Pengguna anonim
Abu Bakar bin Abi Quhafah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 278: | Baris 278: | ||
Kekerasan Abu Bakar ditegaskan oleh sebuah riwayat yang diambil dari Asma' putrinya dan dari keluarga Nadha' yang dimuat oleh Waqidi. Berdasarkan riwayat ini, Abu Bakar di hadapan Nabi saw dan dalam keadaan ihram memukul budaknya karena menghilangkan unta dan perbekalan safarnya. <ref>Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.2, hlm.1094.</ref> Menurut penuturan Lamnes, gambaran yang ditampilkan dari kepribadian pengganti dan penerus pertama Rasulullah saw dalam riwayat-riwayat [[Islam]], muncul dikarenakan faktor dan sebab yang bermacam-macam dan dengan menggunakan sarana yang bermacam-macam agama, politik, famili dan kekabilahan untuk menyebarkannya secara meluas dan cepat. Citra atau gambaran ini, yang telah dipaksakan melalui sumber-sumber ini pada historiografi Islam dan studi-studi Timur, tidak mewakili karakter sejati Abu Bakr. Dia menulis: Dari sisi prinsip-prinsip keyakinan, Abu Bakar seharusnya adalah seorang muslim terbaik dan paling istimewa. Oleh karenanya, ajaran kuat [[Madinah]] dan para penulis yang berpengaruh dari keluarga Zubairian (dari keluarga Abu Bakr) mengambil langkah-langkah dalam mengatasi sosok seperti dia dan akhirnya mereka berhasil hingga nama Abu Bakar selalu bersama dengan "keutamaan" dan "keistimewaan-keistimewaan". | Kekerasan Abu Bakar ditegaskan oleh sebuah riwayat yang diambil dari Asma' putrinya dan dari keluarga Nadha' yang dimuat oleh Waqidi. Berdasarkan riwayat ini, Abu Bakar di hadapan Nabi saw dan dalam keadaan ihram memukul budaknya karena menghilangkan unta dan perbekalan safarnya. <ref>Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.2, hlm.1094.</ref> Menurut penuturan Lamnes, gambaran yang ditampilkan dari kepribadian pengganti dan penerus pertama Rasulullah saw dalam riwayat-riwayat [[Islam]], muncul dikarenakan faktor dan sebab yang bermacam-macam dan dengan menggunakan sarana yang bermacam-macam agama, politik, famili dan kekabilahan untuk menyebarkannya secara meluas dan cepat. Citra atau gambaran ini, yang telah dipaksakan melalui sumber-sumber ini pada historiografi Islam dan studi-studi Timur, tidak mewakili karakter sejati Abu Bakr. Dia menulis: Dari sisi prinsip-prinsip keyakinan, Abu Bakar seharusnya adalah seorang muslim terbaik dan paling istimewa. Oleh karenanya, ajaran kuat [[Madinah]] dan para penulis yang berpengaruh dari keluarga Zubairian (dari keluarga Abu Bakr) mengambil langkah-langkah dalam mengatasi sosok seperti dia dan akhirnya mereka berhasil hingga nama Abu Bakar selalu bersama dengan "keutamaan" dan "keistimewaan-keistimewaan". | ||
Dalam sumber-sumber Ahlusunah, secara umum seperti buku sejarah, biografi | Dalam sumber-sumber Ahlusunah, secara umum seperti buku sejarah, biografi, sejarah Nabi saw, bab dan bagian-bagian yang khusus membahas keutamaan-keutamaan dan latar belakang Abu Bakar. Sesuai keyakinan mereka terdapat bukti dari ayat-ayat [[Alquran]] yang turun berkaitan dengan Abu Bakar dan hadis-hadis yang pernah Nabi saw ucapkan berkenaan dengan keutamaannya. Salah satu dari ayat-ayat tersebut: {{ia|اِنَّ اللّهَ اشْتَری مِنَ المُؤْمِنینَ اَنْفُسَهُمْ وَ اَمْوالَهُمْ بِاَنَّ الْجَنَّهَ}}<ref> Taubah, hlm.9, hlm.111.</ref>{{ia|فَاَمّا مَنْ اَعْطی وَاتَّقی }} <ref> Q.S. Al-Lail, ayat 5.</ref> {{ia|ثانی اثْنَینِ... فَاَنْزِلَ اللّهُ سَکینَتَهُ عَلَیهِ}} <ref> Q.S. Al-Taubah, ayat 9.</ref> dan ...