Al-Mizan fi Tafsir al-Quran (buku)
Judul Asli | الميزان في تفسير القرآن |
---|---|
Pengarang | Allamah Sayid Muhammad Husain Thabathabai |
Bahasa | Arab |
Subyek | Tafsir al-Qur'an bi Al-Qur'an |
Diterbitkan oleh | Ismailiyan, Dar al-Kutub al-Islamiyah |
Tempat Penerbitan | Qom • Teheran • Beirut • Lebanon |
Terjemahan Bahasa Indonesia | |
Judul Bahasa Indonesia | Tafsir Al-Mizan |
Penerjemah | Ilyas Hasan |
Al-Mizan fi Tafsir Al-Quran (bahasa Arab:الميزان في تفسير القرآن) yang lebih dikenal dengan nama "Tafsir al-Mizan" merupakan kitab tafsir yang paling lengkap dan paling komprehensif dari tafsir Alquran mazhab Syiah yang ditulis dalam bahasa Arab pada abad 14 H oleh Allamah Sayid Muhammad Husain Thabathabai (1903-1981).
Al-Mizan merupakan tafsir tartibi dan metode penafsirannya adalah Al-Qur'an bil Qur'an yaitu suatu metode penafsiran ayat-ayat Alquran dengan perantara ayat-ayat yang lain. Kejujuran ilmiah, ketepatan dan kedalaman tafsir al-Mizan menyebabkan tafsir ini mendapat perhatian ulama-ulama Syiah dan Sunni dan merupakan referensi terpercaya dalam memahami dan meriset Alquran. Dalam waktu yang singkat telah ditulis puluhan buku, ratusan makalah dan skripsi, tesis dan disertasi tentang Tafsir al-Mizan.
Salah satu kelebihan tafsir ini adalah penelitian secara mendalam tentang tema-tema penting seperti kemukjizatan Alquran (i'jāz al-Qurān), kisah-kisah para nabi, ruh dan jiwa, terkabulkannya doa, tauhid, taubah, rizki, keberkahan, jihad, dan lainnya yang sesuai dengan ayat-ayat yang berkenaan dengannya dibahas dan dikaji secara teliti.
Tafsir ini telah diterjemahkan dan diterbitkan ke berbagai bahasa: Persia, Inggris, Urdu, Turki (Azeri), Turki Istanbul. Di tanah air, 7 jilid pertama kitab tafsir ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Pengarang
Sayid Muhammad Husain Thabathabai adalah seorang filosof, hakim muta'allih, mufassir kenamaan lahir di sebuah desa Syadgan, Tabriz. Pada tahun 1925 demi menyempurnakan pelajarannya, ia hijrah ke Najaf dan belajar dari ulama-ulama terkenal seperti: Ayatullah Husain Gharawi (Isfahani) terkenal dengan Kumpani, Ayatullah Muhsin Naini, Ayatullah Hujjah Kuhkamari, Ayatullah Husain Badkubai, Ayatullah Abul Qasim Khunshari dan Ayatullah Sayid Ali Qadhi.
Setelah mendapatkan derajat ijtihad, pada tahun 1935 ia kembali ke tempat kelahirannya, Tabriz dan pada tahun 1946 pergi ke Qom dan tinggal di kota itu. [1] Allamah Thabathabai semenjak saat itu hingga akhir hayatnya, di samping mengajar filsafat dan tafsir di Hauzah Ilmiyah Qom juga menulis Tafsir al-Mizan dan selesai pada malam 23 Ramadhan (Lailatul Qadar) tahun 1392 H/1971, setelah hampir selama 20 tahun ditulisnya.
Allamah Thabathabai meninggal dunia pada 15 November 1981 dan dimakamkan di Masjid Al-Asr Haram Sayidah Fatimah Maksumah sa Qom. Selain Tafsir Al-Mizan, kitab-kitab lainnya yang merupakan karyanya di antaranya: Ushul Falsafah wa Rawisy Rialism, Bidāyah al-Hikmah, Nihāyah al-Hikmah dan Syiah dar Islām.
