Mustabshir

Prioritas: c, Kualitas: b
tanpa link
tanpa infobox
Dari wikishia

Mustabashir (bahasa Aab:المُستَبصِر) adalah istilah yang digunakan untuk orang yang berpindah agama atau mazhab kepada mazhab Syiah Dua Belas Imam. Dalam kitab-kitab hadis dan kitab-kitab fikih, tema-tema tentang mustabshir telah banyak dibicarakan dan dibahas termasuk masalah hukum-hukumnya.

Diantara hukum-hukumnya seperti, menurut fatwa para fukaha Syiah, bahwa mereka, setelah menjadi seorang Syiah tidak perlu mengulangi ibadah yang telah dilakukannya yang sesuai dengan aturan agama dan mazhabnya yang dulu; Kecuali zakat mal (harta) dan zakat fitrah, yang mana jika zakat tersebut diberikan kepada non-Syiah, maka mustabshir harus membayarkannya lagi.

Beberapa ulama mustabshir terkenal diantaranya adalah: Ali bin Mahziar Al-Ahwazi, Muhammad bin Mas'ud al-Ayâsyi (penulis tafsir 'Ayâsyi), Muhammad Khodabande Hakim Ilkhânate, Sayyid Muhammad Tîjâni, dan Ibrahim Zakzaky, seorang pemimpin Syiah Nigeria.

Definisi Mustabshir dan Penggunaan Kata Tersebut Dalam Kitab-Kitab Fikih dan Hadis

Mustabshir, dalam budaya mazhab Syiah, adalah seseorang yang mengubah agama atau mazhabnya dari salah satu mazhab di dalam Islam[1] atau agama samawi lainnya[2] menjadi agama Islam dan bermazhab Syiah Dua Belas Imam melalui jalur penelitian dan penggunaan nalar dan akalnya.

Fadhl bin Hasan Thabarsi, salah seorang ahli tafsir Syiah, dalam Majma’ al-Bayan menilai bahwa seorang mustabshir adalah orang-orang yang berakal dan memiliki kemampuan membedakan yang benar dan yang salah sesuai dengan nalar dan pikirannya.[3]

Istibshar artinya mengetahui dan arif dalam melihat dan meneliti agama.[4]

Hukum-hukum mustabshir telah banyak dibahas di berbagai bab fikih, seperti dalam bab salat,[5] puasa,[6] zakat,[7] haji,[8] warisan,[9] dan qishâsh.[10]

Pembahasan hukum Mustabshir telah disebutkan di dalam fatwa Ibnu Abi Aqil al-‘Amâni (meninggal: 329 H), yang hidup di zaman keghaiban kecil,[11] dan Ibnu Junaid, salah seorang fukaha Syiah abad ke-4 Hijriah.[12]

Dalam Kutub Arba'ah, terdapat banyak hadis-hadis yang berkaitan dengan tema Mustabshir, seperti di dalam bab-bab Zakat dan Haji.[13] Juga, dalam banyak sumber -sumber fikih, telah dibahas mengenai ketidak wajiban untuk mengqadha (mengganti) ibadah yang dilakukan sebelum menjadi Mustabshir.[14]

Menurut fatwa Shâhib al-Jawâhir, hukum-hukum Istibshâr bisa diterapkan pada seluruh mazhab-mazhab di dalam Islam, bahkan kelompok yang dihukumi sebagai kafir sekalipun, seperti Nâshibi dan Ghuluw;[15] tetapi Sayid Muhammad Kazhim Tabhathabai Yazdi tidak menganggap hukum Istibshar bisa diterapkan pada kelompok Ghuluw.[16]

