Lompat ke isi

Pemerintahan Dinasti Shulaihi

Dari wikishia
Pemerintahab Shulaihiyun
Nama LainBani Shulaih
PendiriAli bin Muhammad al-Shulaihi
Tahun Berdiri439 H
Wilayah GeografisYaman, dan sebagian Jazirah Arab
MazhabIsmailiyah
Ciri KhasTerikat dengan Fatimiyah di Mesir, toleransi beragama dalam gaya pemerintahan
Tindakan PentingPembangunan dan pemakmuran
Ibu KotaSan'a dan Dzi Jablah
Tahun Runtuh532 H
Penguasa TerkenalRatu Arwa


Pemerintahan Dinasti Shulaihi (439-532 H/1047-1138 M) merupakan pemerintahan pertama kaum Ismaili di Yaman yang didirikan pada tahun 439 H oleh Ali bin Muhammad al-Shulaihi dan bertahan selama sekitar satu abad. Dinasti ini dianggap sebagai salah satu pemerintahan paling berpengaruh dalam sejarah Yaman dan dikenal sebagai periode keemasan karena perhatian para penguasanya terhadap pembangunan dan kemakmuran. Salah satu ciri khas pemerintahan ini adalah penciptaan ruang untuk toleransi agama.

Shulaihi berkuasa sebagai perwakilan Dinasti Fatimiyah Mesir di Yaman dan menerima gelar-gelar seperti Da'i dan Hujjah (jabatan penting dalam mazhab Ismailiyah) dari Fatimiyah. Mereka bertugas menyebarkan Syiah Ismailiyah di Jazirah Arab dan anak benua India serta membutuhkan dukungan Fatimiyah untuk mempertahankan kekuasaan.

Ratu Arwa, bergelar Sayidah Hurrah dan Balqis al-Tsani, merupakan penguasa perempuan Syiah pertama dari dinasti ini yang memerintah Yaman selama lebih dari 40 tahun.

Pengenalan dan Kedudukan

Shulaihi (439–532 H) adalah pemerintahan pertama Ismailiyah dan termasuk di antara dinasti-dinasti penting di Yaman.[1] Para penguasa Shulaihi, yang memerintah selama satu abad, berkuasa di Yaman sebagai pendukung Fatimiyah.[2] Mereka juga memimpin dakwah (organisasi dan jabatan penyebaran ajaran Ismailiyah) di Yaman atas nama Fatimiyah.[3]

Shulaihi dianggap sebagai salah satu pemerintahan Islam paling berpengaruh di Yaman, dan masa pemerintahan mereka dikenal sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah negara ini.[4] Mereka sangat memperhatikan perbaikan kondisi ekonomi dan budaya Yaman[5] dan menerapkan kebijakan oleransi agama, memperlakukan rakyat dengan baik, serta mengizinkan Ahlusunah untuk menjalankan keyakinan mereka.[6] Interaksi dengan berbagai lapisan masyarakat dan tindakan-tindakan yang baik serta populer di kalangan rakyat menjadi ciri khas pemerintahan ini.[7] Ilmu-ilmu Islam berkembang pesat pada masa ini, dan sebagian besar raja serta pangeran Shulayhi adalah penyair dan sastrawan.[8]

Shulaihi juga berperan besar dalam pembangunan dan kemakmuran Yaman. Para penguasanya termasuk yang pertama mendirikan sekolah-sekolah ilmu agama.[9] Di antara tindakan penting para amir-da'i Shulayhi adalah pembangunan tempat-tempat ibadah dan masjid-masjid indah atau pemugaran masjid-masjid kuno, yang menjadi prioritas dalam program reformasi dan dakwah mereka.[10] Oleh karena itu, masa ini ditandai dengan banyaknya masjid dan tempat ibadah yang indah serta peninggalan bersejarah megah. Arsitektur yang dianggap sebagai ciri khas Shulayhi adalah arsitektur masjid-masjid di Yaman.[11]