Tafsir-tafsir Penting | |
---|---|
Syi'ah | Tafsir Qummi — 307 H • Tafsir Ayyasyi - 320 H • Tafsir Tibyan - 460 H • Tafsir Majma' al-Bayan - 548 H • Tafsir al-Shafi - 1091 H • Tafsir al-Mizan - 1402 H |
Sunni | Tafsir Thabari - 310 H • Tafsir Ibnu Athiyyah - 541 H • Tafsir Qurthubi - 671 H • Tafsir Ibnu Katsir - 774 H • Tafsir Jalalain - 864/911 H |
Genre-genre Tafsir | |
Tafsir Komparatif • Tafsir Ilmiah • Tafsir Kontemporer • Tafsir Historis • Tafsir Filosofis • Tafsir Teologis • Tafsir Gnostis • Tafsir Sastrawi • Tafsir Fikih | |
Metode-metode Tafsir | |
Tafsir al-Qur'an bil Qur'an • Tafsir Riwayat • Tafsir Rasional • Tafsir Ijtihad | |
Klasifikasi Tafsir | |
Tafsir Tartibi • Tafsir Tematis | |
Terma-terma Ilmu Tafsir | |
Asbab al-Nuzul • Nasikh Mansukh • Muhkam dan Mutasyabih • Tahaddi • Kemukjizatan al-Qur'an • Jaryi |
Mengenal Tafsir al-Mizan
Asas penulisan Tafsir al-Mizan adalah kaidah tafsir Al-Qur'ān bi Al-Qur'ān. Artinya standar awal untuk menafsirkan Alquran adalah dengan Alquran itu sendiri. Allamah Thabathabai sendiri percaya bahwa ketika Alquran sendiri mengenalkan sebagai "Penjelas segala sesuatu (Tibyan likulli syai)" [2] maka bagaimana mungkin untuk menjelaskan makna dan maksudnya memerlukan penjelasan-penjelasan yang lainnya? Benar, bahwa Alquran memiliki sisi lahir dan batin dan kita dalam memahami takwil dan batin Alquran membutuhkan penjelas dan mufasir hakiki Alquran yaitu Nabi Muhammad saw dan para Imam as namun pemahaman Alquran secara lahir (tersurat) akan ayat-ayat itu tidak bersandar pada selain Alquran. [3]
Ketika ayat-ayat rumit dan mutasyabih dapat ditafsirkan dan dijelaskan dengan ayat-ayat muhkam lainnya maka asbab nuzul (sebab-sebab diturunkan ayat), pendapat-pendapat mufasir dan riwayat-riwayat (yang menjelaskan ayat-ayat tersebut) menempati derajat kedua. Sebenarnya metode Allamah Thabathabai ini bukan merupakan metode yang baru ditemukan dan sebagian besarnya telah dipakai namun dengan perbedaan yang sangat banyak dan oleh itu tafsir ini dikenal dengan tafsir Al-Qur'an bil Qur'an. Dalam tafsir al-Mizan, Allamah sangat banyak menggunakan metode ini sedangkan tafsir-tafsir lain lebih jarang. Dalam Tafsir al-Mizan metode ini digunakan dalam seluruh ayat dan Allamah Thabathabai secara konsekuen menggunakan metode ini.
Metode Penafsiran Al-Qur'an bi Al-Qur'an
Dalam metode ini, pada awalnya pengarang menyebutkan beberapa ayat Alquran dalam suatu surah yang memiliki konteks yang sama, kemudian dengan menggunakan kitab kamus bahasa Arab dan penggunaan istilah kata yang lain dalam ayat-ayat lain untuk menjelaskan makna-makna mufradat (kosa kata), macam-macam istiqaq (asal-usul kata) dan juga membahas persoalan lughawi (kebahasaan). Kemudian pada bagian penjelasan ayat, dengan memisahkan setiap ayat Allamah Thabathabai akan menjelaskan penafsiran ayat-ayat itu. Jika dipandang perlu, maka Allamah Thabathabai akan mengkritik pendapat-pendapat mufasir besar baik dari kalangan Syiah maupun Ahlussunnah. Pada bagian akhir, terdapat pembahasan mengenai "Pembahasan Riwayat" untuk mengkritik riwayat-riwayat Syiah dan Ahlussunnah dalam ayat-ayat tertentu.