Hukum Ibadah Sebelum Menjadi Mustabshir

Beberapa fatwa para fukaha Syiah tentang amal ibadah seorang Mustabashir sebelumnya telah banyak dituliskan, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Salat dan puasa sebelum Istibshar: Menurut para fukaha Syiah, Mustabshir tidak perlu mengulangi ibadah yang telah dilakukannya sebelum Istibshar, kecuali zakat; dengan syarat ibadah yang dilakukannya benar menurut mazhab sebelumnya.[17]
  • Salat dan puasa yang tidak dilakukan sebelum istibshar: menurut fatwa sebagian besar fukaha Syiah, wajib bagi mustabshir untuk melakukan qadha salat dan puasa yang tidak dilakukannya sebelum Istibshar atau sudah dilaksanakan tetapi salah menurut mazhab sebelumnya.[18] Husein al-‘Usfûr (wafat : 1216 H), seorang fakih dan ahli hadis berpendapat bahwa tidak ada kewajiban apapun bagi mereka untuk melakukan qadha ibadah sebelumnya.[19]
  • Ibadah Haji: Orang yang telah melaksanakan haji menurut mazhab sebelumnya tidak wajib mengulanginya,[20] akan tetapi sebagian fukaha Syiah seperti Shahib al-Jawâhir,[21] Syekh Thusi,[22] dan Allamah Hilli[23] menyaratkan ibadah haji yang telah dilakukan sebelumnya telah memenuhi syarat dan rukun haji menurut mazhab Syiah.[24]
  • Zakat Harta dan Zakat Fitrah: Jika seseorang telah memberikan Zakat hartanya kepada rekan semazhabnya sebelum Istibshar, maka wajib mengulanginya ketika setelah menjadi mustabshir;[25] tetapi jika ia sebelumnya telah memberikan zakat tersebut kepada orang-orang Syiah, maka tidak perlu dikeluarkan lagi,[26] berbeda halnya dengan Muhammad Taqi Âmûli yang berpendapat bahwa dalam kondisi demikian pun zakat harus tetap diqadha.[27] Menurut fatwa Syahid Awwal dalam kitab al-Bayân, jika ia memberikan zakatnya kepada orang yang tidak berhak (non-Syiah) dan kemudian menjadi mustabshir, sedangkan kondisi barang zakatnya tetap ada, maka ia dapat mengambilnya kembali.[28] Hukum zakat fitrah dalam hal ini sama seperti zakat harta.[29]

Hukum Amalan Selain Ibadah Seroang Mustabshir

Menurut para fukaha Syiah, hukum syariat bagi mustabshir atas amalan selain ibadah adalah sebagai berikut:

  • Tidak ada halangan untuk melaksanakan akad pernikahan baru bagi Mustabshir (dikarenakan tidak melakukan Tawaf Nisa di dalam haji mereka) dan dihukumi sah.[30]
  • Hukum perceraian mustabshir: Jika Mustabshir menceraikan istrinya secara sahih menurut mazhabnya sebelum Istibshar, dan perceraian tersebut dianggap tidak sah dari sudut pandang Syiah, maka menurut fatwa Sayid Muhsin Hakim (w 1390 H), perceraiannya tidak sah, dan setelah Istbshar, tanpa akad baru dia bisa kembali lagi menjadi pasangan suami istri yang sah.[31] Namun menurut Syekh Thusi, perceraiannya sah dan telah terjadi putusnya ikatan pernikahan.[32]
  • Hukum nazar, ikrar, sumpah, wakaf: Jika nazar, ikrar, dan wakaf yang dilakukan Mustabshir sebelum Istibshar tidak dibenarkan menurut Imamiyah karena tidak sesuai dengan syarat-syarat dan aturannya, maka hal tersebut wajib dilakukan; Namun jika benar menurut Imamiyah, maka hal tersebut wajib dilakukan; Sekalipun hal itu dianggap batal menurut mazhab sebelumnya.[33]
  • Pengaruh Istbshar terhadap hukum kesucian atau kenajisan: menurut fatwa Shahib al-Jawâhir, jika seseorang sudah mensucikan benda najis sebelum Istibshar yang sesuai dengan mazhab Syiah, maka setelah menjadi mustabshir tidak diperlukan lagi untuk mensucikan kembali benda tersebut; Tetapi jika dia mensucikannya menurut mazhabnya sendiri dan bertentangan dengan cara-cara dari mazhab Syiah, maka wajib mensucikannya kembali menurut pendapat fikih terkuat dari mazhab Syiah.[34]

