Pengguna anonim
Abu Bakar bin Abi Quhafah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 168: | Baris 168: | ||
* [[Abu Sufyan bin Harb]]. <ref>Musawi Naisyaburi, Tasyiid al-Mathain, jld.1, hlm.197-224; Husaini Firuz Abadi, al-Sab'ah min al-Salaf, hlm.9-11.</ref> {{akhir}} | * [[Abu Sufyan bin Harb]]. <ref>Musawi Naisyaburi, Tasyiid al-Mathain, jld.1, hlm.197-224; Husaini Firuz Abadi, al-Sab'ah min al-Salaf, hlm.9-11.</ref> {{akhir}} | ||
Dari jumlah tersebut, selain Sa'ad bin Ubadah yang mengklaim kekhalifahan dan orang-orang seperti Abu Sufyan serta para pendukungnya yang memiliki tujuan duniawi <ref> Ya'qubi, ''Tārikh Ya'qubi'', jld.2, hlm.123-126; Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.588; Ibnu Abdu Rabbah, ''al-'Aqd al-Farid'', jld.4, hlm.259-260; Thabrasi, al-Ihtijāj, jld.1, hlm.97; Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balāghah'', jld.1, hlm.44-61.</ref>, sekelompok lainnya lagi dengan bersandar pada dasar bahwa Imam Ali as memiliki andil besar dalam Islam, layanan yang brilian dan kedekatan serta kekerabatannya dengan Nabi saw yaitu sebagaimana yang mereka pakai di Saqifah sebagai dasar bukti keutamaan Abu Bakar dalam urusan khilafah dan Ali as beserta [[Bani Hasyim]] juga berdalil demikian hanya sekedar memberitahu mereka yang bahwa apa yang mereka gunakan semuanya ada pada Ali <ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.588.</ref> dan meyakini bahwa khilafah adalah hak Ali as dan kelompok [[Syiah]] Ali lainnya meyakini bahwa masalah suksesi dan kepemimpnan masyarakat [[Islam]] merupakan masalah yang paling tinggi dan urgen dalam kedudukan mazhab dan dengan bersandarkan pada ayat {{ia| اِنَّ اللّهَ اصْطَفی آدَمَ وَ نوحاً وَ آلَ اِبْراهیمَ وَ آلَ عِمْرانَ عَلَی الْعالَمینَ، ذُرّیهً بَعْضُها مِنْ بَعْضٍ…}} Sesungguhnya Allah telah memilih [[Adam as|Adam]], [[Nuh as|Nuh]], keluarga [[Ibrahim as|Ibrahim]] dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing sebagai) satu keturunan yang sebagiannya( keturunan) dari yang lain.<ref> Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.11-12; Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.582; Ya'qubi, ''Tārikh Ya'qubi'', jld.2, hlm.125-126; ''Nahjul Balāghah'', khotbah 67.</ref> dan bahwasannya Nabi Muhammad dan keluarganya dari keturunan Nabi Ibrahim dan memiliki keutamaan-keutamaan dan kelayakan-kelayakan, dan juga ayat {{ia|اِنَّما وَلیکُمُ اللّهُ وَ رَسولُهُ وَ الَّذینَ آمَنوا الّذینَ یقیمونَ الصّلوهَ وَ یؤتونَ الزّکوهَ وَهُمْ راکِعونَ }} <ref> Q.S. Ali Imran, ayat 33-34.</ref> dan masih banyak ayat-ayat lainnya <ref> Q.S. Al-Maidah, ayat 55.</ref>, begitu pula dengan berdasarkan hadis-hadis mutawatir seperti, [[Hadis Dar]] <ref> Lihat: Mufid, ''al-Jamal wa al-Nushrah li Sayidil Itrah'', hlm.32-33; Thabathabai, Syieh dar Islām, hlm.113.</ref>, [[Hadis Manzilah]], <ref> Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.2, hlm.319-321; Ahmad bin Hambal, ''Musnad'', jld.1, hlm.111.</ref> dan [[Hadis Ghadir]] <ref> Ghanji, kifāyah al-Thālib, hlm.281; Ibnu Saad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.23-24; Mufid, ''al-Jamal wa al-Nushrah li Sayidil Itrah'', hlm.33-34; Ibnu Shabagh, al-Fushul al-Muhimmah, hlm.39.</ref>, yang kesemuanya ini menyatakan bahwa kekhalifahan itu berdasarkan nash dan penentuan. <ref> Muhib Thabari, Dzakhāir al-‘Uqba, hlm.67-68; Ibnu Katsir, ''al-Bidāyah wa al-Nihāyah'', jld.5, hlm.208-214; jld.7, hlm.346-351.