Muntaha al-Āmāl (buku)
Judul Asli | Muntaha al-Āmāl fi Tawārikh al-Nabi wa al-Āl |
---|---|
Pengarang | Syaikh Abbas al-Qummi |
Bahasa | Persia |
Subyek | Kehidupan 14 Manusia Suci |
Muntaha al-Āmāl fi Tawārikh al-Nabi wa al-Āl (bahasa Arab: مُنتهَى الآمال في تواريخ النبى و الآل) (puncak harapan mengenai sejarah Nabi saw dan keluarganya) adalah kitab berbahasa Persia mengenai kehidupan 14 manusia suci as karya Syaikh Abbas al-Qummi seorang alim Syiah abad ke-14. Pengarang dalam kitab ini dengan menggunakan referensi-referensi yang banyak menjelasakan kehidupan 14 manusia suci.
Muntaha al-Āmāl terdiri dari 14 bab dan setiap babnya memiliki pasal-pasal yang dengan tertib membahas keadaan-keadaan pribadi, keistimewaan dan keutamaan, peristiwa khusus terkait setiap imam, anak-anak keturunan dan keluarga, perawi dan sahabat. Muntaha al-Āmal tergolong kitab terkenal di kalangan Syiah. Kitab ini pun sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Mengenai Pengarang
Abbas bin Muhammad Ridha bin Abu al-Qasim termasuk dari ulama dan pakar hadis ternama kontemporer yang lahir di Qom dan menamatkan pendidikan tahap awalnya di kota tersebut. Pada tahun 1316 H/1898 ia pergi ke Najaf dan menimba ilmu di sisi Mirza Husain Nuri.
Pada tahun 1320 H/1902 pasca kewafatan gurunya ia kembali ke Qom, lalu pergi ke Masyhad dan beberapa tahun menetap di sana dan akhirnya pergi lagi ke Najaf dan wafat di sana.
Mengenai Kitab
Muntaha al-Āmal meliputi satu periode kehidupan 14 manusia suci. Pada umumnya berkenaan dengan setiap manusia suci (maksum) ia membahas tema-tema berikut: kelahiran, nama, lakab, kuniyah, sekelumit dari keutamaan dan karakteristik akhlak setiap maksum, mukjizat, dalil-dalil kepemimpinan setiap imam, mutiara-mutiara hikmah para imam, kesyahidan para maksum dan penguburan mereka.[1]
Mutivasi Penulisan
Dalam mukadimah kitab, sang penyusun menyampaikan motivasinya dari penulisan Muntaha al-Āmal bahwa keberadaan sejumlah khabar-khabar dan riwayat-riwayat yang menerangkan bahwa menghidupkan hadis-hadis para imam dan wali Allah serta menangis atas musibah yang menimpa mereka adalah termasuk dari ibadah yang paling besar. Dalam kitab ini, setelah menyebut tentang kelahiran, ia menjelaskan musibah-musibah yang menimpa Nabi saw dan begitu juga para Imam Maksum as. Selain itu, ia menyebutkan sebagian keutamaan-keutamaan, keistimewaan dan akhlak maksumin dengan tujuan bahwa dengan membaca dan mendengarkan masalah-masalah tersebut bisa sampai kepada pahala menghidupkan hadis-hadis para maksum, dan dengan menangisi musibah-musibah yang menimpa mereka dapat meraih derajat manusia-manusia yang dekat kepada Allah (muqarrabin). Syaikh Abbas al-Qummi memperkenalkan kitabnya dengan simpel dan ringkas yang disusun dalam 14 bab.[2]
Kandungan Kitab
Muntaha al-Āmāl terdiri dari 14 bab dimana masing-masing babnya mengkaji kehidupan salah seorang dari manusia-manusia suci. Setiap bab juga memiliki pasal-pasal yang dengan berurutan membahas keadaan-keadaan pribadi, peristiwa khusus terkait setiap imam, anak-anak keturunan dan keluarga, perawi dan sahabat. Sebagaima yang diharapkan, kehidupan Nabi saw, Amirul Mukminin as dan terkhusus kehidupan serta kronologi kesyahidan Imam Husain as lebih banyak mendominasi dalam kitab ini[3]
Referensi Kitab
Muhaddits Qummi dalam menjelasakan muatan-muatan kitabnya biasa menyebut nama referensi-referensinya. Pada cetakan terakhir yang diedit oleh Baqiri Bidhindi, referensi-referensi tersebut dimuat pada catatan kaki dengan menyebutkan jilid dan halaman.[4]Tujuan dia adalah berupaya menyebutkan berbagai riwayat mengenai satu kejadian.
