Lompat ke isi

Keadilan Sahabat: Perbedaan antara revisi

Tidak ada perubahan ukuran ,  6 April 2023
imported>Hinduwan
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ali al-Hadadi
Baris 38: Baris 38:
Kalangan [[Sunni]] untuk membuktikan keadilan sahabat telah berdalil dengan [[ayat-ayat]] dari [[Alquran]] dan riwayat-riwayat dari Nabi; <ref>Khatib Baghdadi, ''al-Kifayah'', jld.1, hlm.64; Ibnu Hajar al-Asqalani, ''al-Ishabah'', jld.1, hlm.162.</ref> Termasuk:
Kalangan [[Sunni]] untuk membuktikan keadilan sahabat telah berdalil dengan [[ayat-ayat]] dari [[Alquran]] dan riwayat-riwayat dari Nabi; <ref>Khatib Baghdadi, ''al-Kifayah'', jld.1, hlm.64; Ibnu Hajar al-Asqalani, ''al-Ishabah'', jld.1, hlm.162.</ref> Termasuk:
#Ayat yang mengatakan bahwa Allah swt rida dan rela dengan para sahabat; seperti ayat {{ia| وَ السَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهاجِرينَ وَ الْأَنْصارِ وَ الَّذينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَ رَضُوا عَنْه‏}} Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang [[Muhajirin]] dan [[Anshar]] dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah swt rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah swt <ref>Q.S. Al-Taubah, ayat 100.</ref> begitu juga ayat {{ia|لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنينَ إِذْ يُبايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَة }} <ref>Q.S. Al-Fath, ayat 18.</ref> Sesungguhnya Allah swt telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, <ref>Khatib Baghdadi, ''al-Kifayah'', jld.1, hlm.64; Ibnu Hajar al-Asqalani, ''al-Ishabah'', jld.1, hlm.162-163.</ref> Para alim Sunni menganggap bahwa keridaan Allah swt kepada para sahabat adalah sebagai bukti keadilan mereka semua dan mengatakan bahwa siapapun yang diridai maka [[Allah]] swt tidak akan pernah marah padanya. <ref>Ibnu Abdul Bar, ''al-Isti'ab, jld.1, hlm,4.</ref> Menurut penuturan para ulama [[Syiah]], ayat-ayat ini tidak menunjukkan keadilan seluruh sahabat; karena dari zahir ayat pertama yang dapat dipahami bahwa yang dimaksud Allah swt adalah sebagian dari [[Muhajirin]] dan [[Anshar]], tidak semuanya. <ref>Allamah Thabathabai, ''al-Mizan'', jld.9, hlm.374; Subhani, ''Ilahiyat'', jld.4, hlm.445.</ref> Dalam [[ayat]] kedua juga, yang dimaksud adalah hanya bagi para sahabat yang hadir dalam [[baiat Ridhwan]] dan tetap teguh dalam ikrar dan perjanjian mereka, tidak semua sahabat. <ref>Thusi, ''al-Tibyan'', jld.9, hlm.329.</ref> Begitu juga, keadilan dari semua [[sahabat]] tidak serasi dengan ayat ini {{ia| وَمِمَّنْ حَوْلَكُم مِّنَ الْأَعْرَ‌ابِ مُنَافِقُونَ ۖ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ ۖ مَرَ‌دُوا عَلَى النِّفَاقِ}};<ref>Q.S. Al-Taubah, ayat 101.</ref> karena ayat yang baru disebutkan ini memperkenalkan bahwa sebagian sahabat dinyatakan sebagai orang [[munafik]]. <ref>Q.S. Al-Taubah, ayat 101.</ref>
#Ayat yang mengatakan bahwa Allah swt rida dan rela dengan para sahabat; seperti ayat {{ia| وَ السَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهاجِرينَ وَ الْأَنْصارِ وَ الَّذينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَ رَضُوا عَنْه‏}} Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang [[Muhajirin]] dan [[Anshar]] dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah swt rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah swt <ref>Q.S. Al-Taubah, ayat 100.</ref> begitu juga ayat {{ia|لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنينَ إِذْ يُبايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَة }} <ref>Q.S. Al-Fath, ayat 18.</ref> Sesungguhnya Allah swt telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, <ref>Khatib Baghdadi, ''al-Kifayah'', jld.1, hlm.64; Ibnu Hajar al-Asqalani, ''al-Ishabah'', jld.1, hlm.162-163.</ref> Para alim Sunni menganggap bahwa keridaan Allah swt kepada para sahabat adalah sebagai bukti keadilan mereka semua dan mengatakan bahwa siapapun yang diridai maka [[Allah]] swt tidak akan pernah marah padanya. <ref>Ibnu Abdul Bar, ''al-Isti'ab, jld.1, hlm,4.