</ref> | Dari jumlah tersebut, selain Sa'ad bin Ubadah yang mengklaim kekhalifahan dan orang-orang seperti Abu Sufyan serta para pendukungnya yang memiliki tujuan duniawi <ref> Ya'qubi, ''Tārikh Ya'qubi'', jld.2, hlm.123-126; Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.588; Ibnu Abdu Rabbah, ''al-'Aqd al-Farid'', jld.4, hlm.259-260; Thabrasi, al-Ihtijāj, jld.1, hlm.97; Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balāghah'', jld.1, hlm.44-61.</ref>, sekelompok lainnya lagi dengan bersandar pada dasar bahwa Imam Ali as memiliki andil besar dalam Islam, layanan yang brilian dan kedekatan serta kekerabatannya dengan Nabi saw yaitu sebagaimana yang mereka pakai di Saqifah sebagai dasar bukti keutamaan Abu Bakar dalam urusan khilafah dan Ali as beserta [[Bani Hasyim]] juga berdalil demikian hanya sekedar memberitahu mereka yang bahwa apa yang mereka gunakan semuanya ada pada Ali <ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.588.</ref> dan meyakini bahwa khilafah adalah hak Ali as dan kelompok [[Syiah]] Ali lainnya meyakini bahwa masalah suksesi dan kepemimpnan masyarakat [[Islam]] merupakan masalah yang paling tinggi dan urgen dalam kedudukan mazhab dan dengan bersandarkan pada ayat {{ia| اِنَّ اللّهَ اصْطَفی آدَمَ وَ نوحاً وَ آلَ اِبْراهیمَ وَ آلَ عِمْرانَ عَلَی الْعالَمینَ، ذُرّیهً بَعْضُها مِنْ بَعْضٍ…}} Sesungguhnya Allah telah memilih [[Adam as|Adam]], [[Nuh as|Nuh]], keluarga [[Ibrahim as|Ibrahim]] dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing sebagai) satu keturunan yang sebagiannya( keturunan) dari yang lain.<ref> Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.11-12; Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.582; Ya'qubi, ''Tārikh Ya'qubi'', jld.2, hlm.125-126; ''Nahjul Balāghah'', khotbah 67.</ref> dan bahwasannya Nabi Muhammad dan keluarganya dari keturunan Nabi Ibrahim dan memiliki keutamaan-keutamaan dan kelayakan-kelayakan, dan juga ayat {{ia|اِنَّما وَلیکُمُ اللّهُ وَ رَسولُهُ وَ الَّذینَ آمَنوا الّذینَ یقیمونَ الصّلوهَ وَ یؤتونَ الزّکوهَ وَهُمْ راکِعونَ }} <ref> Q.S. Ali Imran, ayat 33-34.</ref> dan masih banyak ayat-ayat lainnya <ref> Q.S. Al-Maidah, ayat 55.</ref>, begitu pula dengan berdasarkan hadis-hadis mutawatir seperti, [[Hadis Yaum al-Dar|Hadis Dar]] <ref> Lihat: Mufid, ''al-Jamal wa al-Nushrah li Sayidil Itrah'', hlm.32-33; Thabathabai, Syieh dar Islām, hlm.113.</ref>, [[Hadis Manzilah]], <ref> Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.2, hlm.319-321; Ahmad bin Hambal, ''Musnad'', jld.1, hlm.111.</ref> dan [[Peristiwa Ghadir#Periwayat Ghadir Khum|Hadis Ghadir]] <ref> Ghanji, kifāyah al-Thālib, hlm.281; Ibnu Saad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.23-24; Mufid, ''al-Jamal wa al-Nushrah li Sayidil Itrah'', hlm.33-34; Ibnu Shabagh, al-Fushul al-Muhimmah, hlm.39.</ref>, yang kesemuanya ini menyatakan bahwa kekhalifahan itu berdasarkan nash dan penentuan. <ref> Muhib Thabari, Dzakhāir al-‘Uqba, hlm.67-68; Ibnu Katsir, ''al-Bidāyah wa al-Nihāyah'', jld.5, hlm.208-214; jld.7, hlm.346-351.</ref> | ||
