Lompat ke isi

Penyerangan Rumah Fatimah Zahra sa: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hinduwan
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hinduwan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 41: Baris 41:
Setelah Nabi Muhammad saw wafat, sekelompok dari kaum [[Muhajirin]] dan [[Anshar]] berkumpul di Saqifah Bani Saidah untuk menyepakati kepemimpinan Abu Bakar dan berbaiat kepadanya.<ref>Thabari, ''Tārīkh al-Umam wa al-Mulūk,'' jld. 3, hlm. 206; Ibn Atsir, ''al-Kāmil Fī at-Tārīkh,'' jld. 2, hlm. 327.</ref> menurut Ibnu Katsir pembaiatan kepada Abu Bakar terjadi sebelum penguburan Nabi saw.<ref>Ibn Katsir, ''al-Bidāyah wa an-Nihāyah,'' jld. 5, hlm. 248.</ref> Saat itu Imam Ali as sibuk mengurus jenazah Nabi Muhammad saw untuk dimakamkan.<ref>Ibn S'ad, ''ath-Thabaqāt al-Kubrā,'' jld. 2, hlm. 212.</ref>
Setelah Nabi Muhammad saw wafat, sekelompok dari kaum [[Muhajirin]] dan [[Anshar]] berkumpul di Saqifah Bani Saidah untuk menyepakati kepemimpinan Abu Bakar dan berbaiat kepadanya.<ref>Thabari, ''Tārīkh al-Umam wa al-Mulūk,'' jld. 3, hlm. 206; Ibn Atsir, ''al-Kāmil Fī at-Tārīkh,'' jld. 2, hlm. 327.</ref> menurut Ibnu Katsir pembaiatan kepada Abu Bakar terjadi sebelum penguburan Nabi saw.<ref>Ibn Katsir, ''al-Bidāyah wa an-Nihāyah,'' jld. 5, hlm. 248.</ref> Saat itu Imam Ali as sibuk mengurus jenazah Nabi Muhammad saw untuk dimakamkan.<ref>Ibn S'ad, ''ath-Thabaqāt al-Kubrā,'' jld. 2, hlm. 212.</ref>


Nabi Muhammad saw telah memperkenalkan Ali bin Abi Thalib as sebagai penggantinya pada tanggal [[18 Dzulhijah]] 10 H saat Kembali dari [[Haji Perpisahan|Haji Wada']] .<ref>Ibn Katsir, ''al-Bidāyah wa an-Nihāyah,'' jld. 5, hlm. 209-210.</ref> Umar bin Khattab di waktu itu termasuk diantara mereka yang memberikan selamat kepada Imam Ali as atas kepemimpinannya.<ref>Khatib Baghdadi, ''Tārīkh Baghdād,'' jld. 8, hlm. 248; Mufid, ''al-Irsyād,'' jld. 1, hlm. 177.</ref>
Nabi Muhammad saw telah memperkenalkan Ali bin Abi Thalib as sebagai penggantinya pada tanggal [[18 Dzulhijjah]] 10 H saat Kembali dari [[Haji Perpisahan|Haji Wada']] .<ref>Ibn Katsir, ''al-Bidāyah wa an-Nihāyah,'' jld. 5, hlm. 209-210.</ref> Umar bin Khattab di waktu itu termasuk diantara mereka yang memberikan selamat kepada Imam Ali as atas kepemimpinannya.<ref>Khatib Baghdadi, ''Tārīkh Baghdād,'' jld. 8, hlm. 248; Mufid, ''al-Irsyād,'' jld. 1, hlm. 177.</ref>


Menurut periwayatan Husain Muhammad Ja'fari, penulis kitab ''Tasayyu' dar Masir-e Tarikh'' (Syiah dalam lembaran sejarah), karena ketakutan Abu Bakar terhadap reaksi yang sungguh-sungguh dari Imam Ali as dan para pengikutnya maka Abu Bakar dan Umar meminta mereka untuk berbaiat kepadanya dan ketika mereka menolak maka Abu Bakar dan Umar menggunakan paksaan dan kekerasan.<ref>Ja'fari, ''Tasyayyu' Dar Masir-e Tarikh,'' hlm. 67-68.</ref>
Menurut periwayatan Husain Muhammad Ja'fari, penulis kitab ''Tasayyu' dar Masir-e Tarikh'' (Syiah dalam lembaran sejarah), karena ketakutan Abu Bakar terhadap reaksi yang sungguh-sungguh dari Imam Ali as dan para pengikutnya maka Abu Bakar dan Umar meminta mereka untuk berbaiat kepadanya dan ketika mereka menolak maka Abu Bakar dan Umar menggunakan paksaan dan kekerasan.<ref>Ja'fari, ''Tasyayyu' Dar Masir-e Tarikh,'' hlm. 67-68.</ref>
Baris 84: Baris 84:


