Mutasyabih al-Qur'an wa Mukhtalifuh (buku)
Judul Asli | مُتَشابِه القرآن و مُختَلِفه |
---|---|
Pengarang | Ibnu Syahr Asyub |
Bahasa | Arab |
Genre | Tafsir Tematis Alquran |
Diterbitkan oleh | Bidar Publication Qom |
Tanggal Penerbitan | 1949 |
Cetakan | 2 Jilid |
Jumlah halaman | 607 halaman |
Mutasyabih Alquran wa Mukhtalifuh (bahasa Arab:مُتَشابِه القرآن و مُختَلِفه) karya Muhammad bin Ali bin Syahr Asyub Mazandarani (w. 588 H/1192). Kitab tafsir ini merupakan kitab tafsir yang ditulis secara tematik dan khusus membahas ayat-ayat mutasyabih yang diperdebatkan oleh para ulama. Sang penulis menafsirkan semua ayat-ayat Alquran kecuali 10 surah.
Tentang Penulis
Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Syahr Asyub Sarawi Mazandarani (488 H/1095 – 588 H/1192) terkenal dengan Ibnu Syahr Asyub dan gelar Rasyiduddin dan Izzuddin adalah seorang fukaha, muhaddis dan alim Syiah pada akhir abad ke-5 dan permulaan abad ke-6 H. Ia lahir di kota Sari dan hijrah ke Baghdad untuk melanjutkan pelajarannya. Ia merupakan penulis yang produktif, kitab-kitab yang ditulisnya di antaranya adalah: Al-Manaqib dan Ma'alim al-Ulama
Latar Belakang
Pembahasan-pembahasan tentang penelitian-penelitian Alquran sangatlah banyak. Selain adanya pembahasan mengenai tafsir dan takwil, terdapat pula pembahasan-pembahasan seperti: Nasikh dan Mansuh, Majaz-majaz Alquran, Asbab Nuzul, Gharib Alquran, I’rab Alquran, Lughat Alquran, Fadhail Alquran, Ilmu Qiraah, Tajwid dan lainnya yang juga ia tulis. Salah satu dari tema-tema penting Alquran adalah permasalahan muhkam dan mutasyabih.
Ulama yang pertama kali menulis kitab dalam tema ini adalah Hamzah bin Habib Ziyat Kufi (w. 156 H/773) dan termasuk salah seorang sahabat Imam Shadiq as yang terkenal dengan nama Imam al-Qurra'. Setelah ia, ulama-ulama lainpun menulis kitab dengan judul Mutasyabih Alquran, seperti:
- Abu Abdullah Muhmmad bin Harun (w. 597)
- Hasan bin Musa Nubakhti (w. 310)
- Muhammad bin Ahmad Amidi penulis kitab Tanqih al-Balaghah (w. 433 H)
- Shadra al-Mutaallihin Shirazi (w. 1050 H) [1]
Nama Kitab
Ibnu Syahr Asyub dalam kitab ini dengan tegas menyebut nama Mutasyabih Alquran wa Mukhtalifuh, namun dalam kitab Ma'alim al-Ulama, kitab ini disebut dengan Mutasyabih Alquran. [2] Agha Buzurg Tehrani selain menamai kitab dengan nama tersebut, juga menyebut kitab itu dengan Ta'wil Mutasyabihāt Alquran. [3]
Tujuan Penulisan
Penulis dalam mukadimah kitabnya menjelaskan: Takwil dan tahkik makna-makna ayat-ayat mutasyabih tidak ditulis secara teratur pada karya-karya ulama terdahulu dan hanya dibahas pada sela-sela kitab dari para penganut madzhab Mu'tazilah, oleh karena itu, saya berusaha menulis buku ini. [4]
Metode
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam meneliti ayat-ayat mutasyabih dengan cara mengumpulkan kosa kata-kosa kata (mufradat) Alquran dan mengembalikan ayat-ayat kepada ayat-ayat lain Alquran dan kadang-kadang menggunakan syair sebagai contoh. Sang penulis, dengan menggunakan metode balaghah, tafsir, takwil dan juga tentang asbab Nuzul dari seluruh surah-surah Alquran menjelaskan dan menafsirkan semua ayat-ayat Alquran kecuali 10 surah (Surah Al-'Alaq, Surah Al-Qadr, Surah Al-Qari'ah, Surah Al-'Adiyat, Surah Al-'Ashr, Surah Al-Humazah, Surah Al-Fil, Surah Quraisy).