Sa'ad bin Ubadah hingga akhir hidupnya tidak berbaiat dengan Abu Bakar dan [[Umar bin Khattab]]. Dia pada kekhalifahan Umar berpindah ke Syam, dan di pertengahan malam di daerah bernama Horan (Suriah) dia ditemukan terbunuh. <ref> Thabathabai, Syieh dar Islām, hlm.113-114.</ref> Tetapi Baladzuri dengan riwayat Madaini, menuturkan bahwa Abu Mikhnaf dan Kalbi mengatakan bahwa Umar telah mengirim seorang laki-laki ke Horan dan memerintahkan untuk memaksanya bersedia memberikan [[baiat]] dan jika dia tidak menerimanya maka mintalah kepada Tuhan untuk membantu melawannya. Laki-laki itu bertemu dengan Sa'ad dan karena dia tidak bisa mengambil baiat darinya, dia membunuhnya dengan anak panah. Balazduri kemudian mengisyaratkan pada satu riwayat yang terkenal, yang mana menurut riwayat tersebut "Sa'ad dibunuh oleh para [[jin]]". <ref> Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.10; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.222-223; Ibnu Saad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.616-617.</ref> | Sa'ad bin Ubadah hingga akhir hidupnya tidak berbaiat dengan Abu Bakar dan [[Umar bin Khattab]]. Dia pada kekhalifahan Umar berpindah ke Syam, dan di pertengahan malam di daerah bernama Horan (Suriah) dia ditemukan terbunuh. <ref> Thabathabai, Syieh dar Islām, hlm.113-114.</ref> Tetapi Baladzuri dengan riwayat Madaini, menuturkan bahwa Abu Mikhnaf dan Kalbi mengatakan bahwa Umar telah mengirim seorang laki-laki ke Horan dan memerintahkan untuk memaksanya bersedia memberikan [[baiat]] dan jika dia tidak menerimanya maka mintalah kepada Tuhan untuk membantu melawannya. Laki-laki itu bertemu dengan Sa'ad dan karena dia tidak bisa mengambil baiat darinya, dia membunuhnya dengan anak panah. Balazduri kemudian mengisyaratkan pada satu riwayat yang terkenal, yang mana menurut riwayat tersebut "Sa'ad dibunuh oleh para [[jin]]". <ref> Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.10; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.222-223; Ibnu Saad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.616-617.</ref> | ||
Baris 179: | Baris 179: | ||
Dalam hadis pertama dimuat demikian: Umar dengan sekelompok orang yang mana [[Usaid bin Hudhair]] dan [[Salmah bin Aslam]] ada diantara mereka, pergi ke pintu rumah Ali as dan mereka meminta kepadanya dan [[Bani Hasyim]] supaya pergi ke [[masjid]] untuk memberikan baiatnya kepada Abu Bakar, namun mereka tidak menerimanya dan [[Zubair bin Awwam]] datang dengan pedang terhunus. Salmah atas perintah Umar berdiri dan mengambil pedangnya dan melemparnya ke tembok. Mereka membawa Zubair dan iapun berbaiat pada Abu Bakar. Begitu juga dengan Bani Hasyim berbaiat kepadanya. Namun Imam Ali as tidak memberikan baiatnya dan berdiri di hadapan Abu Bakar seraya mengatakan bahwa kekhalifahan adalah haknya sama seperti pengakuan dan hujah yang dikatakan Abu Bakar di depan [[Anshar]]. Umar berkata: "Kami tidak akan melepaskanmu sehingga engkau melakukan baiat". Ali as berkata kepadanya: "Peraslah susu kekhalifahan dengan baik karena engkau juga akan merasakannya dan tegakkanlah urusan kekuasaan hari ini sehingga esok akan diserahkan kepadamu". Lalu Abu Bakar berkata kepadanya: "Jika kamu tidak mau berbaiat padaku, aku tidak akan memaksamu". Ketika itu [[Abu Ubaidah al-Jarrah]] berpesan kepada Ali as untuk menyerahkan khilafah kepada Abu Bakar. Kemudian Ali as menjelaskan tentang hakikat kebenarannya dan [[Ahlulbait as]] dalam urusan khilafah yang disampaikan kepada [[Muhajirin]]. Dan mereka diperingatkan untuk tidak mengikuti hawa nafsu dan menyimpang dari jalan [[Allah swt|Allah]]. Basyir bin Sa'ad al-Anshari berkata kepad Ali as: "Jika Anshar sebelum berbaiat dengan Abu Bakar mendengar perkataanmu ini, walau dua orang maka mereka tidak akan berselisih tentangmu". Ketika malam hari, Imam Ali as dan [[Fatimah sa]], putri Nabi saw dengan menaiki sebuah tunggangan, pergi ke rumah-rumah Anshar untuk meminta dukungan dari mereka, namun mereka berkata: "Wahai putri Nabi Allah, jika suamimu meminta kepada kami sebelum Abu Bakar, maka ia sama sekali tidak ada bandingannya dengan suamimu....