Lompat ke isi

Ahmad: Perbedaan antara revisi

32 bita ditambahkan ,  1 Desember 2018
imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 58: Baris 58:


==Pemberian Kabar Gembira dengan Ahmad di dalam Kitab-kitab Suci dan Riwayat==
==Pemberian Kabar Gembira dengan Ahmad di dalam Kitab-kitab Suci dan Riwayat==
Tema mengenai pemberian kabar gembira dengan ''Ahmad'' selain dinaskan dalam [[Alquran]] melalui lisan Nabi Isa as, kitab-kitab suci dan ajaran-ajaran para nabi terdahulu juga menyinggungnya. Demikian pula, masalah ini disoroti dalam banyak riwayat.
Tema mengenai pemberian kabar gembira dengan "Ahmad" selain dinaskan dalam [[Alquran]] melalui lisan Nabi Isa as, kitab-kitab suci dan ajaran-ajaran para nabi terdahulu juga menyinggungnya. Demikian pula, masalah ini disoroti dalam banyak riwayat.


===Di dalam Alquran===
===Di dalam Alquran===
Baris 68: Baris 68:
Contoh terpenting adalah sejumlah hadis yang dinukil dari lisan Nabi saw melalui jalan [[sahabat]] seperti [[Ibnu Abbas]] dan Jabir. Berdasarkan riwayat-riwayat tersebut, nama Nabi saw di dalam Alquran adalah "Muhammad", di Injil "Ahmad" dan di Taurat "Ahbad".<ref>Ibnu Babawaih, ''Ma'āni al-Akhbār'', hlm.51; Suyuthi, ''al-Khashāish al-Kubra'', jld.1, hlm.133.</ref>
Contoh terpenting adalah sejumlah hadis yang dinukil dari lisan Nabi saw melalui jalan [[sahabat]] seperti [[Ibnu Abbas]] dan Jabir. Berdasarkan riwayat-riwayat tersebut, nama Nabi saw di dalam Alquran adalah "Muhammad", di Injil "Ahmad" dan di Taurat "Ahbad".<ref>Ibnu Babawaih, ''Ma'āni al-Akhbār'', hlm.51; Suyuthi, ''al-Khashāish al-Kubra'', jld.1, hlm.133.</ref>


Terkadang ada upaya pula untuk menunjukkan ibarat yang mengandung 'pemberian kabar gembira dengan Ahmad'  dengan kalimat yang sama persis (tentu dengan bahasa Arab). Sebagai contoh, pada riwayat panjang terkait kisah mubahalah, ibarat dan ungkapan yang mengandung 'pemberian kabar gembira' dinukil oleh ulama kristen Najran dari Miftah (dalam sebagian versi, Misbah) Injil keempat (mungkin maksudnya adalah matan keempat Perjanjian Baru, Injil Yohanes).<ref>''Al-Ikhtishash'', dinisbatkan kepada Syaikh Mufid, hlm.112-113; Ibnu Thawus, Saad al-Sa'ud, hlm. 91 dst, riwayat Abdurrazzaq; Ibnu Thawus, ''Iqbal al-A'mal'', hlm.509, riwayat Abu al-Mufadhdhal dan Ibnu Asynas.</ref> Ada kemungkinan bahwa riwayat-riwayat ini memiliki ikatan dengan 'pemberian kabar gembira dengan Farqalith (Parakletos)' di dalam Injil Yohanes. Apapun adanya, nas-nas yang dinukil di atas tidak selaras dengan nas-nas pemberian kabar gembira dengan Farqalith.
Terkadang ada upaya pula untuk menunjukkan ungkapan yang mengandung 'pemberian kabar gembira dengan Ahmad'  dengan kalimat yang sama persis (tentu dengan bahasa Arab). Sebagai contoh, pada riwayat panjang terkait kisah mubahalah, ungkapan yang mengandung 'pemberian kabar gembira' telah dinukil oleh ulama kristen Najran dari "Miftah (dalam sebagian versi, Misbah) Injil keempat" (mungkin maksudnya adalah matan keempat Perjanjian Baru, Injil Yohanes).<ref>''Al-Ikhtishash'', dinisbatkan kepada Syaikh Mufid, hlm.112-113; Ibnu Thawus, Saad al-Sa'ud, hlm. 91 dst, riwayat Abdurrazzaq; Ibnu Thawus, ''Iqbal al-A'mal'', hlm.509, riwayat Abu al-Mufadhdhal dan Ibnu Asynas.</ref> Ada kemungkinan bahwa riwayat-riwayat ini memiliki ikatan dengan 'pemberian kabar gembira dengan Farqalith (Parakletos)' di dalam Injil Yohanes. Apapun adanya, nas-nas yang dinukil di atas tidak selaras dengan nas-nas pemberian kabar gembira dengan Farqalith.


