Ghazwah: Perbedaan antara revisi
→Arti Ghazwah
imported>M.hazer |
|||
Baris 17: | Baris 17: | ||
"Ghazwah" dengan harakat fathah huruf pertama (غَ) dan sukun huruf kedua(زْ) yang jamaknya "Ghazwat" (غَزْوَاتٌ) berasal dari (غَ زَ وَ), dalam bahasa berarti berperang. "Isim Fail"-nya adalah "Ghāzi" (غَازي) dan jamaknya "Ghuzātun" (غُزَاةٌ) dan "Ghuzzā" (غُزَّى) bermakna pergi perang melawan musuh.<ref>Ibnu Manzhur, Muhammad Mukarram, ''Lisanul Arab'', jld.15, hlm.123, penerbit: Dar Shadir, Baitut, cetakan 3, 1414 H</ref> | "Ghazwah" dengan harakat fathah huruf pertama (غَ) dan sukun huruf kedua(زْ) yang jamaknya "Ghazwat" (غَزْوَاتٌ) berasal dari (غَ زَ وَ), dalam bahasa berarti berperang. "Isim Fail"-nya adalah "Ghāzi" (غَازي) dan jamaknya "Ghuzātun" (غُزَاةٌ) dan "Ghuzzā" (غُزَّى) bermakna pergi perang melawan musuh.<ref>Ibnu Manzhur, Muhammad Mukarram, ''Lisanul Arab'', jld.15, hlm.123, penerbit: Dar Shadir, Baitut, cetakan 3, 1414 H</ref> | ||
Dalam istilah, perang-perang yang diikuti oleh [[Rasulullah | Dalam istilah, perang-perang yang diikuti oleh [[Rasulullah saw]] dan dipimpin langsung olehnya disebut "Ghazwah" sementara perang-perang yang tidak diikutinya tapi beliau mengirim ke suatu daerah sekelompok pasukan dengan menentukan komandannya disebut "Sariyyah".<ref>Mir Syarifi, ''Asynai ba Tarikhe Islam'', jld.1, 175</ref> | ||
Namun demikian, para sejarawan menamai "Ghazwah" kondisi-kondisi yang pasukan [[Islam]] dipimpin langsung oleh Nabi saw tapi tidak terjadi perang.<ref>Maqrizi, ''Imta' al-Asma'', 1420 H, jld.1, hlm.74</ref> | Namun demikian, para sejarawan menamai "Ghazwah" kondisi-kondisi yang pasukan [[Islam]] dipimpin langsung oleh Nabi saw tapi tidak terjadi perang.<ref>Maqrizi, ''Imta' al-Asma'', 1420 H, jld.1, hlm.74</ref> |