==Pembakaran pintu, Cideranya Sayidah Fatimah sa dan Gugurnya Muhsin as==
==Pembakaran pintu, Cideranya Sayidah Fatimah sa dan Gugurnya Muhsin as==
Di sebagian sumber-sumber lama Syiah telah dinukil bahwa pada peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa, mereka membakar pintu rumah dan Sayidah Fatimah sa mengalami cedera serta mengalami keguguran pada janin yang dikandungnya. Dalam kitab Sulaim bin Qays di nukil bahwa Umar bin Khattab membuktikan ancamannya tersebut dengan membakar pintu rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa, lalu memasuki rumahnya dan ketika ia memperoleh perlawanan dari Sayidah Fatimah sa maka ia memukul sisi perut Sayidah Fatimah az-Zahra sa dengan sarung pedang.<ref>Sulaim bin Qais, ''Kitāb Sulaim bin Qais,'' jld. 1, hlm. 150.</ref> Hal ini juga disebutkan dalam kitab "Itsbat al-Washiyah" yang dinisbahkan kepada Ali bin Husain Mas’udi sebagai sejarawan abad keempat bahwa mereka menyerang rumah dan membakar pintunya serta menyeret Imam Ali as dari rumahnya secara paksa dan menjepit pemimpin para wanita dua alam ini di belakang pintu hingga Muhsin yang masih dalam kandungan gugur.<ref>Mas'udi, ''Itsbāt al-Washiyyah,'' hlm. 146.</ref> Menurut nukilan kitab "Dalaail al-Imamah", bahwa Umar memerintahkan kepada Qunfuz untuk memukul Sayidah Fatimah sa. 'Ayyasyi seorang Muhaddis Syiah pada masa kegaiban kecil juga mengatakan bahwa Umar menendang pintu rumah yang terbuat dari pelepah kurma hingga rusak lalu memasuki rumahnya dan membawa Imam Ali as keluar dari rumah dengan bahu terikat.<ref>Ayyasyi, ''Tafsīr al-'Ayyāsyī,'' jld. 2, hlm. 67.</ref>
Di sebagian sumber-sumber lama Syiah tercatat bahwa pada peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa, mereka membakar pintu rumah dan Sayidah Fatimah sa mengalami cedera serta mengalami keguguran. Dalam kitab ''Sulaim bin Qays'' di nukil bahwa Umar bin Khattab membuktikan ancamannya tersebut dengan membakar pintu rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa, lalu memasuki rumahnya dan ketika ia memperoleh perlawanan dari Sayidah Fatimah sa maka ia memukul sisi perut Sayidah Fatimah az-Zahra sa dengan sarung pedang.<ref>Sulaim bin Qais, ''Kitāb Sulaim bin Qais,'' jld. 1, hlm. 150.</ref>  
 
Hal ini juga disebutkan dalam kitab ''Itsbat al-Washiyah'' yang dinisbahkan kepada Ali bin Husain Mas’udi sejarawan abad keempat, mereka menyerang rumah dan membakar pintu serta menyeret Imam Ali as dari rumahnya secara paksa dan menjepit pemimpin para wanita dua alam ini di belakang pintu hingga Muhsin yang masih dalam kandungan gugur.<ref>Mas'udi, ''Itsbāt al-Washiyyah,'' hlm. 146.</ref> Menurut nukilan kitab "Dalaail al-Imamah", bahwa Umar memerintahkan kepada Qunfuz untuk memukul Sayidah Fatimah sa. 'Ayyasyi seorang Muhaddis Syiah pada masa [[Ghaibah Sughra|kegaiban kecil]] juga mengatakan bahwa Umar menendang pintu rumah yang terbuat dari pelepah kurma hingga rusak lalu memasuki rumahnya dan membawa Imam Ali as keluar dari rumah dengan bahu terikat.<ref>Ayyasyi, ''Tafsīr al-'Ayyāsyī,'' jld. 2, hlm. 67.</ref>