<ref>Azham, Asyhar Masyahir al-Islām, hlm.14-15; Ibnu Hajar Haitami, ''al-Shawa’iq al-Muhriqah'', hlm.98-102.</ref> Adapun hadis: {{ia|لوکنت متخذاً من امتی خلیلاً لاتخذت ابابکر و لکن اخی وصاحبی }}<ref>Bukhari, ''Sahih Bukhari'', jld.4, hlm. 191.</ref>{{ia| مَثَل ابوبکر کمثل میکائیل ینزل برضاءاللّه...}}<ref>Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.2, hlm.109.</ref> dan masih banyak hadis yang lainnya.<ref>untuk percontohan: Bukhari, ''Sahih Bukhari'', jld.4, hlm. 189-198; Ibnu Sa'ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.175-178; Suyuthi, ''Tārikh al-Khulafa'', hlm.38-68.</ref> [[Allamah Amini]] pembahasan asli jilid ketujuh dalam kitab ''al-Ghadir'' secara khusus membahas dan mendiskusikan riwayat-riwayat berkaitan dengan keutamaan-keutamaan ini.<ref>Amini, ''al-Ghadir'', jld.2, hlm.87-312.</ref> | ||
Ada beberapa riwayat yang menceritakan bahwa Abu Bakar memiliki | Ada beberapa riwayat yang menceritakan bahwa Abu Bakar memiliki kemampuan dalam menafsirkan mimpi. Dan salah satu mimpi yang ia tafsirkan adalah mimpi Nabi saw. <ref>Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.1, hlm.507, 544-544; jld.2, hlm.747-936; Ibnu Saad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.177.</ref> Waqidi juga mengisyaratkan sebuah riwayat tentang pengetahuan Abu Bakar tentang puisi. <ref>Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.2, hlm.807.</ref> Ibnu Atsir menghitung beberapa [[sahabat]] seperti Umar, Utsman, Ali as, [[Abdurrahman bin Auf]], [[Ibnu Mas'ud]] dan lainnya termasuk di antara para perawi Abu Bakar. <ref> Ibnu Atsir al-Jaziri, ''Usd al-Ghābah'', jld.3, hlm.205.</ref> Namun meskipun ia adalah salah satu dari sedikit orang yang lebih banyak bersama dengan Nabi saw, namun hanya 142 hadis yang diriwayatkan darinya. | ||
Abu Bakar tinggal di Sunh bersama istrinya, Habibah | Abu Bakar tinggal di Sunh (1,6 Km dari masjid Nabi saw) bersama istrinya, Habibah putri Kharijah. Dengan menempati sebuah ruangan yang terbuat dari cabang pohon kurma, tidak lebih dari itu. Hingga 6 atau 7 bulan setelah baiat, ia kemudian datang ke Madinah. Ia datang ke Madinah terkadang dengan berjalan kaki atau naik kuda, dan setelah [[salat isya']] ia kembali ke keluarganya. Di Sunh ia memerah susu untuk para tetangganya dan mengembala domba-dombanya. Aktifitas ini senantiasa ia lakukan dalam beberapa waktu, bahkan setelah baiat. <ref> Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm. 432; Ibnu Atsir al-Jaziri, ''Usd al-Ghābah'', jld.3, hlm.219; Azham, Asyhar Masyahir al-Islām, hlm.89, nukilan dari Ibnu Asakir.</ref> Masih dalam riwayat-riwayat yang sama, dikatakan bahwa dia dalam beberapa waktu setelah menjadi khalifah dengan mengenakan pakaian yang menutupi kepribadiannya di waktu subuh masih memasarkan bisnisnya. Situasi ini terus berlanjut sampai Abu Ubaidah, pejabat bendahara baitul mal, menetapkan haknya. <ref> Ibnu Sa'ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.184-185.</ref> Adapun mengenai jumlah gaji Abu Bakar terdapat perbedaan pendapat: dikatakan bahwa ia mendapatkan gaji tetap kira-kira sebatas salah satu dari [[Muhajirin]]: yaitu separuh, atau menurut satu riwayat, sepotong dari satu domba untuk makan sehari-hari dan pakaian musim panas dan musim dingin. Begitu juga ada yang mengatakan sekitar 2500, 6000 dirham dalam setahun. <ref> Ibnu Saad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.179, 180; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm. 432.</ref> | ||
==Wafat== | ==Wafat== |