Lompat ke isi

Berpakaian Hitam: Perbedaan antara revisi

Baris 19: Baris 19:


==Sunnahnya Berpakaian Hitam di Hari Berkabung para Pemuka Agama==
==Sunnahnya Berpakaian Hitam di Hari Berkabung para Pemuka Agama==
Mengenakan pakaian hitam untuk berkabung para pembesar agama adalah salah satu mustahab syar'i dalam mazhab Syiah, dan banyak ahli fikih telah mengeluarkan fatwa tentang hal itu untuk memuliakan syiar-syiar ilahi [8][9]. Istifta dari sebagian marja taklid Syiah seperti [[Sayid Ali Khamenei]], [[Sayid Ali Sistani]], [[Nashir Makarim Syirazi]], [[Luthfullah Shafi Ghulpaighani]] dan [[Husain Wahid Khurasani]] berdasarkan hal tersebut memfatwakan mustahabnya mengenak pakaian hitam dalam acara berkabung Ahlulbait as.[10] Dalam praktiknya, banyak ulama mengenakan pakaian hitam pada hari berkabung.[11] [[Ayatullah Mara'asyi Najafi]] dalam surat wasiatnya mewasiatkan pakaian berwarna hitam yang dikenakannya pada bulan Muharam dan Safar harus dikuburkan bersamanya.[12]
Mengenakan pakaian hitam untuk berkabung para pembesar agama adalah salah satu mustahab syar'i dalam mazhab Syiah, dan banyak ahli fikih telah mengeluarkan fatwa tentang hal itu untuk memuliakan syiar-syiar ilahi<ref> Mazhahiri, ''Farhangg-e Sug-e Syi'i'', hlm. 291.</ref>[9]. Istifta dari sebagian marja taklid Syiah seperti [[Sayid Ali Khamenei]], [[Sayid Ali Sistani]], [[Nashir Makarim Syirazi]], [[Luthfullah Shafi Ghulpaighani]] dan [[Husain Wahid Khurasani]] berdasarkan hal tersebut memfatwakan mustahabnya mengenak pakaian hitam dalam acara berkabung Ahlulbait as.[10] Dalam praktiknya, banyak ulama mengenakan pakaian hitam pada hari berkabung.[11] [[Ayatullah Mara'asyi Najafi]] dalam surat wasiatnya mewasiatkan pakaian berwarna hitam yang dikenakannya pada bulan Muharam dan Safar harus dikuburkan bersamanya.[12]


Namun terdapat sejumlah riwayat mengenai kemakruhan mengenakan pakaian berwarna hitam [13], dan berdasarkan itu, fukaha menilai makruh mengenakan pakaian berwarna hitam dalam salat atau secara umum; [14] Namun disebutkan dengan adanya amalan dan perkataan Ahlulbait as yang menunjukkan kebolehan memakai pakaian berwarna hitam pada acara-acara berkabung dan untuk kepentingan membesarkan syiar-syiar, maka mengenakan pakaian berwarna hitam dalam kondisi ini tidak lagi makruh.[15]
Namun terdapat sejumlah riwayat mengenai kemakruhan mengenakan pakaian berwarna hitam [13], dan berdasarkan itu, fukaha menilai makruh mengenakan pakaian berwarna hitam dalam salat atau secara umum; [14] Namun disebutkan dengan adanya amalan dan perkataan Ahlulbait as yang menunjukkan kebolehan memakai pakaian berwarna hitam pada acara-acara berkabung dan untuk kepentingan membesarkan syiar-syiar, maka mengenakan pakaian berwarna hitam dalam kondisi ini tidak lagi makruh.[15]
1.885

suntingan