Demikian juga, berdasarkan pada sebuah riwayat dari Muhammad bin Saad bin Mani' al-Hasyimi, pada abad ke-1 H ada seseorang yang baru masuk Islam bernama Sahal Murisi, budak yang dibebaskan oleh Utsaimah, yang dia sendiri seorang pembaca Injil, ia mengatakan bahwa di sisi pamannya menemukan satu mushaf (kitab suci) yang di dalamnya berbicara tentang Nabi Islam dan menyifatinya demikian: "Dia adalah dari keturunan Ismail dan namanya Ahmad".<ref>Ibnu Saad, ''Kitab Thabaqāt al-Kabir'', jld.1, hlm.64 dan 89.</ref>
Demikian juga, berdasarkan pada sebuah riwayat dari Muhammad bin Saad bin Mani' al-Hasyimi, pada abad ke-[[1 H]] ada seseorang yang baru masuk Islam bernama Sahal Murisi, budak yang dibebaskan oleh Utsaimah, yang dia sendiri seorang pembaca Injil, ia mengatakan bahwa di sisi pamannya menemukan satu mushaf (kitab suci) yang di dalamnya berbicara tentang Nabi Islam dan menyifatinya demikian: "Dia adalah dari keturunan Ismail dan namanya Ahmad".<ref>Ibnu Saad, ''Kitab Thabaqāt al-Kabir'', jld.1, hlm.64 dan 89.</ref>
   
   
Pemberian kabar gembira dalam riwayat ini bisa dikomparasikan dengan pemahaman Islami dari Kitab Kejadian (20:17) tentang 'pemberian kabar gembira dengan Maadmaad', yaitu dengan penjelasan bahwa di konteks pembicaraan mengenai [[Ismail as|Ismail]] adalah putra [[Ibrahim as|Ibrahim]] yang disebutkan di dasar Ibrani Alkitab 1(Kitab Kejadian: 20:17) digunakan kata susunan "Ma'damad". Kata ini di dalam terjemahan Penjanjian Lama yang beredar diterjemahkan dengan "sangat banyak" atau padanannya dalam bahasa-bahasa lain.<ref>Ibnu Qayyim, ''Jala' al-Afhām'', hlm.99 dst; Ibnu Katsir, ''al-Fushul fi Sirah al-Rasul'', hlm.113-114.</ref>
Pemberian kabar gembira dalam riwayat ini bisa dikomparasikan dengan pemahaman Islami dari Kitab Kejadian (20:17) tentang 'pemberian kabar gembira dengan Maadmaad', yaitu dengan penjelasan bahwa di konteks pembicaraan mengenai [[Ismail as|Ismail]] adalah putra [[Ibrahim as|Ibrahim]] yang disebutkan di dasar Ibrani Alkitab I (Kitab Kejadian: 20:17) digunakan kata susunan "Ma'damad". Kata ini di dalam terjemahan Penjanjian Lama yang beredar diterjemahkan dengan "sangat banyak" atau padanannya dalam bahasa-bahasa lain.<ref>Ibnu Qayyim, ''Jala' al-Afhām'', hlm.99 dst; Ibnu Katsir, ''al-Fushul fi Sirah al-Rasul'', hlm.113-114.</ref>