Demikian juga, pengarang dalam sela-sela tafsirnya, berusaha untuk menjelaskan ayat-ayat dengan disesuaikan dengan temanya, menganilisa suatu tema, mendeskripsikan, melakukan pendekatan filosofis, kemasyarakatan, sejarah dan atau keilmuan ayat-ayat yang bersangkutan. Dengan memperhatikan bahwa penguasaan Allamah Thabathabai atas berbagai ilmu dalam Tafsir al-Mizan, maka Allamah memiliki pendekatan yang komprehensif dalam membahas tema-tema dalam kitab tafsirnya.
Karakteristik Tafsir al-Mizan
Ciri terpenting tafsir al-Mizan adalah tafsir al-Qur'an bi al-Qur'an. Dalam tafsir-tafsir sebelumnya pada umumnya, apabila sebuah ayat kemungkinan memiliki beberapa makna, maka seorang mufasir akan menukil kemungkinan-kemungkinan tanpa memberikan mana yang lebih cocok menurut seorang mufasir itu namun salah satu kelebihan Tafsir al-Mizan adalah memberikan penjelasan makna, mana yang lebih cocok dengan bantuan ayat lainnya atau tanda-tanda yang ada pada ayat itu sendiri. Allamah Thabathabai juga memberikan penjelasan sebagian istilah agama dan qurani seperti kemustahaban doa, tauhid, taubat, rizki, berkah, jihad, dan lainnya dengan bantuan ayat-ayat Alquran.
Pada masa lalu, tidak menjadi tradisi bahwa seorang mufasir meletakkan ayat-ayat Alquran pada satu tema yang kemudian menyatukan dan mengambil kesimpulan, namun Allamah Thabathabai dalam berbagai hal telah melakukan hal ini. Misalnya ia menyatukan semua ayat yang berkenaan dengan ihbāth (kisah turunnya Nabi Adam as) dan menarik kesimpulan apakah yang dimaksud dengan ihbāth menurut ayat Alquran.
Salah satu keisitimewaan Tafsir al-Mizan yang menonjol adalah kisah Alquran. Allamah menyatukan dan menafsirkan semua ayat-ayat Alquran yang berkenaan dengan kisah-kisah Alquran dan dalam hal jika di ayat lain mengisyaratkan akan hal itu lagi, maka Allamah akan mengungkapkan lagi namun secara singkat. Untuk mengetahui kisah-kisah nabi, tafsir yang ia tulis merupakan literatur yang paling baik. Allamah Thabathabai, disamping membandingkan Taurat dan Injil dengan Alquran, juga menentukan hal-hal yang telah mengalami distorsi.
Corak yang cukup jelas dalam Tafsir al-Mizan adalah memberi jawaban atas keraguan dan berupaya untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman serta menaruh perhatian khusus terhadap masalah ilmiah dan filsafat teologis dari sisi lain.
Terjemahan Tafsir al-Mizan
Tafsir al-Mizan ditulis dalam bahasa Arab dalam 20 jilid (kira-kira 8000 halaman). Pada mulanya sekumpulan dari ulama dan para staf pengajar Hauzah Ilmiyah Qom seperti Ayatullah Makarim Syirazi, Ayatullah Muhammad Taqi Misbah Yazdi, Ayatullah Sayid Muhammad Baqir Musawi Hamadani, Ayatullah Abdul Karim Burujerdi dan lainnya menerjemahkan kitab Tafsir al-Mizan ke dalam bahasa Persia dalam 40 jilid (kira-kira 16.000 halaman), namun karena setengah dari al-Mizan itu diterjemahkan oleh Ayatullah Sayid Muhammad Baqir Musawi Hamedani, maka atas saran Allamah Thabathabai sisa jilid Tafsir Al-Mizan kembali diterjemahkan lagi oleh Ayatullah Sayid Muhammad Baqir Musawi Hamedani.