Para Mustabshir yang Terkenal

  •  Ali bin Mahziâr Ahwâzi: Dia adalah salah satu sahabat dekat Imam Jawad as dan Imam Hadi as, yang pada awalnya adalah seorang Kristen dan kemudian masuk Islam dan bermazhab  Syiah.[35]
  • Muhammad bin Mas’ud al-‘Ayyâsyi: Dia adalah salah satu ulama mufasir Syiah di abad ke-4 Hijriah dan penulis Tafsir ‘Ayyâsyi. Dia sebelumnya bermazhab Sunni.[36]
  • Jalaluddin Muhammad bin Sa'ad al-Dawâni, dikenal sebagai Muhaqiq Dawâni: Dia adalah seorang filsuf dan teolog abad ke-9 Hijriah yang bermazhab Ahlusunah dan kemudian menjadi seorang Syiah. Dia menyatakan Kesyiahannya di dalam kitab Nûr al-Hidayâh.[37]
  • Rufa'ah bin Musa Nakhâs al-Asadi al-Kufi: Dia adalah salah satu sahabat dan perawi Imam Shadiq as dan Imam Kazhim as. Menurut Syekh Thusi, ia adalah seorang Waqifi[38] dan kemudian menjadi seorang Syiah dua belas Imam.[39]
  • Ahmad bin Dawud bin Saîd Fazari: Syeikh Thusi dalam bukunya Rijal menyebutkan bahwa ia sebagai salah satu sahabat Imam Hadi as.[40]
  • Ghiyâsuddin Muhammad Khudabande dikenal sebagai Uljaito (meninggal: 716 H): Dia adalah salah satu penguasa dinasti Ilkhanate Iran [41] dan dia adalah orang pertama yang mengakui mazhab Syiah di Iran selama pemerintahannya.[42] Mula-mula dia adalah seorang Kristen[43] dan kemudian menjadi seorang Budha[44] Beberapa saat kemudian, dia mengadopsi mazhab Hanafi[45] dan kemudian Syafi'i.[46] Akhirnya ia terpengaruh oleh ulama Syiah dan memilih mazhab Syiah.[47] Menurut Syubairi Zanjâni (lahir tahun 1306 H.S), salah seorang marja taklid Syiah, bahwa Khudabande sampai akhir hayatnya memegang teguh mazhab Imamiah.[48]
  • Muhammad Mar’i Al-Amin Al-Anthaki (wafat: 1383 H): Seorang ulama Sunni Mesir dan ulama Al-Azhar dan berkedudukan sebagai hakim yang pada akhirnya memilih mazhab Syiah.[49]
  • Sayyid Mohammad Tijani Samawi (lahir tahun 1936 M): Dia adalah seorang ulama Tunisia dan penulis buku Tsumma Ihtadaitu (Akhirnya Kutemukan Kebenaran). Dia pada awalnya bermazhab Maliki[50] kemudian berpindah menjadi Syiah.[51]
  • Ibrahim Zakzaky (lahir tahun 1332 H. S): Pemimpin gerakan Islam di Nigeria adalah bermazhab Maliki pada awalnya dan menjadi Syiah setelah bertemu dengan Imam Khomeini.[52]
  • Hasan Syahâtah (meninggal: 1392 H.S): Ia adalah salah satu ulama Hanafi dari Mesir yang menjadi Syiah pada tahun 1996 M (1375 H.S).[53]
  • Eduardo Agnelli (meninggal: 1379 H.S): Ia berasal dari Italia dan putra salah satu pemegang saham besar Italia yang terkenal. Dia beralih dari agama Kristen pada mazhab Syiah di bawah pengaruh Al-Qur'an.[54]

Monografi Buku

Kitab Mausû’ah min Hayât Al-Mustabshirîn  (Ensiklopedia Kehidupan Para Mustabshir) merupakan salah satu karya dari Pusat Penelitian Al-Aqâidiyah yang memperkenalkan sejumlah ulama mustabshir dari berbagai negara dalam empat belas jilid.[55]

