Lompat ke isi

Al-Mizan fi Tafsir al-Quran (buku): Perbedaan antara revisi

imported>Yuwono
imported>Yuwono
Baris 46: Baris 46:


==Metode Penafsiran Al-Quran bi Al-Quran==
==Metode Penafsiran Al-Quran bi Al-Quran==
Dalam metode ini, pada awalnya pengarang menyebutkan beberapa ayat Al-Quran dalam suatu surah yang memiliki konteks yang sama, kemudian dengan menggunakan kitab Kamus Bahasa Arab dan penggunaan istilah kata yang lain dalam ayat-ayat lain untuk menjelaskan makna-makna mufradat (kosa kata), macam-macam istiqaq (asal-usul kata) dan juga membahas persoalan lughawi (kebahasaan). Kemudian pada bagian penjelasan ayat, dengan memisahkan setiap ayat Allamah Thabathabai akan menjelaskan penafsiran ayat-ayat itu. Jika dipandang perlu, maka Allamah Thabathabai akan mengkritik pendapat-pendapat mufasir besar baik dari kalangan [[Syiah]] maupun [[Ahlussunnah]]. Pada bagian akhir, terdapat pembahasan mengenai "Pembahasan Riwayat" untuk mengkritik riwayat-riwayat Syiah dan Ahlussunnah dalam ayat-ayat tertentu.
Dalam metode ini, pada awalnya pengarang menyebutkan beberapa ayat [[Al-Quran]] dalam suatu surah yang memiliki konteks yang sama, kemudian dengan menggunakan kitab Kamus Bahasa Arab dan penggunaan istilah kata yang lain dalam ayat-ayat lain untuk menjelaskan makna-makna mufradat (kosa kata), macam-macam istiqaq (asal-usul kata) dan juga membahas persoalan lughawi (kebahasaan). Kemudian pada bagian penjelasan ayat, dengan memisahkan setiap ayat Allamah Thabathabai akan menjelaskan penafsiran ayat-ayat itu. Jika dipandang perlu, maka Allamah Thabathabai akan mengkritik pendapat-pendapat mufasir besar baik dari kalangan [[Syiah]] maupun [[Ahlussunnah]]. Pada bagian akhir, terdapat pembahasan mengenai "Pembahasan Riwayat" untuk mengkritik riwayat-riwayat Syiah dan Ahlussunnah dalam ayat-ayat tertentu.
Demikian juga, pengarang dalam sela-sela tafsirnya, berusaha untuk menjelaskan ayat-ayat dengan disesuaikan dengan temanya, menganilisa suatu tema, mendeskripsikan, melakukan pendekatan filosofis, kemasyarakatan, sejarah dan atau keilmuan ayat-ayat yang bersangkutan.
Demikian juga, pengarang dalam sela-sela tafsirnya, berusaha untuk menjelaskan ayat-ayat dengan disesuaikan dengan temanya, menganilisa suatu tema, mendeskripsikan, melakukan pendekatan filosofis, kemasyarakatan, sejarah dan atau keilmuan ayat-ayat yang bersangkutan.
Dengan memperhatikan bahwa penguasaan Allamah Thabathabai atas berbagai ilmu dalam Tafsir al-Mizan, maka Allamah memiliki pendekatan yang komprehensif dalam membahas tema-tema dalam kitab tafsirnya. Ia dengan teliti dan penguasaannya yang luar biasa atas Al-Quran, berkali-kali dan dalam berbagai tempat di tafsir al-Mizan meletakkan ayat-ayat yang memiliki kesamaan konteks di satu tempat, dengan disertai dengan memberikan dalil-dalil rasional (aqli) dan bersandar pada argumen-argumen Al-Quran untuk menjelaskan dan menyebut obyek-obyek atau personifikasi-personfikasi ayat. Dari sisi kejujuran intelektual, penguasaan metode dan akurasi isinya, Tafsir al-Mizan selalu menjadi perhatian dan diminati oleh kalangan Syiah dan Sunni di Iran dan di dunia.
Dengan memperhatikan bahwa penguasaan Allamah Thabathabai atas berbagai ilmu dalam Tafsir al-Mizan, maka Allamah memiliki pendekatan yang komprehensif dalam membahas tema-tema dalam kitab tafsirnya. Ia dengan teliti dan penguasaannya yang luar biasa atas Al-Quran, berkali-kali dan dalam berbagai tem


==Karakteristik Tafsir al-Mizan==
==Karakteristik Tafsir al-Mizan==
Pengguna anonim