Lompat ke isi

Jawami' Al-Kalim

Dari wikishia

Jawami' al-Kalim adalah konsep hadis yang merujuk pada kumpulan ucapan-ucapan singkat, padat, dan penuh makna dari Nabi Muhammad saw. Ucapan-ucapan ini dalam beberapa sumber disandingkan dengan ayat-ayat Al-Qur'an, sementara dalam sumber lain disandingkan dengan hadis-hadis Nabi yang diriwayatkan oleh para perawi dengan redaksi yang sama persis seperti yang diucapkan oleh Nabi. Kitab Jami' al-'Ulum wa al-Hikam karya Ibnu Rajab al-Baghdadi adalah kitab paling penting yang membahas tentang Jawami' al-Kalim Nabi.

Analisis Linguistik

Jawami' al-Kalim adalah gabungan kata sifat (na'at-man'ut) di mana posisi sifat dan yang disifati saling bertukar.[1] Jawami' adalah bentuk jamak dari jami', sedangkan kalim adalah bentuk jamak dari kalimah. Kalimah sendiri mencakup satu kata atau sekumpulan kata.[2]

Makna Leksikal

Yang dimaksud dengan kalimah dalam istilah ini adalah sekumpulan kata, seperti sebuah khutbah atau syair.[3] Oleh karena itu, Jawami' al-Kalim merujuk pada kumpulan kalimat dan ucapan yang singkat, padat, dan mencakup makna yang luas. Dalam terminologi hadis, Jawami' al-Kalim merujuk pada ucapan-ucapan Nabi yang singkat, padat, dan penuh makna.

Makna Terminologis

Dalam hadis-hadis dijelaskan bahwa ucapan Nabi adalah ucapan yang menggunakan kata-kata yang sedikit tetapi mengandung makna yang sangat banyak.[4] Al-Munawi menjelaskan bahwa Nabi memiliki kemampuan khusus yang memungkinkan beliau menyampaikan pesan dengan singkat, padat, dan jelas, sehingga mudah dipahami oleh pendengarnya tanpa menimbulkan kebingungan.[5]

Kedudukan dalam Hadis

Istilah ini disebutkan dalam beberapa hadis dari sumber-sumber Syiah dan Sunni, dalam berbagai konteks, yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw.[6]

Dalam hadis terkenal dari Imam Hasan as, Jawami' al-Kalim disebut sebagai salah satu keistimewaan Nabi, di samping beberapa karakteristik lainnya.[7]

Contoh-contoh

Ada dua jenis contoh yang diberikan untuk Jawami' al-Kalim. Berdasarkan sebuah hadis dari Imam Shadiq as, Al-Qur'an disebut sebagai contoh utamanya.[8]

Sebagian lainnya berpendapat bahwa Jawami' al-Kalim merujuk pada ucapan-ucapan singkat dan penuh makna dari Nabi yang tersebar dalam kumpulan hadis-hadis beliau.[9] Namun, hanya hadis-hadis yang diriwayatkan tanpa perubahan redaksi oleh para perawi yang dianggap sebagai contoh Jawami' al-Kalim.[10] Oleh karena itu, hanya sebagian dari hadis-hadis Nabi yang dianggap sebagai contoh Jawami' al-Kalim.[11]

Sumber-sumber

Tentang hadis-hadis Nabi Muhammad saw yang merupakan contoh Jawami' al-Kalim, telah ditulis beberapa kitab sejak zaman dahulu.[12] Salah satu yang paling terkenal dan penting adalah Jami' al-'Ulum wa al-Hikam karya Ibnu Rajab al-Baghdadi, yang memilih dan menjelaskan lima puluh hadis Nabi sebagai contoh Jawami' al-Kalim.

