Lompat ke isi

Mustadrak 'Ala Shahihain (buku)

Dari wikishia

Mustadrak 'Ala Shahihain (المستدرک علی الصحیحین) adalah kitab yang melengkapi Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, yang ditulis atas permintaan sekelompok Ahlusunah oleh Al-Hakim al-Naisyaburi pada tahun 373 Hijriah. Kitab ini berisi sekitar 8.803 hadis. Sebagian besar riwayatnya berkaitan dengan fikih, dimulai dari kitab Al-Iman dan diakhiri dengan kitab Al-Ahwal (yang berkaitan dengan hari kiamat).

Menurut klaim Al-Hakim, hanya riwayat-riwayat yang memenuhi syarat kesahihan berdasarkan standar Bukhari dan Muslim yang dimasukkan ke dalam kitab ini. Namun, dalam beberapa kasus, dia juga menyertakan hadis-hadis yang dia anggap sahih. Dia juga menyampaikan riwayat-riwayat yang bertentangan dan berusaha mendamaikannya. Terkadang, dia memberikan penjelasan tentang teks hadis dan menilai kredibilitas atau kelemahan perawi.

Dalam kitab Al-Mustadrak, Al-Hakim menyampaikan sekitar 260 riwayat seperti Hadis Ghadir dan Hadis Thair yang berkaitan dengan keutamaan Imam Ali as. Karena hal ini, beberapa ahli hadis mengkritik Al-Hakim dan kitabnya.

Beberapa ulama Ahlusunah seperti Arma'i dan As-Suyuti menganggap kitab Al-Mustadrak Al-Hakim setara dengan Kutubus Sittah, sementara yang lain mencatat adanya hadis-hadis lemah dalam Al-Mustadrak. Ibnu al-Jauzi menyebutkan sekitar 60 hadis dari kitab ini dalam bukunya Al-Maudhu'at.

Banyak buku yang telah ditulis tentang Al-Mustadrak Al-Hakim, yang menunjukkan pentingnya kitab ini di kalangan ulama Ahlusunah. Kitab ini telah dicetak ulang berkali-kali.

Penulis

Muhammad bin Abdullah, yang dikenal sebagai Al-Hakim al-Naisyaburi atau Ibnu al-Baiyi' (321-405 H), adalah seorang ahli hadis dari Ahlusunah. Beberapa sumber menyebutkan bahwa dia telah menulis lebih dari 1.000 karya. Di antara karyanya adalah Tarikh Naisabur, Fadhail Fatimah az-Zahra, [1] Maqtal al-Husain, Ma'rifah Ulum al-Hadits [2], dan Al-Mustadrak ala ash-Shahihain. Templat:Sumber diperlukan[3] Beberapa ulama menganggap kitab Ma'rifah al-Hadits sebagai teks pertama yang disusun dalam ilmu hadis.[4] Al-Hakim dalam karyanya juga menyampaikan sebagian dari keutamaan Ahlul Bait. Beberapa ulama Ahlusunah menyebutnya sebagai Rafidhah dan menganggapnya sebagai Syiah.[5]

Penamaan dan Tema

Mustadrak berarti melengkapi atau menyempurnakan sebuah tulisan atau kitab. Dalam istilah hadis, kitab ini dimaksudkan sebagai pelengkap dan penyempurna kitab hadis, yang mengumpulkan hadis-hadis yang seharusnya dimasukkan dalam kitab pertama menurut metode penulis, tetapi tidak tercantum di dalamnya.[6]

Al-Mustadrak ala ash-Shahihain menurut klaim penulisnya, mengumpulkan hadis-hadis yang sahih berdasarkan metode Bukhari dan Muslim, memenuhi syarat keduanya, tetapi tidak tercantum dalam kedua kitab tersebut. Namun, Al-Hakim juga menambahkan hadis-hadis yang dia anggap sahih.[7] Al-Hakim al-Naisyaburi dalam teks Al-Mustadrak menyebut kitabnya dengan nama Al-Mustadrak ala ash-Syaikhain.[8] Beberapa ulama lain juga menyebut kitabnya dengan nama ini.[9]