<ref> Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.11-12; Thabrasi, al-Ihtijāj, jld.1, hlm.95-96; .</ref> | Dalam hadis pertama dimuat demikian: Umar dengan sekelompok orang yang mana [[Usaid bin Hudhair]] dan [[Salmah bin Aslam]] ada diantara mereka, pergi ke pintu rumah Ali as dan mereka meminta kepadanya dan [[Bani Hasyim]] supaya pergi ke [[masjid]] untuk memberikan baiatnya kepada Abu Bakar, namun mereka tidak menerimanya dan [[Zubair bin Awwam]] datang dengan pedang terhunus. Salmah atas perintah Umar berdiri dan mengambil pedangnya dan melemparnya ke tembok. Mereka membawa Zubair dan iapun berbaiat pada Abu Bakar. Begitu juga dengan Bani Hasyim berbaiat kepadanya. Namun Imam Ali as tidak memberikan baiatnya dan berdiri di hadapan Abu Bakar seraya mengatakan bahwa kekhalifahan adalah haknya sama seperti pengakuan dan hujah yang dikatakan Abu Bakar di depan [[Anshar]]. Umar berkata: "Kami tidak akan melepaskanmu sehingga engkau melakukan baiat". Ali as berkata kepadanya: "Peraslah susu kekhalifahan dengan baik karena engkau juga akan merasakannya dan tegakkanlah urusan kekuasaan hari ini sehingga esok akan diserahkan kepadamu". Lalu Abu Bakar berkata kepadanya: "Jika kamu tidak mau berbaiat padaku, aku tidak akan memaksamu". Ketika itu [[Abu Ubaidah al-Jarrah]] berpesan kepada Ali as untuk menyerahkan khilafah kepada Abu Bakar. Kemudian Ali as menjelaskan tentang hakikat kebenarannya dan [[Ahlulbait as]] dalam urusan khilafah yang disampaikan kepada [[Muhajirin]]. Dan mereka diperingatkan untuk tidak mengikuti hawa nafsu dan menyimpang dari jalan [[Allah swt|Allah]]. Basyir bin Sa'ad al-Anshari berkata kepad Ali as: "Jika Anshar sebelum berbaiat dengan Abu Bakar mendengar perkataanmu ini, walau dua orang maka mereka tidak akan berselisih tentangmu". Ketika malam hari, Imam Ali as dan [[Fatimah sa]], putri Nabi saw dengan menaiki sebuah tunggangan, pergi ke rumah-rumah Anshar untuk meminta dukungan dari mereka, namun mereka berkata: "Wahai putri Nabi Allah, jika suamimu meminta kepada kami sebelum Abu Bakar, maka ia sama sekali tidak ada bandingannya dengan suamimu....<ref> Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.11-12; Thabrasi, al-Ihtijāj, jld.1, hlm.95-96; .</ref> | ||
Di hadis kedua yang kemungkinannya adalah sebagian penggalan hadis tertukar dengan hadis pertama, hadis dimuat demikian: Abu Bakar bertanya mengenai sekelompok orang yang tidak mau berbaiat dengannya dan berkumpul di sekitar Ali as dan mengirim Umar untuk mendatangi mereka. Umar mendatangi pintu rumah Ali as dan memanggil mereka dari luar, namun tak seorangpun ada yang keluar. Kemudian Umar meminta kayu bakar dan berkata: "Aku bersumpah demi jiwa Umar yang berada di tangan-Nya, jika kalian tidak keluar, rumah ini dengan siapa saja yang berada di dalamnya, akan aku bakar". Mereka berkata kepadanya:" Wahai Abu Hafs, jika Fatimah berada di dalamnya, bagaimana?" Dia berkata: "Meskipun dia ada di dalamnya".<ref> Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.11-12; bandingkan: Mufid, al-Ikhtishāsh, hlm.184-187; Thabrasi, al-Ihtijāj, jld.1, hlm.95-96.