Tafsir Sufistik

Terdapat penafsiran khusus tentang Jawami' al-Kalim dalam perkataan para sufi. Sayid Haidar Amuli[13] menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Jawami' al-Kalim adalah rahasia, hakikat, dan simbol-simbol yang diwahyukan kepada Nabi pada malam Isra' dan Mi'raj. Di tempat lain, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan istilah ini adalah kesempurnaan Nabi Musa dan Isa serta umat mereka, yang diberikan kepada Nabi Muhammad dalam bentuk satu kesatuan.[14]

Catatan Kaki

  1. Nasa'i, jilid 6, hlm. 3, catatan kaki Nuruddin bin Abdul Hadi as-Sindi
  2. Firuzabadi, entri "kalam"
  3. Ibnu al-Jauzi, jilid 3, hlm. 76
  4. Lihat Shaduq, 1404 H, jilid 2, hlm. 282-283; Ibnu Asakir, jilid 3, hlm. 343-344
  5. Jilid 1, hlm. 719
  6. Bukhari, jilid 4, hlm. 12; jilid 8, hlm. 76; Ibnu Hanbal, jilid 2, hlm. 412; Shaduq, 1404 H, jilid 1, hlm. 240; Ibnu Hanbal, jilid 2, hlm. 250, 442; Muslim bin Hajjaj, jilid 2, hlm. 64
  7. Lihat Shaduq, 1404 H, jilid 2, hlm. 282-283; Ibnu Asakir, jilid 3, hlm. 343-344
  8. Lihat Thusi, hlm. 484; Majlisi, jilid 16, hlm. 324
  9. Ibnu Rajab, jilid 1, hlm. 55
  10. Ibnu Hajar al-Asqalani, jilid 13, hlm. 209
  11. Lihat contohnya dalam Nawawi, jilid 1, hlm. 157; jilid 9, hlm. 102; Ibnu Hajar al-Asqalani, jilid 13, hlm. 209; Munawi, jilid 2, hlm. 161
  12. Lihat Ibnu Rajab, jilid 1, hlm. 56
  13. Amuli, hlm. 294
  14. Amuli, hlm. 356

Daftar Pustaka

  • Shaduq. Uyun Akhbar al-Ridha. Beirut: Husain Al-Amili, 1404 H.
  • Shaduq. Kitab Man La Yahduruhu al-Faqih. Qom: Ali Akbar Ghaffari, 1404 H.
  • Ibnu Jauzi, Zad al-Masir fi ‘Ilm al-Tafsir, cet. Muhammad bin Abdul Rahman Abdullah, Beirut, 1407/1987.
  • Ibnu Hanbal. Musnad Imam Ahmad bin Hanbal. Beirut: Dar al-Sadr, tanpa tahun.
  • Ibnu Hajar Asqalani. Fath al-Bari: Syarh Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar al-Ma'arif, tanpa tahun.
  • Ibnu Rajab, Jami' al-'Ulum wa al-Hikam, cet. Syu'aib Arnaut dan Ibrahim Bajis, Riyadh, 1423/2002.
  • Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, cet. Ali Shiri, Beirut, 1415–1421/1995–2001.
  • Amili, Haydar bin Ali, Jami' al-Asrar wa Mabah al-Anwar, cet. Henry Corbin dan Osman Ismail Yahya, Tehran, 1368 S.
  • Bukhari, Muhammad bin Ismail, Shahih al-Bukhari, [cet. Muhammad Dhahni Afandi], Istanbul, 1401/1981.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan, Al-Amali, Qom, 1414 H.
  • Firuzabadi, Muhammad bin Ya'qub, Al-Qamus al-Muhit, Beirut, 1412/1991.
  • Majlisi, Bihar al-Anwar.
  • Muslim bin Hajjaj, Al-Jami' al-Sahih, Beirut: Dar al-Fikr, tanpa tahun.
  • Manawi, Muhammad Abdulrauf bin Taj al-Arifin, Faidh al-Qadir: Syarh al-Jami' al-Saghir min Ahadits al-Bashir al-Nadheer, cet. Ahmad Abdul Salam, Beirut, 1415/1994.
  • Nasa'i, Ahmad bin Ali, Sunan al-Nasa'i, dengan penjelasan Jalaluddin al-Suyuti dan catatan tambahan Nuruddin bin Abdul Hadi Sindhi, Istanbul, 1401/1981.
  • Nawawi, Yahya bin Syarif, Sahih Muslim bi Syarh al-Nawawi, Beirut, 1407/1987.