Teks Arab Tafsir al-Mizan diterbitkan oleh Dar al-Kitab Islamiyah di Teheran pada tahun 1375 H/1955 dan Yayasan al-A'la di Beirut pada tahun 1382 H/1962 dan 1417 H/1996, sedangkan teks Persianya diterbitkan oleh Yayasan Dar al-Ilm Qom, Kanun Intisyarat Teheran dan Kantor Penerbit Islami (yang berafiliasi dengan Jamiah Mudarisin Hawzah Ilmiah Qom) dan telah mengalami beberapa kali cetak ulang. [4]
Tafsir ini hingga sekarang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti: Persia, Inggris, Urdu, Turki, Spanyol termasuk bahasa Indonesia. Terjemahan dalam bahasa Inggris dimulai dari permulaan Alquran hingga ayat 74 surah an-Nisa dan terdiri dari 4 jilid teks bahasa Arabnya, namun sayangnya tidak berlanjut. Terjemahan ke dalam bahasa Inggris ini juga terbit di luar Iran. Di tanah air, 7 jilid pertama kitab tafsir ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Pendapat para Ulama tentang Tafsir al-Mizan
- Ayatullah Muthahhari: Kitab Tafsir al-Mizan adalah salah satu kitab tafsir terbaik Al-Quran. Aku bisa mengklaim bahwa tafsir ini dari sisi spesialisasi adalah kitab tafsir terbaik yang ada diantara Sunni dan Syiah semenjak permulaan Islam hingga zaman sekarang ini. [5]
- Ayatullah Jawadi Amuli: Sebagaimana bahwa Al-Quran adalah gudang semua ilmu, tafsir yang ditulis oleh Allamah Thabathabai juga merupakan gudang pemikiran dan keilmuan dimana seorang teolog memanfaatkan kehadirannya (demikian juga karyanya) dan menyampaikan kepada orang lain.
- Allamah Sayid Muhammad Husaini Tehrani: Pada karya ini terkumpul makna-makna dhahir, batin, aqli, naqli, semuanya memainkan peranannya masing-masing. Tafsir ini sangat menarik untuk diperkenalkan sebagai bukti akidah Syiah kepada dunia. Tafsir ini juga memiliki titik sensitif, unik dan komprehensif.
- Ayatullah Ja'far Subhani: Hal yang menarik perhatian dari sisi akhlak dan spiritualitas adalah sikap Allamah Thabathabai yang tidak terlalu menonjolkan pengetahuannya, perilakunya menjadi motivasi dalam beramal untuk memperoleh keridhaan Allah swt dan ikhlas. Jika seseorang tidak mengetahui ketinggian ilmu yang dimiliki oleh Allamah, maka tidak akan pernah terkira olehnya bahwa Allamah Thabathabai adalah seseorang yang mendirikan metode baru dan seorang guru dalam sair dan suluk (pelancongan spiritual), tafsir dan penggambaran kaedah-kaedah baru dan masalah-masalah yang ditemukan di bidang Filsafat. Alllamah Thabathabai harus dianggap sebagai pendiri metode khusus dalam penafsiran karena metode ini hanya ada pada keluarga wahyu, yaitu upaya menghilangkan kekaburan yang ada dengan menggunakan ayat-ayat lain Al-Quran.
- Ayatullah Nashir Makarim Syirazi: Karya dengan menggunakan metode luar biasa yaitu tafsir Al-Quran bi Al-Quran dan pasti mencakup kumpulan kebenaran yang hingga kini tersembunyi bagi kita.
- Ayatullah Muhammad Hadi Ma'rifat: Tafsir ini adalah harta dari pemikiran Islam. Penemuan baru yang patut diperhatikan. Allamah Thabathabai dalam karyanya melakukan penelitian dengan sangat cermat dan teliti yang bisa menciptakan perubahan dalam bidang pemikiran-pemikiran ke-Islaman, keilmuan, filsafat dan Islam. Oleh itu, pembahasan dan penelitian mengenai hal itu, merupakan sesuatu penting yang harus dilakukan oleh hauzah-hauzah ilmiah Syiah.
- Ayatullah Muhammad Gilani, murid Allamah: Luar biasa Tafsir al-Mizan! Sang penulis tidak hanya menggunakan metode rasional untuk menjelaskan penafsirannya, tapi pembahasan-pembahasan filsafat dan riwayat sengaja dibahas di Tafsir al-Mizan dengan alasan kebenaran ilmu-ilmu ini bisa dibuktikan melalui Al-Quran dan perkataan Ahlulbait as.
