Tafsir Nur al-Tsaqalain (buku)

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Tafsir Nur al-Tsaqalain)
Tafsir Nur al-Tsaqalain
Judul Asliتفسير نور الثقلین
PengarangAbdul Ali bin Jum'ah al-'Arusi Huwaizi
BahasaArab
SubyekTafsir Al-Qur'an
Seri5 jilid
Genrehadis


Nur Al-Tsaqalain (bahasa Arab:تفسير نور الثقلين) adalah tafsir riwayat berbahasa Arab karangan Abdul Ali bin Jum'ah al-'Arusi Huwaizi atau Huwaizi. Ia adalah seorang fukaha, muhaddis, Syiah pada abad ke-12. Dalam tafsir tersebut, terkumpul 13422 hadis. Mengingat bahwa kitab ini meliputi ayat-ayat (tsaql akbar) dan riwayat (tsaql asghar), yang diadopsi dari hadis Tsaqalain yang diakui oleh semua kaum Muslimin, sehingga kitab ini disebut dengan Nur Al-Tsaqalain.

Pengarang

Syaikh Abdul Ali bin Jum'ah 'Arusi Huwaizi terkenal dengan Ibnu Jum'ah (w. 112 H) adalah salah seorang ulama dan muhaddis Imamiyah pada abad ke-11 dan permulaan abad 12 yang lahir di kota Huwaizah, Khuzestan. Pada masa kemudian, ia tinggal di Syiraz dan belajar dari para gurunya, khususnya Sayid Ni'matullah Jazairi Syustari. Ia menulis kitab tafsir ini dengan gaya dan latar belakang para pengikut Akhbari. Syaikh Hur Amili menulis tentang Ibnu Jum'ah: Ia adalah seorang alim yang fadhil, fakih, muhaddis, terpercaya, saleh, penyair dan ahli dalam berbagai ilmu dan teknologi. [1]

Motivasi Penulisan

Penulis, terkait dengan motivasinya tentang penulisan kitab ini menulis: Ketika aku melihat bahwa para mufasir menulis tafsir berdasarkan satu sisi Al-Qur'an, misalnya sebagian menuliskan tafsir lughawi dan isytiqaq, sebagian yang lainnya nahwu, kelompok lain sharaf, sebagian tajziyah dan tarkib, sebagian masalah teologi, dan sebagian yang lainnya meneliti masalah-masalah yang lain, maka aku ingin menuliskan tafsir yang mencakupi penjelasan ahli dzikir yaitu para Imam as yang meliputi makna-makna Al-Qur'an dan berisi tentang takwil Al-Qur'an. Aku menuliskan kitab tafsir dengan kandungan seperti ini sehingga cocok jika disebut dengan Nur al-Tsaqalain. [2]

Tipologi

Tafsir Nur al-Tsaqalain adalah sebuah tafsir riwayat dan hanya meliputi sebagian ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung riwayat dari Nabi Muhammad saw dan Ahlulbait as, oleh itu, tafsir ini tidak meliputi semua ayat-ayat Al-Qur'an. Dalam kitab ini terkumpul hadis sebanyak 13422 dan biasanya sanad hadis juga disebutkan. Ia tidak memberikan pandangan selain pada sebagian riwayat-riwayat yang hanya disebutkan secara rinci atau menukilkannya di tempat lain [3] sedangkan mengenai kandungan isi yang ia nukilkan, ia tidak memberikan penjelasan. [4]

