Lompat ke isi

Heinz Halm

tanpa navbox
Dari wikishia
Heinz Halm
Nama lengkapHeinz Halm
Lahir1942
Guru-guruAnnemarie Schimmel
Karya pentingTasyayyu', Fathimiyan wa Sunnat-haye Ta'limi Anan, Syiah Ifrathi wa Alawiyan
AktivitasMenulis dan menyebarkan buku dan makalah terkait Syiah


Heinz Halm (bahasa Arab:هاینس هالم) adalah seorang orientalis terkemuka yang memfokuskan studinya pada Islam, khususnya Syiah. Ia dikenal sebagai salah satu pakar paling berpengaruh dalam studi tentang sejarah Syiah, perkembangan ajaran-ajarannya, serta perubahan-perubahan historis hingga munculnya Revolusi Islam Iran. Selain itu, ia juga banyak meneliti sejarah aliran mistik dan batiniah, terutama dalam konteks kelompok Ismailiyah. Halm termasuk salah satu orientalis yang secara khusus meneliti pembahasan politik dalam konsep mahdawiyah.

Sejumlah karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Persia dan Arab, sehingga menjadi bahan kajian luas di kalangan peneliti Syiah. Buku-bukunya seperti Tasyayyu', Fatimiyan wa Sunnat-haye Ta‘limi-e Anan (Fatimiyah dan Tradisi-tradisi Pendidikan Mereka), dan Syiah Ifrathi wa Alawiyan (Syi'ah Radikal dan Alawiyah) merupakan beberapa karya pentingnya. Khususnya buku Tasyayyu’, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Persia, membahas dasar-dasar keyakinan Syiah serta peran politik mereka dalam sejarah Iran.[1]

Salah satu pendapat penting Halm adalah bahwa konsep-konsep seperti Mahdawiyah (keyakinan akan kedatangan Imam Mahdi) dan Ghaibah (masa penghilangan Imam Mahdi) pertama kali berkembang melalui kelompok Kisaiyah atau Waqifiyah. Ia berpendapat bahwa keyakinan terhadap Imam Dua Belas dan masa penghilangannya mulai menguat secara bertahap sejak abad keempat Hijriah, dan sejak saat itu penganut Imamiyah secara resmi berubah menjadi Syiah Dua Belas Imam.[2] Namun, sejumlah ahli Syi'ah membantah pandangan ini dengan merujuk pada hadis-hadis yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw dan para Imam Maksum tentang Mahdawiyyah dan Ghaibah yang sudah ada sejak awal Islam, baik dalam literatur Syi'ah maupun Ahlusunah.[3]

Beberapa peneliti melihat bahwa penelitian-penelitian Halm dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa politik di dunia Islam pada akhir abad ke-20, terutama pasca keberhasilan Revolusi Islam Iran dan berdirinya Republik Islam Iran sebagai bentuk baru dari negara yang berlandaskan prinsip-prinsip agama.[4] Ia dinilai memiliki pemahaman yang cukup mendalam atas sumber-sumber Syi'ah dan telah menggunakan rujukan-rujukan tersebut dalam tulisan-tulisannya.

Kedudukan Akademik

Heinz Halm adalah seorang ilmuwan dan orientalis Jerman yang fokus pada studi tentang Syiah.[5] Minat utama penelitiannya mencakup sejarah Islam di Timur Tengah, khususnya Mesir, Afrika Utara, serta aliran-aliran seperti Ismailiyah dan Imamiyah.[6] Ia juga dianggap sebagai salah satu pakar penting dalam studi awal tentang mazhab Syi'ah.[7] Sebagian kalangan menyebutnya sebagai penerus tradisi studi Timur Jauh ala Jerman abad ke-20, termasuk bidang Iranologi, Mesirologi, dan studi Syi'ah.[8]

Halm telah melakukan riset mendalam tentang Syiah atau Tasyayyu’, terutama sejarah ide-ide dan transformasi sejarahnya hingga terjadinya Revolusi Islam Iran.[9] Ia juga dikenal sebagai salah satu tokoh intelektual yang serius meneliti tradisi mistik dan esoterik, terutama dalam kerangka Ismailiyah.[10]