Kitab-kitab yang terkait dengan Tafsir al-Mizan
Daftar Isi Tematik
Salah satu ciri dari tafsir tartibi (tidak seperti tafsir maudhu'i) adalah membahas tentang satu subjek tertentu dalam beberapa tinjauan dan menemukan pembahasan-pembahasan mengenai sebuah subjek yang berkaitan dengan Al-Quran dan penafsiran tertentu. Demi untuk memudahkan pembaca dan penelitian atas kitab-kitab yang telah ditulis, maka dibuatlah indeks dalam subjek-subjek yang dibahasnya berdasarkan urutan abjad berdasarkan subjek yang bermacam-macam. Tafsir Mizan juga memiliki daftar isi tematik. Satunya karangan Mirza Muhammad dengan judul Miftāh al-Mizān terkait dengan terjemah 40 jilid Persia yang ditulis dalam 3 jilid dan satunya lagi karangan Ilyas Kalantari yang dicetak secara terpisah untuk tafsir berbahasa Arab dan Persia. Daftar isi tematik lainnya adalah Miftāh al-Mizān, karya Ali Rdha Mirza Muhammad dkk untuk Tafsir al-Mizan berbahasa Persia cetakan Penerbit Amir Kabir yang dihimpun dalam tiga jilid.
Ringkasan Tafsir al-Mizan
Musthafa Syakir menulis kitab Khulāsah al-Mizān dalam satu jilid berbahasa Arab dan Khanum Fatimah Masyayeh menerjemahkan kitab itu dalam bahasa Persia sebanyak 4 jilid. Kitab ini dicetak oleh Penerbit Islam. Ringkasan lainnya ditulis oleh Ilyas Kalantari dengan judul Mukhtashar al-Mizan fi Tafsir Al-Quran dalam bahasa Arab dalam 6 jilid, cetakan Uswah.
Ba Allamah dar al-Mizan az Manzhar Pursesy wa Pasukh
"Ba Allamah dar al-Mizan az Mandhar Pursesy wa Pasukh" adalah judul dua jilid kitab yang ditulis oleh Murad Ali Syams. Ia mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya ia ambil dari Tafsir al-Mizan. Pertanyaan-pertanyaan ini berkisar tentang pembahasan Ulumul Quran, Hadis, pembahasan ilmiah, akhlak, sejarah, kemasyarakatan, akidah dan fikih. Karya ini dicetak oleh Percetakan Uswah.
Kitab Al-Thabathabai wa Manhajahu fi Tafsirah al-Mizan
Kitab ini ditulis oleh Ali Ramadhan Uwaisi dalam bahasa Arab dan diterjemahkan ke dalam bahasa Persia oleh Husain Mir Jalili dengan judul "Rawesy Allamah Thabathabai dar Tafsir al-Mizan" dan dicetak oleh Percetakan Baina Milal dalam satu jilid. Kitab ini menjelaskan tentang metode Allamah Thathabai dalam Tafsir al-Mizan secara rinci.
Sumber Rujukan Tafsir al-Mizan
Berdasarkan kitab-kitab di atas, Allamah Thabathabai menggunakan kitab-kitab berikut ini sebagai referensinya: Kitab-kitab Tafsir: Tafsir Mafatih al-Ghaib karya Fakhr al-Razi, Tafsir Majma' al-Bayan, Tafsir Ibn Abbas, Tafsir Kasysyaf, Tafsir Thabari, Tafsir Baidhawi, Tafsir Abu al-Su'ud, Tafsir Dur al-Mantsur, Tafsir Ruh al-Ma'ani, Al-Jawahir (Thanthawi), Tafsir al-Manar, Tafsir al-Burhan, Tafsir al-Shafi, Tafsir Nu'mani, Tafsir al-Qummi, Tafsir Nur al-Tsaqalain, sebagian kitab-kitab Ayat al-Ahkam dan lainnya. Sumber rujukan Allamah Thabathabai dalam pembahasan mengenai riwayat-riwayat sebagian besarnya menggunakan kitab-kitab seperti: Dar al-Mantsur dan Tafsir Nur al-Tsaqalain.
Kitab lughat: Mufradat Raghib, Sihah al-Lughah, al-Misbah al-Munir, Qamus al-Lughah, Lisan al-‘Arab, Al-Mazhar fi Ululmu al-Lughah. Kitab-kitab sejarah yang sangat banyak: Berbagai Dairah Ma'arif, Taurat, Injil, majalah-majalah dan berbagai surat kabar pada waktu itu. Itu semua sumber-sumber rujukan yang digunakan oleh Allamah Thabathabai dalam menulis kitab Tafsir al-Mizan.
