Lompat ke isi

Penyerangan Rumah Fatimah Zahra sa: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Rosyid
imported>Rosyid
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 37: Baris 37:


==Perintah Abu Bakar untuk mengambil baiat dari Imam Ali as dan para sahabatnya==
==Perintah Abu Bakar untuk mengambil baiat dari Imam Ali as dan para sahabatnya==
Setelah Abu Bakar di baiat, ia mendatangi Sebagian sahabat yang belum berbaiat kepadanya.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30-31.</ref> berdasarkan penukilan kitab "al-Imamah wa al-Siyasah" yang di nisbahkan kepada Ibnu Qutaibah bahwa Abu Bakar empat kali mengirim Umar dan Qunfuz ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa untuk meminta kepada Imam Ali as dan orang-orang yang ada dalam rumah tersebut supaya berbaiat kepada Abu Bakar.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30-31.</ref> berdasarkan periwayatan ini, pada kali pertama, setelah diancam oleh Umar, laki-laki yang ada di rumah selain Imam Ali as keluar dan berbaiat kepada Abu Bakar. Imam Ali as  telah bersumpah bahwa sampai al-Quran belum dikumpulkannya maka ia tidak akan keluar dari rumah. Abu Bakar pada kali kedua dan ketiga mengirim Qunfuz ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa dan lagi-lagi ia tidak memperoleh jawaban positif dan pada kali keempat Umar bersama bersama sekelompok orang mendatangi rumah Sayidah Fatimah sa dan membawa Imam Ali as keluar untuk menemui Abu Bakar.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30-31.</ref> berdasarkan perkataan Muhammad Hadi Yusufi Gharavi sebagai peneliti sejarah Islam dan Tasayyu bahwa Abu Bakar mengirim orang tiga kali ke rumah Imam Ali as dan meminta untuk berbaiat kepada Abu Bakar. Pada kali pertama dan kedua mereka ditolak dan pada kali ketiga Imam Ali as dipaksa keluar dari rumahnya untuk berbaiat kepada Abu Bakar.<ref>Yusufi Ghurawi, ''Tarikh-e Hujum Be Khane-e Hazrat-e Zahra,'' hlm. 14.</ref> dalam kitab "al-Ikhtishash" yang dinisbahkan kepada Syaikh Mufid tertulis bahwa ketika Imam Ali as dibawa menuju Masjid, Zubair yang ada dalam rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa menghunuskan pedangnya dan berkata wahai putra-putra Abdul Mutthalib! Apakah kalian masih hidup, sementara Ali diperlakukan seperti ini? Ia menyerang Umar namun Khalid bin Walid melemparnya dengan batu sehingga pedangnya terlepas dari tangannya, lalu Umar mengambil pedang tersebut dan membenturkannya ke batu sampai pedang tersebut patah.<ref>Dinisbatkan kepada Syekh Mufid, ''al-Ikhtishāsh,'' hlm. 186.</ref> berdasarkan tukilan Thabari sebagai sejarawan abad ketiga bahwa ketika Zubair keluar dari rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa, kakinya terpeleset sampai pedangnya terjatuh dari tangannya.<ref>Thabari, ''Tārīkh al-Umam wa al-Mulūk,'' jld. 3, hlm. 202.</ref>
Setelah Abu Bakar di baiat, ia mendatangi Sebagian sahabat yang belum berbaiat kepadanya.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30-31.</ref> berdasarkan penukilan kitab "al-Imamah wa al-Siyasah" yang di nisbahkan kepada Ibnu Qutaibah bahwa Abu Bakar empat kali mengirim Umar dan Qunfuz ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa untuk meminta kepada Imam Ali as dan orang-orang yang ada dalam rumah tersebut supaya berbaiat kepada Abu Bakar.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30-31.</ref> berdasarkan periwayatan ini, pada kali pertama, setelah diancam oleh Umar, laki-laki yang ada di rumah selain Imam Ali as keluar dan berbaiat kepada Abu Bakar. Imam Ali as  telah bersumpah bahwa sampai al-Quran belum dikumpulkannya maka ia tidak akan keluar dari rumah. Abu Bakar pada kali kedua dan ketiga mengirim Qunfuz ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa dan lagi-lagi ia tidak memperoleh jawaban positif dan pada kali keempat Umar bersama bersama sekelompok orang mendatangi rumah Sayidah Fatimah sa dan membawa Imam Ali as keluar untuk menemui Abu Bakar.