Tsubait bin Muhammad Askari
Tsabit bin Muhammad Askari adalah seorang teolog (mutakallim), Fakih, dan ahli hadis (muhaddits) dari mazhab Imamiyah pada abad ketiga Hijriyah. Najasyi menggambarkannya sebagai seorang teolog yang mahir dan berpengetahuan luas dalam bidang hadis dan fikih, serta menyebutnya sebagai salah satu dari "ashabuna al-Askariyyin" (sahabat kami dari kalangan Askariyyin).
Kelahiran
Tanggal pasti kelahiran dan kematian Tsabit tidak diketahui. Namun, berdasarkan hubungannya dengan Muhammad bin Harun yang dikenal sebagai Abu Isa Warraq (seorang teolog terkenal dari mazhab Imamiyah) dan riwayatnya dari Daud bin Asad Al-Mishri (seorang teolog Imamiyah abad ketiga),[1] dapat disimpulkan bahwa Tsabit adalah salah satu tokoh Imamiyah abad ketiga.
Periwayatan Hadis
Kredibilitas
Najasyi[2] menggambarkan Tsabit sebagai seorang teolog yang mahir dan berpengetahuan luas dalam hadis, periwayatan, dan fikih, serta menyebutnya sebagai salah satu dari "ashabuna al-Askariyyin". Abdullah Mamaqani,[3] menafsirkan ungkapan Najasyi ini sebagai indikasi bahwa Tsabit pernah bergaul dengan Imam Hadi as dan Imam Hasan Askari as, dan berdasarkan hal ini, Mamaqani menduga bahwa Tsabit tinggal di Samarra. Menurut Tustari,[4] ungkapan Najasyi ini hanya menunjukkan bahwa Tsabit adalah seorang Imamiyah, karena Najasyi tidak menyebutnya dengan ungkapan "min ashab al-Askariyyain". Ungkapan tersebut hanya menunjukkan bahwa Tsabit tinggal di daerah militer, kemungkinan besar di Samarra. Mengenai kredibilitas Tsabit, tidak ada informasi yang jelas dalam sumber-sumber ilmu rijal (studi tentang periwayat hadis), kecuali bahwa Ibnu Daud Al-Hilli dalam bagian pertama kitab al-Rijal menyebut nama-nama perawi yang terpercaya, dan nama Tsabit termasuk di dalamnya.[5] Hal ini menunjukkan bahwa Tsabit dianggap terpercaya.[6]
Kekeliruan dengan Tsabit bin Nasyith
Najasyi[7] juga menyebut nama Tsabit lain dalam daftar perawi Imam Shadiq as, tetapi tidak menyebutkan kunyah (nama panggilan), nama ayah, atau nasabnya. Najasyi hanya menyebutkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub Khazzaz[8] dari Abu Bashir dari Tsabit dari Imam Shadiq. Kemungkinan besar, yang dimaksud adalah Tsabit bin Nasyith al-Kufi. Mengenai Tsabit bin Nasyith Al-Kufi, tidak banyak informasi yang tersedia selain riwayatnya dari Imam Shadiq dan penyebutan namanya sebagai salah satu murid Imam Shadiq.[9] Al-Kulaini[10] juga meriwayatkan sebuah hadis dari Imam Shadiq tentang bukti imamah Imam Musa Kazhim as yang dalam sanadnya terdapat nama Tsabit. Mengingat Abu Ayyub Khazzaz meriwayatkan dari Tsabit bin Nasyith, maka dalam hadis al-Kulaini yang dimaksud adalah Tsabit bin Nasyith al-Kufi.
