Lompat ke isi

Reza Ramazani Gilani

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Ridha Ramadhani Gilani)
Informasi Pribadi
Nama LengkapReza Ramazani Gilani
Lahir1342 HS
Tempat lahirRasyt, Gilan
Tempat tinggalQom
Informasi ilmiah
Guru-guruSyekh Bahjat • Muhammad Fadhil Lankarani • Wahid KhurasaniAbdullah Jawadi Amuli • Yahya Anshari Syirazi
Tempat pendidikanRasyt • MasyhadQom
Karya-karyaAra' Akhlaki Alamah Thaba'thaba'i • Islam Syenasi • Taube dar Qur'an • Tafsir Sure Hamd • Thaharat Ahl-e Ketab
Kegiatan Sosial dan Politik
PolitikAnggota Majlis Khubregan-e Rahbari
SosialSekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as • Mantan Ketua Direktur Pusat Islam Hamburg.
Situs resmihttp://ramazani-gilani.ir


Reza Ramadani Gilani (bahasa Arab:رضا رمضاني الجيلاني) (lahir tahun 1342 HS) adalah seorang tokoh agama dan politik Iran yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as dan Anggota Majelis Khubregan Rahbari. Di samping dua peran strategis tersebut, Reza Ramadani telah memegang sejumlah tanggung jawab penting lainnya. Ia pernah dipercaya untuk memimpin Pusat Islam Imam Ali di Austria, mengemban amanah sebagai Direktur Pusat Islam Hamburg di Jerman, serta menjadi Ketua Persatuan Ulama dan Teolog Syiah Eropa.

Di samping aktivitasnya sebagai pengajar di Hauzah dan perguruan tinggi, Reza Ramadani Gilani juga telah melahirkan banyak karya tulis. Pemikirannya dituangkannya dalam berbagai buku yang membahas topik-topik fikih, Al-Qur'an, sejarah, irfan, akhlak, dan sosial. Karya-karyanya tersebut tidak hanya tersedia dalam bahasa Persia dan Arab, tetapi juga telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa internasional seperti Jerman, Turki, Indonesia, dan Bosnia.

Kontribusinya dalam dunia keilmuan lebih lanjut diwujudkan melalui keanggotaannya dalam Tim Teologi dan Filsafat untuk Ensiklopedia Al-Qur'an. Ia juga pernah berperan sebagai ahli ilmu Al-Qur'an (muhaqqiq) untuk Radio Ma'arif dan anggota dewan penilai ilmiah untuk buku-buku Hauzah.

Biografi dan Pendidikan

Reza Ramadani Gilani dilahirkan di kota Rasyt pada tanggal 2 Esfand 1342 HS [1]. Minatnya dalam mendalami ilmu agama telah tumbuh sejak dini, di mana ia secara paralel mempelajari berbagai pelajaran agama secara non-formal sembari menyelesaikan pendidikan menengahnya. Komitmennya terhadap studi keislaman semakin mendalam ketika pada tahun 1359 HS, ia memutuskan untuk memasuki lembaga pendidikan keagamaan secara formal dan menempuh kursus dasar di Madrasah Mahdaviyah dan Mostofi yang berlokasi di Rasyt [2].

Reza Ramadani Gilan kemudian melanjutkan perjalanan intelektualnya dengan berpindah ke kota Masyad pada tahun 1363 HS. Selama empat tahun di sana, ia secara intensif menimba ilmu dari sejumlah ulama terkemuka, di antaranya Hujjat Hasyemi Khurasani, Mirza Hossein Faqih Sabzevari, dan Seyyed Jalaluddin Asytiyani.[3]

Pada tahun 1367 HS, dalam rangka mendalami studi tingkat tinggi (dars kharej), ia berpindah ke pusat ilmu keagamaan di Qom. Hingga tahun 1380 HS, Gilani berkesempatan untuk belajar dan mengambil ilmu dari marja' dan cendekiawan Muslim terpandang. Di antara guru-gurunya yang tercatat adalah Muhammad Taqi Bahjat, Ayatullah Wahid Khurasani, Ayatullah Fadhel Lankarani, Ayatullah Hasanzadeh Amoli, Ayatullah Makarim Syirazi, Ayatullah Jawadi Amuli, Ayatullah Muhammad Hadi Ma'refat, Ayatullah Yahya Ansari Shirazi, dan Ayatullah Hakim Askari Gilani dalam berbagai disiplin ilmu agama Islam.[4].

