Lompat ke isi

Keutamaan Sayidah Fatimah sa: Perbedaan antara revisi

Baris 101: Baris 101:
==Keutamaan Umum Ahl al-Bayt as==
==Keutamaan Umum Ahl al-Bayt as==
Menurut para ulama Syiah, karena Fatimah adalah salah satu dari Ashabul kisa’ dan salah satu Ahl al-Bayt As., setiap keutamaan yang disebutkan untuk mereka juga termasuk Fatimah. Beberapa keutamaan tersebut adalah:
Menurut para ulama Syiah, karena Fatimah adalah salah satu dari Ashabul kisa’ dan salah satu Ahl al-Bayt As., setiap keutamaan yang disebutkan untuk mereka juga termasuk Fatimah. Beberapa keutamaan tersebut adalah:
* Ahl al-Bayt As.  adalah setaraf dengan Al-Qur'an: hadits Saqalain yang terkenal adalah tentang posisi Al-Qur'an dan Ahl al-Bayt As. Nabi Saw bersabda: "Aku meninggalkan dua hal di antara kamu yang jika kamu berpegang padanya, kamu tidak akan pernah tersesat: Kitab Allah dan Ahlul baitku. [80] hadits ini telah diriwayatkan dalam sumber-sumber Syiah dan Ahlusunnah.[81]
* Ahl al-Bayt As.  adalah setaraf dengan Al-Qur'an: hadits Saqalain yang terkenal adalah tentang posisi Al-Qur'an dan Ahl al-Bayt As. Nabi Saw bersabda: "Aku meninggalkan dua hal di antara kamu yang jika kamu berpegang padanya, kamu tidak akan pernah tersesat: Kitab Allah dan Ahlul baitku.<ref> Kulaini, ''al-Kafi'', jld. 1, hlm. 294 </ref> hadits ini telah diriwayatkan dalam sumber-sumber Syiah dan Ahlusunnah.<ref> Nasa'i, ''al-Sunan al-Kubra'', jld. 7, hlm. 310, hadits no. 2408; Ibnu Hanbal, ''Fadhail Amir al-Mukminin Ali bin Abi Thalib'', hlm. 180 </ref>
* Dalam hadist Kisa’ : Hadits Kisa’  adalah tentang keutamaan lima orang dan disebutkan dalam sumber-sumber Syiah[82] dan Ahlusunnah[83]. Menurut riwayat ini, Nabi Islam SAW. menutupi keluarganya dengan kain sutra (kisa’) dan berdoa: "Ya Tuhan, inilah keluargaku." Bersihkan kotoran dari mereka dan sucikan mereka.” [84]
* Dalam hadist Kisa’ : Hadits Kisa’  adalah tentang keutamaan lima orang dan disebutkan dalam sumber-sumber Syiah<ref> Thusi, ''al-Amali'', hlm. 368; Kulaini, ''al-Kafi'', jld. 1, hlm. 287 </ref> dan Ahlusunnah.<ref> Ibnu hanbal, ''Fadhail Amir al-Mukminin Ali bin Abi Thalib'', hlm. 184; Muslim, ''Shahih Muslim'', jld. 4, hlm. 1883, hadits no. 2424; Thabari, ''al-Mustarsyid'', hlm. 598 </ref> Menurut riwayat ini, Nabi Islam SAW. menutupi keluarganya dengan kain sutra (kisa’) dan berdoa: "Ya Tuhan, inilah keluargaku." Bersihkan kotoran dari mereka dan sucikan mereka.” <ref> Ibnu hanbal, ''Fadhail Amir al-Mukminin Ali bin Abi Thalib'', hlm. 184; Muslim, ''Shahih Muslim'', jld. 4, hlm. 1883, hadits no. 2424; Thabari, ''al-Mustarsyid'', hlm. 598 </ref>
* Kapal penyelamat: Dalam hadits Safina, Nabi Islam membandingkan Ahl al-Bayt-nya dengan bahtera Nuh, bahwa siapa pun yang memasukinya akan selamat dan siapa pun yang tertinggal akan tenggelam.[85] Hadits ini telah dikutip dalam  Sumber-sumber syiah dan Ahlusunnah .[86]
* Kapal penyelamat: Dalam hadits Safina, Nabi Islam membandingkan Ahl al-Bayt-nya dengan bahtera Nuh, bahwa siapa pun yang memasukinya akan selamat dan siapa pun yang tertinggal akan tenggelam.<ref> Hakim Neisyaburi, ''Mustadrak ala Shahihain'', jld. 2, hlm. 373, hadits no. 3312 </ref> Hadits ini telah dikutip dalam  Sumber-sumber syiah dan Ahlusunnah.<ref> Hakim Neisyaburi, ''Mustadrak ala Shahihain'', jld. 2, hlm. 373, hadits no. 3312; Nu'mani, ''al-Ghaibah'', hlm. 44; Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 23, hlm. 120-126, jld. 29, hlm. 341 </ref>
* Aman Ahl al-Zamin: Dalam Hadits Aman, Nabi SAW. memperkenalkan Ahl al-Bayt (AS) sebagai Aman Ahl al-Zamin; Sebagaimana bintang Aman berasal dari langit.[87]
* Aman Ahl al-Zamin: Dalam Hadits Aman, Nabi SAW. memperkenalkan Ahl al-Bayt (AS) sebagai Aman Ahl al-Zamin; Sebagaimana bintang Aman berasal dari langit.<ref> Syekh Shaduq, ''Ilal al-Syara'i'', jld. 1, hlm. 123; Syekh Thusi, ''al-Amali'', hlm. 259 & 379; Thabari, ''Dzakhair al-'Uqaba'', jld. hlm. 77 & 78 </ref>