Sebagian ulama muslim meyakini bahwa "Ma'damaad" mengisyaratkan kepada Muhammad. Pada beberapa kitab-kitab langit terdahulu, kata "Madmad" yang terkadang ditulis dengan Mudmud, Midmid (dalam semua tempat ditulis dengan huruf د (Dāl) dan ذ (Dzāl)) dianggap sebagai nama-nama Nabi saw.<ref>Ibnu Syahrasyub, ''Manāqib Al Abi Thalib'', jld.1, hlm.152; Thabrasi, ''I'lam al-Wara'', hlm.8; Ibnu Qayyim, ''Jala' al-Afhām'', hlm.99 dst; Kaziruni, ''Nihayah al-Mas'ul'', hlm.140; Ibnu Katsir, ''al-Fushul fi Sirah al-Rasul'', hlm.113-114; Suyuthi, ''al-Khashāish al-Kubra'', jld.1, hlm.133.</ref> Bisa jadi ibarat yang dimaksud oleh Sahal Murisi adalah ibarat Kitab Kejadian ini bukan Injil, yaitu dengan menerjemahkan "Ma'damad" dengan Ahmad.
Sebagian ulama muslim meyakini bahwa "Ma'damaad" mengisyaratkan kepada Muhammad. Pada beberapa kitab-kitab langit terdahulu, kata "Madmad" yang terkadang ditulis dengan Mudmud, Midmid (dalam semua tempat ditulis dengan huruf د (Dāl) dan ذ (Dzāl)) dianggap sebagai nama-nama Nabi saw.<ref>Ibnu Syahrasyub, ''Manāqib Al Abi Thalib'', jld.1, hlm.152; Thabrisi, ''I'lam al-Wara'', hlm.8; Ibnu Qayyim, ''Jala' al-Afhām'', hlm.99 dst; Kaziruni, ''Nihāyah al-Mas'ul'', hlm.140; Ibnu Katsir, ''al-Fushul fi Sirah al-Rasul'', hlm.113-114; Suyuthi, ''al-Khashāish al-Kubra'', jld.1, hlm.133.</ref> Bisa jadi kalimat yang dimaksud oleh Sahal Murisi adalah kalimat Kitab Kejadian ini bukan Injil, yaitu dengan menerjemahkan "Ma'damad" dengan Ahmad.


===Di dalam Taurat===
===Di dalam Taurat===
Pemberian kabar gembira yang terkenal di sisi muslimin abad ke-1 H tidak relevan dengan teks Perjanjian Lama yang dinukil di Taurat. Secara umum ibarat Arabnya dimulai dengan: «عبدی المختارلیس بفظ و لاغلیظ»; Hambaku yang terpilih tidaklah kasar dan keras. Hamba yang terpilih ini, yang menjadi kabar gembira, di sebagian riwayat dinamakan Ahmad.<ref>Rawandi, ''al-Kharāij wa al-Jarāih'', jld.1, hlm.79-80; Ibnu Syubbah, ''Tarikh al-Madinah'', jld.2, hlm.634-635. Untuk pemberian kabar gembira lain dengan Ahmad pada ucapan Musa as, silakan lihat: Suhaili, ''al-Raudh al-Unf'', jld.2, hlm.153; Arbili, ''Kasyf al-Ghummah'', jld.1, hlm.7; Suyuthi, ''al-Khashāish al-Kubra'', jld.1, hlm.133.</ref>
Pemberian kabar gembira yang terkenal di sisi muslimin abad ke-1 H tidak relevan dengan teks Perjanjian Lama yang dinukil di Taurat. Secara umum kalimat Arabnya dimulai dengan: «عبدی المختارلیس بفظ و لاغلیظ»; Hambaku yang terpilih tidaklah kasar dan tidak pula keras. Hamba yang terpilih ini, yang menjadi kabar gembira, di sebagian riwayat dinamakan Ahmad.<ref>Rawandi, ''al-Kharāij wa al-Jarāih'', jld.1, hlm.79-80; Ibnu Syubbah, ''Tarikh al-Madinah'', jld.2, hlm.634-635. Untuk pemberian kabar gembira lain dengan Ahmad pada ucapan Musa as, silakan lihat: Suhaili, ''al-Raudh al-Unf'', jld.2, hlm.153; Arbili, ''Kasyf al-Ghummah'', jld.1, hlm.7; Suyuthi, ''al-Khashāish al-Kubra'', jld.1, hlm.133.</ref>


===Di dalam Zabur Daud dan Kitab Yesaya===
===Di dalam Zabur Daud dan Kitab Yesaya===
Dalam sebuah riwayat dari Wahab bin Muntabih dijelaskan bahwa pemberian kabar gembira dengan Nabi saw di dalam Zabur [[Nabi Daud]] <ref>Ibnu Asakir, ''Tarikh Madinah Dimasyq'', jld.1, jlm.503.</ref> dan riwayat-riwayat lain dalam kitab Yesaya.<ref>Abu Hatim Razi,'' A'lam al-Nubuwah'', hlm.197.</ref> menggunakan kata Ahmad.
Dalam sebuah riwayat dari Wahab bin Muntabih dijelaskan bahwa pemberian kabar gembira dengan Nabi saw di dalam Zabur [[Nabi Daud]] <ref>Ibnu Asakir, ''Tarikh Madinah Dimasyq'', jld.1, jlm.503.</ref> dan riwayat-riwayat lain dalam kitab Yesaya,<ref>Abu Hatim Razi,'' A'lam al-Nubuwah'', hlm.197.</ref> menggunakan kata "Ahmad".


