Konsep:Wahn al-Din
Wahn al-Din (bahasa Arab:وَهن الدین); atau Wahn al-Mazhab (bahasa Arab:وَهن المذهب); bermakna mencederai agama atau mazhab) adalah istilah fikih yang mengacu pada setiap ucapan atau perilaku yang menyebabkan melemahnya kedudukan agama atau mazhab, hilangnya kredibilitas ajaran agama, atau goyahnya keyakinan beragama di tengah masyarakat.[1] Istilah ini tidak didefinisikan secara eksplisit dalam kitab-kitab fikih, namun sebagian peneliti fikih berdalil dengan ayat-ayat Al-Qur'an,[2] riwayat,[3] dan dalil akal[4] untuk membuktikan keharaman perbuatan yang menyebabkan wahn al-din.
Dalam fatwa-fatwa Marja Taklid, terkadang yang dimaksud dengan wahn adalah perbuatan yang berujung pada pelemahan mazhab Syiah dalam pandangan firkah-firkah Islam lainnya,[5] dan terkadang perbuatan yang membuat agama Islam tampak tidak kredibel atau lemah di mata non-Muslim;[6] oleh karena itu, konsep wahn al-din dianggap dekat dengan Kaidah Tanfir dan dalam beberapa kasus, kedua istilah ini digunakan secara bergantian.[7]
Dalam karya-karya fukaha Syiah, terdapat contoh-contoh di mana hukum-hukum fikih dikaji dengan bersandar pada alasan wahn al-din atau wahn al-mazhab. Sebagai contoh, Ibnu Idris al-Hilli (W. 598 H) dalam pembahasan mengusap dalam wudu, menganggap tidak benar pandangan yang dalam kondisi sempitnya waktu mengharuskan ditinggalkannya salat, wudu tanpa mengusap, atau Tayamum padahal ada air, dengan alasan hal itu menyebabkan wahn al-din.[8] Ja'far Kasyif al-Ghitha (W. 1228 H) meyakini jika Ahli Dzimmah melakukan tindakan yang menyebabkan wahn terhadap Islam seperti memata-matai untuk musuh, menolak membantu kaum muslimin dalam kondisi darurat, atau menciptakan fitnah dan perselisihan, maka mereka keluar dari perlindungan Pemerintahan Islam.[9]
Demikian pula Imam Khomeini (W. 1368 HS/1989 ) menganggap penjualan senjata kepada musuh-musuh Islam sebagai salah satu contoh wahn al-din.[10] Husain Ali Muntazhari (W. 1388 HS/2009) menganggap [[|Teror|teror]] dan tindakan peledakan atas nama Islam di negeri-negeri non-Muslim, bahkan dengan asumsi pembalasan setimpal (muqabalah bi al-mitsl), sebagai penyebab wahn terhadap Islam dan hukumnya Haram.[11] Selain itu, fukaha Imamiyah menegaskan bahwa setiap perilaku atau cara dalam berkabung untuk para Imam as yang melazimkan wahn al-mazhab adalah tidak diperbolehkan.[12] Berdasarkan pendapat para fukaha, dalam kasus-kasus dimana meninggalkan Taqiyah menyebabkan wahn al-din, maka taqiyah adalah Wajib,[13] dan jika taqiyah itu sendiri menyebabkan wahn al-din, maka tidak diperbolehkan untuk bertaqiyah.[14]
Catatan Kaki
- ↑ Untuk fungsi-fungsi istilah ini lihat: Imam Khomeini, Tahrir al-Wasilah, 1392 HS, jld. 1, hlm. 409; Khamenei, Ajwibah al-Istifta'at, Al-Dar al-Islamiyah, jld. 2, hlm. 60; Makarim Syirazi, Al-Fatawa al-Jadidah, 1385 HS, jld. 3, hlm. 155.
- ↑ Surah Al-An'am, ayat 108; Surah Ali Imran, ayat 159; Surah Al-Ahzab, ayat 30.
- ↑ Hurr Amili, Wasail al-Syi'ah, 1409 H, jld. 17, hlm. 84-85; Syekh Shaduq, Man La Yahdhuruhu al-Faqih, 1413 H, jld. 3, hlm. 565.
- ↑ Sebagai contoh lihat: Husain Yari, "Imkan Sanji-ye Sehhat-e Istinad be Wahn-e Din dar Ta'thil wa Taghyir-e Ahkam", hlm. 17-23; Muhammadian, "Wahn-e Din wa Mazhab; Muthale'ei dar Bab-e Mustanadat, Mashadiq wa Damane-ye Karbord", hlm. 246-249.
- ↑ Sebagai contoh lihat: Imam Khomeini, Tahrir al-Wasilah, 1392 HS, jld. 1, hlm. 409.
- ↑ Sebagai contoh lihat: Syekh Mufid, Al-Muqni'ah, Qom, 1413 H, hlm. 781; Fadhil Miqdad, Kanz al-Irfan, 1373 HS, jld. 2, hlm. 342; Ibnu Idris, Al-Sarair, 1410 H, jld. 3, hlm. 457.
- ↑ Nubahar, "Barresi-ye Qaide-ye Fiqhi-ye Hurmat-e Tanfir az Din", hlm. 140.
- ↑ Ibnu Idris al-Hilli, Ajwibah Masail wa Rasail, 1429 H, hlm. 262.
- ↑ Kasyif al-Ghitha, Kasyf al-Ghitha, 1422 H, jld. 4, hlm. 355.