* Pengakuan pada wilayah Ahl al-Bayt AS. sebagai syarat bagi kesempurnaan para nabi: Menurut sebuah riwayat dari Nabi (saw), di alam Arwah para nabi tidak akan mencapai kesempurnaan kecuali ketika mengakui wilayah Ahl al-Bayt-nya yang disampaikan kepada mereka dan mereka menerima dan mengakuinya.[88] Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa pengakuan atas keutamaan dan kecintaan (atau ma’rifat) Sayidah Zahra SA.  dinyatakan sebagai syarat kesempurnaan para nabi.[89]
* Pengakuan pada wilayah Ahl al-Bayt AS. sebagai syarat bagi kesempurnaan para nabi: Menurut sebuah riwayat dari Nabi (saw), di alam Arwah para nabi tidak akan mencapai kesempurnaan kecuali ketika mengakui wilayah Ahl al-Bayt-nya yang disampaikan kepada mereka dan mereka menerima dan mengakuinya.<ref> Shaffar, ''Bashair al-Darajat'', hlm. 74: Deilami, ''Ghurar al-Akhbar'', hlm. 26 & 35 </ref>  Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa pengakuan atas keutamaan dan kecintaan (atau ma’rifat) Sayidah Zahra SA.  dinyatakan sebagai syarat kesempurnaan para nabi.<ref> Baharani Isfahani, ''Awalim al-Ulum'', hlm. 161 </ref>
* Kehadiran dalam posisi Aaraf: Allamah Tehrani percaya bahwa Sayidah Fatimah SA.  tidak diragukan lagi dalam status anak-anaknya yang ma’sum, dan alasan mengapa tidak ditentukan dalam riwayat ini bahwa dia berdiri di atas Aaraf adalah karena ada Orang yang kurang bijak berpikir bahwa Araaf benar-benar sebuah gunung yang didaki oleh Sayidah Zahra SA. Ini tidak sesuai dengan kehormatan dan kemaksumannya.  Dia juga mengklarifikasi bahwa alasannya adalah karena dalam riwayat yang telah dijelaskan di hadapan para imam; Nama Fatimah Sa. tidak disebutkan untuk menghormati martabatnya, terutama dalam riwayat, disebutkan bahwa nama tersebut tidak disebutkan karena kurangnya persepsi dan pemahaman masyarakat,  mereka tidak memahami fakta bahwa tidak ada jenis kelamin pada kedudukan  Aaraf yang lebih tinggi dari surga.Kewanitaan tidak bertentangan dengan maskulinitas dan semua gelar tersebut dihilangkan karena gelar tersebut terkait dengan tingkat ilmu yang lebih rendah dan milik surga dan neraka, yaitu mengapa nama suci Sayidah  Fatimah SA. disebutkan dalam gelar laki-laki Seperti dalam ayat 36 dan 37 Surah An- Nur, laki-laki bukan hanya para Imam, tetapi tentu termasuk  Sayidah Zahra SA. [90][Catatan 5]
* Kehadiran dalam posisi Aaraf: Allamah Tehrani percaya bahwa Sayidah Fatimah SA.  tidak diragukan lagi dalam status anak-anaknya yang ma’sum, dan alasan mengapa tidak ditentukan dalam riwayat ini bahwa dia berdiri di atas Aaraf adalah karena ada Orang yang kurang bijak berpikir bahwa Araaf benar-benar sebuah gunung yang didaki oleh Sayidah Zahra SA. Ini tidak sesuai dengan kehormatan dan kemaksumannya.  Dia juga mengklarifikasi bahwa alasannya adalah karena dalam riwayat yang telah dijelaskan di hadapan para imam; Nama Fatimah Sa. tidak disebutkan untuk menghormati martabatnya, terutama dalam riwayat, disebutkan bahwa nama tersebut tidak disebutkan karena kurangnya persepsi dan pemahaman masyarakat,  mereka tidak memahami fakta bahwa tidak ada jenis kelamin pada kedudukan  Aaraf yang lebih tinggi dari surga.Kewanitaan tidak bertentangan dengan maskulinitas dan semua gelar tersebut dihilangkan karena gelar tersebut terkait dengan tingkat ilmu yang lebih rendah dan milik surga dan neraka, yaitu mengapa nama suci Sayidah  Fatimah SA. disebutkan dalam gelar laki-laki Seperti dalam ayat 36 dan 37 Surah An- Nur, laki-laki bukan hanya para Imam, tetapi tentu termasuk  Sayidah Zahra SA.<ref> Tehrani, ''Ma'ad Syenasi'', jld. 10, hlm. 64-65 </ref>[Catatan 5]


==Fatimah lebih Unggul dari para Nabi dan Imam==
==Fatimah lebih Unggul dari para Nabi dan Imam==
1.948

suntingan