==Waktu Kejadian==
==Waktu Kejadian==
Muhammad Hadi Yusufi Gharavi, seorang peneliti sejarah Islam dan Tasayyu dengan bersandar pada beberapa bukti meyakini bahwa waktu penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa tidak langsung terjadi setelah peristiwa Saqifah dan pembaiatan kepada Abu Bakar, akan tetapi hal itu terjadi sekitar lima puluh hari atau lebih setelah wafatnya Rasulullah saw.<ref>Yusufi Ghurawi, ''Tarikh-e Hujum Be Khane-e Hazrat-e Zahra,'' Majalah Pazuhesy, vol. 29, hlm. 9-14.</ref> Bukti pertama adalah bahwa seseorang yang bernama Buraidah bin al-Hushaib al-Aslami yang ikut bersama pasukan Usamah menuju Muta, setelah kembali ke Madina dan memperoleh kabar tentang peristiwa Saqifah, ia bersama dengan beberapa orang dari kabilahnya mengungkapkan bahwa ia adalah pengikut Imam Ali as dan mengatakan bahwa selama Imam Ali as belum berbaiat maka kami juga tidak akan berbait. Setelah kejadian tersebut, Abu Bakar bersama orang-orang yang berada di sekelilingnya berpikir untuk mengambil baiat dari Imam Ali as. Menurut perkataan Yusuf Gharavi dengan bersandar pada waktu pulang perginya pasukan dan peristiwa sebelum dan setelahnya itu maka peristiwa penyerangan terjadi sekitar lima puluh hari setelah wafatnya Rasulullah saw.<ref>Yusufi Ghurawi, ''Tarikh-e Hujum Be Khane-e Hazrat-e Zahra,'' Majalah Pazuhesy, vol. 29, hlm. 9-14.</ref> Bukti lain adalah bahwa setelah perampasan Tanah Fadak yang terjadi setelah sepuluh hari wafatnya Rasulullah saw. Sayidah Fatimah sa pergi ke Masjid dan berkhutbah yang dikenal dengan "Khutbah Fadakiyah". Yusuf Gharavi dalam menguraikan tentang bagaimana Sayidah Fatimah az-Zahra sa berjalan menuju Masjid (cara berjalannya sama sekali tidak berbeda dengan cara berjalannya Rasulullah saw (64)) menyimpulkan bahwa peristiwa penyerangan tidak terjadi sebelum masa Sayidah Fatimah az-Zahra berkhutbah, karena Sayidah Fatimah sa tidak akan bisa berjalan seperti itu ketika ia mengalami cedera akibat serangan tersebut (63). Bukti ketiga adalah setelah peristiwa Saqifah dan penyitaan "Tanah Fadak", Imam Ali as bersama Sayidah Fatimah sa dan Imam Hasan as dan Imam Husain as pergi ke rumah-rumah kaum Muhajirin dan Anshar di malam hari untuk meminta pertolongan kepadanya supaya hak-hak mereka yang telah dirampas dikembalikan. Ketika peristiwa penyerangan tersebut terjadi sebelum peristiwa yang mendatangi rumah kaum Muhajirin dan Anshar, maka Sayidah Fatimah sa tidak akan mungkin bisa bersama mereka dengan adanya cedera yang dialaminya (63).
Muhammad Hadi Yusufi Gharawi, seorang peneliti sejarah Islam dan Tasayyu' dengan bersandar pada beberapa bukti meyakini bahwa waktu penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa tidak langsung terjadi setelah peristiwa Saqifah dan pembaiatan kepada Abu Bakar, akan tetapi hal itu terjadi sekitar lima puluh hari atau lebih setelah wafatnya Rasulullah saw.<ref>Yusufi Ghurawi, ''Tarikh-e Hujum Be Khane-e Hazrat-e Zahra,'' Majalah Pazuhesy, vol. 29, hlm. 9-14.</ref>  


==Konsekwensi==
Bukti pertama adalah seseorang yang bernama Buraidah bin al-Hushaib al-Aslami yang ikut bersama pasukan Usamah menuju Muta, setelah kembali ke [[Madinah]] dan memperoleh kabar tentang peristiwa Saqifah, ia bersama dengan beberapa orang dari kabilahnya mengungkapkan bahwa ia adalah pengikut Imam Ali as dan mengatakan bahwa selama Imam Ali as belum berbaiat maka kami juga tidak akan berbaiat. Setelah kejadian tersebut, Abu Bakar bersama orang-orang yang berada di sekelilingnya berpikir untuk mengambil baiat dari Imam Ali as.
Beberapa konsekwensi akibat penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah sa :  
 
*Ketidak Ridhaan Sayidah Fatimah sa terhadap Abu Bakar dan Umar
Menurut perkataan Yusuf Gharawi dengan bersandar pada waktu pulang perginya pasukan dan peristiwa sebelum dan setelahnya, maka peristiwa penyerangan terjadi sekitar lima puluh hari setelah wafatnya Rasulullah saw.<ref>Yusufi Ghurawi, ''Tarikh-e Hujum Be Khane-e Hazrat-e Zahra,'' Majalah Pazuhesy, vol. 29, hlm. 9-14.</ref>
Dalam "kitab Sulaim bin Qays", "al-Imamah wa al-Siyasah" dan "kitab Dalail al-Imamah" disebutkan bahwa setelah peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah sa, Abu Bakar dan Umar mencoba meminta maaf dan meminta ridha dari Sayidah Fatimah az-Zahra sa dengan mendatanginya. Sayidah Fatimah sa menolak mereka berdua, namun mereka menjadikan Imam Ali as sebagai perantara sehingga mereka berdua berhasil menemui Sayidah Fatimah sa. Dalam pertemuan tersebut Sayidah Fatimah sa berpaling dari mereka dan mengingatkan mereka akan sabda Nabi saw bahwa "Fatimah adalah bagian dari diriku, barang siapa yang menyakitinya maka ia telah menyakitiku", kemudian beliau berkata bahwa saya menjadikan Tuhan sebagai saksi bahwa kalian berdua telah menyakitiku dan membuatku marah.<ref>Sulaim bin Qais, ''Kitāb Sulaim bin Qais,'' jld. 1, hlm. 869; Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 31; Thabari Imami, ''Dalā'il al-Imāmah,'' hlm. 134-135.</ref>  
 