- ↑ Imam Khomeini, Al-Makasib al-Muharramah, Muassasah Ismailiyan, jld. 1, hlm. 150.
- ↑ Muntazhari, Mujazat-haye Eslami wa Huquq-e Basyar, 1429 H, hlm. 92.
- ↑ Khamenei, Ajwibah al-Istifta'at, Al-Dar al-Islamiyah, jld. 2, hlm. 60; Makarim Syirazi, Al-Fatawa al-Jadidah, 1385 HS, jld. 3, hlm. 155; Fadhil Lankarani, Jami' al-Masail, 1425 H, hlm. 579; Tabrizi, Shirath al-Najah, 1436 H, jld. 7, hlm. 270.
- ↑ Saifi Mazandarani, Mabani al-Fiqh al-Fa'al, 1425 H, jld. 2, hlm. 102.
- ↑ Syariatmadar Jazairi, "Taqiyah", hlm. 43.
Daftar Pustaka
- Fadhil Lankarani, Muhammad. Jami' al-Masail. Qom, Nasyr-e Amin, 1425 H.
- Fadhil Miqdad, Miqdad bin Abdullah. Kanz al-Irfan. Korektor: Muhammad Baqir Behbudi. Teheran: Murtadhawi, 1373 HS.
- Hurr Amili, Muhammad bin Hasan. Wasail al-Syi'ah ila Tahshil Masail al-Syari'ah. Qom, Muassasah Alu al-Bait alaihimussalam li Ihya al-Turats, 1409 H.
- Husain Yari, Hasan, dkk. "Imkan Sanji-ye Sehhat-e Istinad be Wahn-e Din dar Ta'thil wa Taghyir-e Ahkam" (Studi Kelayakan Validitas Penggunaan Dalil Wahn al-Din dalam Penangguhan dan Perubahan Hukum). Fashlnameh Muthala'at-e Fiqh wa Hoquq-e Eslami, No. 36, Tahun ke-16, Musim Gugur 1403 HS.
- Ibnu Idris al-Hilli, Muhammad bin Manshur. Ajwibah Masail wa Rasail fi Mukhtalaf Funun al-Ma'rifah. Qom: Intisyarat-e Dalil-e Ma, 1429 H.
- Ibnu Idris al-Hilli, Muhammad bin Manshur. Al-Sarair al-Hawi li Tahrir al-Fatawi. Qom: Muassasah al-Nasyr al-Islami al-Tabi'ah li Jama'ah al-Mudarrisin, 1410 H.
- Imam Khomeini, Sayid Ruhullah. Al-Makasib al-Muharramah. Qom: Muassasah Ismailiyan, tanpa tahun.
- Imam Khomeini, Sayid Ruhullah. Tahrir al-Wasilah. Teheran, Muassasah Tanzhim wa Nasyr Atsar Imam Khomeini, 1392 HS.
- Kasyif al-Ghitha, Ja'far bin Khidhr. Kasyf al-Ghitha 'an Mubhamat al-Syari'ah al-Gharra. Qom: Daftar-e Tablighat-e Eslami, 1422 H.
- Khamenei, Sayid Ali. Ajwibah al-Istifta'at. Beirut, Al-Dar al-Islamiyah, tanpa tahun.
- Makarim Syirazi, Nashir. Al-Fatawa al-Jadidah. Qom: Madrasah al-Imam Ali bin Abi Thalib as, cetakan kedua, 1385 HS.
- Muhammadian, Ali dkk. "Wahn-e Din wa Mazhab; Muthale'ei dar Bab-e Mustanadat, Mashadiq wa Damane-ye Karbord" (Wahn Agama dan Mazhab; Studi tentang Landasan, Contoh, dan Ruang Lingkup Penerapan). Fashlnameh Pazhuhesy-haye Fiqh wa Hoquq-e Eslami, No. 75, Tahun ke-20, Musim Semi 1403 HS.
- Muntazhari, Husain Ali. Mujazat-haye Eslami wa Hoquq-e Basyar. Qom: Arghavan-e Danesy, cetakan pertama, 1429 H.
- Nobahar, Rahim. "Barresi-ye Qaide-ye Fiqhi-ye Hurmat-e Tanfir az Din" (Kajian Kaidah Fikih Keharaman Membuat Orang Lari dari Agama). Tahqiqat-e Hoquqi (Yadnameh Dr. Syahidi), 1384 HS.
- Saifi Mazandarani, Ali Akbar. Mabani al-Fiqh al-Fa'al fi al-Qawa'id al-Fiqhiyyah al-Asasiyyah. Qom: Daftar Intisyarat-e Islami wabaste be Jame'e Modarresin-e Houze-ye Elmiye-ye Qom, cetakan pertama, 1425 H.
- Syariatmadar Jazairi, Sayid Nuruddin. "Taqiyah". Majallah Syi'ah Syenasi, No. 8, Musim Dingin 1383 HS.
- Syekh Mufid, Muhammad bin Muhammad. Al-Muqni'ah. Qom: Kongres Dunia Milenium Syekh Mufid, 1413 H.
- Syekh Shaduq, Muhammad bin Ali. Man La Yahdhuruhu al-Faqih. Riset dan koreksi: Ali Akbar Ghaffari. Qom, Daftar Intisyarat-e Islami wabaste be Jame'e Modarresin-e Houze-ye Elmiye-ye Qom, cetakan kedua, 1413 H.
- Tabrizi, Jawad. Shirath al-Najah fi Ajwibah al-Istifta'at. Qom, Dar al-Shiddiqah al-Syahidah, 1436 H.