Lompat ke isi

Abu Lahab: Perbedaan antara revisi

861 bita ditambahkan ,  19 Februari 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Esmail
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5: Baris 5:
  | foto =-
  | foto =-
  | kategori =sudah
  | kategori =sudah
  | infobox =-
  | infobox =sudah
  | navbox =
  | navbox =
  | alih=sudah
  | alih=sudah
Baris 12: Baris 12:
  | Artikel pilihan =
  | Artikel pilihan =
}}}}</onlyinclude>
}}}}</onlyinclude>
'''Abdul 'Uzza bin Abdul Muththalib''' (bahasa Arab: {{ia| عبدالعُزّی بن عبدالمُطَّلب }})  yang terkenal dengan '''Abu Lahab''' ({{ia|أبولَهَب}}) adalah paman [[Rasulullah saw]] dan termasuk musuh keras setelah [[Bi'tsah]]. Ia dan istrinya, Ummu Jamil  tidak pernah melewatkan cara apapun dalam menyakiti dan menentang [[Islam]]. [[Surah Al-Masad]] turun berkenaan dengan pencelaan Abu Lahab dan istrinya.
{{Infobox persona
| nama = Abdul 'Uzza bin [[Abdul Muththalib]]
| dikenal sebagai = Paman [[Nabi Muhammad saw]]
| Nama lengkap =
| image =
| image size =
| caption =
| Julukan = Abu 'Utbah • Abu Lahab
| Lakab =
| Terkenal dengan =
| Afiliasi agama =
| Garis keturunan = [[Bani Hasyim]], [[Quraisy]]
| Kerabat termasyhur = Abu Thalib (saudara) • Hamzah (saudara) • Imam Ali as (keponakan)
| Lahir =
| Tempat tinggal = [[Mekkah]]
| Wafat =
| Waktu Syahid =
| Meninggal= 2 H/624
| Penyebab Wafat/Syahadah =
| Tempat dimakamkan =
| Tempat dikuburkan =
| Era = Permulaan [[Islam]]
| Dikenal sebagai =
| Guru-guru =
| Murid-murid =
| Peran penting = Musuh dan penentang dakwah [[Rasulullah saw]]
| Karya penting =
| Aktivitas =
}}
'''Abdul 'Uzza bin Abdul Muththalib''' (bahasa Arab: {{ia| عبدالعُزّی بن عبدالمُطَّلب }})  (w. 2 H/624) yang terkenal dengan '''Abu Lahab''' ({{ia|أبولَهَب}}) adalah paman [[Rasulullah saw]] dan termasuk musuh keras setelah [[Bi'tsah]]. Ia dan istrinya, Ummu Jamil  tidak pernah melewatkan cara apapun dalam menyakiti dan menentang [[Islam]]. [[Surah Al-Masad]] turun berkenaan dengan pencelaan Abu Lahab dan istrinya.


[[Abdul Muththalib]] memanggilnya dengan sebutan Abu Lahab karena ketampanan dan wajahnya yang mereka seperti bunga. Abu Lahab bersama beberapa orang mencuri tali emas dari [[Kakbah]], namun atas intervensi paman-pamannya dari kabilah Khuza'ah ia selamat dari hukuman.
[[Abdul Muththalib]] memanggilnya dengan sebutan Abu Lahab karena ketampanan dan wajahnya yang mereka seperti bunga. Abu Lahab bersama beberapa orang mencuri tali emas dari [[Kakbah]], namun atas intervensi paman-pamannya dari kabilah Khuza'ah ia selamat dari hukuman.


Tsaubiyah, budak perempuan Abu Lahab beberapa waktu menyusui Nabi saw. Atabah dan Utaibah, putra-putra Abu Lahab, menikah dengan [[Ruqayyah binti Muhammad saw|Ruqayyah]] dan [[Ummu Kultsum putri Rasulullah|Ummu Kultsum]], dua putri Nabi saw. Namun setelah kemunculan Islam dan turunnya surah Al-Masad, Abu Lahab dan istrinya memaksa putra-putranya untuk mentalak putri-putri Nabi saw. Abu Lahab senantiasa menganggap [[mukjizah]] Nabi sebagai sihir, dan dengan mencemooh Nabi menghalangi tablig Islam. Ketika kaum [[Quraisy]] berkeputusan mengembargo kaum muslimin dan [[bani Hasyim]], Abu Lahab satu-satunya orang dari [[Bani Hasyim]] yang bersama Quraisy. Abu Lahab termasuk dari para pembesar Quraisy yang berniat membunuh Nabi saw di malam hari.
Tsaubiyah, budak perempuan Abu Lahab beberapa waktu menyusui Nabi Muhammad saw. Atabah dan Utaibah, putra-putra Abu Lahab, menikah dengan [[Ruqayyah binti Muhammad saw|Ruqayyah]] dan [[Ummu Kultsum putri Rasulullah|Ummu Kultsum]], dua putri Nabi saw. Namun setelah kemunculan Islam dan turunnya surah Al-Masad, Abu Lahab dan istrinya memaksa putra-putranya untuk mentalak putri-putri Nabi saw. Abu Lahab senantiasa menganggap [[mukjizat]] Nabi sebagai sihir, dan dengan mencemooh Nabi menghalangi tablig Islam. Ketika kaum [[Quraisy]] berkeputusan mengembargo kaum muslimin dan Bani Hasyim, Abu Lahab satu-satunya orang dari [[Bani Hasyim]] yang bersama Quraisy. Abu Lahab termasuk dari para pembesar Quraisy yang berniat membunuh Nabi saw di malam hari.