Catatan Kaki

  1. Mar'i, al-Qāmūs al-Fiqhī, jld. 1, hlm. 191; Ghadiri, al-Qāmūs al-Jāmī' Li al-Mushthalahāt al-Fiqhiyyah, jld. 1, hlm. 534; Yayasan Datirah al-Ma'arif Feqh-e Eslami, Farhangg-e Feqh, jld. 1, hlm. 411.
  2. Mushthalah al-Mustabshir Wa Man Hum al-Mustabshirūn? Site She3a-alhsen.
  3. Thabrasi, Majma' al-Bayān, jld. 8, hlm. 444.
  4. Tim Peneliti, Mausū'ah al-Fiqh al-Islāmī, jld. 11, hlm. 9.
  5. Ibn Idris, as-Sarā'ir, jld. 1, hlm. 460.
  6. Ibnu Hamzah, al-Wasīlah, hlm. 56.
  7. Lihat: Markaz al-Mu'jam al-Fiqhi, Hayāh Ibn Abī Aqīl Wa Fiqhih, hlm. 398.
  8. Lihat: Esytehardi, Majmū'ah Fatāwā Ibn Junaid, hlm. 122.
  9. Hurr Amili, Wasā'il as-Syī'ah, jld. 17, hlm. 475.
  10. Hurr Amili, Wasā'il as-Syī'ah, jld. 19, hlm. 205.
  11. Markaz al-Mu'jam al-Fiqhi, Hayāh Ibn Abī Aqil Wa Fiqhih, hlm. 398.
  12. Esytehardi, Majmū'ah Fatāwā Ibn Junaid, hlm. 122.
  13. Lihat: Syekh Thusi, Tahdzīb al-Ahkām, jld. 4, hlm. 54; Syekh Thusi, al-Istibshār, jld. 2, hlm. 145; Syekh Shaduq, Man Lā Yahdhuruh al-Faqīh, jld. 2, hlm. 429; Kulaini, al-Kāfī, jld. 7, hlm. 139.
  14. Ibn Hamzah, al-Wasīlah, hlm. 56; Ibn Idris, as-Sarā'ir, jld. 1, hlm. 460; Allamah Hilli, Muntahā al-Mathlab, jld. 13, hlm. 97; Syahid Awal, ad-Durūs as-Syar'iyyah, jld. 1, hlm. 243.
  15. Najafi, Jawāhir al-Kalām, jld. 17, hlm. 307.
  16. Thabathabai, al-'Urwah al-Wutsqā, jld. 4, hlm. 450.
  17. Lihat: Ibn Idris, as-Sarā'ir, jld. 1, hlm. 460; Najafi, Jawāhir al-Kalām, jld. 13, hlm. 6-9; Imam Khomeini, Tahrīr al-Wasīlah, jld. 1, hlm. 314; Wahid Khurasani, Minhāj as-Shālihīn, jld. 2, hlm. 222.
  18. Ibn Hamzah, al-Wasīlah, hlm. 56; Ibn Idris, as-Sarā'ir, jld. 1, hlm. 460; Qumi, al-Ghāyah al-Qashwā, jld. 1, hlm. 377; Imam Khomeini, Tahrīr al-Wasīlah, jld. 1, hlm. 314.
  19. Āl Ushfur, Sidād al-'Ibād Wa Rasyād al-'Ibād, hlm. 200.
  20. Imam Khomeini, Tahrīr al-Wasīlah, jld. 1, hlm. 404.
  21. Najafi, Jawāhir al-Kalām, jld. 17, hlm. 305.
  22. Syekh Thusi, al-Mabshūth, jld. 1, hlm. 303.
  23. Allamah Hilli, al-Mu'tabar, jld. 2, hlm. 765; Allamah Hilli, Tadzkirah al-Fuqahā', jld. 1, hlm. 400.