Motivasi Penulisan

Al-Hakim al-Naisyaburi memulai penulisan Al-Mustadrak pada tahun 373 H. Dalam pengantar Al-Mustadrak, dia menjelaskan motivasinya menulis kitab ini adalah permintaan sekelompok Ahlusunah untuk mengumpulkan hadis-hadis yang sahih berdasarkan metode Bukhari dan Muslim, tetapi tidak tercantum dalam Shahihain. Dia juga menyebutkan bahwa beberapa orang mengkritik mereka karena jumlah hadis sahih yang mereka miliki kurang dari 10.000, padahal Bukhari dan Muslim tidak pernah mengklaim telah mencantumkan semua hadis sahih dalam kitab mereka.[10]

Metode Penulisan

Al-Hakim biasanya menandai hadis-hadis yang dia anggap sahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim dengan ungkapan "hadis ini sahih berdasarkan syarat Syaikhain (Bukhari dan Muslim) tetapi tidak diriwayatkan oleh keduanya".[11] Selain itu, di bawah hadis-hadis yang dia anggap sahih, dia mencantumkan ungkapan "hadis ini sanadnya sahih".[12]

Al-Hakim terkadang menyertakan lebih dari satu sanad untuk sebuah hadis. Dia juga menyertakan hadis sebagai syahid (penguat) untuk hadis utama, dan dalam beberapa kasus, dia menyertakan hadis yang bertentangan dengan hadis utama dan berusaha mendamaikannya. Dia juga memberikan penjelasan tentang sanad dan matan hadis, terutama untuk hadis-hadis yang dia anggap sahih sanadnya, dan memberikan penilaian terhadap perawi. Dia juga menggunakan simbol-simbol sanad, seperti "tsana" untuk "haddatsana" dan "anba" untuk "anba'ana".[13]

Kandungan Kitab

Kitab Al-Mustadrak berisi 8.803 hadis, 51 kitab, dan 3.647 judul. Sebagian besar hadisnya berkaitan dengan topik fikih. Al-Mustadrak dimulai dengan Kitab al-Iman[14] dan diakhiri dengan Kitab al-Ahwal (yang berkaitan dengan hari kiamat). Hadis pertama dalam Al-Mustadrak diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Rasulullah saw yang bersabda: "Sesungguhnya orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya." [15] Riwayat terakhir dalam kitab ini adalah pertanyaan seorang laki-laki kepada Ibnu Abbas tentang QS Al-Hajj: 47: "Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." Ibnu Abbas menjawab, "Lalu bagaimana dengan Surah Al-Ma'arij ayat 4 yang menyatakan: 'Kadar waktunya adalah lima puluh ribu tahun'?" Orang itu berkata, "Aku bertanya kepadamu, dan kamu memberiku jawaban." Ibnu Abbas berkata, "Ini adalah dua hari yang disebutkan Allah dalam Al-Qur'an, dan Dia lebih mengetahui tentang hal itu daripada kita."[16]

Ahlul Bait dalam Al-Mustadrak

Al-Hakim dalam Al-Mustadrak mengumpulkan sejumlah riwayat tentang keutamaan Ahlul Bait. Dia menyampaikan sekitar 260 riwayat tentang keutamaan Imam Ali as.Templat:Sumber diperlukan[17] Beberapa ahli hadis mengkritik Al-Hakim dan kitabnya karena menyampaikan riwayat seperti Hadis Thair dan Hadis Ghadir.[18] Menurut Ahmad Pakatchi, salah satu penulis Ensiklopedia Islam Besar, tuduhan bahwa Al-Hakim adalah Rafidhah atau Syiah disebabkan oleh adanya hadis-hadis ini dalam Al-Mustadrak.[19]

Keabsahan

Dikatakan bahwa beberapa ulama seperti Al-Muhaddits Al-Arma'i, Al-Suyuti, dan Al-Kanani menganggap Al-Mustadrak Al-Hakim al-Naisyaburi sebagai bagian dari Kutub al-Sittah.[20] Namun, beberapa ulama Ahlusunah mencatat adanya hadis-hadis lemah di dalamnya. Ibnu al-Jauzi (Abdurrahman bin Ali bin al-Jauzi, 510-597 H, ahli fikih Hanbali) menyebutkan sekitar 60 hadis dari Al-Mustadrak dalam bukunya Al-Maudhu'at. Al-Dzahabi (Muhammad bin Ahmad bin Utsman, 673-748 H, ahli hadis bermazhab Syafi'i) juga menulis buku berjudul Talkhis al-Mustadrak dan menghapus beberapa hadis dari kitab tersebut. Beberapa ulama menganggap Talkhis Adz-Dzahabi sebagai kritik terhadap Al-Mustadrak.[21]