==Akibat-akibat==
Berikut ini adalah beberapa akibat dari penyerangan rumah Sayidah Fatimah sa :  
*Kemarahan Sayidah Fatimah sa terhadap Abu Bakar dan Umar
Dalam kitab ''Sulaim bin Qays'', ''al-Imamah wa al-Siyasah'' dan ''Dalail al-Imamah'' disebutkan bahwa setelah peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah sa, Abu Bakar dan Umar mencoba meminta maaf dan meminta ridha dari Sayidah Fatimah az-Zahra sa dengan mendatanginya. Sayidah Fatimah sa menolak mereka berdua, namun mereka menjadikan Imam Ali as sebagai perantara sehingga mereka berdua berhasil menemui Sayidah Fatimah sa. Dalam pertemuan tersebut Sayidah Fatimah sa berpaling dari mereka dan mengingatkan mereka akan sabda Nabi saw, "Fatimah adalah bagian dari diriku, barang siapa yang menyakitinya maka ia telah menyakitiku", kemudian beliau berkata, "Aku menjadikan Allah swt sebagai saksi bahwa kalian berdua telah menyakitiku dan membuatku marah."<ref>Sulaim bin Qais, ''Kitāb Sulaim bin Qais,'' jld. 1, hlm. 869; Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 31; Thabari Imami, ''Dalā'il al-Imāmah,'' hlm. 134-135.</ref>  
*Gugurnya Muhsin as dan syahidnya Sayidah Fatimah az-Zahra sa  
*Gugurnya Muhsin as dan syahidnya Sayidah Fatimah az-Zahra sa  
Sumber-sumber paling tertua yang meriwayatkan gugurnya Muhsin as dalam peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra adalah "Kitab Sulaim bin Qays" yang merupakan salah satu sumber abad pertama hijriyah dan sebagian besar sumber-sumber syiah setelahnya seperti "al-Ihtijaj" karya Ahmad bin Ali Tabarsi, "Ghayat al-Maram" karya Sayid Hasyim al-Bahrani dan "Bihar al-Anwar" karya Allamah Majlisi mengutip peristiwa tersebut dari Kitab Sulaim bin Qays.<ref>Allah Akbari, ''Muhsin Bin Ali (as),'' Majalah Thulu', vol. 29, hlm. 69.</ref> Menurut suatu riwayat dari Iman Ja'far al-Shadiq as bahwa penyebab gugurnya Sayidah Fatimah az-Zahra sa adalah cedera yang di alaminya akibat serangan yang terjadi atas peristiwa penyerangan ke rumahnya (67).
Sumber-sumber tertua yang meriwayatkan gugurnya Muhsin as dalam peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra adalah kitab ''Sulaim bin Qays'' yang merupakan salah satu sumber abad pertama hijriyah dan sebagian besar sumber-sumber syiah setelahnya seperti ''al-Ihtijaj'' karya Ahmad bin Ali Tabarsi, ''Ghayat al-Maram'' karya Sayid Hasyim al-Bahrani dan ''Bihar al-Anwar'' karya Allamah Majlisi mengutip peristiwa tersebut dari kitab ''Sulaim bin Qays''.<ref>Allah Akbari, ''Muhsin Bin Ali (as),'' Majalah Thulu', vol. 29, hlm. 69.</ref>  
*Penyesalan Abu Bakar  
*Penyesalan Abu Bakar  
Beberapa sumber Ahlusunah seperti "Tarikh Madinah al-Dimasyq"<ref>Ibn Asakir, ''Tārīkh Madīnah Damisyq,'' jld. 30 , hlm. 422.</ref> karya Ibnu Asakir, "al-Mu’jam al-Kabir"<ref>Thabrani, ''al-Mu'jam al-Kabīr,'' jld. 1, hlm. 62.</ref> karya Tabarani dan "Tarikh al-Islam"<ref>Dzahabi, ''Tārīkh al-Islām,'' jld. 3, hlm. 118.</ref> karya Dzahabi menyatakan bahwa di detik-detik akhir kehidupan Abu Bakar, ia menyesali tiga hal yang telah dilakukannya, salah satunya adalah ia mengatakan bahwa seandainya ia tidak memerintahkan untuk memasuki rumah Fatimah sa.
Beberapa sumber Ahlusunah seperti ''Tarikh Madinah Dimasyq''<ref>Ibn Asakir, ''Tārīkh Madīnah Damisyq,'' jld. 30 , hlm. 422.</ref> karya Ibnu Asakir, ''al-Mu’jam al-Kabir''<ref>Thabrani, ''al-Mu'jam al-Kabīr,'' jld. 1, hlm. 62.</ref> karya Tabarani dan ''Tarikh al-Islam''<ref>Dzahabi, ''Tārīkh al-Islām,'' jld. 3, hlm. 118.</ref> karya Dzahabi menyatakan bahwa di detik-detik akhir kehidupan Abu Bakar, ia menyesali tiga hal yang telah dilakukannya, salah satunya adalah perintahnya untuk memasuki rumah Sayidah Fatimah sa.