Ia menulis dalam mukadimah kitabnya, bahwa tujuan dituliskannya kitab tafsir ini menyiapkan sekumpulan riwayat Ahlulbait as dalam tafsir Al-Qur'an. Ia kemudian menambahkan bahwa apabila dalam hal ini menukilkan riwayat yang secara lahir bertentangan dengan ijma' Imamiyyah, maksudnya adalah bukan demi menjelaskan kepercayaan atau mengamalkan ijma' itu, namun tujuan aslinya adalah untuk mengetahui bagaimana dan mengetahui sumbernya berasal dari mana dan merupakan upaya untuk menghilangkan ketidaksesuaian riwayat tersebut dengan ijma'. [5] Pengarang menukilkan riwayat-riwayat sesuai dengan urutan surah dan riwayat yang berisi tafsir serta menjauhkan diri dari penjelasan tentang tafsir ayat. Oleh itu, kitab ini, terdiri dari kumpulan Al-Qur'an dan kumpulan dari riwayat-riwayat, sehingga disebut dengan Nur al-Tsaqalain. Tipologi yang paling menonjol dari tafsir ini adalah penyatuan antara ayat-ayat dan riwayat-riwayat yang sangat dibutuhkan dalam memahami Al-Qur'an. Riwayat tafsir ini memiliki sisi penjelasan makna ayat-ayat atau penjelasan tentang turunnya ayat atau disesuaikannya riwayat-riwayat itu kepada Ahlulbait as meskipun bagian pertama dari riwayat-riwayat yang memiliki penjelasan alfadz, a'rab dan qiraat adalah sedikit. Dalam riwayat ini tidak dijelaskan mengenai lafadz-lafadz, i'rab dan qiraah ayat sehingga tidak ia cantumkan dan tidak mencakupi keseluruhan dari semua ayat-ayat Al-Qur'an.

Hampir 2/3 riwayat yang ada dalam tafsir ini seperti riwayat-riwayat yang ada di tafsir Kanz al-Daqaiq. Sebagian percaya bahwa riwayat-riwayat yang mirip diantara kedua kitab ini adalah ambilan antara yang satu dengan yang lainnya. [6] Meskipun dengan memperhatikan zaman wafatnya kedua pengarang itu, dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar Nur al-Tsaqalain lebih banyak.

Ilmu Tafsir
Tafsir-tafsir Penting
Syi'ahTafsir Qummi — 307 H • Tafsir Ayyasyi - 320 H • Tafsir Tibyan - 460 H • Tafsir Majma' al-Bayan - 548 H • Tafsir al-Shafi - 1091 H • Tafsir al-Mizan - 1402 H
SunniTafsir Thabari - 310 H • Tafsir Ibnu Athiyyah - 541 H • Tafsir Qurthubi - 671 H • Tafsir Ibnu Katsir - 774 H • Tafsir Jalalain - 864/911 H
Genre-genre Tafsir
Tafsir KomparatifTafsir IlmiahTafsir KontemporerTafsir HistorisTafsir FilosofisTafsir TeologisTafsir GnostisTafsir SastrawiTafsir Fikih
Metode-metode Tafsir
Tafsir al-Qur'an bil Qur'anTafsir RiwayatTafsir RasionalTafsir Ijtihad
Klasifikasi Tafsir
Tafsir TartibiTafsir Tematis
Terma-terma Ilmu Tafsir
Asbab al-NuzulNasikh MansukhMuhkam dan MutasyabihTahaddiKemukjizatan al-Qur'anJaryi


Nur Al-Tsaqalain dalam pandangan ulama lain

Allamah Thabathabai pengarang Tafsir al-Mizan dalam mukadimahnya atas tafsir Nur al-Tsaqalain berkata: Sebuah kitab berharga dimana pengarangnya mengumpulkan, menggabungkan, mengurutkan, memurnikan dan membenarkan riwayat-riwayat semua akhbar yang ada dalam tafsir ayat-ayat Al-Qur'an (kecuali dalam sebagian kecil dari riwayat), di samping mengisyaratkan kepada sumber-sumbernya, ia juga berusaha banyak dalam penulisan tafsir itu dan merupakan karangan terbaik dalam hal ini. [7]