Diantara referensi-referensi kitab ini adalah kitab-kitab Syaikh al-Mufid khususnya al-Irsyad, kitab-kitab Syaikh al-Shaduq seperti Uyun Akhbār al-Ridha dan Amāli, kitab-kitab Syaikh ath-Thusi, kitab al-Kāfi, I'lām al-Wara, Isbāt al-Washiyah, kitab-kitab Ibnu Thawus, al-Kharāij wa al-Jarāih, Manāqib ibnu Syahr Asyub, Tadzkirah al-Khawash, kitab-kitab sejarah umu seperti Tarikh Thabari, Tarikh Ya'qubi dan Muruj al-Dzahab, kitab-kitab sejarah mengenai tempat dan rijal seperti Tarikh Qom, Tarikh Bagdad, Tarikh Madinah Dimasyq dan Rijal Najjasyi.
Penyusun di sela-sela muatan-muatan kitabnya dengan ungkapan "penyusun berkata" menjelaskan atau menyampaikan pendangan-pandangannya mengenai hadis-hadis dan riwayat-riwayat yang dinukil, yang dengannya menambahkan nilai kitabnya. Meskipun penjelasan sang pengarang menggunakan bahasa persia dengan corak tata bahasa saat itu, kalimat-kalimat Arab seperti ucapan-ucapan maksumin, matan doa-doa dan syair-syair juga dinukil dan kebanyakan diterjemahkan.[5]
Pelengkap al-Muntaha
Muhaddits Qummi dalam menyempurkan Muntaha al-Āmal menulis kitab Tatimmah al-Muntaha fi Waqāi' Ayyām al-Khulafa (penyempurna dan pelengkap al-Muntaha al-Āmāl mengenai peristiwa-peristiwa di masa khulafa) yang membahas tentang sejarah khalifah-khalifah (tiga khalifah) setelah Nabi saw. Dalam mukadimahnya ia menulis: "Karena taufik Allah meliputi keadaan tak mendukung Amāli dan Āmal..., maka saya ingin menyebut sedikit tentang keadaan-keadaan Bani Hasan dan hendak menerangkan kronologi kesyahidan mereka. Setelah saya menulis sedikit tentang hal itu, saya lihat bahwa saya telah keluar dari koridor kitab. Akhirnya saya berpikir kembali untuk meletakkan tulisan ini pada Tatimmah wa Takmilah Muntaha al-Āmal (Penyempurna dan Pelengkap Muntaha al-Āmal).
Penerbitan dan Terjemah
Kitab ini sudah diterjmahkan ke dalam bahasa Arab oleh Sayid Hasyim Milani.
Catatan Kaki
Daftar Pustaka
- Fathimi, Sayid Hasan. Muntaha al-Āmâl. Kitab Mah-e Din. Khurdad & Tir 1381, no. 56 dan 57
- Kitab Syenakht-e Sirey-e Ma'shuman. Markaz Tahqiqat Kamputeri Ulum-e Islami Nur.
- Qummi, Syaikh Abbas. Muntaha al-Āmâl fi Tawarikh al-Nabi wa al-Āli. Qum: Dalil-e Ma, 1379 S
- Qummi, Syaikh Abbas. Muntaha al-Āmâl fi Tawarikh al-Nabi wa al-Āli, diterjemahkan oleh Milani. Qum: Jame'e Mudarrisin, 1422 H