Lompat ke isi

Ahmad: Perbedaan antara revisi

4 bita ditambahkan ,  30 Oktober 2021
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Baris 22: Baris 22:
Perlu dicatat bahwa tulisan-tulisan di atas batu-batu yang ditemukan di gunung "Shafa" yang terletak di bagian utara jazirah Arabia terlihat pula nama-nama yang mirip dengan Ahmad, yang menurut para peneliti merupakan bentuk singkatan dari nama-nama yang dikombinasi dengan nama Allah.
Perlu dicatat bahwa tulisan-tulisan di atas batu-batu yang ditemukan di gunung "Shafa" yang terletak di bagian utara jazirah Arabia terlihat pula nama-nama yang mirip dengan Ahmad, yang menurut para peneliti merupakan bentuk singkatan dari nama-nama yang dikombinasi dengan nama Allah.


Ibnu Qayim al-Jauzi menyatakan bahwa semua nama-nama [[Nabi saw]] bukanlah '''alam-'alam'' atau sekedar nama murni yang diperuntukan hanya mengenal orang yang dinamai, akan tetapi merupakan bentuk-bentuk sifat dan nama-nama derivatif yang melazimkan pujian dan kesempurnaan kepada orang yang dinamai. <ref>Ibnu Qayyim, ''Zād al-Ma'ād'', jld.1, hlm.66</ref> Meskipun contoh gamblang dari pandangan semacam ini tidak ditemukan pada tulisan-tulisan klasik, namun secara praktis terdapat juga pandangan serupa di kalangan kaum [[muslimin]] pada masa-masa terdahulu.
Ibnu Qayim al-Jauzi menyatakan bahwa semua nama-nama Nabi saw bukanlah '''alam-'alam'' atau sekedar nama murni yang diperuntukan hanya mengenal orang yang dinamai, akan tetapi merupakan bentuk-bentuk sifat dan nama-nama derivatif yang melazimkan pujian dan kesempurnaan kepada orang yang dinamai. <ref>Ibnu Qayyim, ''Zād al-Ma'ād'', jld.1, hlm.66</ref> Meskipun contoh gamblang dari pandangan semacam ini tidak ditemukan pada tulisan-tulisan klasik, namun secara praktis terdapat juga pandangan serupa di kalangan kaum [[Muslimin]] pada masa-masa terdahulu.


Terkait ke-'alaman nama Ahmad mesti dikatakan bahwa setiap kali penulis mencoba menulis nama lain selain nama Muhammad untuk Nabi Islam saw, nama Ahmad senantiasa disebutkan terlebih dahulu. Teks riwayat yang paling terkenal mengenai hal ini adalah hadis Jubair bin Muth'im yang dikutip dari Nabi saw yang berbicara tentang lima nama dari nama-nama Nabi saw, yang mana nama Muhammad dan Ahmad lebih banyak disebutkan. Penelitian terhadap sanad-sanad riwayat menunjukkan bahwa periwayatan hadis ini lebih dikenal melalui jalan Zuhri dari Muhammad bin Jubair dari Jubair bin Muth'im. <ref>Bukhari, ''Shahih'', jld.3, hlm.201; Muslim bin Hajjaj, ''Shahih'', hlm.1828; Tirmidzi, ''Sunan'', jld.5, hlm.135</ref> Namun, ada kandungan mirip dengan kandungan di atas dengan perbedaan tipis, telah diriwayatkan melalui jalan Jakfar bin Abi Wahsyiah dan Atabah bin Muslim dari Nafi', putra lain dari Jubair bin Muth'im, dari ayahnya.<ref>Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqāt al-Kabir'', jld.1, hlm.65; Hakim Neisyaburi, ''Mustadrak al-Shahihain'', jld.2, hlm.604; Baihaqi, ''Dalāil al-Nubuwah'', jld.1, hlm.155</ref>
Terkait ke-'alaman nama Ahmad mesti dikatakan bahwa setiap kali penulis mencoba menulis nama lain selain nama Muhammad untuk Nabi Islam saw, nama Ahmad senantiasa disebutkan terlebih dahulu. Teks riwayat yang paling terkenal mengenai hal ini adalah hadis Jubair bin Muth'im yang dikutip dari Nabi saw yang berbicara tentang lima nama dari nama-nama Nabi saw, yang mana nama Muhammad dan Ahmad lebih banyak disebutkan. Penelitian terhadap sanad-sanad riwayat menunjukkan bahwa periwayatan hadis ini lebih dikenal melalui jalan Zuhri dari Muhammad bin Jubair dari Jubair bin Muth'im. <ref>Bukhari, ''Shahih'', jld.3, hlm.201; Muslim bin Hajjaj, ''Shahih'', hlm.1828; Tirmidzi, ''Sunan'', jld.5, hlm.135</ref> Namun, ada kandungan mirip dengan kandungan di atas dengan perbedaan tipis, telah diriwayatkan melalui jalan Jakfar bin Abi Wahsyiah dan Atabah bin Muslim dari Nafi', putra lain dari Jubair bin Muth'im, dari ayahnya.<ref>Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqāt al-Kabir'', jld.1, hlm.65; Hakim Neisyaburi, ''Mustadrak al-Shahihain'', jld.2, hlm.604; Baihaqi, ''Dalāil al-Nubuwah'', jld.1, hlm.155</ref>