===Di dalam Kitab Habakuk (Nabi Habakuk)===
===Di dalam Kitab Habakuk (Nabi Habakuk)===
Harus dikenang pula pemberian kabar gembira dengan Ahmad yang dinisbatkan kepada nabi Habakuk. Dalam sebuah matan yang diriwayatkan Naufali dari [[Imam Ridha as]] pada abad ke-3/9 H, sesuai penukilan Habakuk dimuat demikian: "Allah membawa keterangan(tibyan) dari gunung Faran dan langit-langit dipenuhi dengan pujian Ahmad dan umatnya..."<ref>Ibnu Babawaih, '''Uyun Akhbar al-Ridha'', jld.1, hlm.134; Rawandi, ''al-Kharāij wa al-Jarāih'', jld.1, hlm.75; bandingkan dengan: Ibnu Ribn, ''al-Din wa al-Daulah'', hlm.169; Abu Hatim Razi  ''A'lam al-Nubuwah'', hlm.197; Karajaki , ''Kanz al-Fawāid'', hlm.91, dimana pada referensi-referensi terkahir yanh dinukil dari Danial terdapat nama Muhammad.</ref>
Harus dikenang pula 'pemberian kabar gembira dengan Ahmad' yang dinisbatkan kepada nabi Habakuk. Dalam sebuah matan yang diriwayatkan Naufali dari [[Imam Ridha as]] pada abad ke-[[3 H|3]]/[[9 M]], sesuai penukilan Habakuk dimuat demikian: "Allah membawa keterangan (tibyan) dari gunung Faran sementara langit-langit dipenuhi dengan pujian Ahmad dan umatnya..."<ref>Ibnu Babawaih, '''Uyun Akhbar al-Ridha'', jld.1, hlm.134; Rawandi, ''al-Kharāij wa al-Jarāih'', jld.1, hlm.75; bandingkan dengan: Ibnu Ribn, ''al-Din wa al-Daulah'', hlm.169; Abu Hatim Razi  ''A'lam al-Nubuwah'', hlm.197; Karajaki , ''Kanz al-Fawāid'', hlm.91, dimana pada referensi-referensi terkahir yanh dinukil dari Danial terdapat nama Muhammad.</ref>


Di dalam kitab Habakuk (3:3) dimuat: "Tuhan datang dari Taimun dan Kudus dari gunung Faran, keagungannya menyelimuti langit-langit, sementara bumi dipenuhi dengan pujiannya". Kata "keagungannya" dalam bahasa Ibraninya adalah "Huwu". Terkumpulnya riwayat-riwayat tentang pemberian kabar gembira dengan Ahmad pada tulisan-tulisan dan ajaran-ajaran Ahli kitab di dalam ''Thabaqat Ibnu Saad'' <ref>Ibnu Saad, ''Thabaqāt al-Kubra'', jld.1, hlm.103-107.</ref> menunjukkan perhatian khusus dan menyeluruh ulama muslim abad ke-2 dan ada kemungkinan abad ke-1 H untuk mencari sebuah indikasi atas pemberian kabar gembira dengan Ahmad pada sumber-sumber agama orang-orang terdahulu.
Di dalam kitab Habakuk (3:3) dimuat: "Tuhan datang dari Taimun dan Kudus dari gunung Faran, keagungannya menyelimuti langit-langit, sementara bumi dipenuhi dengan pujiannya". Kata "keagungannya" dalam bahasa Ibraninya adalah "Huwu". Terkumpulnya riwayat-riwayat tentang pemberian kabar gembira dengan Ahmad pada tulisan-tulisan dan ajaran-ajaran Ahli kitab di dalam ''Thabaqat Ibnu Saad'' <ref>Ibnu Saad, ''Thabaqāt al-Kubra'', jld.1, hlm.103-107.</ref> menunjukkan perhatian khusus dan menyeluruh ulama muslim abad ke-2 dan ada kemungkinan abad ke-1 H untuk mencari sebuah indikasi atas pemberian kabar gembira dengan Ahmad pada sumber-sumber agama orang-orang terdahulu.