  24. Muhaqqiq Hilli, al-Mu'tabar, jld. 2, hlm. 765; Allamah Hilli, Tahrīr al-Ahkām, jld. 1, hlm. 413.
  25. Syekh Thusi, al-Mabshūth, jld. 1, hlm. 247; Ibn Hamzah, al-Wasīlah, hlm. 129; Thabathabai Yazdi, al-'Urwah al-Wutsqā, jld. 4, hlm. 127.
  26. Thabathabai Yazdi, al-'Urwah al-Wutsqā, jld. 4, hlm. 127.
  27. Amuli, Mishbāh al-Hudā, jld. 10, hlm. 257.
  28. Syahid Awal, al-Bayān, hlm. 315.
  29. Mirza Qumi, Ghanā'im al-Ayyām, jld. 4, hlm. 162; Kasyif al-Ghitha', Kāsyif al-Ghithā', jld. 4, hlm. 508.
  30. Bahrani, ar-Rasā'il al-Ahmadiyyah, jld. 2, hlm. 307.
  31. Hakim, Mustamsak al-'Urwah al-Wutsqā, jld. 14, hlm. 524.
  32. Syekh Thusi, Tahdzhīb al-Ahkām, jld. 8, hlm. 57.
  33. Ibn Fahd Hilli, ar-Rasā'il al-'Asyar, hlm. 410; Kasyif al-Ghitha', Kasyf al<-Ghithā', jld, 4, hlm. 513.
  34. Najafi, Jawāhir al-Kalām, jld. 13, hlm. 9.
  35. Kisyyi, Ikhtiyār Ma'rifah ar-Rijāl, jld. 2, hlm. 825.
  36. Najjasyi, Rijāl an-Najjāsyī, hlm. 350.
  37. Qumi, al-Kunā Wa al-Alqāb, jld. 2, hlm. 230.
  38. Thusi, al-Ghaibah, hlm. 71.
  39. Syabastari, al-Fā'iq Fī Ruwwāh Wa Ashāb al-Imām as-Shādiq (as), jld. 1, hlm. 567.
  40. Thusi Rijāl Thūsī, jld. 1, hlm. 426.
  41. Kasyani, Tārīkh Uljaytu, hlm. 28-29.
  42. Kasyani, Tārīkh Uljaytu, hlm. 99-101.
  43. Spooler, Tarikh- Mogul Dar Iran, hlm. 195.
  44. Spooler, Tarikh- Mogul Dar Iran, hlm. 195.
  45. Kasyani, Tārīkh Uljaytu, hlm. 96.
  46. Kasyani, Tārīkh Uljaytu, hlm. 96-99.
  47. Kasyani, Tārīkh Uljaytu, hlm. 99-101.
  48. Syubairi Zanjani, Jur'ei Az Darya, jld. 2, hlm. 303.
  49. Allamah Syekh Muhammad Wa Ahmad Amin Anthaki, site rahyafteha.
  50. Tijani, Tsumma Ihtadaitu, hlm. 28-29.
  51. Majmu'e-e Ketabha-e Doktor Muhammad Tijani, site Tebyan.
  52. Guftegu-e Muntasyir Nashude Ba Syekh Ibrahim Zakzaki, site shamstoos.
  53. Syekh Hasan Syahatah, site ahlolbait.
  54. Zamani, Asynai Ba Istisyraq Wa Eslam Syenasi-e Gharbiyan, hlm. 175; Zuhre Bandiyan, Dastan-e Zendegi-e Syahid Edoardo Agnelli (1), site rahyafteha.
  55. Mausū'ah Min Hayāh al-Mustabshirīn, jld. 1, hlm. 1-20, site aqaed.