Reza Ramadani Gilani berhasil menyelesaikan studi magisternya dalam bidang Teologi di Universitas Qom pada tahun 1373 HS, dengan mempertahankan tesis berjudul "Nama-Nama Tuhan dalam Al-Qur'an dan Irfan".[5] Komitmennya dalam pendidikan agama formal kemudian berlanjut dengan diperolehnya gelar Sathe Char (setara doktoral) dari pendidikan Hawzah pada tahun 1385 HS.

Perjalanan akademisnya meluas hingga ke benua Eropa, di mana ia sekaligus mempelajari bahasa Jerman dan melanjutkan studi doktoral dalam Filsafat Etika di Universitas Wina, Austria. Disertasinya yang monumental berjudul "Etika Global Perspektif Hans Küng dan Allamah Thabathaba'i" menjadi karya akademisnya dalam meraih gelar doktor.[6].

Pengajaran dan Karya

Reza Ramadani Gilani memulai perjalanan panjangnya dalam dunia pengajaran sejak tahun 1361 HS dengan melibatkan diri dalam pendidikan ilmu-ilmu Hawzah.[7] Komitmen akademisnya kemudian meluas ke pendidikan tinggi, di mana ia mulai berkontribusi sebagai pengajar di berbagai universitas sejak tahun 1367 HS. [8]Pengalamannya yang sangat signifikan terletak pada pengajaran mata kuliah tingkat lanjut (dars kharej) dalam bidang fikih, yang telah dijalaninya selama lebih dari dua dekade. Di antara topik-topik fikih kontemporer yang menjadi fokus pengajarannya adalah "Ijtihad dan Taqlid", "Fikih Perlawanan" (Fiqh al-Muqawamah), "Kesucian Ahli Kitab", "Murtad", dan "Kaidah Ilzam". Hingga saat ini, empat judul dari materi pengajarannya telah berhasil diterbitkan, sementara rekaman pengajaran lainnya sedang dalam proses penyuntingan untuk diterbitkan di masa mendatang.

Reza Ramadani Gilani telah menunjukkan produktivitas intelektual yang luar biasa melalui karya-karyanya. Hingga kini, beliau telah menulis lebih dari 50 jilid buku yang mencakup berbagai disiplin ilmu, mulai dari fikih, Al-Qur'an, sejarah, irfan, akhlak, hingga persoalan sosial.[9]. Karya-karyanya ini tidak terbatas pada satu bahasa, melainkan telah diterbitkan dalam berbagai bahasa, seperti Persia, Arab, Jerman, Turki, Indonesia, dan Bosnia, menjadikan pemikirannya dapat diakses oleh khalayak internasional.

Beberapa judul karyanya yang telah diterbitkan antara lain:

  • "Negaresyi bar Khod-e No'ye Ensan" (Sebuah Pandangan tentang Diri Jenis Manusia)
  • "Farhang-Sazi-ye Dini dar Nehzat-e Asyura" (Membangun Budaya Religius dalam Gerakan Asyura)
  • "Daramadi bar Nezam-e Hoquqi va Akhlaki-ye Khanevadeh" (Pengantar Sistem Hukum dan Etika Keluarga)
  • "Daramadi bar Kolliyyat-e Gonah-Syenasi" (Pengantar Ilmu Dosa: Sebuah Tinjauan Umum)
  • "Ara-ye Akhlaki-ye Allamah Thabathaba'i" (Pemikiran-Pemikiran Etika Allamah Thabathaba'i) [10]

Di kancah global, Ramadani Gilani juga kerap bertindak sebagai perwakilan resmi para Maraji' Syiah di berbagai akademi dan konferensi internasional. Sebagai seorang cendekiawan yang aktif, beliau telah berkeliling ke berbagai penjuru dunia, termasuk benua Asia, Eropa, dan Afrika, untuk menyampaikan ceramah dan mempresentasikan makalah-makalah ilmiahnya.

Reza Ramadani Gilani telah memainkan peran signifikan dalam bidang dialog antaragama dan keilmuan secara internasional. Keanggotaannya dalam Perhimpunan Agama dan Mazhab di Universitas Hamburg serta inisiatifnya dalam menyelenggarakan forum-forum dialog ilmiah di berbagai negara, seperti: Jerman, Prancis, Austria, India, Suriah, Irak, Pakistan, Georgia, Madagaskar, dan Afrika, menjadi bukti komitmennya dalam membangun jembatan pemahaman antarbudaya.

Kiprah akademisnya juga tercermin melalui serangkaian ceramah dan presentasi makalah ilmiah yang disampaikannya di berbagai universitas terkemuka dunia, termasuk Universitas Hamburg, Hannover, Sorbonne (Prancis), Wina (Austria), New Delhi, dan Aligarh.

