Lompat ke isi

Tsubait bin Muhammad Askari

tanpa foto
tanpa Kategori
Dari wikishia
Tsubait bin Muhammad Askari
Informasi Pribadi
Terkenal denganTeolog, Ahli Fikih dan Hadis Imamiyah
LahirAbad ke-3 H
Informasi ilmiah
Karya-karyaTaulidat Bani Umayyah fi al-Hadits wa Dzikr al-Ahadits al-Maudhu'ah • Kitab al-Asfar • Dalail al-A'immah ‘Alayhim al-Salam wa Naqd al-‘Utsmaniyyah
Kegiatan Sosial dan Politik


Tsubait bin Muhammad Askari (bahasa Arab: ثُبَیْت بن محمد عسکری) adalah seorang teolog (mutakallim), Fakih, dan ahli hadis (muhaddits) dari mazhab Imamiyah pada abad ketiga Hijriyah. Najasyi menggambarkannya sebagai seorang teolog yang mahir dan berpengetahuan luas dalam bidang hadis dan fikih, serta menyebutnya sebagai salah satu dari "ashabuna al-Askariyyin" (sahabat kami dari kalangan Askariyyin).

Kelahiran

Tanggal pasti kelahiran dan kematian Tsubait tidak diketahui. Namun, berdasarkan hubungannya dengan Muhammad bin Harun yang dikenal sebagai Abu Isa Warraq (seorang teolog terkenal dari mazhab Imamiyah) dan riwayatnya dari Daud bin Asad Al-Mishri (seorang teolog Imamiyah abad ketiga),[1] dapat disimpulkan bahwa Tsubait adalah salah satu tokoh Imamiyah abad ketiga.

Periwayatan Hadis

Kredibilitas

Najasyi[2] menggambarkan Tsubait sebagai seorang teolog yang mahir dan berpengetahuan luas dalam hadis, periwayatan, dan fikih, serta menyebutnya sebagai salah satu dari "ashabuna al-Askariyyin". Abdullah Mamaqani,[3] menafsirkan ungkapan Najasyi ini sebagai indikasi bahwa Tsubait pernah bergaul dengan Imam Hadi as dan Imam Hasan Askari as, dan berdasarkan hal ini, Mamaqani menduga bahwa Tsubait tinggal di Samarra. Menurut Tustari,[4] ungkapan Najasyi ini hanya menunjukkan bahwa Tsubait adalah seorang Imamiyah, karena Najasyi tidak menyebutnya dengan ungkapan "min ashab al-Askariyyain". Ungkapan tersebut hanya menunjukkan bahwa Tsubait tinggal di daerah militer, kemungkinan besar di Samarra. Mengenai kredibilitas Tsubait, tidak ada informasi yang jelas dalam sumber-sumber ilmu rijal (studi tentang periwayat hadis), kecuali bahwa Ibnu Daud Al-Hilli dalam bagian pertama kitab al-Rijal menyebut nama-nama perawi yang terpercaya, dan nama Tsubait termasuk di dalamnya.[5] Hal ini menunjukkan bahwa Tsubait dianggap terpercaya.[6]

Kekeliruan dengan Tsubait bin Nasyith

Najasyi[7] juga menyebut nama Tsubait lain dalam daftar perawi Imam Shadiq as, tetapi tidak menyebutkan kunyah (nama panggilan), nama ayah, atau nasabnya. Najasyi hanya menyebutkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub Khazzaz[8] dari Abu Bashir dari Tsubait dari Imam Shadiq. Kemungkinan besar, yang dimaksud adalah Tsubait bin Nasyith al-Kufi. Mengenai Tsubait bin Nasyith Al-Kufi, tidak banyak informasi yang tersedia selain riwayatnya dari Imam Shadiq dan penyebutan namanya sebagai salah satu murid Imam Shadiq.[9] Al-Kulaini[10] juga meriwayatkan sebuah hadis dari Imam Shadiq tentang bukti imamah Imam Musa Kazhim as yang dalam sanadnya terdapat nama Tsubait. Mengingat Abu Ayyub Khazzaz meriwayatkan dari Tsubait bin Nasyith, maka dalam hadis al-Kulaini yang dimaksud adalah Tsubait bin Nasyith al-Kufi.