Bersama para cendekiawan Barat lain seperti Joseph Eliya, Wilferd Madelung, Etan Kohlberg, dan Colin Turner, Halm termasuk dalam deretan orientalis yang secara khusus mengkaji masalah-masalah politik dalam konteks Mahdawiyah.[11] Salah satu kelebihan yang disorot tentang dirinya adalah kemampuannya dalam memahami sumber-sumber Syi'ah dan pemanfaatannya dalam analisis akademik.[12] Pendekatannya terhadap studi tentang Syi'ah Imamiyah dikatakan terpengaruh oleh Julius Wellhausen, seorang sarjana ternama asal Barat yang mengkaji sejarah awal Islam dan kelompok-kelompok teologis-politiknya.[13]

Alasan Pendekatan Studi Syi'ah Halm

Menurut sejumlah peneliti, studi Heinz Halm tentang Syiah merupakan bentuk respons akademis terhadap peristiwa-peristiwa politik di dunia Islam, khususnya pada dekade-dekade akhir abad ke-20 Masehi di kawasan Timur Tengah.[14] Puncak dari peristiwa ini adalah Revolusi Islam Iran, yang melahirkan Republik Islam Iran sebagai model baru pemerintahan yang berlandaskan ajaran-ajaran Islam. Peristiwa ini menarik perhatian banyak orientalis untuk mengkaji lebih dalam konsep-konsep penting dalam sistem tersebut seperti Imamah, Mahdawiyyah, dan Wilayah Faqih.[15]

Melalui pendekatannya, para orientalis seperti Halm berusaha memahami dasar-dasar ideologis pemerintahan Syiah serta perkembangan peran ulama Syiah dalam ranah politik dan sosial.[16] Dengan begitu, mereka berupaya memberikan kritik terhadap legitimasi politik Republik Islam Iran.[17]

Karya-Karyanya

Heinz Halm telah menulis banyak buku dalam bidang Islam dan Tasyayyu'.[18] Beberapa di antara karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Persia, dan bahasa-bahasa lain dengan edisi yang berbeda-beda. Berikut adalah daftar sebagian besar karyanya:

  • Riwayat Qiyam ‘Ali bin Muhammad al-Ṣaḥib al-Zanj — Analisis kritis, ditulis tahun 1967 M.
  • Gostaresy-e Maktab-e Shufiyeh az aghaz ta Qarn-e Hasytum Hijri — Ditulis tahun 1974 M.
  • Kihansyenasi wa amūzeh Nejat dar Ismailiyah Nokhustin — Studi tentang gnostisisme dalam Islam, ditulis tahun 1978 M.
  • Mishr dar Asnad va Madaḵẖil-e Dowreh Mamlooki — (Sejarah Mesir dalam dokumen-dokumen era Mamluk).
  • Delta-ye Mishr — Ditulis tahun 1982 M.
  • Kholafa-ye Qaherah: Fatimiyyun dar Mishr az (973–1074) — Ditulis tahun 2003 M.
  • Eslam; Gozasyteh wa Hal — Ditulis tahun 2000 M.
  • A‘rab az Dowreh-ye Pisy az Eslam ta Imrūz — Ditulis tahun 2004 M.
  • Hasys̱yasyin; Tarikhce Jamʿiyat-e Sirri — Ditulis tahun 2017 M.
  • Ḵhulafa wa Hasysyasyin; Mishr wa Khavar-Miyaneh Muqaren Jangha-ye Shalibi — Ditulis tahun 2018 M.[19]
  • Jahansyenasi nazd-e Ismailiyan.
  • Syenakht-e Eslam.
  • Hokumat-e Mahdi wa So‘ud-e Fatimiyyun.
  • Eslam-e Syi‘eh az Din be Sooye Enqelab (Islam Syiah: Dari Agama Menuju Revolusi).
  • Tarikh-e Jahan-e Arab.
  • Tashawwuf-e Eslami wa Ṭariqat-haye Derwisyan-e Syi‘eh dar Iran.
  • Fathimiyan wa Sonnatha-ye Ta‘limi-ye Anan — Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Saifuddin Al-Qashir pada tahun 1999 dengan judul Al-Fatimiyyūn wa Taqalidhum fi al-Ta‘lim.[20]
  • Syi‘ah-ye Ifrathi wa Alawiyan — Diterbitkan juga dalam bahasa Arab dengan judul Al-Ghunūsiyyah fi al-Islam, dan dalam bahasa Persia dengan judul Ghunūsiyan dar Eslam: Syi‘iyyan-e Ghali wa Alawiyan.[21]
  • Menulis artikel berjudul Nushariyah – Artikel ini termasuk dalam ensiklopedia Leiden Encyclopedia of Islam.
Sampul buku Tasyayyu’ karya Heinz Halm, terjemahan Muhammad Taqi Akbari

