Lompat ke isi

Imam Muhammad al-Baqir as: Perbedaan antara revisi

imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 122: Baris 122:


===Tafsir===
===Tafsir===
Imam Baqir as mengkhususkan sebagian waktunya untuk menjelaskan pembahasan tafsir.  Ia mebuat majelis-majelis tafsir dan menjawab soal serta subhat-subhat para ulama dan masyarakat umum. Imam Baqir as menulis sebuah kitab tafsir Al-Quran yang disebutkan oleh Muhammad bin Ishaq Nadim dalam kitabnya, Al-Fahrast.<ref>Ibnu Nadim, ''Al-Fahrast'', hlm. 59; Syarif al-Qursyi, Baqir, ''Hayat al-Imam al-Muhammad al-Baqir'', jld. 1, hlm. 174.</ref>
Imam Baqir as mengkhususkan sebagian waktunya untuk menjelaskan pembahasan tafsir.  Ia mebuat majelis-majelis tafsir dan menjawab soal serta subhat-subhat para ulama dan masyarakat umum. Imam Baqir as menulis sebuah kitab tafsir Al-Quran yang disebutkan oleh Muhammad bin Ishaq Nadim dalam kitabnya, ''Al-Fahrast''.<ref>Ibnu Nadim, ''Al-Fahrast'', hlm. 59; Syarif al-Qursyi, Baqir, ''Hayat al-Imam al-Muhammad al-Baqir'', jld. 1, hlm. 174.</ref>
Imam Baqir as menyebutkan bahwa makrifat dan pengetahuuan Al-Quran hanya terbatas pada Ahlulbait as. Hal ini karena [[Ahlulbait]] yang mampu membedakan ayat-ayat [[muhkamat]], [[mutasyabihat]], nasikh dan mansukh. Ilmu semacam ini tidak terdapat pada seorang pun selain Ahlulbait. Oleh karena itu, Imam Baqir as berkata, "Tidak ada satu pun seperti tafsir [[Alquran]] yang jauh dari akal masyarakat. Hal ini karena pada satu [[ayat]] yang perkataannya bersambung memiliki awal ayat yang berbicara satu masalah, sementara di akhir ayatnya mebicarakan masalah lain. Dan perkataan bersambung ini bisa dikembalkan kepada beberapa bentuk."<ref>Guruh-e Muallifan, ''Pishvayan-e Hidayat'', hlm. 320.</ref>
 
Imam Baqir as menyebutkan bahwa makrifat dan pengetahuuan Alquran hanya terbatas pada Ahlulbait as. Hal ini karena [[Ahlulbait]] yang mampu membedakan ayat-ayat [[muhkamat]], [[mutasyabihat]], nasikh dan mansukh. Ilmu semacam ini tidak terdapat pada seorang pun selain Ahlulbait. Oleh karena itu, Imam Baqir as berkata, "Tidak ada satu pun seperti tafsir [[Alquran]] yang jauh dari akal masyarakat. Hal ini karena pada satu [[ayat]] yang perkataannya bersambung memiliki awal ayat yang berbicara satu masalah, sementara di akhir ayatnya mebicarakan masalah lain. Dan perkataan bersambung ini bisa dikembalikan kepada beberapa bentuk."<ref>Guruh-e Muallifan, ''Pishvayan-e Hidayat'', hlm. 320.</ref>


===Hadis===
===Hadis===
Pengguna anonim