Pendiri Dinasti

Ali bin Muhammad al-Shulayhi, pendiri Dinasti Shulayhiyyun, mempelajari mazhab Ismailiyah dari Sulaiman bin Abdullah az-Zawahi, seorang Da'i[catatan 1] Fatimiyah di Yaman, dan akhirnya menjadi asistennya.[12] Ayah Ali al-Shulayhi, Qadhi Muhammad, adalah penganut Sunni Syafi'i.[13]

Dari Pendirian hingga Keruntuhan

Ali bin Muhammad al-Shulaihi mendirikan pemerintahan Ismailiyah Shulayhiyyun di Yaman pada tahun 439 H.[14] Awalnya, ia melakukan dakwah secara damai dan perlahan mengumpulkan pasukan sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan pemberontakan terbuka dan bersenjata.[15] Ia memulai pemberontakan di Haraz, sebuah wilayah pegunungan di Yaman barat Sana'a, dan membangun benteng-benteng di sana.[16] Inilah awal berdirinya Dinasti Shulayhiyyun yang bertahan selama sekitar satu abad hingga tahun 532 H.[17]

Wibawa Ali bin Muhammad al-Shulaihi meningkat setelah mendapatkan pengakuan dari Al-Mustanshir Billah, Khalifah Fatimiyah, dan ia melanjutkan penaklukan-penaklukannya[18] hingga akhirnya pada tahun 455 H, ia berhasil menguasai seluruh Yaman.[19]

Sebagai Da'i al-Du'at[catatan 2] Yaman, Ali al-Shulaihi menetapkan Sana'a sebagai ibu kotanya.[20] Selain Yaman, ia juga memperluas pengaruhnya ke wilayah-wilayah lain seperti Hijaz dan Baitul Maqdis. Pada tahun 454 atau 455 H, ia mengirim pasukan untuk menaklukkan Makkah,[21] namun pada tahun 459 H[22] atau 473 H, ia tewas dalam serangan mendadak saat menunaikan ibadah haji.[23]

Setelah kematian Ali bin Muhammad al-Shulaihi, putranya Ahmad al-Mukarram (W. 477 H)[24] naik takhta dengan gelar Amir al-Umara' dari Khalifah Fatimiyah.[25] Wilayah Shulayhiyyun mencapai puncak kejayaannya di masa Ahmad al-Mukarram[26], dan dakwah Ismailiyah menyebar di luar Yaman ke wilayah Oman, Bahrain, dan India di bawah pengaruh spiritual pemerintahan Shulayhi.[27] Di akhir hayatnya, Ahmad al-Mukarram menderita kelumpuhan dan menyerahkan urusan pemerintahan kepada istrinya, Ratu Arwa.[28]

Setelah kematian Ahmad al-Mukarram pada tahun 477 H, Ratu Arwa naik takhta[29], dan Khalifah Fatimiyah Al-Mustanshir Billah dalam suratnya tahun 481 H menyerahkan urusan pemerintahan dan dakwah di Yaman, India, dan Oman kepada Ratu Arwa.[30] Ia memegang kendali pemerintahan hingga wafatnya pada tahun 532 H. Ratu Arwa memindahkan ibu kota Shulayhiyyun dari Sana'a ke Dzu Jiblah.[31] Setelah memerintah selama 55 tahun, Ratu Arwa wafat pada tahun 532 H. Kematiannya menandai kemunduran dinasti ini. Pemerintahan singkat beberapa penerus Shulayhi tidak mampu menahan keruntuhan dinasti ini, dan hanya di beberapa wilayah Yaman keturunan Shulayhi bertahan hingga tahun 560 H.[32]

Dengan wafatnya Ratu Arwa yang menandai berakhirnya Dinasti Shulayhiyyun, Yaman jatuh ke tangan dinasti-dinasti lokal yang kemudian digulingkan oleh Ayyubiyah pada tahun 569 H.[33] Beberapa amir Shulayhi masih menguasai beberapa benteng di Yaman hingga akhir abad ke-6 H.[34]