Penulis yang merupakan ulama terkemuka Syiah menjawab keraguan-keraguan sebagian ayat-ayat dari segi teologi dan akidah Syiah.
Dengan memperhatikan bahwa keahlian khusus Ibnu Syahr Asyub adalah dalam bidang hadis dan riwayat, sebagian besar penekanannya ada pada riwayat-riwayat masa sahabat dan tabiin. Ia menukil hadis dari sebagian sahabat seperti Ibnu Abbas, Abu Said al-Khudri, Jabir bin Abdullah Anshari, Ibnu Mas'ud, Abu Hurairah dan Khudzaifah. Sedangkan dari kalangan tabiin seperti: Abu Ubaidah, Sofyan bin Uyainah, Ahmad bin Hanbal, Kalbi, Abu Saleh dan Ibnu Juraih. [5]
Kandungan Kitab
Ibnu Syahr Asyub dalam kitab ini yang disusun dalam dua jilid, membahas permasalahan-permasalahan seperti tauhid, ushuluddin, sifat ilahi, penciptaan langit dan bumi dan makhluk-makhluk lainnya, kebahagiaan, qadha dan qadar, nubuwah, kisah-kisah para Nabi, ayat-ayat Alquran tentang Nabi Muhammad saw, fadhilah Ahlulbait as, dan tema-tema yang berbeda-beda seperti: taubah, kiamat, permasalahan nasakh, ma'ani, bayan, badi' (fasahah dan balaghah) Alquran seperti hakekat, majaz dan isti'arah. [6]
Bab-bab Kitab
Sang pengarang, menyusun kitab dengan susunan berikut ini:
- Bab Tauhid : terdiri dari 58 pasal
- Bab Keadilan: terdiri dari 33 pasal
- Bab Nubuwah: terdiri dari 28 pasal
- Bab Imamah: terdiri dari 23 pasal
- Bab Mufradat: terdiri dari 21 pasal
- Bab Ushul Fiqih: terdiri dari 8 pasal
- Bab Fikih: terdiri dari 23 pasal
- Bab Nasikh dan Mansukh: terdiri dari 1 pasal
- Bab Ushul Nahwu dan adabiyat: terdiri dari 14 pasal
- Bab Nawadir: terdiri dari 8 pasal
Catatan Kaki
- ↑ Khalil Gariwani, Hamrāh ba Dānesy Nāmeh Atsar Fiqhi Syiah, Mutasyabih Alquran wa Mukhtalifuh.
- ↑ Ma’ālim al-Ulamā, hal. 154.
- ↑ Al-Dzari'ah, jil. 19, hal. 62.
- ↑ Mutasyabih al-Qurān, jld. 1, hal. 2.
- ↑ Hamid Kuhpeima, Muarifi Kitab, (Mutasyabih al-Qurān wa Mukhtalifuh).
- ↑ Ibnu Syahr Asyub, Mutasyabih Alquran wa Mukhtalifuh, daftar isi kitab.
Daftar Pustaka
- Ibnu Syahr Asyub, Muhammad bin Ali. Ma’ālim al-Ulamā. Qom.
- Ibnu Syahr Asyub, Muhammad bin Ali. Mutasyabih Alqurān wa Mukhtalifuh. Qom: Intisyarat Bidar, 1410 H.
- Tehrani, Agha Buzurg. Al-Dzari’ah. Beirut: Dar al-Adhwa.
- Gariwani, Khalil. Hamrah ba Daneshnameh Ātsār Feqhi Syiah': Mutasyabih Alquran wa Mukhtalifuh. Fiqhe Ahlibait, tahun kelima belas, musim semi 1389 HS, no.61.
- Kuhpeima, Hamid. Muarrifi Kitab (Mutasyabih Alquran wa Mukhtalifuh). Peyame Javidan, musim dingin 1383 HS, no. 5.