Pengguna anonim
Al-Mizan fi Tafsir al-Quran (buku): Perbedaan antara revisi
Al-Mizan fi Tafsir al-Quran (buku) (lihat sumber)
Revisi per 28 November 2017 13.56
, 28 November 2017→Karakteristik Tafsir al-Mizan
imported>Yuwono |
imported>Yuwono |
||
Baris 53: | Baris 53: | ||
Ciri terpenting tafsir al-Mizan adalah tafsir al-Qur'an bi al-Qur'an. | Ciri terpenting tafsir al-Mizan adalah tafsir al-Qur'an bi al-Qur'an. | ||
Dalam tafsir-tafsir sebelumnya pada umumnya, apabila sebuah ayat kemungkinan memiliki beberapa makna, maka seorang mufasir akan menukil kemungkinan-kemungkinan tanpa memberikan mana yang lebih cocok menurut seorang mufasir itu namun salah satu kelebihan Tafsir al-Mizan adalah memberikan penjelasan makna, mana yang lebih cocok dengan bantuan ayat lainnya atau tanda-tanda yang ada pada ayat itu sendiri. | Dalam tafsir-tafsir sebelumnya pada umumnya, apabila sebuah ayat kemungkinan memiliki beberapa makna, maka seorang mufasir akan menukil kemungkinan-kemungkinan tanpa memberikan mana yang lebih cocok menurut seorang mufasir itu namun salah satu kelebihan Tafsir al-Mizan adalah memberikan penjelasan makna, mana yang lebih cocok dengan bantuan ayat lainnya atau tanda-tanda yang ada pada ayat itu sendiri. | ||
Allamah Thabathabai juga memberikan penjelasan sebagian istilah agama dan qurani seperti kemustahaban doa, tauhid, | Allamah Thabathabai juga memberikan penjelasan sebagian istilah agama dan qurani seperti kemustahaban doa, [[tauhid]], [[taubat]], rizki, berkah, [[jihad]], dan lainnya dengan bantuan ayat-ayat Al-Quran. | ||
Pada masa lalu, tidak menjadi tradisi bahwa seorang mufasir meletakkan ayat-ayat Al-Quran pada satu tema yang kemudian menyatukan dan mengambil kesimpulan, namun Allamah Thabathabai dalam berbagai hal telah melakukan hal ini. Misalnya beliau menyatukan semua ayat yang berkenaan dengan ihbāth (kisah turunnya Nabi Adam) dan menarik kesimpulan apakah yang dimaksud dengan ihbāth menurut ayat Al-Quran. | Pada masa lalu, tidak menjadi tradisi bahwa seorang mufasir meletakkan ayat-ayat [[Al-Quran]] pada satu tema yang kemudian menyatukan dan mengambil kesimpulan, namun Allamah Thabathabai dalam berbagai hal telah melakukan hal ini. Misalnya beliau menyatukan semua ayat yang berkenaan dengan ihbāth (kisah turunnya Nabi Adam as) dan menarik kesimpulan apakah yang dimaksud dengan ihbāth menurut ayat Al-Quran. | ||
Salah satu keisitimewaan Tafsir al-Mizan yang menonjol adalah kisah Al-Quran. Allamah menyatukan dan menafsirkan semua ayat-ayat Al-Quran yang berkenaan dengan kisah-kisah Al-Quran dan dalam hal jika di ayat lain mengisyaratkan akan hal itu lagi, maka Allamah akan mengungkapkan lagi namun secara singkat. Untuk mengetahui kisah-kisah nabi, tafsir yang ia tulis merupakan literatur yang paling baik. Allamah Thabathabai, disamping membandingkan Taurat dan Injil dengan Al-Quran, juga menentukan hal-hal yang telah mengalami distorsi. | Salah satu keisitimewaan Tafsir al-Mizan yang menonjol adalah kisah Al-Quran. Allamah menyatukan dan menafsirkan semua ayat-ayat Al-Quran yang berkenaan dengan kisah-kisah Al-Quran dan dalam hal jika di ayat lain mengisyaratkan akan hal itu lagi, maka Allamah akan mengungkapkan lagi namun secara singkat. Untuk mengetahui kisah-kisah nabi, tafsir yang ia tulis merupakan literatur yang paling baik. Allamah Thabathabai, disamping membandingkan Taurat dan Injil dengan Al-Quran, juga menentukan hal-hal yang telah mengalami distorsi. | ||
Corak yang cukup jelas dalam Tafsir al-Mizan adalah memberi jawaban atas keraguan dan berupaya untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman serta menaruh perhatian khusus terhadap masalah ilmiah dan filsafat teologis dari sisi lain. | Corak yang cukup jelas dalam Tafsir al-Mizan adalah memberi jawaban atas keraguan dan berupaya untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman serta menaruh perhatian khusus terhadap masalah ilmiah dan filsafat teologis dari sisi lain. |