Buku Tasyayyu’ (Syiah)

Buku Tasyayyu’ karya Heinz Halm membahas tentang peran penting Syiah dalam perkembangan politik dan sejarah Iran.[22] Dinyatakan bahwa tujuan utama Halm dalam menulis buku ini adalah untuk menjelaskan berbagai aliran pemikiran yang hidup di kalangan Syiah serta memberikan gambaran menyeluruh mengenai dasar-dasar keyakinan dan sejarah mazhab tersebut.[23] Selain itu, ia juga mencoba melacak peran ulama Syiah dalam peristiwa-peristiwa politik dan sosial di Iran.[24]

Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Persia oleh Muhammad Taqi Akbari dan diterbitkan pada tahun 1385 H.S. oleh penerbit Adyan Publications.[25] Isi buku ini terbagi menjadi lima bab utama:

  • منشأ شیعه (Asal Usul Mazhab Syiah)
  • امامیه یا شیعه دوازده‌امامی (Imamiyah atau Syiah Dua Belas Imam)
  • شیعه غالی (Syiah Radikal/Gali)
  • اسماعیلیه یا شیعه هفت‌امامی (Ismailiyah atau Syiah Tujuh Imam)
  • زیدیه (Zaidiyah)

[26]

Sebagian peneliti mengatakan bahwa meskipun buku ini ditulis dengan pendekatan akademis, namun karena bergantung pada sumber-sumber yang tidak sepenuhnya valid, beberapa kesimpulan yang disajikan cenderung tidak objektif dan jauh dari realitas sebenarnya.[27] Namun ada juga yang berpendapat bahwa Halm menggunakan sejumlah referensi otoritatif, termasuk literatur Syiah sendiri, dalam penyusunan karyanya.[28]

Tanggapan dan Kritik

Setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Persia dan Arab, sejumlah karya Halm menjadi pusat perhatian para ilmuwan dan peneliti Syiah. Beberapa pandangan dan argumennya telah dikaji secara mendalam dan dikritik.[29] Salah satu contohnya adalah buku yang berjudul Naqd va Arzyabi-ye Ketab-e Tasyayyuʿ, Asar-e Heinz Halm, az Se Manzar-e Eʿteqadi, Tarikhi, Siyasi va Ejtemaʿi (Kritik dan Evaluasi Buku Tasyayyu’ karya Heinz Halm dari Tiga Perspektif: Aqidah, Sejarah, Politik dan Sosial), yang merupakan tanggapan langsung terhadap pandangan-pandangan Halm tentang Syiah.[30] Selain itu, banyak artikel ilmiah yang ditulis sebagai respon atas gagasan-gagasannya, terutama yang berkaitan dengan sejarah awal Islam dan perkembangan doktrin Syiah.[31] Artikelnya tentang Nushairiyah yang termuat dalam Ensiklopedia Leiden juga telah dikritik oleh Sayid Qasim Razaghi Musawi dalam makalahnya yang berjudul Analisis Kritis Pandangan Heinz Halm tentang Nushairiyah dan Hakikat Mistik Ajaran Islam.[32]

Pandangan Halm tentang Asal Usul Mazhab Syiah dan Tasyayyu’

Menurut Halm, Syiah bermula sebagai sebuah kelompok politik (partai) yang lahir sebagai bentuk dukungan terhadap Imam Ali as. Ia menganggap bahwa Syiah awalnya adalah kelompok yang bangkit melawan pemerintahan Usman bin Affan dan berusaha memperkuat posisi pemerintahan Imam Ali as.[33] Menurutnya, istilah "Syiah Ali" mulai populer setelah pembunuhan Usman, saat kelompok ini mulai muncul sebagai kekuatan politik yang ingin merebut kendali pemerintahan.[34]

Namun, sejumlah ahli menyatakan bahwa Halm — seperti orientalis lainnya — gagal membedakan antara konsep Syiah sebagai suatu kelompok dan Tasyayyu’ sebagai sistem aqidah. Ia juga dianggap tidak mempertimbangkan keragaman penggunaan istilah syiah baik dari segi makna maupun konteks historisnya. Dalam pandangan Syiah, istilah syiah merujuk pada individu, kelompok, atau masyarakat yang memiliki hubungan spiritual dengan Ahlul Bayt as, dan dapat dibedakan menjadi syiah politik dan syiah teologis.[35]

