Lompat ke isi

Ahmad: Perbedaan antara revisi

17 bita ditambahkan ,  29 November 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>M.hazer
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
  | prioritas =-
  | prioritas =-
  | kualitas =c
  | kualitas =c
  | link =
  | link =sudah
  | foto =-
  | foto =-
  | kategori =
  | kategori =
Baris 8: Baris 8:
  | navbox =
  | navbox =
  | alih=
  | alih=
  | referensi =
  | referensi =sudah
  | good article =
  | good article =
  | Artikel pilihan =
  | Artikel pilihan =
Baris 15: Baris 15:


==Leksikologi==
==Leksikologi==
Dilihat dari tata bahasa Arab, dengan bersandar pada kesimpulan yang umum bahwa kata "Ahmad" merupakan bentuk ''Af'al Tafdhil'' derivasi dari akar kata "Hamd", maka konsep sifat Tafdhil (pengutamaan, pengunggulan) dari kata "Mahmud" yang berarti "lebih terpuji/paling terpuji" atau kata "Hamid" yang berarti "lebih pemuji/paling pemuji" adalah muncul darinya. Dilihat dari sisi kaidah pembuatan ''Af'al Tafdhil'' dalam ilmu Sharaf, terkhusus menurut pandangan mazhab Basrah, maka kemungkinan kedua lebih kuat daripada kemungkinan pertama. Akan tetapi bagi ulama yang menjauh dari kaidah sharaf, yang menyoroti masalah ini, maka kemungkinan pertama lebih bisa diterima. <ref>Ibnu Qayim,'' Zād al-Ma'ād'', jld.1, hlm.69 dan seterusnya</ref>Sebagian ulama terdahulu yang tidak berdasar pada kaidah tata bahasa melainkan bersandar pada teks-teks riwayat seperti hadis nabi yang mengatakan, "Pada hari kiamat dibukakan/dilebarkan pujian-pujian untuk [[Nabi saw]], dimana pujian tersebut tidak pernah dibukakan kepada seseorang sebelumnya dan beliau dengan pujian-pujian itu memuji [[Tuhan]]nya" mengedapankan pahaman 'paling pemuji' atas 'paling terpuji'. <ref>Qadhi Ayadh, ''al-Syifa''', jld.1, hlm.312-313; Suhaili, ''al-Raudh al-Unf'', jld.2, hlm.153; Mulla Ali Qari, ''Jam'u al-Syamāil'', jld.2, hlm.181-182</ref>
Dilihat dari tata bahasa Arab, dengan bersandar pada kesimpulan yang umum bahwa kata "Ahmad" merupakan bentuk ''Af'al Tafdhil'' derivasi dari akar kata "Hamd", maka konsep sifat Tafdhil (pengutamaan, pengunggulan) dari kata "Mahmud" yang berarti "lebih terpuji/paling terpuji" atau kata "Hamid" yang berarti "lebih pemuji/paling pemuji" adalah muncul darinya. Dilihat dari sisi kaidah pembuatan ''Af'al Tafdhil'' dalam ilmu Sharaf, terkhusus menurut pandangan mazhab Basrah, maka kemungkinan kedua lebih kuat daripada kemungkinan pertama. Akan tetapi bagi ulama yang menjauh dari kaidah sharaf, yang menyoroti masalah ini, maka kemungkinan pertama lebih bisa diterima. <ref>Ibnu Qayim,'' Zād al-Ma'ād'', jld.1, hlm.69 dan seterusnya</ref>Sebagian ulama terdahulu yang tidak berdasar pada kaidah tata bahasa melainkan bersandar pada teks-teks riwayat seperti hadis nabi yang mengatakan, "Pada hari kiamat dibukakan/dilebarkan pujian-pujian untuk [[Nabi saw]], dimana pujian tersebut tidak pernah dibukakan kepada seseorang sebelumnya dan beliau dengan pujian-pujian itu memuji [[Tuhan]]nya" mengedapankan pahaman 'paling pemuji' atas 'paling terpuji'. <ref>Qadhi 'Ayadh, ''al-Syifa''', jld.1, hlm.312-313; Suhaili, ''al-Raudh al-Unf'', jld.2, hlm.153; Mulla Ali Qari, ''Jam'u al-Syamāil'', jld.2, hlm.181-182</ref>


==Ahmad di dalam Alquran, Riwayat dan Sastra Arab==
==Ahmad di dalam Alquran, Riwayat dan Sastra Arab==
Kata "Ahmad" dimuat sekali di dalam [[Alquran]] untuk menamakan [[Nabi Islam saw]] <ref>QS. Al-Shaf:6</ref>, yaitu ketika Nabi Isa as memberikan kabar gembira akan kedatangan seorang nabi pada periode-periode setelahnya.
Kata "Ahmad" dimuat sekali di dalam [[Alquran]] untuk menamakan [[Nabi Islam saw]] <ref>QS. Al-Shaf:6</ref>, yaitu ketika Nabi Isa as memberikan kabar gembira akan kedatangan seorang nabi pada periode-periode setelahnya.