Daftar Pustaka

  • Āli Ushfur, Husain bin Muhammad. Sidād al-'Ibād Wa Rasyād al-'Ibād. Qom: Ketab Furusyi-e Mahallati, 1421 H.
  • Allamah hilli, Hasan bin Yusuf. Mukhtalaf as-Syī'ah Fī Ahkām as-Syarī'ah. Masyhad: Astanah ar-Ridhawiyah al-Muqaddasah, 1412 H.
  • Allamah Hilli, Hasan bin Yusuf. Tadzkirah al-Fuqahā'. Tehran: Perpustakaan al-Murtadhawiyah.
  • Allamah Hilli, Hasan bin Yusuf. Tahrīr al-Ahkām as-Syar'iyyah 'Alā Madzhab al-Imāmiyyah. Qom: Yayasan al-Imam as-Shadiq (as), 1420 H.
  • Allame Syekh Muhammad & Ahmad Amin Anthaki. Site rahyafteha. Diakses tanggal 2 Juli 2023.
  • Amuli, Muhammad Taqi. Mishbāh al-Hudā Fī Syarh al-'Urwah al-Wutsqā. Tehran, 1380
  • Bahrani, AHmad bin SHalih. Ar-Rasā'il al-Ahmadiyyah. Qom: Dar al-Mushtafa Li Ihya' at-Turats, 1419 H.
  • Bahtawi, Manshur. Ar-Raudh al-Murabba' Syarh Zad al-Mustanqa'. Beirut: Nasyr Dar al-Mu'ayyad.
  • Esytehardi, Ali Panah. Majmu'e-e Fatawa-e Ibn Junaid. Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1416 H.
  • Ghadiri, Abdullah Isa Ibrahim. Al-Qāmūs al-Jāmi' Li al-Mushthalahāt al-Fiqhiyyah. Beirut: Markaz al-Inma' al-Hadhari, 1418 H.
  • Guftegu-e Muntasyir Nashude Ba Syekh Ibrahim Zakzaki. Rahbari Be Ta'assi Az U Milyunha Afriqai Syi'e Shudand. Site shamstoos. Diakses tanggal 2 Juli 2023.
  • Hakim, Sayyid Muhsin. Mustamsak al-'Urwah al-Wutsqa. Qom: Yayasan Dar at-Tafsir, 1416 H.
  • Hilli, Ali bin Dawud. Ketāb ar-Rijāl. Tehran: Entesyarat-e Danesygah-e Tehran, 1383 HS/2004.
  • Hurr Amili, Muhammad bin Hasan. Wasā'il as-Syī'ah. Beirut: Dar Ihya' at-Turats al-Arabi.
  • Ibn Fahd Hilli, Ahmad bin Muhammad. Ar-Rasā'il al-'Asyar. Qom: Perpustakaan Umum Ayatullah Mar'asyi an-Najafi (qs), 1409 H.
  • Ibn Hamzah, Muhammad bin Ali. Al-Wasīlah Ilī Nail al-Fadhīlah. Qom: Perpustakaan Umum Ayatullah Mar'asyi Najafi (qs), 1408 H.
  • Ibn Idris, Muhammad bin Ahmad. As-Sarā'ir al-Hāwi Li Tahrīr al-Fatāwā. Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1410 H.
  • Imam Khomeini, Sayyid Ruhullah. Tahrīr al-Wasīlah. Tehran: Yayasan Tanzim Wa Nasyr-e Asar-e Emam Khomeini, 1434 H.
  • Kasyani, Abdullah bin Ali. Tarikh Uljaytu. Oleh Mihan Hambali. Tehran, 1384 HS/2005.
  • Kasyif al-Ghitha, Ja'far bin Khidhr. Kasyf al-Ghithā' 'An Mubhamāt as-Syarī'ah al-Gharrā'. Qom: Entesyarat0e Daftar-e Tablighat-e Eslami-e Hauze-e Ilmiye-e Qom, 1422 H.
  • Kissyi, Muhammad bin Umar. Ikhtiyār Ma'rifah ar-Rijāl al-Ma'rūf Bi Rijāl al-Kissyī. Qom: Yayasan Ali al-Bait (as), 1363 HS/1984.
  • Kulaini, Muhammad bin Ya'qub. Al-Kāfī. Qom: Dar al-Hadits, 1429 H.
  • Majmu'e-e Ketabha-e Doktor Muhammad Tijani. Site tebyan. Diakses tanggal 2 Juli 2023.
  • Mar'i, Husain Abdullah. Al-Qāmūs al-Fiqhī. Beirut: Dar al-Mujtaba, 1413 H.
  • Markaz Mu'jam Fiqhi. Hayāh Ibn 'Aqīl al-'Ummānī Wa Fiqhuh. Qom: Markaz al-Mu'jam al-Fiqhi Li Samahah Ayatillah as-Sayyid Muhammad Ridha al-Musawi al-Gulpaigani, 1413 H.
  • Mausū'ah Min Hayāh al-Mustabshirīn. Jld. 1, hlm. 1-20. Site aqaed. Diakses tanggal 9 Juli 2023.