Setelah Nabi Muhammad saw melakukan [[hijrah ke Madinah]], Abu Lahab karena sakit tidak mampu bergabung dengan pasukan [[Quraisy]] di [[Perang Badar]], namun ia mengirim seseorang untuk menggantikannya. Abu Lahab kemudian meninggal karena sakit keras 7 hari setelah terjadinya Perang Badar.  
Setelah Nabi Muhammad saw melakukan [[hijrah ke Madinah]], Abu Lahab karena sakit tidak mampu bergabung dengan pasukan [[Quraisy]] di [[Perang Badar]], namun ia mengirim seseorang untuk menggantikannya. Abu Lahab kemudian meninggal karena sakit keras 7 hari setelah terjadinya Perang Badar.  


==Gelar dan Nasab==
==Gelar dan Nasab==
Abu Lahab aslinya memiliki kuniyah Abu 'Utbah namun oleh ayahnya [[Abdul Muththalib]] dipanggil Abu Lahab disebabkan ia memiliki wajah yang tampan dengan kulit kemerah-merahan. <ref>Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld. 1, hlm. 93. </ref> Ibunya bernama Lubna binti Hajir bin Abdul Manaf dari kabilah Khaza'i.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 1, hlm. 115 dan 118. </ref> Lubna tidak mempunyai anak selain Abu Lahab.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', Dar al-Makrifah, jld. 1, hlm. 110</ref> Ia termasuk dari para lelaki Quraisy yang tampan tapi memiliki mata yang juling.<ref>Ibnu Habib, ''al-Munammaq'', hlm. 423</ref>
Abu Lahab aslinya memiliki kunyah Abu 'Utbah namun oleh ayahnya [[Abdul Muththalib]] dipanggil Abu Lahab disebabkan ia memiliki wajah yang tampan dengan kulit kemerah-merahan. <ref>Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld. 1, hlm. 93. </ref> Ibunya bernama Lubna binti Hajir bin Abdul Manaf dari kabilah Khuza'i.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 1, hlm. 115 dan 118. </ref> Lubna tidak mempunyai anak selain Abu Lahab.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', Dar al-Makrifah, jld. 1, hlm. 110</ref> Ia termasuk dari para lelaki Quraisy yang tampan tapi memiliki mata yang juling.<ref>Ibnu Habib, ''al-Munammaq'', hlm. 423</ref>


==Sebelum Bi'tsah==
==Sebelum Bi'tsah==
Baris 28: Baris 57:
Abu Lahab bersama dengan beberapa orang pernah mencuri tali emas yang dihadiahkan oleh [[Abdul Muththalib]] ke [[Kakbah]]. Setelah mereka ditangkap, tangan sebagian mereka dipotong, namun paman-paman Abu Lahab dari pihak ibunya yang berasal dari kabilah Khuza'ah mencegah penerapan hukuman potong tangan atasnya.<ref>Ibnu Duraid, ''al-Isytiqāq'', hlm. 121; Ibnu Habaib, hlm. 60-64, Ibnu Qutaibah, ''al-Ma'arif'', hlm. 125; Thabari, ''Tārikh'', jld. 1, hlm. 1134-1135. </ref>  
Abu Lahab bersama dengan beberapa orang pernah mencuri tali emas yang dihadiahkan oleh [[Abdul Muththalib]] ke [[Kakbah]]. Setelah mereka ditangkap, tangan sebagian mereka dipotong, namun paman-paman Abu Lahab dari pihak ibunya yang berasal dari kabilah Khuza'ah mencegah penerapan hukuman potong tangan atasnya.<ref>Ibnu Duraid, ''al-Isytiqāq'', hlm. 121; Ibnu Habaib, hlm. 60-64, Ibnu Qutaibah, ''al-Ma'arif'', hlm. 125; Thabari, ''Tārikh'', jld. 1, hlm. 1134-1135. </ref>  


Tsaubiyah, budak perempuan Abu Lahab beberapa waktu sebelum [[Halimah Sa'diyah]] menyusui Nabi saw di masa bayi. Nabi berniat membeli Tsaubiyah dari Abu Lahab untuk dibebaskan, tapi Abu Lahab tidak sudi menjualnya. Setelah Nabi saw [[hijrah ke Madinah]], Abu Lahab membebaskan sendiri Tsaubiyah.<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld. 1, hlm. 108; Baldzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 1, hlm. 96; Ya'kubi, ''Tarikh'', jld. 2, hlm. 9</ref>
Tsaubiyah, budak perempuan Abu Lahab beberapa waktu sebelum [[Halimah Sa'diyah]] menyusui [[Nabi saw]] di masa bayi. Nabi saw berniat membeli Tsaubiyah dari Abu Lahab untuk dibebaskan, tapi Abu Lahab tidak sudi menjualnya. Setelah Nabi saw [[hijrah ke Madinah]], Abu Lahab membebaskan sendiri Tsaubiyah.<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld. 1, hlm. 108; Baldzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 1, hlm. 96; Ya'kubi, ''Tarikh'', jld. 2, hlm. 9</ref>