Perlu dicatat bahwa tulisan-tulisan di atas batu-batu yang ditemukan di gunung '''Shafa''' yang terletak di bagian utara jazirah Arabia terlihat pula nama-nama yang mirip dengan Ahmad, yang menurut para peneliti merupakan bentuk singkatan dari nama-nama yang dikombinasi dengan nama Allah.
Perlu dicatat bahwa tulisan-tulisan di atas batu-batu yang ditemukan di gunung "Shafa" yang terletak di bagian utara jazirah Arabia terlihat pula nama-nama yang mirip dengan Ahmad, yang menurut para peneliti merupakan bentuk singkatan dari nama-nama yang dikombinasi dengan nama Allah.


Ibnu Qayim al-Jauzi menyatakan bahwa semua nama-nama [[Nabi saw]] bukanlah '''alam-'alam'' atau sekedar nama murni yang diperuntukan hanya mengenal orang yang dinamai, akan tetapi merupakan bentuk-bentuk sifat dan nama-nama derivatif yang melazimkan pujian dan kesempurnaan kepada orang yang dinamai. <ref>Ibnu Qayyim, ''Zād al-Ma'ād'', jld.1, hlm.66</ref> Meskipun contoh gamblang dari pandangan semacam ini tidak ditemukan pada tulisan-tulisan klasik, namun secara praktis terdapat juga pandangan serupa di kalangan kaum [[muslimin]] pada masa-masa terdahulu.
Ibnu Qayim al-Jauzi menyatakan bahwa semua nama-nama [[Nabi saw]] bukanlah '''alam-'alam'' atau sekedar nama murni yang diperuntukan hanya mengenal orang yang dinamai, akan tetapi merupakan bentuk-bentuk sifat dan nama-nama derivatif yang melazimkan pujian dan kesempurnaan kepada orang yang dinamai. <ref>Ibnu Qayyim, ''Zād al-Ma'ād'', jld.1, hlm.66</ref> Meskipun contoh gamblang dari pandangan semacam ini tidak ditemukan pada tulisan-tulisan klasik, namun secara praktis terdapat juga pandangan serupa di kalangan kaum [[muslimin]] pada masa-masa terdahulu.


Terkait ke-'alaman nama Ahmad mesti dikatakan bahwa setiap kali penulis mencoba menulis nama lain selain nama Muhammad untuk Nabi Islam saw, nama Ahmad senantiasa disebutkan terlebih dahulu. Teks riwayat yang paling terkenal mengenai hal ini adalah hadis Jubair bin Muth'im yang dikutip dari Nabi saw yang berbicara tentang lima nama dari nama-nama Nabi saw, yang mana nama Muhammad dan Ahmad lebih banyak disebutkan. Penelitian terhadap sanad-sanad riwayat menunjukkan bahwa periwayatan hadis ini lebih dikenal melalui jalan Zuhri dari Muhammad bin Jubair dari Jubair bin Muth'im. <ref>Bukhari, ''Shahih'', jlf.3, hlm.201; Muslim bin Hajjaj, ''Shahih'', hlm.1828; Tirmidzi, ''Sunan'', jld.5, hlm.135</ref> Namun, ada kandungan mirip dengan kandungan di atas dengan perbedaan tipis, telah diriwayatkan melalui jalan Jakfar bin Abi Wahsyiah dan Atabah bin Muslim dari Nafi', putra lain dari Jubair bin Muth'im, dari ayahnya.<ref>Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqāt al-Kabir'', jld.1, hlm.65; Hakim Neisyaburi, ''Mustadrak al-Shahihain'', jld.2, hlm.604; Baihaqi, ''Dalāil al-Nubuwah'', jld.1, hlm.155</ref>
Terkait ke-'alaman nama Ahmad mesti dikatakan bahwa setiap kali penulis mencoba menulis nama lain selain nama Muhammad untuk Nabi Islam saw, nama Ahmad senantiasa disebutkan terlebih dahulu. Teks riwayat yang paling terkenal mengenai hal ini adalah hadis Jubair bin Muth'im yang dikutip dari Nabi saw yang berbicara tentang lima nama dari nama-nama Nabi saw, yang mana nama Muhammad dan Ahmad lebih banyak disebutkan. Penelitian terhadap sanad-sanad riwayat menunjukkan bahwa periwayatan hadis ini lebih dikenal melalui jalan Zuhri dari Muhammad bin Jubair dari Jubair bin Muth'im. <ref>Bukhari, ''Shahih'', jld.3, hlm.201; Muslim bin Hajjaj, ''Shahih'', hlm.1828; Tirmidzi, ''Sunan'', jld.5, hlm.135</ref> Namun, ada kandungan mirip dengan kandungan di atas dengan perbedaan tipis, telah diriwayatkan melalui jalan Jakfar bin Abi Wahsyiah dan Atabah bin Muslim dari Nafi', putra lain dari Jubair bin Muth'im, dari ayahnya.<ref>Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqāt al-Kabir'', jld.1, hlm.65; Hakim Neisyaburi, ''Mustadrak al-Shahihain'', jld.2, hlm.604; Baihaqi, ''Dalāil al-Nubuwah'', jld.1, hlm.155</ref>