</ref> Lalu semua keluar dan melakukan baiat, kecuali Ali as…<ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.586.</ref> Dalam kelanjutan hal-hal ini, perincian apa yang terjadi, yaitu pesan Ali as, ucapan-ucapan Fatimah sa yang berisi celaan dan makian, pengiriman berulang kali kelompok-kelompok yang menggerakkan Umar untuk mengambil baiat dari Ali as, menyeret Ali as ke masjid, mengancamnya dengan pembunuhan, ucapan-ucapan keras Ali as | Di hadis kedua yang kemungkinannya adalah sebagian penggalan hadis tertukar dengan hadis pertama, hadis dimuat demikian: Abu Bakar bertanya mengenai sekelompok orang yang tidak mau berbaiat dengannya dan berkumpul di sekitar Ali as dan mengirim Umar untuk mendatangi mereka. Umar mendatangi pintu rumah Ali as dan memanggil mereka dari luar, namun tak seorangpun ada yang keluar. Kemudian Umar meminta kayu bakar dan berkata: "Aku bersumpah demi jiwa Umar yang berada di tangan-Nya, jika kalian tidak keluar, rumah ini dengan siapa saja yang berada di dalamnya, akan aku bakar". Mereka berkata kepadanya:" Wahai Abu Hafs, jika Fatimah berada di dalamnya, bagaimana?" Dia berkata: "Meskipun dia ada di dalamnya".<ref> Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.11-12; bandingkan: Mufid, al-Ikhtishāsh, hlm.184-187; Thabrasi, al-Ihtijāj, jld.1, hlm.95-96.</ref> Lalu semua keluar dan melakukan baiat, kecuali Ali as…<ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.586.</ref> Dalam kelanjutan hal-hal ini, perincian apa yang terjadi, yaitu pesan Ali as, ucapan-ucapan Fatimah sa yang berisi celaan dan makian, pengiriman berulang kali kelompok-kelompok yang menggerakkan Umar untuk mengambil baiat dari Ali as, menyeret Ali as ke masjid, mengancamnya dengan pembunuhan, ucapan-ucapan keras Ali as dan kutukan Fatimah sa dan akhirnya dilaporkan tentang tangisan Abu Bakar dan permohonan pembatalan baiat darinya.<ref> Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.12.</ref> | ||
Para pendukung Imam Ali as ketika berbaiat, meluapkan keyakinan dan perasaan mereka kepada Ali as dan khilafahnya. Ucapan Salman yang sebagiannya dengan bahasa | Para pendukung Imam Ali as ketika berbaiat, meluapkan keyakinan dan perasaan mereka kepada Ali as dan khilafahnya. Ucapan [[Salman]] yang sebagiannya dengan bahasa Persia dan sebagian lainnya dalam bahasa Arab, juga dinukil dalam sumber-sumber [[Ahlusunah]]. Dia berkata: Kardaz wa nokardaz yaitu kalian lakukan atau tidak kalian lakukan, jika mereka berbaiat dengan Ali, semuanya akan mengambil manfaat darinya.<ref> Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.13-14; bandingkan: Ibnu Abdu Rabbah, ''al-'Aqd al-Farid'', jld.4, hlm.259; ''Tārikh Ya'qubi'', jld.2, hlm.126; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.202; Masudi, ''Muruj al-Dzahab'', jld.2, hlm.308; Mufid, ''al-Irsyād'', hlm.185-187.</ref> | ||
Sebagian dari beberapa sumber meskipun dengan pandangan politik atau keyakinan, mereka berusaha | Sebagian dari beberapa sumber meskipun dengan pandangan politik atau keyakinan, mereka berusaha menghindar untuk menukil hadis ini secara sempurna atau sekedar menyinggung pada hal itu pada tempatnya, namun baik disadari atau tidak disadari dengan menyebutkan ucapan-ucapan Abu Bakar ketika ia terbaring sakit, menegaskan tentang kejadian ini. Berdasarkan riwayat-riwayat ini, Abu Bakar di hari-hari terakhir kehidupannya berkata: Ya, aku tidak menyesal dengan apa yang terjadi di dunia, kecuali tiga perbuatan yang pernah aku lakukan dan andai saja tidak aku lakukan dan tiga perbuatan yang tidak aku kerjakan andai saja aku kerjakan… andai saja rumah Fatimah, jikapun mereka tutup dengan tujuan perang, aku tidak membukanya…<ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.591; Thabarsi, al-Ihtijāj, jld.1, hlm.99.