Muhammad Hadi Ma'rifat terkait dengan metode penulisan Tafsir Nur al-Tsaqalain berkata: Pengarang mengumpulkan hadis-hadis yang berkaitan dengan Ahlulbait as yang memiliki kaitan dengan ayat-ayat Al-Qur'an, apakah kaitan ini dari sisi tafsir, pernyataan dan persetujuan terhadap suatu ayat. Pada kebanyakan hal, hadis-hadis yang disebutkan tidak menjelaskan akan makna atau pemahaman terhadap ayat, namun karena tujuannya hanya menyusun riwayat-riwayat berdasarkan ayat-ayat dan surah-surah Al-Qur'an, oleh itu semua tidak mecakupi semua ayat-ayat Al-Qur'an. Ia juga tidak melakukan kritikan terhadap riwayat atau tidak menyelesaikan perbedaan diantara riwayat-riwayat yang ada. Disamping tidak memperhatikan dalam mengumpulkan ayat-ayat yang mengandung hadis-hadis mursal, riwayat-riwayat dalam tafsirnya juga mengandung riwayat-riwayat dengan sanad yang dhaif. [8]

Sayid Muhammad Ayazi juga berkata: Tafsir Huwaizi terdapat banyak riwayat mengenai Ahlulbait as yang di dalam tafsir sangat kelihatan bahwa ayat itu mengenai para Imam. Riwayat-riwayat ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Dalam tafsir ini, tidak dibahas mengenai pembahasan mengenai lafadz-lafadz, i'rab dan qiraah dan karena dalam sebagian ayat tidak ada riwayat tafsirnya, maka tidak semua ayat Al-Qur'an ia sertakan. [9] Bahauddin Khurramsyahi terkait dengan gaya penulisan Nur al-Tsaqalain menulis: Ia pemilik salah satu kitab yang paling menonjol dalam tafsir riwayat atau ma'tsur Syiah. Sebuah tafsir yang memiliki kemiripan dengan karya-karya ulama pada zaman dahulu Tafsir Furat Kufi, Qommi dan 'Ayyasyi serta ulama-ulama pada masa akhir seperti Tafsir al-Burhan karya Sayid Hasyim Bahrani. [10]

Kandungan Tafsir

Kitab ini merupakan kitab tafsir setiap surah dengan menukilkan riwayat-riwayat yang penuh dengan keutamaan, faedah, manfaat dan pahala-pahala membaca surah yang bersangkutan pada permulaan surah. Pada langkah selanjutnya, dibahas mengenai riwayat Asbab al-Nuzul. Dengan memperhatikan bahwa sebagian riwayat sya'n nuzul dari kalangan Syiah dinukilkan dari Tafsir Qummi, maka bagian riwayat yang berkaitan dengan sya'n nuzul lebih banyak dari tafsir Qumi. Tentu saja beberapa riwayat diambil dari Ihtijaj, Kafi, Tafsir 'Ayyasyi dan lainnya. Kemudian ia akan menjelaskan tentang takwil contoh atau tathbiq dan pada akhirnya ia akan dinukilkan hadis-hadis yang berkaitan dengan ayat secara langsung. Huwaizi juga menggunakan sebagian referensi Ahlusunah seperti Syawahid al-Tanzil karya Haskani [11] dan Tafsir Al-Kasyaf wa al-Bayan karya Abu Ishaq Tsa'alabi. [12] Diantara tafsir-tafsir riwayat Syiah, Tafsir Ali bin Ibrahim Qummi [13] dan Tafsir 'Ayyasyi [14] adalah referensi utama Huwaizi dalam menulis kitab Nur Al-Tsaqalain. Dan semua dua tafsir ini secara terpisah ada dalam lampiran Tafsir Huwaizi. Ibnu Jum'ah berusaha menjelaskan semua riwayat yang berkaitan dengan tema tanpa memilih dan meniadakan riwayat-riwayat yang berkaitan dengan suatu ayat tertentu. Ia sebelum menyebutkan setiap riwayat menjelaskan jumlah riwayat, nama kitab dan sumber referensi kitab rujukan tersebut. [15]