==Pandangan Ahlusunah==  
==Pandangan Ahlusunah==  
Laporan yang berkaitan dengan ancaman Umar bin Khattab akan membakar rumah Sayidah Fatimah sa disebutkan dalam sumber-sumber Ahlusunah, "Ansab al-Asyraf",<ref>Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 1, hlm. 586.</ref> "Tarikh Thabari",<ref>Thabari, ''Tārīkh al-Umam wa al-Mulūk,'' jld. 3, hlm. 202.</ref> "al-Aqd al-Farid",<ref>Ibn Abd Rabbah, ''al-'Aqd al-Farīd,'' jld. 5, hlm. 13.</ref> "al-Musannaf"<ref>Ibn Abi Syaibah, ''al-Mushannaf,'' jld. 13, hlm. 469.</ref> dan "al-Imamah wa al-Siyasah".<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30.</ref> Namun ada beberapa hal yang telah diingkarinya yaitu pemrakarsa pembakaran pintu rumah, cedaranya Sayidah Fatimah sa akibat tekanan pintu dan gugurnya Muhsin karena serangan tersebut. Mereka menuduh bahwa perawi laporan peristiwa ini adalah Rafidhah.  
Catatan terkait ancaman Umar bin Khattab akan membakar rumah Sayidah Fatimah sa disebutkan dalam sumber-sumber Ahlusunah, seperti kitab ''Ansab al-Asyraf'',<ref>Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf,'' jld. 1, hlm. 586.</ref> ''Tarikh Thabari'',<ref>Thabari, ''Tārīkh al-Umam wa al-Mulūk,'' jld. 3, hlm. 202.</ref> ''al-Aqd al-Farid'',<ref>Ibn Abd Rabbah, ''al-'Aqd al-Farīd,'' jld. 5, hlm. 13.</ref> ''al-Mushannaf''<ref>Ibn Abi Syaibah, ''al-Mushannaf,'' jld. 13, hlm. 469.</ref> dan ''al-Imamah wa al-Siyasah''.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30.</ref> Namun ada beberapa hal yang diingkarinya yaitu peristiwapembakaran pintu rumah, cideranya Sayidah Fatimah sa akibat himpitan pintu dan gugurnya Muhsin karena serangan tersebut. Mereka menuduh bahwa perawi peristiwa ini adalah Rafidhah.  
Muhammad bin Abdul Karim Syahrestani, penulis kitab "Milal wa Nihal" dan pengikut mazhab asy'ariah (wafat 548 H) dalam menerangkan pandangan Abu Huzail (pendiri Firqah Huzailiyah yang termasuk Firqah Mu'tazilah) mengatakan mereka berkeyakinan bahwa Umar mencederai Sayidah Fatimah az-Zahra sa pada hari pengambilan baiat yang menyebabkan anak di kandungnya gugur. Syahrestani menyebutkan bahwa laporan ini adalah dusta.<ref>Syahrestani, ''al-Milal Wa an-Nihal,'' jld. 1, hlm. 57.</ref>  
 
Khalil bin Ibak al-Safdi (wafat 746 H) di kitab "al- Wafi bil Wafayat" dalam memperkenalkan Ibrahim bin Sayyar yang di kenal sebagai Nazzam dari pembesar Mu'tazilah menganggap bahwa ia condong ke Rafidha dan ia menukil perkataannya bahwa Umar mencederai Fatimah dan menyebabkan Muhsin gugur.<ref>Shafadi, ''al-Wāfī Bi al-Wafayāt,'' jld. 6, hlm. 15.</ref>  
Muhammad bin Abdul Karim Syahrestani, penulis kitab ''Milal wa Nihal'' dan pengikut mazhab asy'ariah (w. 548 H) dalam menerangkan pandangan Abu Huzail (pendiri Firqah Huzailiyah yang termasuk Firqah Mu'tazilah) mengatakan mereka berkeyakinan bahwa Umar menciderai Sayidah Fatimah az-Zahra sa pada hari pengambilan baiat yang menyebabkan anak yang dikandungnya gugur. Syahrestani menyebutkan bahwa laporan ini adalah dusta.<ref>Syahrestani, ''al-Milal Wa an-Nihal,'' jld. 1, hlm. 57.</ref>  
Syamsuddin Dzahabi (wafat 748 H) di kitab "Sair A'lam al-Nubalah" dalam memperkenalkan Ibnu Abi Daram sebagai Muhaddis abad keempat di Kufah bahwa ia adalam pemimpin, penghafal dan ulama, tetapi ia lebih cenderung ke Rafidhah sebagai faktor tidak bisanya dipercaya dan menyebutkan bahwa di akhir hidupnya ia disebut sebagai Matsaalib Khulafah (Pengungkap keburukan-keburukan para khalifah), salah satunya bahwa Umar mencederai Sayidah Fatimah sa dan sebab gugurnya putra Fatimah sa. Karena alasan inilah Dzahabi menganggapnya sesat. (78). Ibnu Hajar al-'Asqalani (wafat 852 H) juga menganggap Ibnu Abi Daram sebagai seorang Rafidhah dan pembohong atau pendusta karena menukil laporan tentang kecacatan khalifah, diantaranya menyebabkan gugurnya janin Sayidah Fatimah yang tertulis dalam kitab "lisan al-Mizan"(79).
 
