Pengguna anonim
Hanzhalah bin Abi 'Amir: Perbedaan antara revisi
→Abu 'Amir, Ayah Hanzhalah
imported>Yuwono |
imported>Yuwono |
||
Baris 54: | Baris 54: | ||
==Abu 'Amir, Ayah Hanzhalah== | ==Abu 'Amir, Ayah Hanzhalah== | ||
Abu 'Amir, Ayah Hanzhalah adalah tokoh penting dalam kabilah Aus.<ref>Maqrizi, ''Imta' al-Asma''', jld. 1, hlm, 132</ref>Di masa [[Jahiliyah]] ia menyibukkan diri dalam aktivitas kerahiban. Ia menyampaikan kajian tentang [[kiamat]] dan kepercayaan Hanif hingga ia dikenal sebagai rahib.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld. 2, hlm. 59</ref>Ia juga mengetahui tentang perkara Ahli Kitab.<ref>Ibnu Syu'bah Namiri, jld. 1, hlm. 53</ref>Sebagaimana yang ditulis al-Baladzuri,<ref>Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 1, hlm. 349</ref>ia memiliki pemikiran bahwa dirinya adalah Nabi. Setelah berdialog panjang dengan Nabi saw, ia dicap sebagai | Abu 'Amir, Ayah Hanzhalah adalah tokoh penting dalam kabilah Aus.<ref>Maqrizi, ''Imta' al-Asma''', jld. 1, hlm, 132</ref>Di masa [[Jahiliyah]] ia menyibukkan diri dalam aktivitas kerahiban. Ia menyampaikan kajian tentang [[kiamat]] dan kepercayaan Hanif hingga ia dikenal sebagai rahib.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld. 2, hlm. 59</ref>Ia juga mengetahui tentang perkara Ahli Kitab.<ref>Ibnu Syu'bah Namiri, jld. 1, hlm. 53</ref>Sebagaimana yang ditulis al-Baladzuri,<ref>Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 1, hlm. 349</ref>ia memiliki pemikiran bahwa dirinya adalah Nabi. Setelah berdialog panjang dengan Nabi saw, ia dicap sebagai seorang yang fasik.<ref>Ibnu Hisyam, jld. 2, hlm. 423-424; Ibnu Atsir, ''al-Kamil'', jld. 2, hlm. 150</ref> | ||
'''Di Barisan Musuh''' | '''Di Barisan Musuh''' | ||
Setelah melakukan dialog dengan Nabi saw, Abu 'Amir merasa geram. Akhirnya ia bersama 65 orang bergabung dengan Quraisy. Ia membujuk | Setelah melakukan dialog dengan Nabi saw, Abu 'Amir merasa geram. Akhirnya ia bersama 65 orang bergabung dengan Quraisy. Ia membujuk Musyrikin Quraisy, kaum Yahudi dan kaum [[Anshar]] Madinah supaya melawan [[Nabi saw]].<ref>Maqrizi, ''Imta' al-Asma''', jld. 1, hlm. 132</ref>Di [[perang Badar]] ia tidak bergabung dengan Musyrikin [[Quraisy]]. Namun di [[perang Uhud]] ia adalah orang pertama yang memulai pertempuran.<ref>Waqidi, ''al-Maghazi'', jld. 1, hlm. 223</ref> Ia bahkan menggali lubang di jalur yang dilalui kaum [[Muslimin]] untuk mencelakai mereka. Ternyata lubang tersebut justru menelan korban salah seorang Musyrikin yang hendak membunuh Nabi saw. Orang itu terjatuh ke dalam salah satu lubang kemudian dibunuh oleh Muslimin.<ref>Waqidi, ''al-Maghazi'', jld. 1, hlm. 252</ref> | ||
'''Menetap di Syam''' | '''Menetap di Syam''' |