Ketika Abdul Muththalib hendak meninggal dunia, ia mengumpulkan anak-anaknya dan berwasiat kepada mereka untuk mengasuh Nabi saw. Ketika Abu Lahab mengusulkan diri untuk menjadi pengasuhnya, Abdul Muththalib menjawab: "Jauhkan kejahatanmu darinya" dan menyerahkan pengasuhan Nabi saw kepada [[Abu Thalib]].<ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld.1, hlm.35</ref>
Ketika Abdul Muththalib hendak meninggal dunia, ia mengumpulkan anak-anaknya dan berwasiat kepada mereka untuk mengasuh Nabi saw. Ketika Abu Lahab mengusulkan diri untuk menjadi pengasuhnya, Abdul Muththalib menjawab: "Jauhkan kejahatanmu darinya" dan menyerahkan pengasuhan Nabi saw kepada [[Abu Thalib]].<ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld.1, hlm.35</ref>


==Dari Bi'tsah Hingga Hijrah==
==Dari Bi'tsah Hingga Hijrah==
Setelah [[Bi'tsah]] dengan diangkatnya [[Nabi Muhammad saw]] sebagai nabi untuk mendakwahkan [[Islam]], Abu Lahab kemudian menjadi diantara musuhnya yang paling keras. Ketenaran dia dalam sejarah awal Islam muncul karena sebab ini. Ia mengabdi kepada berhala Uzza. dilaporkan bahwa ia pernah berkata,  "Jika Uzza menang maka saya akan menjadi pelayannya, dan jika Muhammad menang -dan ini tidak akan terjadi-maka putra saudarakulah yang menjadi (tuan)".<ref>Waqidi, ''al-Maghazi'', jld.3, hlm.
Setelah [[Bi'tsah]] dengan diangkatnya [[Nabi Muhammad saw]] sebagai nabi untuk mendakwahkan [[Islam]], Abu Lahab kemudian menjadi diantara musuhnya yang paling keras. Ketenaran dia dalam sejarah awal Islam muncul karena sebab ini. Ia mengabdi kepada berhala Uzza. Dilaporkan bahwa ia pernah berkata,  "Jika Uzza menang maka saya akan menjadi pelayannya, dan jika Muhammad menang -dan ini tidak akan terjadi-maka putra saudarakulah yang menjadi (tuan)".<ref>Waqidi, ''al-Maghazi'', jld.3, hlm.
  874; Baldzuri,''Ansab al-Asyraf'', jld.1, hlm. 478</ref>
  874; Baldzuri,''Ansab al-Asyraf'', jld.1, hlm. 478</ref>


Baris 41: Baris 70:
Nabi saw berkata bahwa rumahnya terletak diantara tetangga-tetangga yang terburuk; Aqabah bin Ubai, Mu'aith dan Abu Lahab, dimana mereka melemparkan kotoran-kotoran ke rumah beliau.<ref>Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 1, hlm.131></ref>
Nabi saw berkata bahwa rumahnya terletak diantara tetangga-tetangga yang terburuk; Aqabah bin Ubai, Mu'aith dan Abu Lahab, dimana mereka melemparkan kotoran-kotoran ke rumah beliau.<ref>Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 1, hlm.131></ref>


Terkadang ketikan Nabi saw mengajak sekelompok orang kepada Islam, Abu Lahab dan [[Abbas]] maju ke depan dan berkata: "Keponakan kami ini bohong, jangan sampai ia menyesatkan kalian dari agama kalian".<ref>Al-Majlisi,
Terkadang ketikan Nabi saw mengajak sekelompok orang kepada Islam, Abu Lahab dan [[Abbas bin Abdul Muththalib]] maju ke depan dan berkata: "Keponakan kami ini bohong, jangan sampai ia menyesatkan kalian dari agama kalian".<ref>Al-Majlisi,
  ''Biharul Anwar'', jld.18, hlm. 203</ref> Pada musm [[haji]], Nabi saw menemui para rombongan yang datang ke [[Mekah]] dan menyeru mereka kepada [[Islam]]. Namun, kaum [[Quraisy]] datang ke tengah-tengah mereka dan mengata-ngatai Nabi saw. Dalam hal ini, Abu Lahab lah yang peling gigih.<ref>Ibnu Khaldun, ''Tarikh'',
  ''Biharul Anwar'', jld.18, hlm. 203</ref> Pada musim [[haji]], Nabi saw menemui para rombongan yang datang ke [[Mekah]] dan menyeru mereka kepada [[Islam]]. Namun, kaum [[Quraisy]] datang ke tengah-tengah mereka dan mengata-ngatai Nabi saw. Dalam hal ini, Abu Lahab lah yang peling gigih.<ref>Ibnu Khaldun, ''Tarikh'',
  jld. 3, hlm. 11</ref> Ia mengikuti Nabi saw dari belakang dan melemparinya dengan bantu sehingga kaki beliau bercucuran darah. Ia juga mengatakan Nabi saw sebagai pembohong.<ref>Al-Majlisi, ''Biharul Anwar'',
  jld. 3, hlm. 11</ref> Ia mengikuti Nabi saw dari belakang dan melemparinya dengan bantu sehingga kaki beliau bercucuran darah. Ia juga mengatakan Nabi saw sebagai pembohong.<ref>Al-Majlisi, ''Biharul Anwar'',
  jld.18, hlm. 202</ref> Pada suatu waktu ketika Nabi saw sedang dalam sujud, Abu Lahab mengangkat batu hendak melemparkannya ke kepala beliau, namun tangannya tidak dapat bergerak. Setelah ia memohon kepada Nabi supaya keadaan itu dihilangkan dan beliau pun melakukannya, ia mengatakan bahwa ini termasuk sihir Nabi.<ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'',
  jld.18, hlm. 202</ref> Pada suatu waktu ketika Nabi saw sedang dalam sujud, Abu Lahab mengangkat batu hendak melemparkannya ke kepala beliau, namun tangannya tidak dapat bergerak. Setelah ia memohon kepada Nabi supaya keadaan itu dihilangkan dan beliau pun melakukannya, ia mengatakan bahwa ini termasuk sihir Nabi.<ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'',
Baris 48: Baris 77:


