Konsep:Jam'iyyah Muassasah Al-Qardh Al-Hasan

Jam'iyyah Muassasah Al-Qardh Al-Hasan (bahasa Arab:جمعیة مؤسسة القرض الحَسَن) (bermakna: Asosiasi Yayasan Pinjaman Kebaikan) adalah sebuah lembaga keuangan-sosial dan nirlaba yang berafiliasi dengan Hizbullah Lebanon, didirikan pada tahun 1982 M. Yayasan ini memulai aktivitasnya sejak tahun 1983 M dengan tujuan memberikan pinjaman tanpa bunga sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Dengan lebih dari 30 cabang di berbagai wilayah Lebanon, yayasan ini menyediakan layanan seperti pinjaman mikro, pinjaman dengan jaminan emas, serta dukungan untuk proyek-proyek produktif dan keluarga. Sumber dananya berasal dari sumbangan masyarakat, simpanan emas, dan partisipasi para donatur.

Yayasan Al-Qardh Al-Hasan telah dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat dan juga menjadi target serangan militer Israel.

"Muassasah Al-Qardh Al-Hasan"; Lembaga Keuangan Sosial di Lebanon

Yayasan Al-Qardh Al-Hasan adalah salah satu lembaga keuangan-sosial yang berafiliasi dengan Hizbullah di Lebanon, didirikan dengan tujuan memberikan layanan kepada mereka yang membutuhkan. Disebutkan bahwa tugas utama yayasan ini adalah menghidupkan tradisi Qardh al-Hasan (pinjaman kebajikan) dan memberikan pinjaman tanpa bunga (non-riba) sesuai dengan prinsip Islam kepada warga Lebanon, tanpa memandang diskriminasi agama atau politik.

Yayasan Al-Qardh Al-Hasan memiliki banyak cabang di wilayah yang didiami oleh penganut Syiah di Lebanon, yang hingga tahun 2023 jumlahnya mencapai 34 cabang. Menurut laporan sumber berita, setelah krisis keuangan Lebanon sejak tahun 2019, yayasan ini memiliki peran yang lebih luas dan disambut baik oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Hizbullah juga mendukungnya dan mendorong masyarakat untuk menyimpan dana di sana. Israel menganggap yayasan ini sebagai salah satu sumber keuangan penting bagi Hizbullah.

Sejarah dan Pendirian

Lembaga keuangan Al-Qardh Al-Hasan didirikan pada tahun 1982 M menyusul invasi Israel ke Lebanon, dengan tujuan memberikan pinjaman non-ribawi kepada mereka yang membutuhkan. Yayasan ini memulai aktivitas resminya sejak tahun 1983 M dan pada tahun 1987 M menerima izin resmi dari Kementerian Dalam Negeri Lebanon. Menurut para pendirinya, sumber dana Yayasan Al-Qardh Al-Hasan tidak didasarkan pada aktivitas yang berorientasi keuntungan, melainkan melalui sumbangan masyarakat, simpanan para donatur, serta simpanan emas masyarakat.

Layanan dan Aktivitas

Salah satu cabang Yayasan Al-Qardh Al-Hasan di Beirut

Berdasarkan laporan, pada tahun 2020 dan 2021, yayasan ini telah memberikan lebih dari 212 ribu pinjaman senilai 553 juta dolar. Layanan yayasan ini meliputi:

• Memberikan berbagai jenis pinjaman tanpa bunga untuk keperluan seperti Pernikahan, perumahan, pengobatan, dan memulai usaha kecil.
• Pemberian pinjaman dengan jaminan emas.
• Dukungan untuk proyek mikro dan pertanian.
• Aktivitas di bidang pendidikan dan kesehatan.

Tantangan dan Sanksi Internasional

Yayasan Al-Qardh Al-Hasan menghadapi berbagai tantangan dari Amerika Serikat dan Israel. Departemen Keuangan AS menganggap yayasan ini sebagai kedok untuk aktivitas keuangan Hizbullah dan menjatuhkan sanksi pada tahun 2007, 2016, dan 2021. Pada tahun 2021, Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi terhadap enam karyawan "Yayasan Al-Qardh Al-Hasan" karena menggunakan rekening pribadi di bank-bank Lebanon untuk mentransfer lebih dari 500 juta dolar selama satu dekade.

Salah satu cabang Al-Qardh Al-Hasan Lebanon yang hancur akibat serangan udara Israel

Pada Desember 2020, yayasan ini menjadi target serangan siber yang mengakibatkan bocorsnya informasi nasabah. Israel juga dengan tujuan melemahkan struktur keuangan Hizbullah dan menciptakan perpecahan di antara para pendukungnya, menargetkan cabang-cabang yayasan ini dengan serangan udara; termasuk dalam perang tahun 2006, enam cabangnya dibom, dan pada Oktober 2024 dalam serangan luas, lebih dari 15 cabangnya di berbagai wilayah Lebanon termasuk pinggiran selatan Beirut dihancurkan.

Beberapa penentang Hizbullah di Lebanon juga mengkritik kurangnya pengawasan perbankan terhadap aktivitas yayasan ini.

Sikap dan Reaksi

Sayid Hasan Nasrullah, pemimpin Hizbullah saat itu, setelah bocornya informasi nasabah pada tahun 2020, meminta masyarakat untuk mendukung yayasan ini secara finansial guna melawan tekanan. Hizbullah, merujuk pada tuduhan keuangan AS dan Israel terhadap yayasan ini, mengklaim bahwa tidak ada satu pun dari klaim tersebut yang terdokumentasi dan merupakan bagian dari tekanan politik untuk melemahkan citra pelayanan gerakan ini. Menurut Hizbullah, tuduhan-tuduhan ini paling merugikan masyarakat berpenghasilan rendah yang bergantung pada layanan yang diberikan.

Yayasan Al-Qardh Al-Hasan juga selalu menolak segala tuduhan mengenai aktivitas militer atau keuangan ilegal dan menekankan bahwa kegiatannya sepenuhnya bersifat amal dan sosial serta memberikan layanan kepada seluruh warga Lebanon tanpa diskriminasi.