Para pengkritik menyebutkan bahwa Halm tidak membuat batasan jelas antara Syiah sebagai gerakan sosial dan Tasyayyu’ sebagai doktrin keagamaan. Ia hanya melihat Syiah sebagai fenomena politik semata, sehingga mengabaikan aspek spiritual dan filosofis dari mazhab ini. Padahal, menurut ajaran Syiah, Tasyayyu’ adalah bentuk keyakinan yang sudah muncul sejak masa Nabi saw, bahkan sebelum munculnya kontroversi politik pasca wafat Rasulullah. Oleh karena itu, munculnya Syiah tidak bisa dipisahkan dari dimensi teologis dan spiritualnya, yang tidak cukup dijelaskan oleh Halm dalam karyanya.[36]

Pandangan Heinz Halm tentang Mahdawiyyah

Dalam bukunya yang berjudul Tasyayyu’, Heinz Halm menyatakan bahwa kelompok Kisaiyah adalah pihak yang pertama kali memperkenalkan konsep-konsep seperti Mahdawiyyah, Ghaibah Imam Mahdi, dan Raj'ah. Menurutnya, gagasan-gagasan ini kemudian menjadi bagian penting dari tradisi Syiah dan diterima serta dikembangkan oleh aliran-aliran Syi'ah lainnya.[37] Namun di bagian lain buku tersebut, ia menyebut bahwa keyakinan pada Imam Mahdi berasal dari kelompok Waqifiyah,[38] dan doktrin Ghaibah yang termuat dalam risalah-risalah Syiah Dua Belas Imam juga terinspirasi dari kelompok tersebut.[39]

Ia berpendapat bahwa keyakinan terhadap Imam Kedua Belas yang menghilang pada tahun 260 Hijriah, secara bertahap mulai mendominasi ajaran Syiah sejak abad keempat Hijriah, sehingga pada masa itulah mazhab Imamiyah secara resmi berkembang menjadi Syiah Dua Belas Imam.[40]

Sejumlah peneliti menolak pandangan ini dengan menyatakan bahwa Halm tidak mengakui Mahdawiyyah sebagai bagian dari ajaran pokok Islam, dan salah menempatkan sumber awal keyakinan tersebut dengan mengaitkannya kadang pada Kisaiyah, kadang pada Waqifiyah. Padahal, keyakinan akan kedatangan Imam Mahdi didukung oleh banyak hadis yang diriwayatkan langsung dari Nabi Muhammad saw, baik dalam literatur Syiah maupun Ahlusunah.[41] Selain itu, terdapat banyak riwayat dari Nabi saw dan para Imam yang menyebutkan jumlah imam secara pasti, bahkan menyebut nama mereka hingga Imam Mahdi afs, serta adanya narasi-narasi khusus tentang masa penghilangan (ghaibah) beliau, yang membuktikan bahwa keyakinan ini merupakan warisan ajaran bersama dua mazhab utama Islam — Sunni dan Syiah — yang berasal dari sumber yang sama, yaitu sabda Nabi saw.[42]

Kelahiran Imam Mahdi as

Halm berpandangan bahwa Imam Hasan Askari as tidak memiliki putra laki-laki, dan putusnya garis keturunan para Imam ini menciptakan sebuah krisis yang disebut para penulis Syiah sebagai masa "kebingungan" atau "kehilangan arah".[43]

Namun beberapa ulama menolak pendapat ini dengan menyatakan bahwa kondisi politik saat itu, serta perlunya menjaga keselamatan Imam, membuat kelahiran Imam Mahdi afs tidak dapat diumumkan secara terbuka. Meskipun begitu, terdapat banyak hadis dan sumber sejarah yang menyebutkan kelahiran beliau, antara lain:

Selain itu, sejumlah ulama Ahlusunah juga menyebutkan kelahiran Imam Mahdi afs sebagai anak Imam Hasan Askarias, serta menghubungkannya dengan Al-Mahdi yang akan muncul di akhir zaman dan memimpin umat Islam.[45]