===Membela Nabi saw===
===Membela Nabi saw===
Sekali ketika Quraisy memprotes [[Abu Thalib]] karena membela salah seorang dari kaum muslimin, Abu Lahab membelanya dan mengancam bahwa ia akan bersama Abu Thalib. Sikap dan ucapan ini membuat Abu Thalib senang dan dengan mendendangkan syair-syairnya ia bersuaha mengajak Abu Lahab untuk membela Islam.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 1,
Sekali ketika Quraisy memprotes [[Abu Thalib]] karena membela salah seorang dari kaum [[muslimin]], Abu Lahab membelanya dan mengancam bahwa ia akan bersama Abu Thalib. Sikap dan ucapan ini membuat Abu Thalib senang dan dengan mendendangkan syair-syairnya ia berusaha mengajak Abu Lahab untuk membela Islam.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 1,
  hlm. 371</ref>Para pembesar kaum musrikin berniat membunuh Nabi saw dan karena mereka takut akan penentangan Abu Lahab, mereka tidak memberi tahu kepadanya. Pada suatu hari dimana niat jahat itu hendak dilakukan, Abu Thalib mengutus [[Ali as]] kepada Abu Lahab untuk memberi tahu kepadanya aksi pembunuhan Nabi saw yang akan mereka lakukan. Abu Lahab dengan marah mendatangi para pembesar musyrikin dan melarang mereka dari perbuatan ini serta bersumpah kepada Lata dan Uzza bahwa ia akan masuk Islam. Akhirnya, para pembesar kaum musyrikin meminta maaf dan meninggalakn pekerjaan ini.<ref>Al-Kulaini, ''al-Kafi'', jld.8, hlm. 277</ref>
  hlm. 371</ref>Para pembesar kaum musyrikin berniat membunuh Nabi saw dan karena mereka takut akan penentangan Abu Lahab, mereka tidak memberi tahu kepadanya. Pada suatu hari dimana niat jahat itu hendak dilakukan, Abu Thalib mengutus [[Ali as]] kepada Abu Lahab untuk memberi tahu kepadanya aksi pembunuhan Nabi saw yang akan mereka lakukan. Abu Lahab dengan marah mendatangi para pembesar musyrikin dan melarang mereka dari perbuatan ini serta bersumpah kepada Lata dan Uzza bahwa ia akan masuk Islam. Akhirnya, para pembesar kaum musyrikin meminta maaf dan meninggalakn pekerjaan ini.<ref>Al-Kulaini, ''al-Kafi'', jld.8, hlm. 277</ref>


Di dalam sumber-sumber [[Ahlusunnah]] dimuat, pasca kewafatan Abu Thalib dan [[Khadijah]], Quraisy secara mendadak mengganggu dan menyakiti Nabi saw. Ketika kabar ini sampai ke telinga Abu Lahab, ia mengumumkan bahwa dirinya tidak keluar dari agama Abdul Muththalib akan tetapi tetap membela anak saudaranya. Namun, ketika ia tahu bahwa menurut Muhammad saw Abdul Muththalib dan orang-orang yang seagama dengannya berada dalam api neraka, ia pun bersikap lebih keras lagi kepada Nabi.<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', hlm.210; Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld.1, hlm.121</ref>
Di dalam sumber-sumber [[Ahlusunah]] dimuat, pasca kewafatan Abu Thalib dan [[Khadijah sa]], Quraisy secara mendadak mengganggu dan menyakiti Nabi saw. Ketika kabar ini sampai ke telinga Abu Lahab, ia mengumumkan bahwa dirinya tidak keluar dari agama [[Abdul Muththalib]] akan tetapi tetap membela anak saudaranya. Namun, ketika ia tahu bahwa menurut Muhammad saw, Abdul Muththalib dan orang-orang yang seagama dengannya berada dalam api neraka, ia pun bersikap lebih keras lagi kepada Nabi.<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', hlm.210; Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld.1, hlm.121</ref>
Namun, dengan memperhatikan keyakinan [[Syiah]] bahwa nenek moyang Nabi tidak musyrik, maka ulama Syiah tidak menerima riwayat ini.<ref>Al-Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld.19, 22</ref>
Namun, dengan memperhatikan keyakinan [[Syiah]] bahwa nenek moyang Nabi tidak musyrik, maka ulama Syiah tidak menerima riwayat ini.<ref>Al-Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld.19, 22</ref>


