dar Rivayat,, site rasekhoon.net
  27. Ibnu Fahad Hilli, 'Uddah al-Da'i wa Najah al-Sa'i, jld. 1, hlm. 219
  28. Faramusy Kardan-e Quran Pas za Hifdz-e an, site hadith.net
  29. Mu'arrifi Hafta az Ravesyha-e Hifzd-e Quran + Sari'tarin Ravesy-e Hifdz-e Quran, site eliyen.com
  30. Moogahi, 20 Ravesy-e Hifdz-e Quran, hlm. 3
  31. Mu'arrifi Hafta az Ravesyha-e Hifzd-e Quran + Sari'tarin Ravesy-e Hifdz-e Quran, site eliyen.com
  32. Mu'arrifi Hafta az Ravesyha-e Hifzd-e Quran + Sari'tarin Ravesy-e Hifdz-e Quran, site eliyen.com
  33. Ramyar, Hafidzan-e Quran dar Zaman-e Rasul-e Khuda, site rasekhoon.net
  34. Suyuthi, al-Itqan, jld. 1, hlm. 193
  35. Suyuthi, al-Itqan, jld. 1, hlm. 193
  36. Suyuthi, al-Itqan, jld. 1, hlm. 193
  37. Saidi, Qiraat-e Quran dar Chordah Rivayat va Tazmin-e Hafidz, hlm. 132, 173
  38. Fa'al Iraqi, Karbalai Kadzim Saruqi, hlm. 1868
  39. Yadi az Marhum Ayatullah Khaz Ali, site iqna.ir; Abdul Wahabi, Muhammad Taqi Bahlul Gunabadi (Syekh Bahlul ya Allameh Bahlul), site nbo.ir

Daftar Pustaka

  • Mu'arrifi Hafta az Ravesyha-e Hifzd-e Quran + Sari'tarin Ravesy-e Hifdz-e Quran. Site eliyeen.com, dilihat 8 Mehr 1402 S
  • Bayanat dar Didar-e Qariyan va Hafidzan va Asatid-e Qurani. Site farsikhamenei.ir, diakses 11 Murdad 1390 S, dilihat 2 Mehr 1402 S
  • Nesyaneh ra be Khatir Bespor. Site farsi.khamenei.ir, diakses 4 Mehr 1387 S, dilihat 30 Aban 1402 S
  • Faramusy Kardan-e Quran Pas za Hifdz-e an. Site hadits.net dilihat 8 Mehr 1402 S
  • Negahi be Musabaqat Bainalmilali-e Quran dar Jahan/Jaygah-e Iran Kujast. Site iqna.ir, diakses 4 Khurdad 1393 S, dilihat 8 Mehr 1402 S
  • Yad-e az Marhum-e Ayatullah Khaz Ali; 'Alimi ke Hafidz-e Quran bud. Site iqna.ir, diakses 10 Mehr 1402 S
  • Insan dar Qiamat har Ayeneh-i ra Namitawanad Bekhanad. Site farsnews.ir, diakses 15 Syahrivar 1397 S, dilihat 8 Mehr 1402 S
  • Te'dad-e Hafidzan-e Quran; Fasele-e Bisiyar az Sanad Cesm Andaz. Site irna.ir, diakses 26 Bahman 1392 S, dilihat 4 Meher 1402 S
  • Hic Amar-e Rasmi az Te'dad-e Hafidzan-e Quran Iraeh Nasyude ast. Site taghribnews.com, diakses 5 Urdibehest 1400 S, dilihat 7 Mehr 1402 S
  • Abdul Wahabi, Murtadha. Muhammad Taqi Bahlul Gunabadi (Syekh Bahlul ya Allameh Bahlul). Site nbo.ir, diakses 12 Mehr 1394 S, dilihat 30 Aban 1402 S
  • Al-Qur'an al-Karim
  • Fa'al Iraqi, Husain. Karbalai Kadzim Saruqi. Dalam jurnal Quran va quran Pazuhi. Teheran: Dustan-e Nahid, 1377 S
  • Hur 'Amili, Muhammad bin Hasan. Tafshil Wasail al-Syiah ila Tahsil Masail al-Syari'ah. Qom: Yayasan Alulbait li Ihya al-Turats, tanpa tahun
  • Husaini, Sayid Muhammad. Hifdz-e Quran. Penerbit Sahid Said Muhibbi, 1380 S
  • Ibnu Fahad Hilli, Ahmad bin Syamsuddin Muhammad. 'Uddah al-Da'i wa Najah al-Sa'i. Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1407 S
  • Kulaini, Muhammad bin Ya'qub. al-Kafi. Qom: Dar al-Kutub al-Islamiah, 1407 HS
  • Majlisi, Muhammad Baqir. Bihar al-Anwar. Qom: Yayasan Alulbait li Ihya al-Turats, 1403 S
  • Moogahi, Abdul Rahim. 20 Ravesy-e Hifdz-e Quran. Dalam majalah Syamim Yas, vol. 20, Aban 1383 S
  • Muhadits Nuri, Husain. Mustadrak al-Wasail. Qom: Yayasan Alulbait li Ihya al-Turats, tanpa tahun
  • Muqri, Muhammad bin Ahmad. Mishbah al-Munir fi Syarh Gharib al-Kabir li al-Rafi'i. Qom: Penerbit Dar al-Hijrah, 1397 S
  • Muttaqi Hindi, Ali bin Hisam. Kanz al-'Amal fi Sunan al-Aqwal wa al-Af'al. Beirut: Yayasan al-Risalah, 1401 HS
  • Qummi, Syekh Abbas. Nafas al-Mahmum. Penerjemah Kumreh-i. Teheran: Penerbit Islamiah, 1376 HS
  • Ramyar, Mahmud. Hafidzan-e Quran dar Zaman-e Rasul-e Khuda.Site rasekhoon.net, diakses 7 Mehr 1395 S, dilihat 8 Mehr 1402 S
  • Ramyar, Mahmud. Tarikh-e Quran. Teheran: Penerbit Amir Kabir, 1369 S
  • Saidi, Ali. Qiraat-e Quran dar Chordah Rivayat va Tazmin-e Hafidz. Ulum-e Insani, vol. 12, 1387 S
  • Suyuthi, Jalaluddin. al-Itqan fi Ulum al-Quran. Lebanon: Dar al-Fikr, 1416 HS
  • Syahid Tsani, Zainuddin bin Ali. Muniyah al-Murid. Qom: Kantor al-I'lam al-Islami, 1409 HS
  • Syarif Husain, Musa dan Abdul Fatah Sha'idi. al-Ifshah fi Fiqh al-Lughah. Beirut: Kantor al-I'lam al-Islami, 1410 HS
  • Tahbarsi, Fadhl bin Hasan. Majma' al-Bayan fi Tafsir al-Quran. Beirut: Yayasan al-A'lami li al-Mathbu'at, 1415 HS
  • Thabathabai, Sayid Muhammad Husain. al-Mizan fi Tafsir al-Quran. Qom: Penerbit Ismailiyan, 1370 S
  • Zarnegar, Ahmad. Hifzd-e Quran. Dalam jurnal jahan-e Islam, jld. 13. Teheran: Bunyad Dairah al-Ma'arif al-Islami, 1388 S