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30-31.</ref> berdasarkan perkataan Muhammad Hadi Yusufi Gharavi sebagai peneliti sejarah Islam dan Tasayyu bahwa Abu Bakar mengirim orang tiga kali ke rumah Imam Ali as dan meminta untuk berbaiat kepada Abu Bakar. Pada kali pertama dan kedua mereka ditolak dan pada kali ketiga Imam Ali as dipaksa keluar dari rumahnya untuk berbaiat kepada Abu Bakar.<ref>Yusufi Ghurawi, ''Tarikh-e Hujum Be Khane-e Hazrat-e Zahra,'' Majalah Pazuhesy, vol. 29, hlm. 14.</ref> dalam kitab "al-Ikhtishash" yang dinisbahkan kepada Syaikh Mufid tertulis bahwa ketika Imam Ali as dibawa menuju Masjid, Zubair yang ada dalam rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa menghunuskan pedangnya dan berkata wahai putra-putra Abdul Mutthalib! Apakah kalian masih hidup, sementara Ali diperlakukan seperti ini? Ia menyerang Umar namun Khalid bin Walid melemparnya dengan batu sehingga pedangnya terlepas dari tangannya, lalu Umar mengambil pedang tersebut dan membenturkannya ke batu sampai pedang tersebut patah.<ref>Dinisbatkan kepada Syekh Mufid, ''al-Ikhtishāsh,'' hlm. 186.</ref> berdasarkan tukilan Thabari sebagai sejarawan abad ketiga bahwa ketika Zubair keluar dari rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa, kakinya terpeleset sampai pedangnya terjatuh dari tangannya.<ref>Thabari, ''Tārīkh al-Umam wa al-Mulūk,'' jld. 3, hlm. 202.</ref>
Mereka membawa Imam Ali as ke hadapan Abu Bakar dan mengancamnya bahwa jika tidak berbaiat maka akan dipenggal kepalanya.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30-31.</ref> dalam kitab Sulaim tertulis bahwa Imam Ali berdebat dengan mereka yang ada dalam kumpulan tersebut dan mengingatkan perkataan Rasulullah saw di hari Ghadir dan di hari-hari lainnya kepada seluruh yang hadir di tempat tersebut berkaitan dengan kepemimpinannya sebagai pengganti Rasulullah saw, tetapi Abu Bakar berkata bahwa Rasulullah saw pernah bersabda bahwa kenabian dan kepemimpinan tidak akan berkumpul dalam ahlul baitnya.<ref>Sulaim bin Qais, ''Kitāb Sulaim bin Qais,'' jld. 1, hlm. 153-155.</ref>
Mereka membawa Imam Ali as ke hadapan Abu Bakar dan mengancamnya bahwa jika tidak berbaiat maka akan dipenggal kepalanya.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30-31.</ref> dalam kitab Sulaim tertulis bahwa Imam Ali berdebat dengan mereka yang ada dalam kumpulan tersebut dan mengingatkan perkataan Rasulullah saw di hari Ghadir dan di hari-hari lainnya kepada seluruh yang hadir di tempat tersebut berkaitan dengan kepemimpinannya sebagai pengganti Rasulullah saw, tetapi Abu Bakar berkata bahwa Rasulullah saw pernah bersabda bahwa kenabian dan kepemimpinan tidak akan berkumpul dalam ahlul baitnya.<ref>Sulaim bin Qais, ''Kitāb Sulaim bin Qais,'' jld. 1, hlm. 153-155.</ref>
Berdasarkan perkataan Syaikh Mufid bahwa pada hari Saqifah, Imam Ali as tidak berbaiat kepada Abu Bakar, tetapi berkaitan dengan apakah Imam Ali as setelah itu ia berbaiat atau tidak, ada beberapa nukilan berkaitan dengan hal tersebut. Salah satu nukilan tersebut adalah setelah 40 hari atau enam bulan kesyahidan Sayidah Fatimah az-Zahra sa, Imam Ali as berbaiat kepadanya. Syaikh Mufid sendiri meyakini bahwa Imam Ali as sama sekali tidak pernah berbaiat kepada Abu Bakar.<ref>Mufid, ''al-Fushūl al-Mukhtārah,'' hlm. 56-57.</ref> berdasarkan periwayatan bahwa ketika mereka mengancam Imam Ali as bahwa jika Imam Ali as tidak berbaiat maka kepalanya akan dipisahkan dari badannya, Abbas paman Rasulullah saw menarik tangan Imam Ali as dari tangan Abu Bakar untuk menyelamatkannya, lalu mereka melepas Imam Ali as.<ref>Ayyasyi, ''Tafsīr al-'Ayyāsyī,'' jld. 2, hlm. 68.</ref> namun berdasarkan nukilan kitab "al-Imamah wa al-Siyasah" bahwa Abu Bakar berkata : selama Fatimah ada di sisinya maka ia tidak memaksa Ali untuk berbaiat kepadanya.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30-31.</ref>