===Konspirasi Pembunuhan Nabi saw===
===Konspirasi Pembunuhan Nabi saw===
Pasca kewafatan Abu Thalib, Abu Lahab termasuk diantara mereka yang hendak membunuh Nabi saw di malam hari.<ref>Ibnu Saad,''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.1, hlm.228</ref> Ketika mereka hendak memilih orang-orang diantara kabilah-kabilah Quraisy yang akan turut serta dalam pembunuhan Nabi saw, dari [[Bani Hasyim]] Abu Lahab yang mengusulkan diri.<ref>Thabarsi, ''I'lam al-Wara'', jld.1, hlm.145</ref> Kala mereka hendak menyerang rumah Nabi saw, Abu Lahab mencegah mereka menyerang di waktu malam dan berkata: "Jika pada kegelapan malam para wanita dan anak-anak kecil terkena bahaya, maka kemalangan/kehinaan ini tidak akan lenyap selamnya di tengah-tengah Arab", akhirnya penyerangan itu ditunda ke pagi hari.<ref>Quthbuddin al-Rawandi, ''al-Kharaij wa al-Jaraih'', jld.1, hlm. 143</ref>
Pasca kewafatan Abu Thalib, Abu Lahab termasuk diantara mereka yang hendak membunuh Nabi saw di malam hari.<ref>Ibnu Saad,''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.1, hlm.228</ref> Ketika mereka hendak memilih orang-orang diantara kabilah-kabilah Quraisy yang akan turut serta dalam pembunuhan Nabi saw, dari [[Bani Hasyim]] Abu Lahab yang mengusulkan diri.<ref>Thabarsi, ''I'lam al-Wara'', jld.1, hlm.145</ref> Kala mereka hendak menyerang rumah Nabi saw, Abu Lahab mencegah mereka menyerang di waktu malam dan berkata: "Jika pada kegelapan malam para wanita dan anak-anak kecil terkena bahaya, maka kemalangan/kehinaan ini tidak akan lenyap selamanya di tengah-tengah Arab", akhirnya penyerangan itu ditunda ke pagi hari.<ref>Quthbuddin al-Rawandi, ''al-Kharaij wa al-Jaraih'', jld.1, hlm. 143</ref>
 




==Setelah Hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah==
==Setelah Hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah==
Setelah Nabi Muhammad saw [[hijrah]] ke [[Madinah]], Abu Lahab jatuh sakit. Karena didera rasa sakit itulah, ia tidak dapat ikut serta dalam perang Badar.<ref>Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 292</ref>Dalam sumber lain disebutkan bahwa ketidakikut sertaannya dalam perang karena mimpi Atikah binti Abdul Muththalib soal prediksi kekalahan penduduk [[Mekah]].<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.8, hlm.43</ref> Ia mengirim orang yang menggantikan posisinya, yaitu 'Ash bin Hisyam bin Mughirah dengan balasan bahwa ia memiliki hutang dan dengan cara ini Abu Lahab memaafkan hutangnya.<ref>Waqidi, al-Maghāzi, jld. 1, hlm. 33. </ref>
Setelah Nabi Muhammad saw [[hijrah ke Madinah]], Abu Lahab jatuh sakit. Karena didera rasa sakit itulah, ia tidak dapat ikut serta dalam Perang Badar.<ref>Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 292</ref>Dalam sumber lain disebutkan bahwa ketidak ikutsertaannya dalam perang karena mimpi Atikah binti Abdul Muththalib soal prediksi kekalahan penduduk [[Mekah]].<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.8, hlm.43</ref> Ia mengirim orang yang menggantikan posisinya, yaitu 'Ash bin Hisyam bin Mughirah dengan balasan bahwa ia memiliki hutang dan dengan cara ini Abu Lahab memaafkan hutangnya.<ref>Waqidi, al-Maghāzi, jld. 1, hlm. 33. </ref>
Ketika Abu Sufyan bin Harits memberi tahu kepada Abu Lahab dan orang-orang Mekah bahwa kaum muslimin disetai para malaikat, Abu Rafi' (budak Abbas bin Abdul Muththalib) yang sudah muslim mengekpresikan kesenangannya. Abu Lahab menjatuhkan dia ke tanah dan memukulinya. Saat itu Ummul Fadhl, istri Abbas, memukulkan kayu ke Abu Lahab sebagai pembelaan terhadap Abu Rafi'. Hal ini menyebabkan luka parah di kepada Abu Lahab.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld.2, hlm.647</ref>
Ketika Abu Sufyan bin Harits memberi tahu kepada Abu Lahab dan orang-orang Mekah bahwa kaum muslimin disetai para malaikat, Abu Rafi' (budak Abbas bin Abdul Muththalib) yang sudah muslim mengekpresikan kesenangannya. Abu Lahab menjatuhkan dia ke tanah dan memukulinya. Saat itu Ummul Fadhl, istri [[Abbas bin Abdul Muththalib|Abbas], memukulkan kayu ke Abu Lahab sebagai pembelaan terhadap Abu Rafi'. Hal ini menyebabkan luka parah di kepada Abu Lahab.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld.2, hlm.647</ref>


==Dalam Alquran==
==Dalam Alquran==
Ketila [[Nabi saw]] melakukan dakwahnya secara terang-terangan, ia menyeru kabilah-kabilah [[Quraisy]] dan menakutkan mereke kepada azab Ilahi serta mengajak mereka kepada [[tauhid]]. Abu Lahab mengejek nabi dengan lafal تَبُّا لَكَ  (binasalah engkau) kemudian turun [[surah Al-Masad]] : تَبَّت يَدا أَبي لَهَبٍ وَتَبَّ; "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia".<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.1, hlm.74; Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld.1, hlm.119; Thabarsi, ''Majma' al-Bayan'', jld.7, hlm. 223</ref> Mengenai [[sebab Turun|sebab turun]]nya surah ini ada beberapa pandangan yang disebutkan.<ref>Fakhrurrazi, ''al-Tafsir al-Kabir, jld.22, hlm.349-350</ref> Setelah turunnya surah ini, Abu lahab hidup lebih dari 10 tahun, namun ia tetap tidak beriman dan mati dalam keadaan musyrik. Ini adalah salah satu ramalan dan [[mukjizat]] [[Alquran]].<ref>Karaji, ''Kanz al-Fawaid'', jld.1, hlm.178; Qutbuddin Rawandi, ''al-Kharāij wa al-Jarāih'', jld.3, hlm. 1053</ref>
Ketila [[Nabi saw]] melakukan dakwahnya secara terang-terangan, ia menyeru kabilah-kabilah [[Quraisy]] dan menakuti mereka dengan azab Ilahi serta mengajak mereka kepada [[tauhid]]. Abu Lahab mengejek nabi dengan lafal تَبُّا لَكَ  (binasalah engkau) kemudian turun [[surah Al-Masad]] : تَبَّت يَدا أَبي لَهَبٍ وَتَبَّ; "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia".<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.1, hlm.74; Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld.1, hlm.119; Thabarsi, ''Majma' al-Bayan'', jld.7, hlm. 223</ref> Mengenai [[sebab Turun|sebab turun]]nya surah ini ada beberapa pandangan yang disebutkan.<ref>Fakhrurrazi, ''al-Tafsir al-Kabir, jld.22, hlm.349-350</ref> Setelah turunnya surah ini, Abu lahab hidup lebih dari 10 tahun, namun ia tetap tidak beriman dan mati dalam keadaan musyrik. Ini adalah salah satu ramalan dan [[mukjizat]] [[Alquran]].<ref>Karaji, ''Kanz al-Fawaid'', jld.1, hlm.178; Qutbuddin Rawandi, ''al-Kharāij wa al-Jarāih'', jld.3, hlm. 1053</ref>