</ref> Menurut penuturan para ulama [[Syiah]], ayat-ayat ini tidak menunjukkan keadilan seluruh sahabat; karena dari zahir ayat pertama yang dapat dipahami bahwa yang dimaksud Allah swt adalah sebagian dari [[Muhajirin]] dan [[Anshar]], tidak semuanya. <ref>Allamah Thabathabai, ''al-Mizan'', jld.9, hlm.374; Subhani, ''Ilahiyat'', jld.4, hlm.445.</ref> Dalam [[ayat]] kedua juga, yang dimaksud adalah hanya bagi para sahabat yang hadir dalam [[baiat Ridhwan]] dan tetap teguh dalam ikrar dan perjanjian mereka, tidak semua sahabat. <ref>Thusi, ''al-Tibyan'', jld.9, hlm.329.</ref> Begitu juga, keadilan dari semua [[sahabat]] tidak serasi dengan ayat ini {{ia| وَمِمَّنْ حَوْلَكُم مِّنَ الْأَعْرَ‌ابِ مُنَافِقُونَ ۖ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ ۖ مَرَ‌دُوا عَلَى النِّفَاقِ}};<ref>Q.S. Al-Taubah, ayat 101.</ref> karena ayat yang baru disebutkan ini memperkenalkan bahwa sebagian sahabat dinyatakan sebagai orang [[munafik]]. <ref>Q.S. Al-Taubah, ayat 101.</ref>
#Ayat-ayat yang memperkenalkan umat [[Islam]] sebagai umat terbaik dan [[ummat wasatha]], seperti ayat {{ia| كُنتُمْ خَیرَ أُمَّةٍ أُخْرِ‌جَتْ لِلنَّاسِ}} <ref>Q.S. Ali Imran, ayat 110.</ref> dan ayat {{ia| وَ کَذلِکَ جَعَلْناکُمْ أُمَّةً وَسَطاً}} <ref>Q.S. Al-Baqarah, ayat 143.</ref>, sebagian dari para mufasir Ahlusunah menafsirkan ummat wasatha sebagai ummah yang adil. <ref>Suyuthi, ''al-Dur al-Manstur'', jld.1, hlm.144; Fakhrurrazi, ''Tafsir al-Kabir'', jld.4, hlm.84.</ref> Dan berkata bahwa meskipun kata ummat itu umum, tetapi yang dimaksudkan adalah khusus (sahabat) dan ayat telah diturunkan berkaitan dengan sahabat; <ref>Khatib Baghdadi, ''al-Kifayah'', jld.1, hlm.64.</ref> padahal menurut ulama Syiah, ayat ini menunjukkan pada tindakan beberapa sahabat Nabi saw, yang kehadirannya telah menyebabkan umat Nabi saw disebut sebagai umat terbaik oleh Allah swt, bukan semua sahabat. <ref>Allamah Thabathabai, ''al-Mizan'', jld.1, hlm.123.</ref>
#Ayat-ayat yang memperkenalkan umat [[Islam]] sebagai umat terbaik dan [[ummat wasatha]], seperti ayat {{ia| كُنتُمْ خَیرَ أُمَّةٍ أُخْرِ‌جَتْ لِلنَّاسِ}} <ref>Q.S. Ali Imran, ayat 110.</ref> dan ayat {{ia| وَ کَذلِکَ جَعَلْناکُمْ أُمَّةً وَسَطاً}} <ref>Q.S. Al-Baqarah, ayat 143.</ref>, sebagian dari para mufasir Ahlusunah menafsirkan ummat wasatha sebagai ummat yang adil. <ref>Suyuthi, ''al-Dur al-Manstur'', jld.1, hlm.144; Fakhrurrazi, ''Tafsir al-Kabir'', jld.4, hlm.84.</ref> Dan berkata bahwa meskipun kata ummat itu umum, tetapi yang dimaksudkan adalah khusus (sahabat) dan ayat telah diturunkan berkaitan dengan sahabat; <ref>Khatib Baghdadi, ''al-Kifayah'', jld.1, hlm.64.</ref> padahal menurut ulama Syiah, ayat ini menunjukkan pada tindakan beberapa sahabat Nabi saw, yang kehadirannya telah menyebabkan umat Nabi saw disebut sebagai umat terbaik oleh Allah swt, bukan semua sahabat. <ref>Allamah Thabathabai, ''al-Mizan'', jld.1, hlm.123.</ref>
#Hadis "''Ashabi Kannujum''"; dalam hadis ini, para sahabat Nabi diibaratkan sebagai bintang, dimana siapa saja yang mengikuti mereka akan mendapat petunjuk. Menurut pandangan ulama Syiah dan sebagian ulama Sunni, riwayat ini adalah tergolong dari riwayat-riwayat palsu dan buatan, yang mana itu tidak sesuai dengan ayat-ayat dari Alquran dan riwayat-riawayat dari Nabi saw. <ref>Subhani, ''Ilahiyat'', jld.4, hlm.443.</ref>  
#Hadis "''Ashabi Kannujum''"; dalam hadis ini, para sahabat Nabi diibaratkan sebagai bintang, dimana siapa saja yang mengikuti mereka akan mendapat petunjuk. Menurut pandangan ulama Syiah dan sebagian ulama Sunni, riwayat ini adalah tergolong dari riwayat-riwayat palsu dan buatan, yang mana itu tidak sesuai dengan ayat-ayat dari Alquran dan riwayat-riawayat dari Nabi saw. <ref>Subhani, ''Ilahiyat'', jld.4, hlm.443.</ref>  


Pengguna anonim