Pendapat Halm tentang Pembentukan Pemerintahan selama Masa Ghaibah

Beberapa peneliti mengemukakan bahwa Halm berpandangan bahwa orientasi politik Syiah mulai berubah sejak masa Imam Ja'far Shadiq as. Menurutnya, sikap netral dan pasif terhadap politik menjadi prinsip utama Syiah, dan pembentukan pemerintahan Syiah ditunda sampai masa kedatangan Imam Mahdi afs. Ia juga menyatakan bahwa para Imam mengkritik dan mengecam upaya-upaya pemberontakan Syiah untuk merebut kekuasaan.[46]

Dalam kritik atas pendapat ini, para ahli menyatakan bahwa banyak riwayat yang melarang pemberontakan mungkin dipalsukan atau dimasukkan oleh dinasti Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah untuk mencegah bangkitnya gerakan Syiah.[47] Mereka juga memberikan beberapa argumen bahwa jika beberapa riwayat larangan itu benar-benar sahih, maka hal tersebut tidak menafikan prinsip dasar jihad dan pembentukan pemerintahan syar’i. Beberapa alasan yang diajukan antara lain:

  • Dalam sebagian besar riwayat yang melarang pemberontakan, alasan pelarangan adalah karena situasi saat itu dianggap tidak mendukung dan pemberontakan akan berujung pada kegagalan. Artinya, Imam memandang bahwa tindakan tersebut hanya akan merugikan nyawa para pengikut-Nya, bukan menolak prinsip pemberontakan secara mutlak.[48]
  • Kecaman dari para Imam lebih ditujukan kepada orang-orang yang ingin merebut kekuasaan demi ambisi pribadi dan bertindak zalim, bukan pada semua bentuk pemberontakan atau usaha membentuk pemerintahan yang sesuai syariat.[49]
  • Sebagian riwayat hanya berkaitan dengan kasus tertentu dan tidak bisa diberlakukan secara universal untuk semua jenis pemberontakan di setiap masa dan tempat.[50]
  • Dalam ajaran Syiah sendiri terdapat prinsip-prinsip pokok seperti jihad dan Amar Makruf dan Nahi Munkar yang jelas bertentangan dengan ide larangan mutlak melakukan perlawanan dan membangun pemerintahan Islam.[51]

Riwayat Hidup dan Pendidikan

Heinz Halm lahir pada tahun 1942 di kota Andernach, Jerman. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah, ia menekuni studi sejarah dan islamologi.[52] Ia meraih gelar doktor filsafat pada tahun 1969, dan setelah beberapa tahun bekerja di Universitas Tuebingen, pada tahun 1975 ia diangkat sebagai profesor islamologi di Universitas Sorbonne, Paris.[53] Ia merupakan salah satu murid unggulan Annemarie Schimmel di Universitas Bonn.[54]