Khalil bin Ibak al-Shafdi (w. 746 H) di kitab ''al- Wafi bi al-Wafayat'' dalam memperkenalkan Ibrahim bin Sayyar yang di kenal sebagai Nazzam dari pembesar Mu'tazilah menganggap bahwa ia condong ke Rafidhah dan ia menukil perkataannya bahwa Umar mencederai Fatimah dan menyebabkan Muhsin gugur.<ref>Shafadi, ''al-Wāfī Bi al-Wafayāt,'' jld. 6, hlm. 15.</ref>  


==Monografi==  
==Monografi==  
Buku-buku independen yang berkaitan tentang peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa telah ditulis, diantaranya :  
Buku-buku independen yang berkaitan tentang peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa telah ditulis, diantaranya :  
* "Al-Hujum 'ala Baiti Fatimah 'alaihassalam" (serangan ke rumah Fatimah alaihassalam) karya Mahdi Abdul Zahra dalam bahasa Arab. Tujuan dari buku ini adalah menyajikan gambaran yang jelas tentang peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa yang dikutip dari sumber-sumber mu'tabar Syiah dan Sunni. Kitab ini telah diterjemahkan dan dipublikasikan oleh beberapa penerbit dengan judul "Pandangan terhadap dokumen penyerangan ke rumah Siddiqah Thahirah sa dari abad pertama hijriyah sampai sekarang".<ref>Abduz Zahra, ''Negaresyi Be Esnad Wa Madarek-e Hujum Be Khane-e Shiddiqe-e Thahere (as),'' hlm. 10.</ref>  
* ''Al-Hujum 'ala Baiti Fatimah 'alaihassalam'' (serangan ke rumah Fatimah alaihassalam) karya Mahdi Abdul Zahra dalam bahasa Arab. Tujuan dari buku ini adalah menyajikan gambaran yang jelas tentang peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa yang dikutip dari sumber-sumber kredibel Syiah dan Sunni. Kitab ini telah diterjemahkan dan dipublikasikan oleh beberapa penerbit dengan judul ''Pandangan Terhadap Dokumen Penyerangan ke Rumah Siddiqah Thahirah sa dari Abad Pertama Hijriyah sampai Sekarang''.<ref>Abduz Zahra, ''Negaresyi Be Esnad Wa Madarek-e Hujum Be Khane-e Shiddiqe-e Thahere (as),'' hlm. 10.</ref>  
* "Haqiqat-e Hujum be Khane-e Fatimah az-Zahra sa az Manobe-e ommeh". (Hakekat penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra dari sumber-sumber Ahlusunah) karya Ja'far Tabrizi dalam bahasa Persia. Menurut penulis, kitab ini berbicara tentang kumpulan peristiwa dan penindasan yang terjadi terhadap Sayidah Fatimah az-Zahra sa setelah wafatnya Rasulullah saw. Buku ini mencoba meriwayatkan peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa dari sumber-sumber Ahlusunah dan menjawab beberapa isykalan berkaitan dengan hal tersebut.<ref>Tabrizi, ''Haqiqat-e Hujum Be Khane-e Fateme-e Zahra (as) Az Manabe'e Āmme,'' hlm. 10 & 11.</ref> Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.<ref>''Kitāb al-Hujūm 'Alā Bait as-Sayyidah Fāthimah az-Zahrā' (as) Min al-I'tidā' Ilā al-I'tirāf (Bi Lisān Mashādir Ahl as-Sunnah Wa al-Jamā'ah,'' Site Gisoom (https://www.gisoom.com/book/11671177).</ref>
* ''Haqiqat-e Hujum be Khane-e Fatimah az-Zahra sa az Manobe-e ommeh''. (Hakekat penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra dari sumber-sumber Ahlusunah) karya Ja'far Tabrizi dalam bahasa Persia. Menurut penulis, kitab ini berbicara tentang kumpulan peristiwa dan penindasan yang terjadi terhadap Sayidah Fatimah az-Zahra sa setelah wafatnya Rasulullah saw. Buku ini mencoba meriwayatkan peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa dari sumber-sumber Ahlusunah dan menjawab beberapa kritikan berkaitan dengan hal tersebut.<ref>Tabrizi, ''Haqiqat-e Hujum Be Khane-e Fateme-e Zahra (as) Az Manabe'e Āmme,'' hlm. 10 & 11.</ref> Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.<ref>[https://www.gisoom.com/book/11671177 ''Kitāb al-Hujūm 'Alā Bait as-Sayyidah Fāthimah az-Zahrā' (as) Min al-I'tidā' Ilā al-I'tirāf (Bi Lisān Mashādir Ahl as-Sunnah Wa al-Jamā'ah,''], Site Gisoom.</ref>