Berdasarkan perkataan Syaikh Mufid bahwa pada hari Saqifah, Imam Ali as tidak berbaiat kepada Abu Bakar, tetapi berkaitan dengan apakah Imam Ali as setelah itu ia berbaiat atau tidak, ada beberapa nukilan berkaitan dengan hal tersebut. Salah satu nukilan tersebut adalah setelah 40 hari atau enam bulan kesyahidan Sayidah Fatimah az-Zahra sa, Imam Ali as berbaiat kepadanya. Syaikh Mufid sendiri meyakini bahwa Imam Ali as sama sekali tidak pernah berbaiat kepada Abu Bakar.<ref>Mufid, ''al-Fushūl al-Mukhtārah,'' hlm. 56-57.</ref> berdasarkan periwayatan bahwa ketika mereka mengancam Imam Ali as bahwa jika Imam Ali as tidak berbaiat maka kepalanya akan dipisahkan dari badannya, Abbas paman Rasulullah saw menarik tangan Imam Ali as dari tangan Abu Bakar untuk menyelamatkannya, lalu mereka melepas Imam Ali as.<ref>Ayyasyi, ''Tafsīr al-'Ayyāsyī,'' jld. 2, hlm. 68.</ref> namun berdasarkan nukilan kitab "al-Imamah wa al-Siyasah" bahwa Abu Bakar berkata : selama Fatimah ada di sisinya maka ia tidak memaksa Ali untuk berbaiat kepadanya.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30-31.</ref>
Baris 55: Baris 55:


==Waktu Kejadian==
==Waktu Kejadian==
Muhammad Hadi Yusufi Gharavi, seorang peneliti sejarah Islam dan Tasayyu dengan bersandar pada beberapa bukti meyakini bahwa waktu penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa tidak langsung terjadi setelah peristiwa Saqifah dan pembaiatan kepada Abu Bakar, akan tetapi hal itu terjadi sekitar lima puluh hari atau lebih setelah wafatnya Rasulullah saw.<ref>Yusufi Ghurawi, ''Tarikh-e Hujum Be Khane-e Hazrat-e Zahra,'' hlm. 9-14.</ref> Bukti pertama adalah bahwa seseorang yang bernama Buraidah bin al-Hushaib al-Aslami yang ikut bersama pasukan Usamah menuju Muta, setelah kembali ke Madina dan memperoleh kabar tentang peristiwa Saqifah, ia bersama dengan beberapa orang dari kabilahnya mengungkapkan bahwa ia adalah pengikut Imam Ali as dan mengatakan bahwa selama Imam Ali as belum berbaiat maka kami juga tidak akan berbait. Setelah kejadian tersebut, Abu Bakar bersama orang-orang yang berada di sekelilingnya berpikir untuk mengambil baiat dari Imam Ali as. Menurut perkataan Yusuf Gharavi dengan bersandar pada waktu pulang perginya pasukan dan peristiwa sebelum dan setelahnya itu maka peristiwa penyerangan terjadi sekitar lima puluh hari setelah wafatnya Rasulullah saw.<ref>Yusufi Ghurawi, ''Tarikh-e Hujum Be Khane-e Hazrat-e Zahra,'' hlm. 9-14.</ref> Bukti lain adalah bahwa setelah perampasan Tanah Fadak yang terjadi setelah sepuluh hari wafatnya Rasulullah saw. Sayidah Fatimah sa pergi ke Masjid dan berkhutbah yang dikenal dengan "Khutbah Fadakiyah". Yusuf Gharavi dalam menguraikan tentang bagaimana Sayidah Fatimah az-Zahra sa berjalan menuju Masjid (cara berjalannya sama sekali tidak berbeda dengan cara berjalannya Rasulullah saw (64)) menyimpulkan bahwa peristiwa penyerangan tidak terjadi sebelum masa Sayidah Fatimah az-Zahra berkhutbah, karena Sayidah Fatimah sa tidak akan bisa berjalan seperti itu ketika ia mengalami cedera akibat serangan tersebut (63). Bukti ketiga adalah setelah peristiwa Saqifah dan penyitaan "Tanah Fadak", Imam Ali as bersama Sayidah Fatimah sa dan Imam Hasan as dan Imam Husain as pergi ke rumah-rumah kaum Muhajirin dan Anshar di malam hari untuk meminta pertolongan kepadanya supaya hak-hak mereka yang telah dirampas dikembalikan. Ketika peristiwa penyerangan tersebut terjadi sebelum peristiwa yang mendatangi rumah kaum Muhajirin dan Anshar, maka Sayidah Fatimah sa tidak akan mungkin bisa bersama mereka dengan adanya cedera yang dialaminya (63).