Hadis di atas juga diriwayatkan dengan silsilah sanad A'masy dan Mas'udi dari Amr bin Murrah dari Abu Ubaidah dari Abu Musa Asy'ari dari Nabi saw <ref>Muslim,'' Shahih'', hlm.1828-1829; Ahmad bin Hanbal, ''Musnad'', jld.4, hlm.395, 404, 407; Baihaqi, ''Dalāil al-Nubuwah'', jld.1, hlm.156-157</ref> dan dengan silsilah sanad Hammad bin Salamah dari Ashim dari Zar bin Hubaisy dari Hudzaifah atau silsilah sanad Abu Bakar bin Ayasy dari Ashim dari Abu Wail dari Hudzaifah dari Nabi saw.<ref>Ahmad bin Hanbal, ''Musnad'', jld.5, hlm.405; ''Tirmidzi, al-Samāil'', hlm.211-212; Ibnu Saad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld.1, hlm.65</ref> Berdasarkan pada sanad-sanad di atas dapat disimpulkan bahwa konten hadis tersebut telah dibicarakan oleh beberapa sahabat sejak separuh pertama abad ke-1 H, namun pada generasi-generasi awal abad ke-2 H, penukilan hadis tersebut yang tadinya dari person ke person lain menjadi lebih luas dan melebar.
Hadis di atas juga diriwayatkan dengan silsilah sanad A'masy dan Mas'udi dari Amr bin Murrah dari Abu Ubaidah dari Abu Musa Asy'ari dari Nabi saw <ref>Muslim,'' Shahih'', hlm.1828-1829; Ahmad bin Hanbal, ''Musnad'', jld.4, hlm.395, 404, 407; Baihaqi, ''Dalāil al-Nubuwah'', jld.1, hlm.156-157</ref> dan dengan silsilah sanad Hammad bin Salamah dari Ashim dari Zar bin Hubaisy dari Hudzaifah atau silsilah sanad Abu Bakar bin Ayasy dari Ashim dari Abu Wail dari Hudzaifah dari Nabi saw.<ref>Ahmad bin Hanbal, ''Musnad'', jld.5, hlm.405; ''Tirmidzi, al-Samāil'', hlm.211-212; Ibnu Saad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld.1, hlm.65</ref> Berdasarkan pada sanad-sanad di atas dapat disimpulkan bahwa konten hadis tersebut telah dibicarakan oleh beberapa [[sahabat]] sejak paruh pertama abad ke-[[1 H]], namun pada generasi-generasi awal abad ke-[[2 H]], penukilan hadis tersebut yang tadinya dari person ke person lain menjadi lebih luas dan melebar.


Berdasar pada apa yang telah disebutkan di atas tampaknya harus diterima bahwa asumsi adanya nama untuk Nabi saw lebih dari satu nama terkhusus nama Ahmad, sudah ada sejak pertengahan abad ke-1 H. Hal ini tidak jauh dari harapan dan dapat dicerna secara utuh ketika melihat makna lahiriah kalimat Alquran: {{ia|إسمه أحمد}}; namanya Ahmad.
Berdasar pada apa yang telah disebutkan di atas tampaknya harus diterima bahwa asumsi adanya nama untuk Nabi saw lebih dari satu nama terkhusus nama Ahmad, sudah ada sejak pertengahan abad ke-1 H. Hal ini tidak jauh dari harapan dan dapat dicerna secara utuh ketika melihat makna lahiriah kalimat Alquran: {{ia|إسمه أحمد}}; namanya Ahmad.
Pengguna anonim