==Pranala Terkait==
==Pranala Terkait==
Baris 117: Baris 124:


==Daftar Pustaka==
==Daftar Pustaka==
{{ref}}
*Abduzzahra, Mahdi. ''Negaresyi Be Esnad Wa Madarek-e Hujum Be Khane-e Shiddiqe-e Thahere (as) Az Qarn-e Awwal-e Hejri Ta Kunun.'' Tehran: Nasyr-e Tak. Cet. 5, 1391 HS/2013.
*Abduzzahra, Mahdi. ''Negaresyi Be Esnad Wa Madarek-e Hujum Be Khane-e Shiddiqe-e Thahere (as) Az Qarn-e Awwal-e Hejri Ta Kunun.'' Tehran: Nasyr-e Tak. Cet. 5, 1391 HS/2013.
*Abu Hayyan Tauhidi, Ali bin Muhammad. ''Al-Bashā'ir wa adz-Dzakhā'ir. Beirut: Dar Shadir, 1408 H.
*Abu Hayyan Tauhidi, Ali bin Muhammad. ''Al-Bashā'ir wa adz-Dzakhā'ir. Beirut: Dar Shadir, 1408 H.
Baris 123: Baris 131:
*Allamah Hilli, Hasan bin Yusuf. ''Nahj al-Haqq wa Kasyf ash-Shidq.'' Beirut: Dar al-Kitab al-Lubnani, 1982.
*Allamah Hilli, Hasan bin Yusuf. ''Nahj al-Haqq wa Kasyf ash-Shidq.'' Beirut: Dar al-Kitab al-Lubnani, 1982.
*Arbili, Ali bin Isa. ''Kasyf al-Ghummah Fī Ma'rifah al-A'immah.'' Qom: Radhi, 1421 H.
*Arbili, Ali bin Isa. ''Kasyf al-Ghummah Fī Ma'rifah al-A'immah.'' Qom: Radhi, 1421 H.
*''Ayyam-e Syahadat-e Hazrat-e Fateme-e az-Zahrā Salām Allāh 'Alaihā Dar Pakestan.'' Site IRNA (http://www.irna.ir/fa/Photo/2652032). Diakses tanggal 23 Mei 2021.
*[http://www.irna.ir/fa/Photo/2652032 ''Ayyam-e Syahadat-e Hazrat-e Fateme-e az-Zahrā Salām Allāh 'Alaihā Dar Pakestan.''] Site IRNA. Diakses tanggal 23 Mei 2021.
*Ayyasyi, Muhammad bin Mas'ud. ''Tafsīr al-'Ayyāsyī.'' Riset: Sayyid Hasyim Rasuli Mahallati. Tehran: Al-Mathba'ah al-Ilmiyyah. Cet. 1, 1380 H.
*Ayyasyi, Muhammad bin Mas'ud. ''Tafsīr al-'Ayyāsyī.'' Riset: Sayyid Hasyim Rasuli Mahallati. Tehran: Al-Mathba'ah al-Ilmiyyah. Cet. 1, 1380 H.
*Bahrani, Sayyid Hasyim. ''Al-Burhān Fī Tafsīr al-Qurān.'' Muassasah Bi'tsah.
*Bahrani, Sayyid Hasyim. ''Al-Burhān Fī Tafsīr al-Qurān.'' Muassasah Bi'tsah.
Baris 144: Baris 152:
*Ja'fari, Husain Muhammad. ''Tasyayyu' Dar Masir-r Tarikh. Penerjemah Muhammad Taqi Ayatullahi. Tehran: Daftar-e Nasyr-e Farhanggi-e Eslami. Cet. 14, 1386 HS/2008.
*Ja'fari, Husain Muhammad. ''Tasyayyu' Dar Masir-r Tarikh. Penerjemah Muhammad Taqi Ayatullahi. Tehran: Daftar-e Nasyr-e Farhanggi-e Eslami. Cet. 14, 1386 HS/2008.
*Jauhari Bishri, Abu Bakr Ahmad bin Abdul Aziz. ''As-Saqīfah wa Fadak.'' Beirut: Syarikah al-Kutubi Li ath-Thiba'ah wa an-Nasyr. Cet. 2, 1401 H.
*Jauhari Bishri, Abu Bakr Ahmad bin Abdul Aziz. ''As-Saqīfah wa Fadak.'' Beirut: Syarikah al-Kutubi Li ath-Thiba'ah wa an-Nasyr. Cet. 2, 1401 H.