Sampul buku Arwa, Muqtadirtarin Malake-ye Yaman karya Aref Tamir

Ratu Arwa; Penguasa Perempuan Muslim Syiah Pertama

Ratu Arwa adalah salah satu penguasa paling penting dan berpengaruh dari Dinasti Sulaihi, bergelar Sayidah Hurrah dan Bilqis kedua. Ia dikenal sebagai penguasa perempuan Muslim Syiah pertama yang memerintah Yaman selama lebih dari 40 tahun.[35] Ratu Arwa dipuji karena akhlaknya, kecerdasan, dan kebijaksanaannya.[36] Ia dianggap sebagai penguasa yang sukses dalam pembangunan, politik, dan pemerintahan.[37] Dikatakan bahwa ia memberikan kebebasan berkeyakinan kepada masyarakat di seluruh kota Yaman dan menjunjung kesetaraan di antara rakyatnya.[38] Di bawah pemerintahannya, Yaman mencapai puncak kejayaannya.[39]

Kemampuan dan kebijaksanaan Ratu Arwa membuatnya diangkat oleh Fatimiyah sebagai Da'i al-Du'at (Pemimpin Para Da'i) dan Hujjah[catatan 3] Yaman.[40] Masa pemerintahannya menjadi puncak hubungan politik dan keagamaan antara Dinasti Sulaihi dan Fatimiyah.[41] Surat-surat antara dirinya dan khalifah Fatimiyah menunjukkan kedudukannya yang istimewa.[42]

Keterikatan Politik dan Keagamaan dengan Fatimiyah

Sejak awal, Dinasti Sulaihi menyatakan kesetiaan kepada kekhalifahan Fatimiyah dan mengikuti mazhab mereka.[43] Mereka bertugas sebagai da'i Fatimiyah yang menyebarkan dakwah di Jazirah Arab dan Anak Benua India, mengirim misionaris untuk memperluas pengaruh Ismailiyah.[44] Budaya dan peradaban era Sulaihi sangat dipengaruhi oleh budaya dan peradaban Mesir Fatimiyah.[45]

Dinasti Sulaihi mendasarkan pemerintahan mereka pada hubungan erat dengan Fatimiyah di Mesir.[46] Banyak surat yang dipertukarkan antara kedua dinasti menjadi bukti kuatnya hubungan ini.[47] Dukungan para khalifah Fatimiyah menjadi faktor kesuksesan Dinasti Sulaihi.[48]

Para da'i Sulaihi di Yaman mendapat tugas dari Fatimiyah untuk menyebarkan mazhab Ismailiyah di wilayah seperti Makkah, Madinah, Oman, Bahrain, dan India, sekaligus melemahkan pengaruh [Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad sebagai rival utama Fatimiyah. Mereka juga berusaha menghapus nama khalifah Abbasiyah dari khutbah.[49] Sebagai imbalan, para khalifah Fatimiyah memberikan legitimasi politik dan keagamaan kepada Dinasti Sulaihi.[50] Dengan memanfaatkan hubungan ini, Dinasti Sulaihi memperkuat kekuasaan mereka.[51]

Penyebaran Mazhab Ismailiyah

Gambar buku al-Sulayhiyyun wa al-Harakah al-Fathimiyyah

Penyebaran mazhab Ismailiyah dan pembentukan basis dakwah di Yaman, Jazirah Arab, serta wilayah barat Anak Benua India merupakan hasil dari upaya para penguasa Dinasti Sulaihi selama satu abad.[52] Berkat usaha mereka, mazhab Ismailiyah menyebar luas di Yaman dan sekitarnya, menjadikan Yaman sebagai salah satu pusat dakwah Ismailiyah terpenting.[53]

Para sultan Sulaihi, sebagai da'i terkemuka Fatimiyah, memainkan peran penting dalam menyebarkan mazhab Ismailiyah di selatan Jazirah Arab. Tugas utama para da'i Sulaihi, selain mengajak pengikut untuk loyal kepada Imam Fatimiyah, adalah mempertahankan basis politik Fatimiyah di Yaman, Mekkah, dan Madinah.[54] Para penguasa-da'i ini terus berupaya, dalam kapasitas sebagai Da'i ad-Du'at atau Hujjah, untuk mewujudkan tujuan utama gerakan Ismailiyah di Yaman.[55]