Kitab-kitab Lain dan Skripsi
Mengingat antusias pertemuan-pertemuan ilmiah dalam Tafsir al-Mizan, disamping kitab-kitab di atas, terdapat pula ratusan kitab, makalah dan skripsi tentang tafsir al-Mizan, diantaranya adalah:
- Dastanha-ye Qurani wa Tarikh-e Anbiya dar al-Mizan, Husain Fa'al ‘Araqi, Teheran, penerbit Subhan, cet. pertama, 1377, 2 jld, hlm. 487-582.
- Fashl-e Nameh-ye Qurani, vol. 90-10, Wizeh Tafsir al-Mizan, Markaz Farhang wa Ma'arif Quran, kantor Tablighat Islami Hauzah Ilmiyah, Qom.
- Parwarisy Ruh, Namaz wa Ibadat dar Tafsir al-Mizan, Abas Azizi, Qom, Penerbit Nubugh, cet. 1, 1375, hlm. 382.
- Tahlil-e Masail-e Imamat dar al-Mizan Syamsuddin Rabi'i, Tehran, Penerbit Subhan.
- Falsafah wa Quran dar Zamineh al-Mizan, Abas Mukhbar Dezfuli, Kantor Penerbit Islami (Jamiah Mudarisin Hauzah Ilmiyah Qom).
- Ma'ad dar al-Mizan, Syamsuddin Rabi'i. Teheran, Penerbit Nur Fatimah S.
- I'tebar-e Sanji Tarikh Manzhar Allamah Thabathabai.
Makalah-makalah dan Skripsi
- Tafsir Quran be Quran dar Tafsir al-Mizan
- Rawabet-e Ijtima'i dar Islam
- Azadi az Didgah-e Allamah Thabathabai
- Imamat wa Hukumat dar Tafsir al-Mizan
- Barrasi Ara-e Ijtima'i Allamah Thabathabai dar al-Mizan
- Atsar-e Barzah dar Atsar-e Allamah Thabathabai
- Imamat az nadzar-e Allamah Thabathabai dar Tafsir al-Mizan, Dr Sayid Ja'far Syahidi.
- Ta'wil dar Tafsir al-Mizan, Muhammad Hadi Ma'rifat.
- I'tibar-e Sanji Tarikh Tarikh az Mandzar Allamah Thabathabai dar al-Mizan, Hasan Ahmadiyan Delawiz
Catatan Kaki
- ↑ Diambil dari Zendegi Nāmeh Khud Newesy Allamah Sayid Muhammad Husain Thabathabai, Cet. Fulistan Quran, Adzar 1381, No. 136, hlm. 5.
- ↑ Qs Al-Nahl: 88.
- ↑ Ayatullah Jawadi Amuli, Syams al-Wahyi Tabrizi (Sireh-ye Amali Allamah Thabathabai), hlm. 96.
- ↑ Dānesy Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, Bahauddin Khuramsyahi, Nasyar Dustan, Nahid, Tehran: 1381, jld. 1, hlm. 770.
- ↑ Majmu'ah Ātsār Ustad Muthahhari, jld. 25, hlm. 429.
Daftar Pustaka
- Terjemah Tafsir al-Mizān, Sayid Muhammad Baqir Musawi Hamedani, Daftar Intisyarat Islami, Qom, 1382.
- Darboreye Tafsir al-Mizān, Bahauddin Khurramsyahi, Nasyar Danesy, Odzar dan Dei 1360, no. 7, telah diedit pada 26 Februari 2012.
- Mehr Taban, Yād Nāmeh Allamah Husain Thabāthabāi, karya Sayid Muhammad Husaini Tehrani, Intisyarat Nur Malakut Quran, Masyhad, 1466, sebagian dari teks kitab.
- Dānesy Nāmeh Qurān wa Qurān Pazyuhi, Bahauddin Khuramsyahi, Nasyar Dustan, Nahid, Tehran, 1381.
- Tafsir wa Mufassirun, Ayatullah Muhammad Hadi Ma'rifa, Nasyar Tamhid, Qom, 1388, Qom, jld. 2, hlm. 497.
- Syamsulwahyi Tabrizi, Sirah Amali Thabathabai, Ayatullah Jawadi Amuli, Nasyar Isra, Qom, 1386.