Dalam lingkup dialog antaragama yang lebih khusus, ia aktif berpartisipasi dan menyampaikan pidato dalam pertemuan-pertemuan ilmiah di institusi keagamaan terpercaya, seperti Pusat Pengajaran Ilmu Agama Katolik di Orsay, Prancis, serta Kantor Urusan Uskup Eropa Tengah di Paris.

Di tingkat domestik, kontribusi keilmuannya terus berlanjut melalui keanggotaan dalam Kelompok Teologi dan Filsafat untuk Ensiklopear Al-Qur'an di Kantor Dakwah Hauzah Ilmiah Qom. Selain itu, ia juga berperan sebagai ahli ilmu Al-Qur'an dan pendidikan di Radio Ma'arif, serta sebagai anggota dewan penilai ilmiah untuk buku-buku Hawzah, yang semakin melengkapi portofolio aktivitas keilmuannya. [11]

Reza Ramadani Gilani, dalam kapasitasnya sebagai Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as, telah memberikan perhatian dan prioritas khusus bagi pengembangan serta kemajuan sejumlah platform digital dan media yang strategis. Perhatian khusus ini secara nyata diwujudkan dengan mendorong pengembangan Ensiklopedia Virtual Mazhab Ahlul Bait Wiki Syiah, Kantor Berita ABNA, serta Jaringan Televisi Satelit Tsaqalayn.

Tanggapan terhadap Surat Sekretaris Jenderal PBB tentang Serangan terhadap Muslim

Dalam upaya mendukung pernyataannya yang mengingatkan dunia akan bahaya penyebaran kebencian dan serangan terhadap Muslim di tengah pandemi virus Corona, Ramadani Gilani secara resmi menyurati Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk menyampaikan apresiasinya. [12] Dalam suratnya, dia menegaskan bahwa ancaman terbesar terhadap stabilitas global—baik di bidang keamanan, ekonomi, maupun kesehatan masyarakat—justru bersumber dari ambisi negara-negara tertentu yang memupuk kebencian. Politik pecah-belah yang mengobarkan polarisasi, seperti antara Muslim dan non-Muslim atau antara Syiah dan Sunni, sengaja dihidupkan untuk memicu konflik yang pada akhirnya menggerakkan pasar senjata mereka. [13] Ramadani menegaskan bahwa upaya menolak segala bentuk kebencian dan membendung arus penyebarannya bukan sekadar kewajiban moral, melainkan sebuah tanggung jawab kolektif yang harus dipikul bersama oleh seluruh umat manusia. [14]

Surat kepada Paus Frensiskus

Pada tahun 2005, Ramadani Gilani (saat itu masih memegang tampuk kepemimpinan sebagai Presiden Uni Eropa untuk Cendekiawan dan Teolog Syiah) mengambil sikap tegas dengan mengirimkan surat protes kepada Paus Fransiskus. Surat tersebut merupakan bentuk kecamannya atas tindakan majalah Charlie Hebdo yang menghina Nabi Muhammad SAW. Dengan suara lantang, ia menyerukan penghormatan terhadap seluruh nabi Allah, menegaskan bahwa aksi penghinaan semacam itu telah melampaui batas etika dan nilai-nilai kemanusiaan. Lebih jauh, ia mendesak diwujudkannya solidaritas antarumat beragama untuk bersama-sama melawan segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama.[15] Merespons hal ini, Paus Fransiskus pun menyampaikan komitmennya untuk mendorong terciptanya perdamaian dan budaya saling menghormati di antara seluruh komunitas global.

Wawancara tentang Surat Ayatullah Khamenei kepada Pemuda Barat

Pasca diterbitkannya dua surat Ayatullah Khamenei yang bersejarah bagi pemuda Barat, Ramadani hadir dalam sebuah wawancara khusus untuk mengupas makna mendalam di balik pesan-pesan tersebut. Dengan penuh keyakinan, ia memaparkan visi bahwa Ayatullah Khamenei tengah memikul tanggung jawab sejarah dan misi global untuk merajut harmoni dalam peradaban manusia, sebuah harmoni yang berpijak pada pilar akal sehat dan spiritualitas.