</ref> juga ketika [[Bani Hasyim]] menolak berbaiat dengan [[Abdullah bin Zubair]], dan dia mengancam mereka untuk membakarnya, saudaranya Urwah bin Zubair dalam menjustifikasi perbuatan ini bersandar pada serangan ke rumah Sayidah Zahra sa.<ref> Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.430-431; Masudi, ''Muruj al-Dzahab'', jld.2, hlm.308; bandingkan: ''Tārikh Ya'qubi'', jld.2, hlm.137; Ibnu Abdu Rabbah, ''al-'Aqd al-Farid'', jld.4, hlm.268.</ref> | ||
Meskipun Umar bin Khattab dalam khotbahnya di atas mimbar masjid Madinah dalam melaporkan | Meskipun [[Umar bin Khattab]] dalam khotbahnya di atas mimbar [[Masjid Nabawi|masjid Madinah]] dalam melaporkan [[Peristiwa Saqifah]] berkata: "Ali dan Zubair serta sekelompok lainnya berpaling dari kami dan berkumpul di rumah Fatimah”<ref> Masudi, ''Muruj al-Dzahab'', jld.3, hlm.77.</ref> dan dengan perkataan ini ia mengakui akan penolakan Ali as dan bergabungnya sekelompok orang dengannya, namun para sejarawan Ahlusunah, kecuali beberapa orang, tidak menunjukkan kecondongan mereka untuk menyebut atau mengutarakan secara detail tentang masalah ini. Bahkan di salah satu dari riwayat-riwayat ini yang juga menyebut nama Saif dalam silsilah persanadannya,{{enote|Untuk informasi lebih lanjut tentang tertolaknya riwayat Saif, silahkan rujuk: Askari, Khamsun wa Miah al-Shahabi al-Mukhtalaq, 1405 H., jld.1, hlm.69-86; jld.2, hlm.29-34.}} dimuat semacam ini: Ketika Ali as mendengar bahwa Abu Bakar duduk untuk dibaiat, sangking takut terlambatnya dalam hal ini, begitu tergesa-gesa sehingga tanpa jubah dan serban, datang ke masjid dengan pakaian yang ada di badan, hingga melakukan [[baiat]] dan setelah itu dia duduk di sampingnya, dan mengirim seseorang ke rumah supaya jubahnya dibawa ke masjid.<ref> Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld.4, hlm.308-310; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.204-205.</ref> | ||
===Masa Baiat=== | ===Masa Baiat=== | ||
Hadis-hadis tentang penolakan Ali as dari pembaiatan, bagaimana pembaitannya dengan Abu Bakar dan masanya banyak perbedaan dan terkadang saling bertentangan | Hadis-hadis tentang penolakan Ali as dari pembaiatan, bagaimana pembaitannya dengan Abu Bakar dan masanya banyak perbedaan dan terkadang saling bertentangan. Dengan memperhatikan bahwa penjelasan kejadian ini dilaporkan dicari dalam berbagai sumber dan jarang dapat ditemukan. Dikarenakan bahwa setiap hadis tentang hal ini dicatat secara terpisah dan tidak ada kaitannya dengan hadis yang lain dan urutan kejadian tidak menentu, tidak dapat diketahui bahwa permohonan baiat dari Ali as dan para sahabatnya tidak ada jarak dan langsung dilakukan setelah perkumpulan Saqifah dan datang ke masjid atau setelah baiat yang dilakukan secara umum atau setelah pemakaman [[Nabi saw]].<ref> Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.207.</ref> | ||