*''Marasem-e Suguwari-e Ayyam-e Fatemiyye Dar Markaz-e Eslami Markaz-e Hamburg.'' Site Mehr News (https://www.mehrnews.com/photo/3922514). Diakses tanggal 23 Mei 2021.
*[https://www.mehrnews.com/photo/3922514 ''Marasem-e Suguwari-e Ayyam-e Fatemiyye Dar Markaz-e Eslami Markaz-e Hamburg.''] Site Mehr News. Diakses tanggal 23 Mei 2021.
*''Marasem-e Suguwari-e Syahadat-e Hazrat-e Fateme (as) Dar Jumhuri-e Azarbeijan Wa Tajikestan.'' Site Tajik IRIB (http://tajik.irib.ir/persian/news/%D8%AA%D8%A7%D8%AC%DB%8C%DA%A9%D8%B3%D8%AA%D8%A7%D9%86/item/18271-%D9%85%D8%B1%D8%A7%D8%B3%D9%85-%D8%B3%D9%88%DA%AF%D9%88%D8%A7%D8%B1%DB%8C-%D8%B4%D9%87%D8%A7%D8%AF%D8%AA-%D8%AD%D8%B6%D8%B1%D8%AA-%D9%81%D8%A7%D8%B7%D9%85%D9%87-%D8%B3-%D8%AF%D8%B1-%D8%AC%D9%85%D9%87%D9%88%D8%B1%DB%8C-%D8%A2%D8%B0%D8%B1%D8%A8%D8%A7%DB%8C%D8%AC%D8%A7%D9%86-%D9%88-%D8%AA%D8%A7%D8%AC%DB%8C%DA%A9%D8%B3%D8%AA%D8%A7%D9%86). Diakses tanggal 23 Mei 2021.
*[http://tajik.irib.ir/persian/news/%D8%AA%D8%A7%D8%AC%DB%8C%DA%A9%D8%B3%D8%AA%D8%A7%D9%86/item/18271-%D9%85%D8%B1%D8%A7%D8%B3%D9%85-%D8%B3%D9%88%DA%AF%D9%88%D8%A7%D8%B1%DB%8C-%D8%B4%D9%87%D8%A7%D8%AF%D8%AA-%D8%AD%D8%B6%D8%B1%D8%AA-%D9%81%D8%A7%D8%B7%D9%85%D9%87-%D8%B3-%D8%AF%D8%B1-%D8%AC%D9%85%D9%87%D9%88%D8%B1%DB%8C-%D8%A2%D8%B0%D8%B1%D8%A8%D8%A7%DB%8C%D8%AC%D8%A7%D9%86-%D9%88-%D8%AA%D8%A7%D8%AC%DB%8C%DA%A9%D8%B3%D8%AA%D8%A7%D9%86 ''Marasem-e Suguwari-e Syahadat-e Hazrat-e Fateme (as) Dar Jumhuri-e Azarbeijan Wa Tajikestan.''} Site Tajik IRIB. Diakses tanggal 23 Mei 2021.
*Mas'udi, Ali bin Husain. ''Itsbāt al-Washiyyah.'' Qom: Anshariyan, 1384 HS/2005.
*Mas'udi, Ali bin Husain. ''Itsbāt al-Washiyyah.'' Qom: Anshariyan, 1384 HS/2005.
*Mas'udi, Ali bin Husain. ''Murūj adz-Dzahab wa Ma'ādin al-Jauhar.'' Riset: As'ad Daghir. Qom: Dar al-Hijrah. Cet. 2, 1409 H.
*Mas'udi, Ali bin Husain. ''Murūj adz-Dzahab wa Ma'ādin al-Jauhar.'' Riset: As'ad Daghir. Qom: Dar al-Hijrah. Cet. 2, 1409 H.
Baris 171: Baris 179:
*Ya'qubi, Ahmad bin Ishaq. ''Tārīkh al-Ya'qūbī.'' Dar Shadir.
*Ya'qubi, Ahmad bin Ishaq. ''Tārīkh al-Ya'qūbī.'' Dar Shadir.
*Yusufi Ghurawi, Muhammad Hadi. ''Tarikh-e Hujum- Be Khane-e Hazrat-e Zahra ('Alaihā as-Salām).'' Majalah Pazuhesy. Vol: 27, 1379 HS/2000.
*Yusufi Ghurawi, Muhammad Hadi. ''Tarikh-e Hujum- Be Khane-e Hazrat-e Zahra ('Alaihā as-Salām).'' Majalah Pazuhesy. Vol: 27, 1379 HS/2000.
{{Akhir}}
{{Wanita Agung Sayidah Fatimah Sa}}
[[Kategori: Kehidupan Sayidah Fatimah sa]]
[[Kategori: Peristiwa Abad 11 H]]
Pengguna anonim