Lebih lanjut, dengan nada prihatin, Ramadani memperingatkan bahaya laten dari gerakan penyeragaman budaya global yang ia nilai tengah menggerogoti keberagaman umat manusia. Menurutnya, gerakan ini bertumpu pada tiga racun pemikiran: "sikap arogan dan permusuhan", "pembebasan nilai moral tanpa batas", serta "pengingkaran terhadap makna hidup". Dalam pandangannya, trilogi racun inilah yang menjadikan homogenisasi budaya sebagai ancaman serius yang terus menggerogoti sendi-sendi kemanusiaan. [16]

Kegiatan Budaya dan Eksekutif

Kegiatan budaya dan eksekutif Reza Ramadani meliputi:

  • Menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Majelis Global Ahlul Bait dengan dekrit dari Ayatullah Khamenei (2019 M) [17]
  • Menjadi Kepala Departemen Ilmu-Ilmu Islam di Universitas Gilan (1992–1994 M)
  • Mendirikan Lembaga Agama dan Etika (2000 M)
  • Mendirikan Kompleks Budaya dan Keagamaan Etrat di Rasht (meliputi tiga bagian: Majelis Penyintas kepada Imams Suci as, Lembaga Budaya dan Keagamaan Thaqalayn, dan Yayasan Amal Hadrat Abbas al-Muqawwim as)
  • Menjabat sebagai Wakil Wali Fiqih di Provinsi Alborz dan Imam Jumat di Karaj (2001–2005 M)
  • Menjabat sebagai Ketua Pusat Islam Imam Ali as di Wina, Austria (2006–2009 M)
  • Menjadi Perwakilan Rakyat Provinsi Gilan dalam periode keempat, kelima, dan keenam Majelis Kebijakan Pemimpin
  • Menjabat sebagai Imam dan Direktur Pusat Islam Hamburg di Jerman dengan dekrit dari Ayatullah Khamenei, Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran (2009–2018 M)
  • Menjadi Ketua Dewan Ulama untuk Pengawasan dan Arbitrase Federasi Pusat Syiah di Jerman (2010 M)
  • Menjabat sebagai Ketua Federasi Eropa untuk Ulama dan Teolog Syiah (2014–2018 M)
  • Mendirikan Lembaga Keagamaan (Hawza Ilmiyyah) di Hamburg (2013 M) [18]

Catatan Kaki

  1. "Anggota Majelis KhubreganRahbari: Reza Ramadani", Situs Resmi Majelis Khubregan Rahbari.
  2. "Anggota Majelis Khubregan Rahbari: Reza Ramadani", Situs Resmi Majelis Khubregan Rahbari.
  3. "Anggota Majlis Khubregan Rahbari: Reza Ramadani, Situs Resmi Majelis Khubregan Rahbari
  4. "Anggota Majelis Khubregan Rahbari: Reza Ramadani", Situs Resmi Majelis Khubregan Rahbari.
  5. "Biografi Ayatullah Reza Ramadani", Situs Resmi Kantor Ayatullah Dr. Reza Ramadani Gilani.
  6. "Anggota Majelis Khubregan Rahbari: Reza Ramadani", Situs Resmi Majelis Khubregan Rahbari.
  7. "Anggota Majelis Khubregan Rahbari: Reza Ramadani", Situs Resmi Majelis Khubregan Rahbari.
  8. "Anggota Majelis Khubregan Rahbari: Reza Ramadani, Situs Resmi Majelis Khubregan Rahbari
  9. "Anggota Majelis Khubregan Rahbari: Reza Ramadani, Situs Resmi Majelis Khubregan Rahbari
  10. "Ayatullah Reza Ramadani Gilani, Situs Adyan wa Madzahib University.
  11. "Anggota Majelis Khubregan Rahbari: Reza Ramadani", Situs Resmi Majelis Khubregan Rahbari.
  12. "Peringatan Sekretaris Jenderal PBB tentang Gelombang Kebencian dan Rasisme Akibat Pandemi Corona", BBC Persia.
  13. "Surat Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as kepada Sekretaris Jenderal PBB", ISNA.
  14. "Surat Sekretaris Jenderal Lembaga Internasional Ahlulbait as kepada Sekretaris Jenderal PBB", ISNA.
  15. "Surat Presiden Uni Eropa untuk Cendekiawan dan Teolog Syiah atas langkah Paus Fransiskus, Situs Resmi Hawzah
  16. "Pemimpin Revolusi memiliki misi historis untuk menciptakan harmoni dalam masyarakat manusia", Situs Resmi Hawzah
  17. "Pengangkatan Hojatoleslam Ramadani Sebagai Sekretaris Jenderal Majelis Global Ahlul Bait as", Situs Resmi Kantor Pemimpin Agung.
  18. "Anggota Majelis Kebijakan Pemimpin: Reza Ramadani", Situs Resmi Majelis Kebijakan Pemimpin.

Daftar Pustaka