Catatan Kaki

  1. Musawi dan Behesyti Mehr, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm dar Khushush Peydayesy Syieh wa Tasyayyu', hal. 85.
  2. Samadi dan Ghaffari, Tafsir wa Tahlil, juz III, hal. 142.
  3. Zare'i Isfahani, Barresi Nazarat Colin Turner, Hainz Halm, wa Joseph Eliyasy Piromu Masyruiyat Tasykil Hukumat dar Dauran Ghaibah, hal. 48.
  4. Tsanai dan Kasyik Naviz Razawi, Wakawi Ruykard Syiah Pazhuhi Hainz Halm, hal. 48.
  5. Musawi dan Behesyti Mehr, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm dar Khushush Peydayesy Syiah wa Tasyayyu', hal. 85.
  6. Husaini, Syiah Pazhuhi wa Syiah Pazhuhan Ingglisi Zaban tahun 1387 S.H., hal. 308.
  7. Musawi dan Behesyti Mehr, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm dar Khushush Peydayesy Syiah wa Tasyayyu', hal. 85.
  8. Tsanai dan Kasyik Naviz Razawi, Wakawi Ruykard Syiah Pazhuhi Hainz Halm, hal. 48.
  9. Tsanai dan Kasyik Naviz Razawi, Wakawi Ruykard Syiah Pazhuhi Hainz Halm, hal. 147.
  10. Ibid., hal. 176.
  11. Zare'i Isfahani, Barresi Nazarat Colin Turner, Hainz Halm, wa Joseph Eliyasy Piromu Masyruiyat Tasykil Hukumat dar Dauran Ghaibah, hal. 48.
  12. Ibid.
  13. Tsanai dan Kasyik Naviz Razawi, Wakawi Ruykard Syiah Pazhuhi Hainz Halm, hal. 176.
  14. Tsanai dan Kasyik Naviz Razawi, Wakawi Ruykard Syiah Pazhuhi Hainz Halm, hal. 147.
  15. Furoghi Abari dan Badieiyan Far, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm wa Andrew J. Newman Darbore Mahdawiyat wa Masail Piramuni, hal. 6.
  16. Zaeri, Barresi wa Nazarat Colin Turner, Hainz Halm, wa Joseph Eliyasy Piromun Masyruiyat Tasykil Hukumat dar Dauran Ghaibat, hal. 47.
  17. Furoghi Abari dan Badieiyan Far, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm wa Andrew J. Newman Darbore Mahdawiyat wa Masail Piramuni, hal. 6.
  18. Musawi dan Behesyti Mehr, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm dar Khushush Peydayesy Syiah wa Tasyayyu', hal. 85.
  19. Tsanai dan Kasyik Naviz Razawi, Wakawi Ruykard Syiah Pazhuhi Hainz Halm, hal. 148–149.
  20. [1]
  21. Halm, Ghnūsiyyan dar Eslam: Shi‘iyyan-e Ghali wa Alawiyan, terj. tahun 1394 S.H.
  22. Musawi dan Behesyti Mehr, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm dar Khushush Peydayesy Syieh wa Tasyayyu', hal. 85.
  23. Ibid., hal. 85.
  24. [Ulasan Buku Tasyayyu’ karya Heinz Halm], Situs Hamshahri Online.
  25. Husaini, Syiah Pazhuhi wa Syiah Pazhuhan Ingglisi Zaban, tahun 1387 S.H., hal. 308.
  26. Halm, Tasyayyu’, terj. tahun 1389 S.H., hal. 7–9.
  27. Musawi dan Behesyti Mehr, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm dar Khushush Peydayesy Syieh wa Tasyayyu', hal. 87.
  28. Tsanai dan Kasyik Naviz Razawi, Wakawi Ruykard Syiah Pazhuhi Hainz Halm, hal. 166.
  29. Tsanai dan Kasyik Naviz Razawi, Wakawi Ruykard Syiah Pazhuhi Hainz Halm, hal. 147.
  30. Kaveh’i Hersini, Naqd wa Arzyabi-e Ketab 'Tasyayyu’-e Ha, tahun 1400 S.H.
  31. Lihat misalnya: Musawi dan Behesyti Mehr, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm dar Khushush Peydayesy Syiah wa Tasyayyu'; Furoghi Abari dan Badieiyan Far, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm wa Andrew J. Newman Darbore Mahdawiyat wa Masail Piramuni; Zaeri, Barresi wa Nazarat Colin Turner, Hainz Halm, wa Joseph Eliyasy Piromun Masyruiyat Tasykil Hukumat dar Dauran Ghaibat.
  32. Razaghi Musavi, Barresi Entiqadi Didgahe Haalm darbareye Nushairiyah wa Mahiyat Irfaaniye Amoozeh Haye Islam.
  33. Halm, Tasyayyu’, terj. tahun 1389 S.H., hal. 15.
  34. Ibid.
  35. Musawi dan Behesyti Mehr, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm dar Khushush Peydayesy Syiah wa Tasyayyu', hal. 83.
  36. Musawi dan Behesyti Mehr, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm dar Khushush Peydayesy Syiah wa Tasyayyu', hal. 107.
  37. Halm, Tasyayyu’, terj. tahun 1389 S.H., hlm. 50.
  38. Ibid., hlm. 70.
  39. Ibid., hlm. 84.
  40. Ibid., hlm. 81.
  41. Rouhi Abari dan Badieiyan Far, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm wa Andrew J. Newman Darbore Mahdawiyat wa Masail Piramuni, hlm. 8.
  42. Lihat: Rouhi Abari dan Badieiyan Far, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm wa Andrew J. Newman Darbore Mahdawiyat wa Masail Piramuni, hlm. 8.
  43. Halm, Tasyayyu’, terj. tahun 1389 S.H., hlm. 73–74.
  44. Lihat: Rouhi Abari dan Badieiyan Far, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm wa Andrew J. Newman Darbore Mahdawiyat wa Masail Piramuni, hlm. 19.
  45. Lihat: Ibn al-Jawzi, Tadzkirah al-Khawash, cet. 1418 H.Q., hlm. 325; Ibn Thalhah Syafi'i, Mathalib al-Su'ul, cet. 1419 H.Q., hlm. 311 dan seterusnya.
  46. Zairi Isfahani, Barresi wa Nazarat Colin Turner, Hainz Halm, wa Joseph Eliyasy Piromun Masyruiyat Tasykil Hukumat dar Dauran Ghaibat, hlm. 51.
  47. Zairi Esfahani, Barresi wa Nazarat Colin Turner, Hainz Halm, wa Joseph Eliyasy Piromun Masyruiyat Tasykil Hukumat dar Dauran Ghaibat, hlm. 56–57.
  48. Zairi Isfahani, Barresi wa Nazarat Colin Turner, Hainz Halm, wa Joseph Eliyasy Piromun Masyruiyat Tasykil Hukumat dar Dauran Ghaibat, hlm. 56–57.
  49. Ibid.
  50. Ibid.
  51. Ibid.
  52. Husaini, Syiah Pazhuhi wa Syiah Pazhuhan Ingglisi Zaban tahun 1387 S.H., hlm. 308.
  53. Ibid.
  54. Musawi dan Behesyti Mehr, Barresi wa Naqd Didgah Hainz Halm dar Khushush Peydayesy Syiah wa Tasyayyu', hlm. 85.

