Lompat ke isi

Tauhid: Perbedaan antara revisi

5 bita ditambahkan ,  26 November 2022
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Habrizen
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Habrizen
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 43: Baris 43:


==Tauhid dalam Al-Quran==
==Tauhid dalam Al-Quran==
Urgensitas pokok tauhid dalam [[Al-Quran]] sebagai konten asli wahyu [[Rasulullah saw]] tak lain adalah pendeklarasian keesaan Tuhan<ref>Rujuk Q.S. Al-Kahf: 110; Q.S. Al-Anbiya: 108. </ref>  dan untuk menghilangkan segala klaim non-tauhid juga diisyaratkan bahwa pemberi wahyu semua para nabi adalah satu Tuhan (yaitu Allah swt). <ref>Q.S. Al-Syura: 3. </ref>
Urgensitas pokok tauhid dalam [[Al-Quran]] sebagai konten asli wahyu [[Rasulullah saw]] tak lain adalah pendeklarasian keesaan Tuhan<ref>Rujuk Q.S. Al-Kahf: 110; Q.S. Al-Anbiya: 108. </ref>  dan untuk menghilangkan segala klaim non-tauhid juga diisyaratkan bahwa pemberi wahyu semua para nabi meyakini satu Tuhan (yaitu Allah Swt). <ref>Q.S. Al-Syura: 3. </ref>


Implikasi tentang keesaan Allah dalam Al-Quran diungkapkan dengan beragam ungkapan:
Implikasi tentang keesaan Allah dalam Al-Quran diungkapkan dengan beragam ungkapan:
Baris 49: Baris 49:
*Ketunggalan Allah: ''Huwallahu Ahad'' (dan juga: ''innama Huwa Ilâhun Wâhidun, Allahu al-Wâhidu, innama Allahu Ilâhun Wâhidun'').
*Ketunggalan Allah: ''Huwallahu Ahad'' (dan juga: ''innama Huwa Ilâhun Wâhidun, Allahu al-Wâhidu, innama Allahu Ilâhun Wâhidun'').
*Satu Tuhan untuk kesemuanya: ''Ilâhukum Ilahun Wâhidun'' (dan juga: ''Ilahuna wa Ilahukum Wâhidun, Ilâhin Nâsi'').
*Satu Tuhan untuk kesemuanya: ''Ilâhukum Ilahun Wâhidun'' (dan juga: ''Ilahuna wa Ilahukum Wâhidun, Ilâhin Nâsi'').
*Tuhan seluruh Alam: ''Huwa allazi fi al-Samâi Ilahun wa fi al-Ardhi Ilahun''.
*Tuhan seluruh Alam: ''Huwa alladzi fi al-Samâi Ilahun wa fi al-Ardhi Ilahun''.
*Mencela orang-orang yang meyakini adanya Tuhan-tuhan atau setiap Tuhan dengan Allah: ''A ifkan Alihah dunallahi Turîduun.'' <ref>Q.S. Al-Shaffat: 86, juga rujuklah surah Al-An'am: 91; Maryam: 81; Q.S.Al-Anbiya: 34;  Q.S.Yasin]]: 74; Q.S. Al-Hijr: 96; Qaf: 26; Q.S. Al-Mukminun: 117. </ref>
*Mencela orang-orang yang meyakini banyak tuhan atau keberadaan tuhan selain Allah: ''A ifkan Alihah dunallahi Turîduun.'' <ref>Q.S. Al-Shaffat: 86, juga rujuklah surah Al-An'am: 91; Maryam: 81; Q.S.Al-Anbiya: 34;  Q.S.Yasin]]: 74; Q.S. Al-Hijr: 96; Qaf: 26; Q.S. Al-Mukminun: 117. </ref>
*Legimitasi terhadap pentingnya pelepasan keyakinan beberapa Tuhan: ''wa la Taj'al ma'a Allahi Ilâhan Âkhar''. <ref>Q.S. Q.S. Al-Dzariyat: 51; rujuklah juga Q.S. Al-Nahl: 51; Q.S. Al-Qashash: 88; Q.S. Al-Isra': 22 dan 129. </ref>
*Legimitasi terhadap keharusan melepaskan keyakinan banyak tuhan: ''wa la Taj'al ma'a Allahi Ilâhan Âkhar''. <ref>Q.S. Q.S. Al-Dzariyat: 51; rujuklah juga Q.S. Al-Nahl: 51; Q.S. Al-Qashash: 88; Q.S. Al-Isra': 22 dan 129. </ref>
*Menolak klaim Trinitas dan tiga sesembahan: ''laqad Kafara al-Lazina Qalû inna Allaha Tsâlisun Tsalâtsah.'' <ref>Q.S. Al-Maidah: 73. </ref>
*Menolak klaim Trinitas dan tiga sesembahan: ''laqad Kafara al-Lazina Qalû inna Allaha Tsâlisun Tsalâtsah.'' <ref>Q.S. Al-Maidah: 73. </ref>
*Penafian anak dari Allah: ''Lam Yalid wa Lam Yûlad.'' <ref>Q.S. Al-Ikhlash: 3; Q.S. Al-Shaffat: 152; Q.S. Al-Nisa: 171; Q.S. Al-An'am: 100-101; Q.S. Maryam: 35, 88, 91, 92; Q.S. Al-Mukminun: 91; Q.S. Al-Zukhruf: 15, 81; Q.S. Al-Baqarah: 116; Q.S. Yunus: 68; Q.S. Al-Isra': 111; Q.S. Al-Kahf: 4; Q.S. Al-Anbiya: 26; Q.S. Al-Furqan: 2; Q.S. Al-Zumar: 4; Q.S. Al-Jin: 3. </ref>
*Penafian anak dari Allah: ''Lam Yalid wa Lam Yûlad.'' <ref>Q.S. Al-Ikhlash: 3; Q.S. Al-Shaffat: 152; Q.S. Al-Nisa: 171; Q.S. Al-An'am: 100-101; Q.S. Maryam: 35, 88, 91, 92; Q.S. Al-Mukminun: 91; Q.S. Al-Zukhruf: 15, 81; Q.S. Al-Baqarah: 116; Q.S. Yunus: 68; Q.S. Al-Isra': 111; Q.S. Al-Kahf: 4; Q.S. Al-Anbiya: 26; Q.S. Al-Furqan: 2; Q.S. Al-Zumar: 4; Q.S. Al-Jin: 3. </ref>
Baris 61: Baris 61:
Demikian juga dalam rangka mencela orang-orang Kristen yang menyebut Isa as dan ibundanya sebagai Tuhan, Al-Quran mengingatkan bahwa pada [[hari kiamat]] kelak, [[Nabi Isa]] berlepas diri dari keyakinan ini dan akan mengatakan telah menyeru mereka kepada penghambaan Allah dan dengan inilah dia diperintahkan. <ref>Lihat Q.S. Al-Maidah: 116-117. </ref>
Demikian juga dalam rangka mencela orang-orang Kristen yang menyebut Isa as dan ibundanya sebagai Tuhan, Al-Quran mengingatkan bahwa pada [[hari kiamat]] kelak, [[Nabi Isa]] berlepas diri dari keyakinan ini dan akan mengatakan telah menyeru mereka kepada penghambaan Allah dan dengan inilah dia diperintahkan. <ref>Lihat Q.S. Al-Maidah: 116-117. </ref>