Cetakan

Kitab ini diedit oleh Sayid Hasyim Rasuli Mahalati dengan mukadimah singkat Allamah Thabathabai dalam 5 jilid yang dicetak oleh Mathbu'ah al-Ilmiyah Qom pada tahun 1383 H. Cetakan lain dengan kriteria seperti ini pun dicetak oleh Muasasah Ismailiyan di percetakan Qath' Waziri. Berdasarkan penjelasan Sayid Muhammad Ali Ayazi dalam kitab "Al-Mufasirun Hayatuhum wa Minhajuhum" halaman 730, tafsir Nur al-Tsaqalain cetakan baru dengan mukadimah Sayid Muhammad Baqir Hakim tengah dalam proses percetakan. Diantara naskah tulisan tangan tafsir ini, adalah naskah tulisan tangan yang ada di Perpustakaan Razawi dengan nomer 8055 dan naskah lain merupakan naskah yang dimiliki oleh Abdul Husain Syahid Salihi. [16] Urutan jilid-jilid dan surah-surah Al-Qur'an adalah:

Abdurahim 'Aqiqi Bakhsyayesyi dkk memulai penerjemahan kitab ini ke dalam bahasa Persia, namun dengan meninggalnya Bakhsyayisyi, maka terjemahan ini menjadi tertunda; hingga pada tahun 1393 S, empat jilid dari delapan jilid dicetak oleh Intisyarat Nuyad Islam Qum. [17]

Catatan Kaki

  1. Amal al-Amal, jld.2, hlm. 154.
  2. Nur al-Tsaqalain, jld.1, hlm. 3.
  3. Silahkan lihat: Huwaii, cet. Mahalati, jld.2, hlm. 137-138, jld.5, hlm. 642.
  4. Silahkan lihat: Khansari, jld.4, hlm. 214.
  5. Nur al-Tsaqalain, jld.1, hlm. 2-3.
  6. Site Tibyan.
  7. Nur al-Tsaqalain, jld.1, hlm. 3.
  8. Tafsir al-Mufasirun, jld.2, hlm. 327.
  9. Al-Mufasirun Hayātuhum wa Minhajuhum, hlm. 733.
  10. Dānesynāmeh Quran wa Quran Pazuhi, jld.2, hlm. 1451.
  11. Silahkan lihat: Huwaizi, cet. Mahalati, jld.2, hlm. 194.
  12. Silahkan lihat: Huwaizi, cet. Mahalati, jld.2, hlm. 157.
  13. Silahkan lihat: Huwaizi, cet. Mahalati, jld.1, hlm. 237, 270 dan 275.
  14. Silahkan lihat: Huwaizi, cet. Mahalati, jld.1, hlm. 275, 333.
  15. Dānesy Nameh Qurān wa Qurān Pazuhi, jld.2, hlm. 1451.
  16. Site Dar al-Hadis.
  17. [Site Salat http://www.hadith.net/post/30414/تفسير-نور-الثقلين/].

Daftar Pustaka

  • Amin, Sayid Muhsin. A'yān al-Syiah, Software Nur, terjemah Markaz Tahqiqat Komputer Ulum Islami Nur.
  • Ayazi, Sayid Muhammad. Al-Mufasirun Hayātuhum wa Minhajuhum, Wezarat Farhang wa Irsyad Islami, cet. 1, 1373 H, Tehran.
  • Bayinat, Jurnal Caturwulanan Muasasah Ma'ārif Islāmi, Imam Ridha as, vol. 24, musim dingin 78.
  • Dairah al-Ma'ārif Tasyayu jld.4, Sa'id Muhib Tehran, Sekumpulan beberapa cendekiawan Hauzah dan Universitas, cet. 1.
  • Khurramsyahi, Bahauddin. Dānesy Nāmeh Quran wa Quran Pazuhi, Intisyarat Dustan, cet. 1, musim semi, 1377, Tehran.
  • Ma'rifah, Muhammad Hadi. Al-Tafsir wa al-Mufasirun fi Tsaubah al-Qusyaib,, cetakan Al-Jamiah al-Radhawiyah lil Ulum al-Islamiyah, cetakan pada tahun 1377 S, Masyhad Muqaddas.
  • Tehrani, Agha Buzurg. Al-Dzari'ah ila Tashānif al-Syiah, cet. Dar al-Adhwa, Beirut, jilid. 24.