Dakwah di Anak Benua India

Para da'i Sulaihi, yang berkedudukan sebagai Hujjah di Yaman,[56] juga berperan penting dalam penyebaran dakwah Ismailiyah di Anak Benua India.[57] Berkat aktivitas para da'i yang terus-menerus dikirim dari Yaman ke India, komunitas Ismailiyah baru bermunculan di Gujarat[58] serta wilayah selatan dan barat daya India.[59] Para da'i India secara rutin berkomunikasi dengan Da'i ad-Du'at di Yaman dan dalam kebijakan keagamaan mereka sangat dipengaruhi oleh para da'i Yaman.[60]

Monografi

  • Buku Al-Sulayhiyyun wa al-Harakah al-Fathimiyyah fi al-Yaman karya Husain bin Faidhullah Hamdani membahas sejarah Dinasti Sulaihi di Yaman.
  • Buku Arwa, Muqtadirtarin Malake-ye Yaman karya Arif Tamir, diterjemahkan oleh Sajida Yusufi dan Musthafa Haqqani Fazl pada tahun 1400 H (2021) dan diterbitkan oleh Penerbit Thaha, membahas sejarah pemerintahan Dinasti Sulaihi.

Catatan Kaki

  1. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulayhi dar Yaman, hlm. 33.
  2. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulayhi dar Yaman, hlm. 38; Thahiri Bu'ini, Shulaihiyan-i Yaman ba Ta'kid bar Da'i al-Du'at Yamin Malikat Arwa, Situs Universitas Adyan wa Madzahib.
  3. Bosworth, Silsilah-ha-ye Islami Jadid, 1381 HS, jil. 1, hlm. 208.
  4. Hamadani, Al-Shulayhiyun wa al-Harakah al-Fatimiyyah fi al-Yaman, Damaskus, hlm. 104–105; Hasanpur, Shulaihiyan, entri lema.
  5. Hasanpur, Shulaihiyan, entri lema.
  6. Hasanpur, Shulaihiyan, entri lema.
  7. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman hlm. 49.
  8. Hasanpur, Shulaihiyan, entri lema.
  9. Hasanpur, Shulaihiyan, entri lema.
  10. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulayhi dar Yaman, hlm. 49.
  11. Jan Ahmadi, Shulaihiyun wa atsar-e Mi'mari-syan dar Yaman, Portal Informasi Ilmiah Jihad University.
  12. Bosworth, Silsilah-ha-ye Islami Jadid, 1381 HS, jil. 1, hlm. 208; Daftari, Tarikh wa 'Aqa'id-e Isma'iliyyah, 1386 HS, hlm. 241.
  13. Ibn Katsir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, Beirut, jil. 12, hlm. 121; Hamadani, Al-Shulaihiyun wa al-Harakah al-Fatimiyyah fi al-Yaman, Damaskus, hlm. 64.
  14. Thahiri Bu'ini, Shulaihiyan-i Yaman ba Ta'kid bar Da'i al-Du'at Yamin Malikat Arwa, Situs Universitas Adyan wa Madzahib.
  15. Hasanpur, Shulaihiyan, entri lema.
  16. Daftari, Tarikh wa 'Aqa'id-e Isma'iliyyah, 1386 HS, hlm. 241.
  17. Daftari, Tarikh wa 'Aqa'id-e Isma'iliyyah, 1386 HS, hlm. 241.
  18. Bosworth, Silsilah-ha-ye Islami Jadid, 1381 HS, jil. 1, hlm. 208; Hasanpur, Shulaihiyan, entri lema.
  19. Daftari, Tarikh wa 'Aqa'id-e Isma'iliyyah, 1386 HS, hlm. 242.
  20. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulayhi dar Yaman, hlm. 34.
  21. Hasanpur, Shulaihiyan, entri lema.
  22. Tamir, Arwa, Muqtadirtarin Malake-ye Yaman, 1400 HS, hlm. 60.
  23. Maqrizi, Itti'azh al-Hunafa bi Akhbar al-A'immah al-Fatimiyyin al-Khulafa, Kairo, 1416 H, jil. 3, hlm. 25; Ibn Katsir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, Beirut, jil. 12, hlm. 121.
  24. Daftari, Tarikh wa 'Aqa'id-e Isma'iliyyah, 1386 HS, hlm. 242.