Adanya kesalahan penulisan (tashif) dalam naskah-naskah kitab Najasyi menimbulkan kemungkinan bahwa kedua nama ini (Tsabit bin Muhammad dan Tsabit) merujuk pada orang yang sama.[11] Namun, beberapa ahli rijal[12] menegaskan bahwa kemungkinan ini tidak benar, karena Tsabit bin Muhammad kemungkinan besar adalah penduduk Samarra, sehingga ada jarak waktu antara dirinya dan Imam Shadiq. Alasan lain adalah bahwa Tsabit bin Muhammad bergaul dengan Abu Isa Warraq, yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Ahmad bin Yahya Al-Asy'ari,[13] sehingga Tsabit tidak termasuk dalam generasi sahabat Imam Shadiq as.[14]
Karya Ilmiah
Menurut Najasyi,[15] Tsabit bin Muhammad memiliki beberapa karya, di antaranya: 1. Taulidat Bani Umayyah fi al-Hadits wa Dzikr al-Ahadits al-Maudhu'ah, yang berisi tentang hadis-hadis palsu yang dibuat oleh Bani Umayyah. 2. Kitab Al-Asfar. 3. Dalail al-A'immah Alaihim al-Salam wa Naqd al-Utsmaniyah, yang merupakan bantahan terhadap kitab al-Utsmaniyah karya al-Jahiz (W. 255). Karena Tsabit bergaul dengan Abu Isa Warraq, kitab ini juga dinisbatkan kepada Abu Isa.[16]
Catatan Kaki
- ↑ Ibnu Babawaih, hal. 618
- ↑ Najasyi, no. 302
- ↑ Mamaqani, jilid 1, bagian 2, hal. 194–195
- ↑ Tustari, jilid 2, hal. 479
- ↑ Lihat: Mas'udi, jilid 4, hal. 77; Mirdamad, hal. 55
- ↑ Lihat: Khu'i, jilid 3, hal. 403
- ↑ Najasyi, no. 301
- ↑ Lihat: Khu'i, jilid 21, hal. 295
- ↑ Lihat: Thusi, hal. 174
- ↑ Jilid 1, hal. 308
- ↑ Lihat: Tafresyi, jilid 1, hal. 317; Agha Buzurg Tehrani, jilid 2, hal. 59
- ↑ Lihat: Tustari, jilid 2, hal. 479; Khu'i, jilid 3, hal. 402
- ↑ Najasyi, no. 939
- ↑ Mirdamad, hal. 56
- ↑ Najasyi, no. 302
- ↑ Lihat: Mas'udi, jilid 4, hal. 77; Mirdamad, hal. 55
Daftar Pustaka
- Aqa Buzurg Tihrani, al-Dari‘ah ila Tasanif al-Shi‘ah
- Ibnu Babawayh, al-Amali, Qom, 1362 Sh.
- Ibnu Dawud Hilli, Kitab al-Rijal, cetakan Muhammad Ṣadiq Al Bahr al-‘Ulum, Najaf 1392/1972, cetakan ulang Qom, tanpa tahun.
- Muhammad Taqi Tustari, Qamus al-Rijal, Qom, 1410 H.
- Muṣṭafa bin Husain Tafrasi, Naqd al-Rijal. Beirut, 1419/1999.
- Khu’i.
- Muhammad bin Hasan Thusi, Rijal al-Thusi, cetakan Jawad Qayumi Iṣfahani, Qom, 1415 H.
- Hasan bin Yusuf 'Allamah Hilli, Rijal al-‘Allamah al-Hilli, cetakan Muhammad Ṣadiq Bahr al-‘Ulum, Najaf 1381/1961, cetakan ulang Qom, 1402 H.
- Kulayni.
- Abdullah Mamaqani. Tanqih al-Maqal fi ‘Ilm al-Rijal. Najaf: 1349-1352 H.
- Masudi. Muruj al-Dzahab. Beirut.
- Muhammad Baqir bin Muhammad Mirdamad, al-Rawasyih al-Samawiyyah fi Sharh al-Ahadith al-Imamiyyah, cetakan batu, Teheran, 1311 Sh., cetakan ulang Qom, 1405 H.
- Ahmad bin ‘Ali Najashi, Fihrist Asma’ Muṣannifi al-Shi‘ah yang dikenal sebagai Rijal al-Najashi, cetakan Musawi Shubayri Zanjani, Qom, 1407 H.