Disamping kata Allah dan Ilah, kata Rab dalam Al-Quran juga lebih dipakai dari apapun  untuk menegaskan akan keesaan Allah, khususnya dalam pengaturan semesta, yakni tauhid rububiyah <ref>Semisalnya rujuk Q.S.Al-An'am: 164. </ref>  dan makna-makna yang telah disebutkan dalam ibarat-ibarat seperti ''Rabbul Âlamin'' (41 kali), ''Rabbus Samâwâti wa al-Ardh'' (10 kali), ''Rab al-Arsy, Rab al-Samâwâti al-Sab'i, Rab al-Masyriq wa al-Maghrib, Rab al-Masyariq, Rab al-Masyriqain wa Rab al-Maghribain, Rab kulli Syaiin, Rabb an-Nas'', <ref>Rujuk Abdul Baqi, di bawah kata Rab. </ref>  adalah resonansi tauhid Al-Quran.
Disamping kata Allah dan Ilah, kata Rab dalam Al-Quran juga lebih dipakai dari kata apapun  untuk menegaskan akan keesaan Allah, khususnya dalam pengaturan semesta, yakni tauhid rububiyah <ref>Semisalnya rujuk Q.S.Al-An'am: 164. </ref>  dan makna-makna yang telah disebutkan dalam ibarat-ibarat seperti ''Rabbul Âlamin'' (41 kali), ''Rabbus Samâwâti wa al-Ardh'' (10 kali), ''Rab al-Arsy, Rab al-Samâwâti al-Sab'i, Rab al-Masyriq wa al-Maghrib, Rab al-Masyariq, Rab al-Masyriqain wa Rab al-Maghribain, Rab kulli Syaiin, Rabb an-Nas'', <ref>Rujuk Abdul Baqi, di bawah kata Rab. </ref>  adalah resonansi tauhid Al-Quran.


===Latar Belakang dan Sejarah Monoteisme dalam Perspektif Al-Quran===
===Latar Belakang dan Sejarah Monoteisme dalam Perspektif Al-Quran===
Pengguna anonim