Buku-buku yang Berkaitan dengan Al-Mustadrak

  • Fiharis Mustadrak; indeks hadis, daftar sahabat, dan indeks tematik hadis.
  • Talkhis al-Mustadrak; karya Adz-Dzahabi. Buku ini biasanya dicetak bersama Al-Mustadrak.
  • Mukhtasar Istidrak Adz-Dzahabi ala Mustadrak Al-Hakim; karya Ibnu Mulqin.
  • Taudhih al-Madrak fi Tashih al-Mustadrak; karya Jalaluddin As-Suyuti.
  • Tashih Ahadits al-Mustadrak baina Al-Hakim an-Naisaburi wa Adz-Dzahabi; karya Aziz Rasyid Muhammad Ad-Daini.
  • Tanbih al-Waham ala ma Ja'a fi Mustadrak Al-Hakim; karya Ramadhan Ahmad Muhammad.[22]

Pencetakan dan Publikasi

Menurut Fuad Sezgin, cetakan pertama Al-Mustadrak dilakukan di India, dan salinannya telah diterbitkan di Kairo, Madinah, Tunisia, dan tempat lainnya.

  • Darul Kutub al-Ilmiyah, Beirut, 1411 H, 5 jilid, penelitian: Mustafa Abdul Qadir Ata.
  • Darul Fikr, Beirut, 1422 H, 5 jilid, penelitian: Mahmud Mathraji.
  • Darul Ma'rifah, Beirut, 1418 H, 6 jilid, penelitian: Abdul Salam bin Muhammad bin Umar Allusy.
  • Al-Maktabah al-Ashriyah, Sidon, Lebanon, 1420 H, 10 jilid, penelitian: Hamdi Ad-Damardasy Muhammad.
  • Dar Ihya at-Turats al-Arabi, Beirut, 1422 H, 1 jilid tanpa Talkhis Adz-Dzahabi.[23]