Adanya kesalahan penulisan (tashif) dalam naskah-naskah kitab Najasyi menimbulkan kemungkinan bahwa kedua nama ini (Tsubait bin Muhammad dan Tsubait) merujuk pada orang yang sama.[11] Namun, beberapa ahli rijal[12] menegaskan bahwa kemungkinan ini tidak benar, karena Tsubait bin Muhammad kemungkinan besar adalah penduduk Samarra, sehingga ada jarak waktu antara dirinya dan Imam Shadiq. Alasan lain adalah bahwa Tsubait bin Muhammad bergaul dengan Abu Isa Warraq, yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Ahmad bin Yahya Al-Asy'ari,[13] sehingga Tsubait tidak termasuk dalam generasi sahabat Imam Shadiq as.[14]

Karya Ilmiah

Menurut Najasyi,[15] Tsubait bin Muhammad memiliki beberapa karya, di antaranya: 1. Taulidat Bani Umayyah fi al-Hadits wa Dzikr al-Ahadits al-Maudhu'ah, yang berisi tentang hadis-hadis palsu yang dibuat oleh Bani Umayyah. 2. Kitab Al-Asfar. 3. Dalail al-A'immah Alaihim al-Salam wa Naqd al-Utsmaniyah, yang merupakan bantahan terhadap kitab al-Utsmaniyah karya al-Jahiz (W. 255). Karena Tsubait bergaul dengan Abu Isa Warraq, kitab ini juga dinisbatkan kepada Abu Isa.[16]

Catatan Kaki

  1. Ibnu Babawaih, hal. 618
  2. Najasyi, no. 302
  3. Mamaqani, jilid 1, bagian 2, hal. 194–195
  4. Tustari, jilid 2, hal. 479
  5. Lihat: Mas'udi, jilid 4, hal. 77; Mirdamad, hal. 55
  6. Lihat: Khu'i, jilid 3, hal. 403
  7. Najasyi, no. 301
  8. Lihat: Khu'i, jilid 21, hal. 295
  9. Lihat: Thusi, hal. 174
  10. Jilid 1, hal. 308
  11. Lihat: Tafresyi, jilid 1, hal. 317; Agha Buzurg Tehrani, jilid 2, hal. 59
  12. Lihat: Tustari, jilid 2, hal. 479; Khu'i, jilid 3, hal. 402
  13. Najasyi, no. 939
  14. Mirdamad, hal. 56
  15. Najasyi, no. 302
  16. Lihat: Mas'udi, jilid 4, hal. 77; Mirdamad, hal. 55

Daftar Pustaka

  • Agha Buzurg Tehrani. Al-Dzari‘ah ila Tashanif al-Syi‘ah.
  • Ibnu Babawaih. Al-Amali. Qom: 1362 HS.
  • Hilli, Ibnu Dawud. Kitab al-Rijal. cetakan Muhammad Ṣhadiq Al Bahr al-‘Ulum, Najaf. 1392/1972, cetakan ulang Qom: tanpa tahun.
  • Tustari, Muhammad Taqi. Qamus al-Rijal. Qom: 1410 H.
  • Tafrasi, Muṣṭafa bin Husain. Naqd al-Rijal. Beirut, 1419/1999.
  • Khu’i.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Rijal al-Thusi. cetakan Jawad Qayumi Iṣfahani, Qom: 1415 H.
  • Hasan bin Yusuf 'Allamah Hilli, Rijal al-‘Allamah al-Hilli, cetakan Muhammad Ṣadiq Bahr al-‘Ulum, Najaf 1381/1961, cetakan ulang Qom: 1402 H.
  • Kulayni.
  • Abdullah Mamaqani. Tanqih al-Maqal fi ‘Ilm al-Rijal. Najaf: 1349-1352 H.
  • Masudi. Muruj al-Dzahab. Beirut.
  • Mirdamad, Muhammad Baqir bin Muhammad. Al-Rawasyih al-Samawiyyah fi Syarh al-Ahadits al-Imamiyah. Tehran: 1311 HS, cetakan ulang Qom: 1405 H.
  • Najasyi, Ahmad bin ‘Ali. Fehrest Asma’ Mushannifi al-Syi‘ah yang dikenal sebagai Rijal al-Najasyi. cetakan Musawi Syubayri Zanjani, Qom: 1407 H.