  • Mirza-e Qumi, Abul Qasim bin Muhammad Hasan. Ghanā'im al-Ayyām Fī Masā'il al-Halāl Wa al-Harām. Qom: Daftar-e Tablighat-e Eslami-e Hauze-e Ilmiyye-e Qom, 1417 H.
  • Muhaqqiq Hilli, Ja'far bin Hasan. Al-Mu'tabar Fī Syarh al-Mukhtahar. QOm: Yayasan Sayyid as-Syuhadā' (as), 1407 H.
  • Najafi, Muhammad Hasan. Jawāhir al-Kalām Fī Syarh Syarā'i' al-Islām. Riset: Muhammad Ibrahim Sulthani Nasab. Beirut: Dar Ihya' at-Turats al-Arabi, 1404 H.
  • Najjasyi, Ahmad bin Ali. Rijāl an-Najjāsyī. Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1427 H.
  • Qumi, Abbas. Ghāyah al-Qashwā Fī Tarjumah al-'Urwah al-Wutsqā. Tehran: Perpustakaan al-Murtadhawiyah Li Ihya' al-Atsar al-Ja'fariyah.
  • Qumi, Syekh Abbas. Al-Kunā Wa al-Alqāb. Tehran: Perpustakaan as-Shadr, 1368 HS/1989.
  • Spooler, Berthold. Tarikh-e Mogul Dar Iran. Oleh: Muhammad Miraftabi. Tehran: 1351 HS/1972.
  • Syabastari, Abdul Husain. Al-Fā'iq Fī Ruwwāh Wa Ashāb al-Imām as-Shādiq (as). Qom: Yayasan an-Nasyr al-Islami, 1418 H.
  • Syahid Awal, Muhammad bin Makki. Ad-Durūs as-Syar'iyyah Fī Fiqh al-Imāmiyyah. Daftar-e Entesyarat-e Eslami, 1417 H.
  • Syahid Awal, Muhammad bin Makki. Al-Bayān. Qom: Nasyr Muhammad al-Hasun, 1412 H.
  • Syekh Hasan Syahatah. Site ahlolbait. Diakses tanggal 2023.
  • Syekh Shaduq, Muhammad bin Ali. Man Lā Yahdhuruh al-Faqīh. QomL Daftar-e Entesyarat-e Eslami, 1413 H.
  • Syekh Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Ghaibah. Editor: Ali Ahmad Nashih. Qom: Yayasan al-Ma'arif al-Islamiyyah, 1425 H.
  • Syekh Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Istibshār Fī Mā Ukhtulifa Min al-Akhbār. Tehran: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1363 HS/1984.
  • Syekh Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Mabshūth Fī Fiqh al-Imāmiyyah. Tehran: Perpustakaan al-Murtadhawiyah, 1387 H.
  • Syekh Thusi, Muhammad bin Hasan. Rijāl al-Thūsī. Najaf, 1381 H.
  • Syekh Thusi, Muhammad bin Hasan. Tahdzīb al-Ahkām. Tehran: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1407 H.
  • Syubairi Zanjani, Sayyid Musa. Jur'ei Az Darya. Qom: Yayasan Letab Syenas, 1389 HS/2010.
  • Thabathabai Yazdi, Sayyid Muhammad Kazim. Al-'Urwah al-Wutsqā. Qom: Perpustakaan ad-Dawari, 1414 H.
  • Thabrasi, Fadhl bin Hasan. Majma' al-Bayān Fī Tafsīr al-Qur'ān. Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1408 H.
  • Tim Peneliti. Mausū'ah al-Fiqh al-Islām Thibqan Li Madzhab Ahl al-Bait (as). Qom: Yayasan Dayirah al-Ma'arif Feqh-e Eslami Bar Mazhab-e Ahl-e Beit (as), 1423 H.
  • Wahid Khurasani, Husain. Minhāj as-Shālihīn. Qom: Madrasah al-Imam Baqir al-Ulum (as), 1428 H.
  • Yayasan Dayirah al-Ma'arif Feqh-e Eslai. Farhangg-e Feqh Muthabeq Ba Mazhab-e Ahl-e Beit (as). Qom: Yayasan Dayirah al-Ma'arif Feqh-e Eslami, 1385 HS/2006.
  • Zamani, Muhammad Hasan. Asynai Ba Estesyraq Wa Eslam Syenas-e Gharbiyan. Qom: Nasyr-e al-Mushtafa (saw), 1394 HS/2015.
  • Zuhre Bandeyan, Mahsyid. Dastan-e Zendegi-e Syahid Edoardo Agnelli. Site rahyafteha. Diakses tanggal 3 Juli 2023.