Pengguna anonim
Penyerangan Rumah Fatimah Zahra sa: Perbedaan antara revisi
Penyerangan Rumah Fatimah Zahra sa (lihat sumber)
Revisi per 2 Desember 2022 22.56
, 2 Desember 2022→Konsekwensi
imported>Ismail Dg naba |
imported>Ismail Dg naba |
||
Baris 46: | Baris 46: | ||
==Konsekwensi== | ==Konsekwensi== | ||
Beberapa konsekwensi akibat penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah sa : | Beberapa konsekwensi akibat penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah sa : | ||
* Ketidak Ridhaan Sayidah Fatimah sa terhadap Abu Bakar dan Umar | *Ketidak Ridhaan Sayidah Fatimah sa terhadap Abu Bakar dan Umar | ||
Dalam "kitab Sulaim bin Qays", "al-Imamah wa al-Siyasah" dan "kitab Dalail al-Imamah" disebutkan bahwa setelah peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah sa, Abu Bakar dan Umar mencoba meminta maaf dan meminta ridha dari Sayidah Fatimah az-Zahra sa dengan mendatanginya. Sayidah Fatimah sa menolak mereka berdua, namun mereka menjadikan Imam Ali as sebagai perantara sehingga mereka berdua berhasil menemui Sayidah Fatimah sa. Dalam pertemuan tersebut Sayidah Fatimah sa berpaling dari mereka dan mengingatkan mereka akan sabda Nabi saw bahwa "Fatimah adalah bagian dari diriku, barang siapa yang menyakitinya maka ia telah menyakitiku", kemudian beliau berkata bahwa saya menjadikan Tuhan sebagai saksi bahwa kalian berdua telah menyakitiku dan membuatku marah (65). | Dalam "kitab Sulaim bin Qays", "al-Imamah wa al-Siyasah" dan "kitab Dalail al-Imamah" disebutkan bahwa setelah peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah sa, Abu Bakar dan Umar mencoba meminta maaf dan meminta ridha dari Sayidah Fatimah az-Zahra sa dengan mendatanginya. Sayidah Fatimah sa menolak mereka berdua, namun mereka menjadikan Imam Ali as sebagai perantara sehingga mereka berdua berhasil menemui Sayidah Fatimah sa. Dalam pertemuan tersebut Sayidah Fatimah sa berpaling dari mereka dan mengingatkan mereka akan sabda Nabi saw bahwa "Fatimah adalah bagian dari diriku, barang siapa yang menyakitinya maka ia telah menyakitiku", kemudian beliau berkata bahwa saya menjadikan Tuhan sebagai saksi bahwa kalian berdua telah menyakitiku dan membuatku marah (65). | ||
* Gugurnya Muhsin as dan syahidnya Sayidah Fatimah az-Zahra sa | *Gugurnya Muhsin as dan syahidnya Sayidah Fatimah az-Zahra sa | ||
Sumber-sumber paling tertua yang meriwayatkan gugurnya Muhsin as dalam peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra adalah "Kitab Sulaim bin Qays" yang merupakan salah satu sumber abad pertama hijriyah dan sebagian besar sumber-sumber syiah setelahnya seperti "al-Ihtijaj" karya Ahmad bin Ali Tabarsi, "Ghayat al-Maram" karya Sayid Hasyim al-Bahrani dan "Bihar al-Anwar" karya Allamah Majlisi mengutip peristiwa tersebut dari Kitab Sulaim bin Qays(66). Menurut suatu riwayat dari Iman Ja'far al-Shadiq as bahwa penyebab gugurnya Sayidah Fatimah az-Zahra sa adalah cedera yang di alaminya akibat serangan yang terjadi atas peristiwa penyerangan ke rumahnya (67). | Sumber-sumber paling tertua yang meriwayatkan gugurnya Muhsin as dalam peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra adalah "Kitab Sulaim bin Qays" yang merupakan salah satu sumber abad pertama hijriyah dan sebagian besar sumber-sumber syiah setelahnya seperti "al-Ihtijaj" karya Ahmad bin Ali Tabarsi, "Ghayat al-Maram" karya Sayid Hasyim al-Bahrani dan "Bihar al-Anwar" karya Allamah Majlisi mengutip peristiwa tersebut dari Kitab Sulaim bin Qays(66). Menurut suatu riwayat dari Iman Ja'far al-Shadiq as bahwa penyebab gugurnya Sayidah Fatimah az-Zahra sa adalah cedera yang di alaminya akibat serangan yang terjadi atas peristiwa penyerangan ke rumahnya (67). | ||
* Penyesalan Abu Bakar | *Penyesalan Abu Bakar | ||
Beberapa sumber Ahlusunah seperti "Tarikh Madinah al-Dimasyq"(68) karya Ibnu Asakir, "al-Mu’jam al-Kabir"(69) karya Tabarani dan "Tarikh al-Islam" (70) karya Dzahabi menyatakan bahwa di detik-detik akhir kehidupan Abu Bakar, ia menyesali tiga hal yang telah dilakukannya, salah satunya adalah ia mengatakan bahwa seandainya ia tidak memerintahkan untuk memasuki rumah Fatimah sa. | Beberapa sumber Ahlusunah seperti "Tarikh Madinah al-Dimasyq"(68) karya Ibnu Asakir, "al-Mu’jam al-Kabir"(69) karya Tabarani dan "Tarikh al-Islam" (70) karya Dzahabi menyatakan bahwa di detik-detik akhir kehidupan Abu Bakar, ia menyesali tiga hal yang telah dilakukannya, salah satunya adalah ia mengatakan bahwa seandainya ia tidak memerintahkan untuk memasuki rumah Fatimah sa. | ||