Hadis-hadis ini dapat dibagi menjadi dua bagian: Satu kelompok dengan sedikit perselisihan dalam lafaz dan kandungan yang berisikan bahwa Ali as beberapa jam setelah baiat umum, dengan keikhlasan atau dengan paksaan berbaiat dengan Abu Bakar.<ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.582; ''Tārikh Ya'qubi'', jld.2, hlm.124-126.</ref> menurut sebagian penukilan-penukilan sejarah, Ali as sampai 6 bulan, tidak mau berbaiat dengan Abu Bakar <ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.582; Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.11.</ref>, bahkan dalam sebagian riwayat dimuat bahwa tidak ada seorangpun dari Bani Hasyim yang berbaiat dengan Abu bakar sampai | Hadis-hadis ini dapat dibagi menjadi dua bagian: Satu kelompok dengan sedikit perselisihan dalam lafaz dan kandungan yang berisikan bahwa Ali as beberapa jam setelah baiat umum, dengan keikhlasan atau dengan paksaan berbaiat dengan Abu Bakar.<ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.582; ''Tārikh Ya'qubi'', jld.2, hlm.124-126.</ref> menurut sebagian penukilan-penukilan sejarah, Ali as sampai 6 bulan, tidak mau berbaiat dengan Abu Bakar <ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.582; Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa al-Siyāsah'', jld.1, hlm.11.</ref>, bahkan dalam sebagian riwayat dimuat bahwa tidak ada seorangpun dari Bani Hasyim yang berbaiat dengan Abu bakar sampai Ali as berbaiat padanya.<ref> Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.208; ''Tārikh Ya'qubi'', jld.2, hlm.126; Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.586; Ibnu Abdu Rabbah, ''al-'Aqd al-Farid'', jld.2, hlm.22, jld.4, hlm260; Ibnu Hibban, ''Kitab al-Tsiqāt'', jld.2, hlm.170-171; Ibnu Atsir al-Jaziri, ''Usd al-Ghābah'', jld.3, hlm.222-223.</ref> Dengan demikian, atau lebih cepat dari itu yang mana mereka ini dan sekelompok dari pendukung dan pengikut Ali as berbaiat dengan Abu Bakar seperti Khudzaifah bin al-Yaman, Khuzaimah bin Tsabit, [[Abu Ayyub al-Anshari]], Salman, [[Abu Dzar]], Khalid bin Said dan yang lainnya.<ref> Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.208.</ref> | ||
===Sebab Baiat=== | ===Sebab Baiat=== | ||
Tampaknya apa yang memaksa Ali as untuk berbaiat dengan Abu Bakar, penyebaran kemurtadan secara cepat, penyelewengan para suku dan munculnya para pengaku nabi di semenanjung Arab.<ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.588; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.387; Thabarsi, al-Ihtijāj, jld.1, hlm.95-105.</ref> sebagian dari sumber-sumber juga memberikan kemungkinan suasana penekanan dan takut kehilangan nyawa dalam penerimaan baiat cukup berpengaruh, karena telah diriwayatkan bahwa suatu hari Abu Hanifah bertanya kepada | Tampaknya apa yang memaksa Ali as untuk berbaiat dengan Abu Bakar, penyebaran kemurtadan secara cepat, penyelewengan para suku dan munculnya para pengaku [[Kenabian|nabi]] di semenanjung Arab.<ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.588; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.387; Thabarsi, al-Ihtijāj, jld.1, hlm.95-105.</ref> sebagian dari sumber-sumber juga memberikan kemungkinan suasana penekanan dan takut kehilangan nyawa dalam penerimaan baiat cukup berpengaruh, karena telah diriwayatkan bahwa suatu hari Abu Hanifah bertanya kepada Mu'min Thaq, jika kekhalifahan secara resmi dan syara milik Ali, mengapa dia tidak bangkit untuk mengambil haknya? Dia menjawab: Dia takut dibunuh oleh para [[Jin]] sebagaimana [[Sa'ad bin Ubadah]]!. <ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.587; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.208; Thabarsi, al-Ihtijāj, jld.2, hlm.381.</ref> | ||
==Fadak== | ==Fadak== |