Muhammad Hadi Yusufi Gharavi, seorang peneliti sejarah Islam dan Tasayyu dengan bersandar pada beberapa bukti meyakini bahwa waktu penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa tidak langsung terjadi setelah peristiwa Saqifah dan pembaiatan kepada Abu Bakar, akan tetapi hal itu terjadi sekitar lima puluh hari atau lebih setelah wafatnya Rasulullah saw.<ref>Yusufi Ghurawi, ''Tarikh-e Hujum Be Khane-e Hazrat-e Zahra,'' Majalah Pazuhesy, vol. 29, hlm. 9-14.</ref> Bukti pertama adalah bahwa seseorang yang bernama Buraidah bin al-Hushaib al-Aslami yang ikut bersama pasukan Usamah menuju Muta, setelah kembali ke Madina dan memperoleh kabar tentang peristiwa Saqifah, ia bersama dengan beberapa orang dari kabilahnya mengungkapkan bahwa ia adalah pengikut Imam Ali as dan mengatakan bahwa selama Imam Ali as belum berbaiat maka kami juga tidak akan berbait. Setelah kejadian tersebut, Abu Bakar bersama orang-orang yang berada di sekelilingnya berpikir untuk mengambil baiat dari Imam Ali as. Menurut perkataan Yusuf Gharavi dengan bersandar pada waktu pulang perginya pasukan dan peristiwa sebelum dan setelahnya itu maka peristiwa penyerangan terjadi sekitar lima puluh hari setelah wafatnya Rasulullah saw.<ref>Yusufi Ghurawi, ''Tarikh-e Hujum Be Khane-e Hazrat-e Zahra,'' Majalah Pazuhesy, vol. 29, hlm. 9-14.</ref> Bukti lain adalah bahwa setelah perampasan Tanah Fadak yang terjadi setelah sepuluh hari wafatnya Rasulullah saw. Sayidah Fatimah sa pergi ke Masjid dan berkhutbah yang dikenal dengan "Khutbah Fadakiyah". Yusuf Gharavi dalam menguraikan tentang bagaimana Sayidah Fatimah az-Zahra sa berjalan menuju Masjid (cara berjalannya sama sekali tidak berbeda dengan cara berjalannya Rasulullah saw (64)) menyimpulkan bahwa peristiwa penyerangan tidak terjadi sebelum masa Sayidah Fatimah az-Zahra berkhutbah, karena Sayidah Fatimah sa tidak akan bisa berjalan seperti itu ketika ia mengalami cedera akibat serangan tersebut (63). Bukti ketiga adalah setelah peristiwa Saqifah dan penyitaan "Tanah Fadak", Imam Ali as bersama Sayidah Fatimah sa dan Imam Hasan as dan Imam Husain as pergi ke rumah-rumah kaum Muhajirin dan Anshar di malam hari untuk meminta pertolongan kepadanya supaya hak-hak mereka yang telah dirampas dikembalikan. Ketika peristiwa penyerangan tersebut terjadi sebelum peristiwa yang mendatangi rumah kaum Muhajirin dan Anshar, maka Sayidah Fatimah sa tidak akan mungkin bisa bersama mereka dengan adanya cedera yang dialaminya (63).


==Konsekwensi==
==Konsekwensi==
Pengguna anonim