  25. Thahiri Bu'ini, Shulaihiyan-i Yaman ba Ta'kid bar Da'i al-Du'at Yamin Malikat Arwa, Situs Universitas Adyan wa Madzahib.
  26. Bosworth, Silsilah-ha-ye Islami Jadid, 1381 HS, jil. 1, hlm. 208.
  27. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulayhi dar Yaman, hlm. 40.
  28. Daftari, Tarikh wa 'Aqa'id-e Isma'iliyyah, 1386 HS, hlm. 242; Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulayhi dar Yaman, hlm. 40.
  29. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulayhi dar Yaman, hlm. 40.
  30. Hasanpur, Shulaihiyan, entri lema.
  31. Bosworth, Silsilah-ha-ye Islami Jadid, 1381 HS, jil. 1, hlm. 208.
  32. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulayhi dar Yaman, hlm. 43.
  33. Bosworth, Silsilah-ha-ye Islami Jadid, 1381 HS, jil. 1, hlm. 208; Daftari, Tarikh wa 'Aqa'id-e Isma'iliyyah, 1386 HS, hlm. 242.
  34. Bosworth, Silsilah-ha-ye Islami Jadid, 1381 HS, jil. 1, hlm. 208.
  35. Thahiri Bu'ini, Dinasti Sulaihi Yaman dengan Fokus pada Da'i ad-Du'at Yaman, Ratu Arwa, Situs Universitas Adyan wa Madzahib.
  36. Kahhalah, A'lam al-Nisa fi 'Alamay al-'Arab wa al-Islam, Beirut, jilid 1, hlm. 27; Hamdani, Al-Shulaihiyyun wa al-Harakah al-Fathimiyyah fi al-Yaman', Damaskus, hlm. 143.
  37. Thahiri Bu'ini, Dinasti Sulaihi Yaman dengan Fokus pada Da'i ad-Du'at Yaman, Ratu Arwa, Situs Universitas Adyan wa Madzahib.
  38. Tamir, Arwa, Muqtadirtarin Malake-ye Yaman, 1400 H, hlm. 60.
  39. Thahiri Bu'ini, Dinasti Sulaihi Yaman dengan Fokus pada Da'i ad-Du'at Yaman, Ratu Arwa, Situs Universitas Adyan wa Madzahib.
  40. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 41.
  41. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 44.
  42. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 34 dan 40.
  43. Hasanpur, Sulaihiyyun, entri ensiklopedia.
  44. Hasanpur, Sulaihiyyun, entri ensiklopedia.
  45. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 53.
  46. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 34–43.
  47. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 52; Daftari, Tarikh wa Aqa'ed-e Ismailiyah', 1386 H, hlm. 242.
  48. Thahiri Bu'ini, Dinasti Sulaihi Yaman dengan Fokus pada Da'i ad-Du'at Yaman, Ratu Arwa, Situs Universitas Adyan wa Madzahib.
  49. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 44.
  50. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 44.
  51. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 49.
  52. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 52.
  53. Thahiri Bu'ini, Dinasti Sulaihi Yaman dengan Fokus pada Da'i ad-Du'at Yaman, Ratu Arwa, Situs Universitas Adyan wa Madzahib.
  54. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 34.
  55. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 44.
  56. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 33.
  57. Daftari, Tarikh-e Tasyayyu', 1397 H, hlm. 140.
  58. Daftari, Tarikh wa Aqa'ed-e Ismailiyah', 1386 H, hlm. 242.
  59. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 51.
  60. Jan Ahmadi, Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman, hlm. 51.