Daftar Pustaka

  • Furoghi Abari Asghar wa Neda Badieiyan Far. Pengkajian dan Kritik Pandangan Heinz Halm serta Andrew J. Newman tentang Mahdawiyyah dan Isu-Isu Terkait. dalam Majalah Penelitian Mahdawiyah, No. 22, Musim Gugur 1396 S.H.
  • Halm, Heinz. Ghnusiyyan dar Islam: Syi'ah Galī wa Alawiyan. terj. Ehsan Musavi Khalkhali, Teheran, Hikmah, 1394 S.H.
  • Halm, Heinz. Tasyayyu’. terj. Muhammad Taqi Akbari, Nashr Adyan, 1389 S.H.
  • Husaini, Ghulam-Ahya’. Syiah Pazhuhi wa Syiah Pazhuhan Ingglisi Zaban. Qom: Ta’limat Islamiyah, 1387 S.H.
  • Ibnu Jauzi, Yusuf bin Qazwaghali. Tadzkirah al-Khawash. Qom: Muassasah Al-Syarih Ar-Radhi, 1418 H.Q.
  • Ibnu Thalhah Syafi’i, Muhammad. Mathalib al-Su’ul fī Manaqib al al-Rasul. Beirut: Al-Balagh, 1419 H.Q.
  • Kaveh'i Hersini, Nasim. Naqd wa Arzyabi Ketab Tasyayyu'-e Halm az Seh Manzar: Aqidah, Tarikh, Siyasah wa Ijtema‘. Teheran: Haftan, 1400 S.H.
  • Musawi, Sayidah Mana wa Ahmad Behesyti Mehr. Pengkajian dan Kritik Pandangan Heinz Halm Mengenai Awal Mula Mazhab Syiah dan Tasyayyu’, dalam Majalah Syi'ah-Shinasi, No. 72, Musim Dingin 1399 S.H.
  • Razaghi Musavi, Sayid Qasim. Kajian Kritis Pandangan Heinz Halm tentang Nusairiyah dan Hakikat Esoterik Ajaran Islam (berdasarkan entri dari Ensiklopedia Leiden). dalam Majalah Penelitian Islam Timur, No. 2, Bahar wa Musim Panas 1401 S.H.
  • Sanai, Hamid Reza wa Sayid Kamal Kashekooh Navis Razavi. Analisis Pendekatan Studi Keagamaan Heinz Halm terhadap Mazhab Syiah. dalam Majalah Syi'ah-Shinasi, No. 78, Tir 1401 S.H.
  • Zaeri, Mas'ud. Analisis Pandangan Colin Turner, Heinz Halm, dan Joseph Eliya Mengenai Sahnya Pembentukan Pemerintahan di Masa Ghaibah. dalam Majalah Mashreq-e-Maw’ud, No. 69, Musim Dingin 1402 S.H.
  • Ulasan Buku Tasyayyu’ karya Heinz Halm, Situs Hamshahri Online, tanggal penerbitan artikel: 19 Farvardin 1386 S.H., tanggal akses: 20 Tir 1403 S.H.