Mengenai kenapa dalam surah ini Abu Lahab disebut dengan nama panggilannya (kuniyah) padahal dalam nama panggilan tersirat sebuah penghormatan, disebutkan beberapa alasan, antara lain adalah:
Mengenai kenapa dalam surah ini Abu Lahab disebut dengan nama panggilannya (kunyah) padahal dalam nama panggilan tersirat sebuah penghormatan, disebutkan beberapa alasan, antara lain adalah:
*Pada umumunya ia dikenal dengan nama panggilannya, oleh karenanya maka penyebutan kuniyah tidak mewujudkan penghormatan.  
*Pada umumunya ia dikenal dengan nama panggilannya, oleh karenanya maka penyebutan kunyah tidak mewujudkan penghormatan.  
*Abu Lahab adalah namanya bukan kuniyahnya
*Abu Lahab adalah namanya bukan kunyahnya.
*Mengingat bahwa namanya adalah Abdul Uzza (hamba patung Uzza), mak Allah tidak menghendaki ia diyakini sebagai hamba Uzza meskipun itu namanya.<ref>Thabarsi, ''Majma' alBayan'', jld.1, hlm.582</ref>
*Mengingat bahwa namanya adalah Abdul Uzza (hamba patung Uzza), mak [[Allah swt]] tidak menghendaki ia diyakini sebagai hamba Uzza meskipun itu namanya.<ref>Thabarsi, ''Majma' alBayan'', jld.1, hlm.582</ref>
*Pada ayat berikutnya dimuat «سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ»; "Kelak dia akan masuk ke dalam api yang berkobar" . Jadi 'Lahab' yang ada dalam kuniyahnya relevan dengan Lahab (kobaran api) di dalam neraka. Dengan begitu, relevansi ini dimaksudkan untuk penghinaan.
*Pada ayat berikutnya dimuat «سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ»; "Kelak dia akan masuk ke dalam api yang berkobar" . Jadi 'Lahab' yang ada dalam kunyahnya relevan dengan Lahab (kobaran api) di dalam [[neraka]]. Dengan begitu, relevansi ini dimaksudkan untuk penghinaan.


Dalam tafsir ayat-ayat lain juga terlihat nama Abu lahab. Dia tergolong dari orang-orang yang mencemooh Nabi saw dan [[Allah swt]] dalam ayat 95 [[surah Al-Hijr]] berjanji kepada Nabi akan menepis kejahatan mereka.<ref>Ibnu Babawaih, ''al-Khishal'', jld.1, hlm. 279</ref> Dikatakan bahwa ayat 19 [[surah Al-Zumar]]: «أَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ الْعَذَابِ»; "Maka apakah (engkau hendak mengubah nasib) orang-orang yang telah dipastikan mendapat azab?" turun berkenaan dengan Abu Lahab dan putranya serta sanak famili Nabi saw yang tidak berimam kepadanya. Dalam tafsir ayat 22 [[surah Al-Zumar]] juga dikatakan bahwa contoh kongkrit dari ibarat: «أَفَمَن شَرَحَ اللَّـهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ»; "Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)?" adalah [[Hamzah]] dan [[Ali as]] sebagai lawan dari : «فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّـهِ»; "Celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah" yang maksudnya adalah Abu Lahab dan anak keturunannya.<ref>Wahidi, ''Asbab Nuzul Alquran'', hlm.383</ref> Dinukilkan bahwa Abu Lahab di tengah-tengah para pemuka musyrikin yang untuk melawan dakwah Nabi akan mengambil suatu keputusan berkata: "Saya akan menuduh Muhammad saw dengan seorang penyair", oleh karenanya turun ayat 41 [[surah Al-Haqqah]]: «وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ»; Dan ia (Alquran) bukan perkataan seorang penyair".<ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Ali Abi Thalib'', jld.1, hlm.80</ref>
Dalam tafsir ayat-ayat lain juga terlihat nama Abu lahab. Dia tergolong dari orang-orang yang mencemooh Nabi saw dan Allah swt dalam ayat 95 [[surah Al-Hijr]] berjanji kepada Nabi akan menepis kejahatan mereka.<ref>Ibnu Babawaih, ''al-Khishal'', jld.1, hlm. 279</ref> Dikatakan bahwa ayat 19 [[surah Al-Zumar]]: «أَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ الْعَذَابِ»; "Maka apakah (engkau hendak mengubah nasib) orang-orang yang telah dipastikan mendapat azab?" turun berkenaan dengan Abu Lahab dan putranya serta sanak famili Nabi saw yang tidak berimam kepadanya. Dalam tafsir ayat 22 [[surah Al-Zumar]] juga dikatakan bahwa contoh kongkrit dari ibarat: «أَفَمَن شَرَحَ اللَّـهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ»; "Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)?" adalah [[Hamzah]] dan [[Ali as]] sebagai lawan dari : «فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّـهِ»; "Celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah" yang maksudnya adalah Abu Lahab dan anak keturunannya.<ref>Wahidi, ''Asbab Nuzul Alquran'', hlm.383</ref> Dinukilkan bahwa Abu Lahab di tengah-tengah para pemuka musyrikin yang akan melawan dakwah Nabi akan mengambil suatu keputusan berkata: "Saya akan menuduh Muhammad saw dengan seorang penyair", oleh karenanya turun ayat 41 [[surah Al-Haqqah]]: «وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ»; Dan ia (Alquran) bukan perkataan seorang penyair".<ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Ali Abi Thalib'', jld.1, hlm.80</ref>


