Lompat ke isi

Imam Muhammad al-Baqir as: Perbedaan antara revisi

imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 113: Baris 113:
Pada masa tersebut, Imam Baqir as membuka sisi kelimuan cecara luas yang mencapai puncaknya pada masa putranya, [[Imam Shadiq as]]. Ia menjadi rujukan semua pembesar dan ulama [[Bani Hasyim]] dalam kelimuan, kezuhudan, keagungan dan keutaman. Riwayat dan hadisnya mengenai ilmu agama, sunah nabawi, ulumul quran, sejarah, akhlak dan sastra sedemikian rupa hingga pada saat itu tidak tersisa lagi pada seorang pun dari keturunan [[Imam Hasan as]] dan [[Imam Husain as]].<ref>''Ibid'', hlm. 507.</ref>
Pada masa tersebut, Imam Baqir as membuka sisi kelimuan cecara luas yang mencapai puncaknya pada masa putranya, [[Imam Shadiq as]]. Ia menjadi rujukan semua pembesar dan ulama [[Bani Hasyim]] dalam kelimuan, kezuhudan, keagungan dan keutaman. Riwayat dan hadisnya mengenai ilmu agama, sunah nabawi, ulumul quran, sejarah, akhlak dan sastra sedemikian rupa hingga pada saat itu tidak tersisa lagi pada seorang pun dari keturunan [[Imam Hasan as]] dan [[Imam Husain as]].<ref>''Ibid'', hlm. 507.</ref>


Meskipun saat itu pemikiran [[Syiah]] masih terbatas pada masalah [[azan]], [[taqiyah]], [[salat mayit]] dan sebagainya, namun dengan kehadiran Imam Baqir as terdapat langkah penting dalam perkara ini. Di kalangan Syiah muncul sebuah kondisi yang baik. Pada masa inilah Syiah mulai menyusun budayanya sendiri—melingkupi [[fikih]], tafsir dan akhlak.<ref>''Dhuha al-Islam'', jld. 1, hlm. 386; ''Dirasat wa Buhuts fi al-Tarikh al-Islam'', jld. 1, hlm. 56-57 dalam Ja'fariyan, ''Hayat-e Fikri va Siyasi Imaman-e Syiah'', hlm. 295.</ref>
Meskipun saat itu pemikiran [[Syiah]] masih terbatas pada masalah [[azan]], [[taqiyah]], [[salat mayit]] dan sebagainya, namun dengan kehadiran Imam Baqir as terdapat langkah penting dalam perkara ini. Di kalangan Syiah muncul sebuah kondisi yang baik. Pada masa inilah Syiah mulai menyusun budayanya sendiri—melingkupi fikih, tafsir dan akhlak.<ref>''Dhuha al-Islam'', jld. 1, hlm. 386; ''Dirasat wa Buhuts fi al-Tarikh al-Islam'', jld. 1, hlm. 56-57 dalam Ja'fariyan, ''Hayat-e Fikri va Siyasi Imaman-e Syiah'', hlm. 295.</ref>


Imam Baqir as dengan dengan keras menolak argumentasi kelompok Ashhabul Qiyas.<ref>Syeikh Hurr ‘Amili, ''Wasail al-Syi'ah'', jld. 18, hlm. 39.</ref> Ia pun dengan keras melawan argumentasi seluruh kelompok [[Islam]] yang menyimpang. Dengan cara gigih ini, Imam Baqir as berhasil membedakan keyakinan [[Ahlulbait]] yang benar dari pemikiran kelompok Islam lainnya pada berbagai bidang. Mengenai kelompok Khawarij, Imam Baqir as berkata, "Kaum Khawarij memahami zaman secara sempit karena kebodohannya. Agama yang lebih sederhana dan lebih luwes adalah milik orang-orang yang mengenalnya (zamannya)."<ref>Syeikh Thusi, ''Al-Tahdzib'', jld. 1, hlm. 241 dalam Ja'fariyan, ''Hayat-e Fikri va Siyasi Imaman-e Syiah'', hlm. 299.</ref>
Imam Baqir as dengan dengan keras menolak argumentasi kelompok Ashhabul Qiyas.<ref>Syaikh Hurr ‘Amili, ''Wasail al-Syi'ah'', jld. 18, hlm. 39.</ref> Ia pun dengan keras melawan argumentasi seluruh kelompok [[Islam]] yang menyimpang. Dengan cara gigih ini, Imam Baqir as berhasil membedakan keyakinan [[Ahlulbait]] yang benar dari pemikiran kelompok Islam lainnya pada berbagai bidang. Mengenai kelompok Khawarij, Imam Baqir as berkata, "Kaum Khawarij memahami zaman secara sempit karena kebodohannya. Agama yang lebih sederhana dan lebih luwes adalah milik orang-orang yang mengenalnya (zamannya)."<ref>Syeikh Thusi, ''Al-Tahdzib'', jld. 1, hlm. 241 dalam Ja'fariyan, ''Hayat-e Fikri va Siyasi Imaman-e Syiah'', hlm. 299.</ref>
Kemasyhuran ilmu Imam Baqir as tidak hanya di wilayah [[Hijaz]], namun juga tersebar hingga daerah Irak dan Khurasan. Seorang perawi mengatakan "Aku melihat penduduk Khurasan duduk mengelilinginya dan menanyakan berbagai masalah ilmu mereka kepadanya."<ref>Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 6, hlm. 266; Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 26, hlm. 357.</ref>
Kemasyhuran ilmu Imam Baqir as tidak hanya di wilayah [[Hijaz]], namun juga tersebar hingga daerah Irak dan Khurasan. Seorang perawi mengatakan "Aku melihat penduduk Khurasan duduk mengelilinginya dan menanyakan berbagai masalah ilmu mereka kepadanya."<ref>Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 6, hlm. 266; Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 26, hlm. 357.</ref>
[[Berkas:Pemakaman baqi 2.jpg|250 px|thumbnail|<center>Pemakaman Baqi saat ini</center>]]
[[Berkas:Pemakaman baqi 2.jpg|250 px|thumbnail|<center>Pemakaman Baqi saat ini</center>]]
Pengguna anonim