Pranala Luar

Catatan Kaki

  1. Perpustakaan Digital Nur; https://noorlib.ir/book/view/11912/فضائل-فاطمة-الزهراء-(للحاکم)?viewType=html
  2. Perpustakaan Digital Nur; https://noorlib.ir/book/view/85086/معرفة-علوم-الحديث?viewType=pdf
  3. Perpustakaan Digital Nur; https://noorlib.ir/author/1048/حاکم-نیشابوری-محمد-بن-عبدالله
  4. Pakatchi, Penelitian tentang Kumpulan Hadis Ahlusunah, 1391 H, jilid 2, hlm. 91.
  5. As-Sam'ani, Al-Ansab, 1373 H, jilid 2, hlm. 402; Adz-Dzahabi, Tarikh al-Islam, jilid 28, hlm. 131-132, dikutip dari Pakatchi, Penelitian tentang Kumpulan Hadis Ahlusunah, 1391 H, jilid 2, hlm. 89.
  6. Najafzadeh, Ilmu Hadis, 1373 H, hlm. 273; Pakatchi, Penelitian tentang Kumpulan Hadis Ahlusunah, 1391 H, jilid 2, hlm. 84.
  7. Haji Khalifah, Kasyf az-Zhunun, 1410 H, jilid 2, hlm. 1672.
  8. Al-Hakim al-Naisyaburi, Al-Mustadrak, jilid 4, hlm. 488: dikutip dari Pakatchi, Penelitian tentang Kumpulan Hadis Ahlusunah, 1391 H, jilid 2, hlm. 83.
  9. Adz-Dzahabi, Siyar A'lam an-Nubala, 1427 H, 2006 M, jilid 17, hlm. 175, jilid 12, hlm. 577; Ibnu al-Jauzi, Al-Maudhu'at, jilid 1, hlm. 35, dikutip dari Pakatchi, Penelitian tentang Kumpulan Hadis Ahlusunah, 1391 H, jilid 2, hlm. 83.
  10. Al-Hakim al-Naisyaburi, Al-Mustadrak, Beirut, jilid 1, hlm. 2-3.
  11. Sebagai contoh, lihat Al-Mustadrak, Kitab al-Iman, jilid 1, hlm. 9: dikutip dari Al-Mustadrak ala ash-Shahihain; Majalah Muhaddits Now, edisi pra-1, Mehr dan Aban 1387 H, terbit: 19 Azar 1388 H. Diakses: 20 Farvardin 1396 H.
  12. Sebagai contoh, lihat Al-Mustadrak, Kitab al-Iman, hadis 233: dikutip dari Al-Mustadrak 'ala al-Shahihain; Majalah Muhaddits Now, edisi pra-1, Mehr dan Aban 1387 H, terbit: 19 Azar 1388 H. Diakses: 20 Farvardin 1396 H.
  13. Pakatchi, Penelitian tentang Kumpulan Hadis Ahlusunah, 1391 H, jilid 2, hlm. 92.
  14. Al-Hakim al-Naisyaburi, Al-Mustadrak, Beirut, jilid 1, hlm. 3.
  15. Al-Hakim al-Naisyaburi, Al-Mustadrak, 1435 H, jilid 1, hlm. 215.
  16. Al-Hakim al-Naisyaburi, Al-Mustadrak, 1435 H, jilid 8, hlm. 455.
  17. Sebagai contoh, lihat: An-Naisaburi, Al-Mustadrak, 1411 H, 1991 M, jilid 3, hlm. 142.
  18. Haji Khalifah, Kasyf az-Zhunun, 1410 H, jilid 2, hlm. 1672; Al-Sam'ani, Al-Ansab, 1373 H, jilid 2, hlm. 402.
  19. Pakatchi, Penelitian tentang Kumpulan Hadis Ahlusunah, 1391 H, jilid 2, hlm. 89.
  20. As-Suyuti, Jam' al-Jawami', jilid 1, hlm. 44; Al-Kattani, Ar-Risalah al-Mustathrafah, hlm. 21, dikutip dari Pakatchi, jilid 2, hlm. 89.
  21. Pakatchi, Penelitian tentang Kumpulan Hadis Ahlusunah, 1391 H, jilid 2, hlm. 90.
  22. Pakatchi, Penelitian tentang Kumpulan Hadis Ahlusunah, 1391 H, jilid 2, hlm. 90.
  23. Al-Mustadrak ala ash-Shahihain; Majalah Muhaddits Now, edisi pra-1, Mehr dan Aban 1387 H, terbit: 19 Azar 1388 H. Diakses: 20 Farvardin 1396 H.

Daftar Pustaka

  • Pakatchi, Ahmad, Pajuhishi Piramun Jawami'-e Hadisi Ahl-e Sunnat, Daneshgah Emam Sadig as, Teheran, 1391 S.
  • Haji Khalifa, Mustafa bin Abd Allah. Kasyf al-Zunun 'an Asami al-Kutub wa al-Funun. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-'Arabi, 1410 H/1990 M.
  • Hakim Nishaburi. Al-Mustadrak 'ala al-Sahihain, Dar al-Ma'arif. Beirut: tanpa tahun.
  • Hakim Nishaburi, Ahmad bin Ali, Al-Mustadrak 'ala al-Sahihain, Tadzkirah wa Tanqih: Markaz al-Buhuth wa Taqniyat al-Ma'lumat, Penerbit Dar al-Tasil - Beirut - Lebanon, 1415 H.
  • Sam'ani, Abdul Karim bin Muhammad, Anshab, Tahqiq: Abdul Rahman bin Yahya al-Maliki al-Yamani, Majlis Daira Ma'arif al-Utsmaniyyah, Hyderabad, 1382 H/1962 M.
  • Najfzadeh Barforush, Muhammad Baqir, Danesy Hadis, Teheran, Majid, 1373 S.
  • Al-Mustadrak 'ala al-Sahihain; Jurnal Muhaddisinu, Pisy Syahar 1, Muharram wa Aban 1387 S., Terbit: 19 Azar 1388 S. Diperbarui: 20 Farvardin 1396 S.