==Wafat==
==Wafat==
Hanya berselang 7 hari setelah peristiwa perang Badar usai, Abu Lahab meninggal dunia. <ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 2, hlm. 302; Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld. 4, hlm. 74; Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 131; Qas Mas'udi, ''al-Tanbih wa al-Asyrāf'', 206. </ref>Dikarenakan khawatir penyakit Abu Lahab menular, oleh kaum Quraisy jasad Abu Lahab dibawa keluar kota [[Mekah]] dan dikuburkan diantara tumpukan batu. <ref>Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 478; Abu al-Faraj, ''al-Aghāni'', jld. 4, hlm. 206. </ref>Ibnu Batutah menyebutkan kuburan Abu Lahab dan istrinya berada di luar Mekah dimana orang-orang yang lewat melemparinya dengan batu.<ref>Ibnu Batutah, ''Rihlah'', jld.1, hlm. 382. </ref>
Hanya berselang 7 hari setelah peristiwa [[Perang Badar]] usai, Abu Lahab meninggal dunia. <ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 2, hlm. 302; Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld. 4, hlm. 74; Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 131; Qas Mas'udi, ''al-Tanbih wa al-Asyrāf'', 206. </ref> Dikarenakan khawatir penyakit Abu Lahab menular, oleh kaum [[Quraisy]] jasad Abu Lahab dibawa keluar kota [[Mekah]] dan dikuburkan diantara tumpukan batu. <ref>Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 478; Abu al-Faraj, ''al-Aghāni'', jld. 4, hlm. 206. </ref>Ibnu Batutah menyebutkan kuburan Abu Lahab dan istrinya berada di luar Mekah dimana orang-orang yang lewat melemparinya dengan batu.<ref>Ibnu Batutah, ''Rihlah'', jld.1, hlm. 382. </ref>


==Sebab-sebab Permusuhan dengan Islam==
==Sebab-sebab Permusuhan dengan Islam==
Mengenai sebab permusuhan Abu Lahab dengan Nabi saw dapat disebut beberapa alasan:
Mengenai sebab permusuhan Abu Lahab dengan Nabi saw dapat disebut beberapa alasan:
*Persaingan dengan [[Abu Thalib]]: setelah [[Abdul Muththalib]], Abu Thalib menjadi kepala [[bani Hasyim]] dan melindungi Nabi saw. Penukilan-penukilan historis menunjukkan bahwa Abu Lahab dan Abu Thalib tidak meiliki hubungan yang baik.<ref>Lihat: Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 1, hlm. 130</ref>
*Persaingan dengan [[Abu Thalib]]: setelah [[Abdul Muththalib]], Abu Thalib menjadi kepala [[Bani Hasyim]] dan melindungi [[Nabi saw]]. Penukilan-penukilan historis menunjukkan bahwa Abu Lahab dan Abu Thalib tidak meiliki hubungan yang baik.<ref>Lihat: Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 1, hlm. 130</ref>
*Fanatik dan kecenderungan-kecenderungan kabilah: istri Abu Lahab, Ummu Jamil binti Harb, adalah saudari [[Abu Sufyan]] dan dari [[bani Umayyah]]. Oleh karenanya, Abu Lahab melindungi bani Umayyah.<ref>Syusytari, ''Ihqaq al-Haq'', jdl.29, hlm.613</ref> Dari sisi lain ibunya berasal dari kabilah Khuza'ah yang memiliki kedengkian kepada [[Quraisy]]
*Fanatik dan kecenderungan-kecenderungan kabilah: istri Abu Lahab, Ummu Jamil binti Harb, adalah saudari [[Abu Sufyan]] dan dari [[Bani Umayyah]]. Oleh karenanya, Abu Lahab melindungi Bani Umayyah.<ref>Syusytari, ''Ihqaq al-Haq'', jdl.29, hlm.613</ref> Dari sisi lain ibunya berasal dari kabilah Khuza'ah yang memiliki kedengkian kepada [[Quraisy]]
*Takut berperang dengan Arab: Abu Lahab meyakini bahwa penerimaan Islam berarti pengumuman perang dengan semua Arab.<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.8,
*Takut berperang dengan Arab: Abu Lahab meyakini bahwa penerimaan Islam berarti pengumuman perang dengan semua Arab.<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.8,
  hlm.43</ref>
  hlm.43</ref>
Baris 89: Baris 117:
Abu Lahab mempunyai 3 putra dengan nama-nama: 'Utabah, Mu'attib dan 'Utaibah dan putri-putri dengan nama-nama: Durrah,<ref>Ibnu Hazm, ''Jamharah Ansab al-Arab'', hlm.72</ref> Izzah dan Khalidah.<ref>Ibnu Saad, ''Thabaqat al-Kubra'', jld.8, hlm.50</ref>
Abu Lahab mempunyai 3 putra dengan nama-nama: 'Utabah, Mu'attib dan 'Utaibah dan putri-putri dengan nama-nama: Durrah,<ref>Ibnu Hazm, ''Jamharah Ansab al-Arab'', hlm.72</ref> Izzah dan Khalidah.<ref>Ibnu Saad, ''Thabaqat al-Kubra'', jld.8, hlm.50</ref>