Catatan

  1. Da'i adalah istilah dalam teologi Ismailiyah yang berarti perwakilan resmi yang diberi wewenang untuk berdakwah, yaitu misionaris yang bertugas menyebarkan mazhab Ismailiyah dengan menarik pengikut untuk Imam Ismailiyah atau Qa'im yang mereka nantikan. Sebagai guru, da'i juga bertanggung jawab mengajarkan prinsip-prinsip keyakinan Islam kepada para mualaf. (Daftari, Da'i, entri lema)
  2. Da'i ad-Du'at (Pemimpin Para Da'i) Ismailiyah bertugas di bawah pengawasan langsung Imam di pusat dakwah dan juga mengangkat da'i-da'i di wilayah kekuasaan Fatimiyah serta pulau-pulau. (Daftari, Da'i, entri lema)
  3. Hujjah adalah posisi tinggi dalam hierarki Ismailiyah yang bertanggung jawab atas dakwah dan kepemimpinan spiritual setelah Imam. (Khodri, Tasyayu' dalam Sejarah, 1393 H, hlm. 251.)

Daftar Pustaka

  • Bosworth, Clifford Edmund. Silsilah-haye Islamiyah Jadid. terjemahan Faridun Badraei, Teheran: Markaz Bazyanshenasi Islam wa Iran, 1381 HS.
  • Daftari, Farhad. Da'i. Danesynameh Jahane Islam, Teheran: Bonyad Dairatul Ma'arif Islami, 1393 HS.
  • Daftari, Farhad. Ismailiyah. Dairatul Ma'arif Buzurg Islami, Jilid 8, Teheran: Markaz Dairatul Ma'arif Buzurg Islami, tanpa tahun.
  • Daftari, Farhad. Tarikh Tasyayyu'. terjemahan Rahim Gholami, Teheran: Farzan Ruz, 1397 HS.
  • Daftari, Farhad. Tarikh wa Aqa'id Ismailiyah. terjemahan Faridun Badraei, Teheran: Farzan Ruz, 1386 HS.
  • Hamdani, Husain bin Fadhlullah. Al-Shulaihiyun wa al-Harakah al-Fatimiyyah fi al-Yaman. Dimasyq: Dar al-Mukhtar li al-Thiba'ah wa al-Nasyr, tanpa tahun.
  • Hasanpur, Maryam. Shulaihiyan. Danesynameh Jahane Islam, Jilid 30, Teheran: Bonyad Dairatul Ma'arif Islami, tanpa tahun.
  • Ibnu Katsir, Ismail bin Umar. Al-Bidayah wa al-Nihayah. Beirut: Dar al-Fikr, tanpa tahun.
  • Jan Ahmadi, Fatimah. Da'iyan-e Hukumatgar-e Shulaihi dar Yaman. Ilmu-ilmu Insani Universitas Al-Zahra (s), Nomor 59, Musim Panas 1385 HS.
  • Jan Ahmadi, Fatimah. Shulaihiyun wa Atsar Mi'mari-syan dar Yaman. Pangkalan Informasi Ilmiah Jihad Universitas, Tanggal Akses: 26 Dey 1403 HS.
  • Kahalah, Omar Riza. A'lam al-Nisa' fi 'Alamay al-'Arab wa al-Islam. Beirut: Muassasah ar-Risalah, tanpa tahun.
  • Khodri, Ahmadreza. Tasyayyu' dar Tarikh. Qom: Daftar Nashr Ma'arif, 1393 HS.
  • Maqrizi, Ahmad bin Ali. Itti'azh al-Hunafa bi Akhbar al-A'immah al-Fatimiyyin al-Khulafa. Kairo: Wizarah al-Awqaf, 1416 H.
  • Taheri Buini, Hadi. Shulaihiyan Yemen ba Ta'kid bar Da'i al-Du'at Yamini Malikah Arwa. Situs Universitas Adyan wa Madzahib, Tanggal Publikasi: 18 Aban 1403 HS, Tanggal Akses: 26 Dey 1403 HS.
  • Tamir, Arif. Arwa, Muqtadirtarin Maleke-ye Yaman. terjemahan Sajdeh Yusufi wa Mustafa Haghani Fadhl, Qom: Kitab Taha, 1400 HS.