===Di dalam Injil Yohanes===
===Di dalam Injil Yohanes===
Kabar gembira yang ada di dalam Injil Yohanes yang menyinggung tentang diutusnya "Farqalith" (Parakletos) pada satu era setelah Isa Masih terkadang dihubungkan dengan masalah pemberian kabar gembira dengan '''Ahmad'''. Kata "Farqalith" atau "Barqalith" diarabkan dari kata Yunani Paracletus yang artinya pendukung, wakil, penyafaat dan penyelamat, yang dalam kamus gereja berarti penghibur.<ref> Untuk sejarah penafsiran ini pada terjemahan-terjemahan Arab, silakan lihat: Ibnu Qayyim Jauziyah, ''Hidayah al-Hayara'', hlm.84.</ref>
Kabar gembira yang ada di dalam Injil Yohanes yang menyinggung tentang diutusnya "Farqalith" (Parakletos) pada satu era setelah Isa Masih terkadang dihubungkan dengan masalah pemberian kabar gembira dengan "Ahmad". Kata "Farqalith" atau "Barqalith" diarabkan dari kata Yunani Paracletus yang artinya pendukung, wakil, penyafaat dan penyelamat, yang dalam kamus gereja berarti penghibur.<ref> Untuk sejarah penafsiran ini pada terjemahan-terjemahan Arab, silakan lihat: Ibnu Qayyim Jauziyah, ''Hidayah al-Hayara'', hlm.84.</ref>


Pada beberapa abad, ulama Islam terkadang mengisyaratkan poin ini bahwa Parakletos pada nyatanya adalah bacaan yang dipelesetkan dari kata Pariklutos di Yunani, meskipun kalimat-kalimat mereka dari pemahaman ini kurang memiliki kefasihan bahasa.<ref>Montgomery Watt, hlm.113-114.</ref> Pariklutos dalam bahasa bermakna agung, terkenal dan mulia dan pada periode sebelum masehi sering kali digunakan. Dilihat dari sisi makna leksikalnya, kata tersebut dapat dijadikan satu ungkapan dari nama nabi Islam Muhammad atau Ahmad.
Pada beberapa abad, ulama Islam terkadang mengisyaratkan poin ini bahwa Parakletos pada nyatanya adalah bacaan yang dipelesetkan dari kata Pariklutos di Yunani, meskipun kalimat-kalimat mereka dari pemahaman ini kurang memiliki kefasihan bahasa.<ref>Montgomery Watt, hlm.113-114.</ref> Pariklutos dalam bahasa bermakna agung, terkenal dan mulia dan pada periode sebelum masehi sering kali digunakan. Dilihat dari sisi makna leksikalnya, kata tersebut dapat dijadikan satu ungkapan dari nama nabi Islam Muhammad atau Ahmad.


Mawardi menegaskan bahwa Farqalith diambil dari satu akar kata yang bermakna Ahmad.<ref>Mawardi, ''I'lam al-Nubuwah'', hlm.212.</ref> Terdapat beberapa pandangan klasik yang menafsirkan "Fariq Litha" atau "Barqalith" dengan orang yang memisahkan kebenaran dari kebatilan.<ref>Qadhi Ayadh, ''al-Syifa'', jld.1, hlm.321; Ibnu Atsir Mubarak, ''al-Nihayah'', jld.3, hlm.439; Ibnu Qayyim Jauziyah, ''Hidayah al-Hayara'', hlm.84.</ref> Ibnu Qayyim menegaskan bahwa sebagian orang menyakini kesingkronan Farqalith dengan '''Ahmad''' yang disebutkan di dalam [[Alquran]].<ref>Ibnu Qayyim, ''Hidayah al-Hayara'', hlm.89-90; Fakhruddin Razi, ''al-Tafsir al-Kabir'', jld.119, hlm.131-134.</ref>
Mawardi menegaskan bahwa Farqalith diambil dari satu akar kata yang bermakna Ahmad.<ref>Mawardi, ''I'lam al-Nubuwah'', hlm.212.</ref> Terdapat beberapa pandangan klasik yang menafsirkan "Fariq Litha" atau "Barqalith" dengan orang yang memisahkan kebenaran dari kebatilan.<ref>Qadhi Ayadh, ''al-Syifa'', jld.1, hlm.321; Ibnu Atsir Mubarak, ''al-Nihayah'', jld.3, hlm.439; Ibnu Qayyim Jauziyah, ''Hidayah al-Hayara'', hlm.84.</ref> Ibnu Qayyim menegaskan bahwa sebagian orang menyakini kesingkronan Farqalith dengan "Ahmad" yang disebutkan di dalam [[Alquran]].<ref>Ibnu Qayyim, ''Hidayah al-Hayara'', hlm.89-90; Fakhruddin Razi, ''al-Tafsir al-Kabir'', jld.119, hlm.131-134.</ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Pengguna anonim