'Utabah dan 'Utaibah menikah dengan [[Ruqayyah binti Muhammad|Ruqayyah]] dan [[Ummu Kultsum binti Muhammad|Ummu Kultsum]] dua putri Nabi saw.<ref>Ibnu Saad,
'Utabah dan 'Utaibah menikah dengan [[Ruqayyah binti Muhammad|Ruqayyah]] dan [[Ummu Kultsum binti Muhammad|Ummu Kultsum]] dua putri Nabi saw.<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.8, hlm. 36-37; Baladzuri, ''Ansab al-Arab'', jld.1, hlm.122-123</ref>Setelah turun [[surah Al-Masad]] Abu Lahab dan Ummu Jamil<ref>Al-Baladzuri, ''Ansab al-Arab'', jld.1, hlm.122-123, 1-4</ref>mamaksa putra-putra mereka untuk mentalak putri-putri Nabi.<ref>Ibnu Saad,
''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.8, hlm. 36-37;
Baladzuri, ''Ansab al-Arab'', jld.1, hlm.122-123</ref>Setelah turun [[surah Al-Masad]] Abu Lahab dan Ummu Jamil<ref>Al-Baladzuri, ''Ansab al-Arab'',
jld.1, hlm.122-123, 1-4</ref>mamaksa putra-putra mereka untuk mentalak putri-putri Nabi.<ref>Ibnu Saad,
''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.8, hlm.36-37</ref>
''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.8, hlm.36-37</ref>


Terkait 'Utabah dilaporkan bahwa ia bersikap kurang ajar kepada Nabi saw dan Nabi pun mengutuknya. Dalam perjalanan berniaga, di tengah malam ia dibunuh oleh seekor singa kala ia dalam keadaan tidur diantara rombongan, tanpa singa itu melukai orang lain.<ref>Quthbuddin Rawandi, ''al-Kharaij wa al-Jaraih'',
Terkait 'Utabah dilaporkan bahwa ia bersikap kurang ajar kepada Nabi saw dan Nabi pun mengutuknya. Dalam perjalanan berniaga, di tengah malam ia dibunuh oleh seekor singa kala ia dalam keadaan tidur diantara rombongan, tanpa singa itu melukai orang lain.<ref>Quthbuddin Rawandi, ''al-Kharaij wa al-Jaraih'', jld.1, hlm.56; Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib, jld.1, hlm.80; kedua-duanya dinukil dari Ahlusunnah</ref>Dikatakan bahwa kejadian ini berkaitan dengan 'Utaibah atau Lahab bin Abi Lahab.<ref>Baihaqi, ''Dalail al-Nubuwwah'', jld.2, hlm. 338-339</ref>Atabah dan Mu'attib memeluk [[Islam]] pada [[Fathu Mekah]] dan ikut serta dalam [[Perang Hunain]] ref>Thabari, ''Tarikh'', jld. 11, hlm. 530</ref> dan Thaif.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.3, hlm.465</ref> Dua orang ini tergolong dari mereka yang tidak melarikan diri di Perang Hunain dari sekitar Rasulullah saw.<ref>Al-Mufid, ''al-Irsyad'', jld.1, hlm.141</ref>
jld.1, hlm.56; Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib, jld.1, hlm.80; kedua-duanya dinukil dari Ahlusunnah</ref>Dikatakan bahwa kejadian ini berkaitan dengan 'Utaibah atau Lahab bin Abi Lahab.<ref>Baihaqi,
''Dalail al-Nubuwwah'', jld.2, hlm. 338-339</ref>Atabah dan Mu'attib memelauk Islam pada [[fathu Mekah]] dan ikur serta dalam [[perang Hunain]]<ref>Thabari, ''Tarikh'', jld. 11, hlm. 530</ref> dan Thaif.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.3, hlm.465</ref> Dua orang ini tergolong dari mereka yang tidak melarikan diri di perang Hunain dari sekitar Rasulullah saw.<ref>Al-Mufid, ''al-Irsyad'', jld.1,
hlm.141</ref>


Durrah binti Abi Lahab meriwayatkan hadis dari Nabi saw.<ref>Thusi, ''Majma' al-Bayan'', jld.2, hlm.7-8</ref> Ketika Durrah mengeluh kepada Nabi saw dari ejekan wanita-wanita [[Madinah]], beliau menangkap mereka.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.6, hlm.103</ref>
Durrah binti Abi Lahab meriwayatkan hadis dari Nabi saw.<ref>Thusi, ''Majma' al-Bayan'', jld.2, hlm.7-8</ref> Ketika Durrah mengeluh kepada Nabi saw dari ejekan wanita-wanita [[Madinah]], beliau menangkap mereka.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.6, hlm.103</ref>
Pengguna anonim