Hadis di atas juga diriwayatkan dengan silsilah sanad A'masy dan Mas'udi dari Amr bin Murrah dari Abu Ubaidah dari Abu Musa Asy'ari dari Nabi saw <ref>Muslim,'' Shahih'', hlm.1828-1829; Ahmad bin Hanbal, ''Musnad'', jld.4, hlm.395, 404, 407; Baihaqi, ''Dalāil al-Nubuwah'', jld.1, hlm.156-157</ref> dan dengan silsilah sanad Hammad bin Salamah dari Ashim dari Zar bin Hubaisy dari Hudzaifah atau silsilah sanad Abu Bakar bin Ayasy dari Ashim dari Abu Wail dari Hudzaifah dari Nabi saw.<ref>Ahmad bin Hanbal, ''Musnad'', jld.5, hlm.405; ''Tirmidzi, al-Samāil'', hlm.211-212; Ibnu Saad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld.1, hlm.65</ref> Berdasarkan pada sanad-sanad di atas dapat disimpulkan bahwa konten hadis tersebut telah dibicarakan oleh beberapa [[sahabat]] sejak paruh pertama abad ke-[[1 H]], namun pada generasi-generasi awal abad ke-[[2 H]], penukilan hadis tersebut yang tadinya dari person ke person lain menjadi lebih luas dan melebar.
Hadis di atas juga diriwayatkan dengan silsilah sanad A'masy dan Mas'udi dari Amr bin Murrah dari Abu Ubaidah dari [[Abu Musa Asy'ari]] dari Nabi saw <ref>Muslim,'' Shahih'', hlm.1828-1829; Ahmad bin Hanbal, ''Musnad'', jld.4, hlm.395, 404, 407; Baihaqi, ''Dalāil al-Nubuwah'', jld.1, hlm.156-157</ref> dan dengan silsilah sanad Hammad bin Salamah dari Ashim dari Zar bin Hubaisy dari Hudzaifah atau silsilah sanad Abu Bakar bin Ayasy dari Ashim dari Abu Wail dari Hudzaifah dari Nabi saw.<ref>Ahmad bin Hanbal, ''Musnad'', jld.5, hlm.405; ''Tirmidzi, al-Samāil'', hlm.211-212; Ibnu Saad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld.1, hlm.65</ref> Berdasarkan pada sanad-sanad di atas dapat disimpulkan bahwa konten hadis tersebut telah dibicarakan oleh beberapa [[sahabat]] sejak paruh pertama abad ke-[[1 H]], namun pada generasi-generasi awal abad ke-[[2 H]], penukilan hadis tersebut yang tadinya dari person ke person lain menjadi lebih luas dan melebar.


Berdasar pada apa yang telah disebutkan di atas tampaknya harus diterima bahwa asumsi adanya nama untuk Nabi saw lebih dari satu nama terkhusus nama Ahmad, sudah ada sejak pertengahan abad ke-1 H. Hal ini tidak jauh dari harapan dan dapat dicerna secara utuh ketika melihat makna lahiriah kalimat Alquran: {{ia|إسمه أحمد}}; namanya Ahmad.
Berdasar pada apa yang telah disebutkan di atas tampaknya harus diterima bahwa asumsi adanya nama untuk Nabi saw lebih dari satu nama terkhusus nama Ahmad, sudah ada sejak pertengahan abad ke-1 H. Hal ini tidak jauh dari harapan dan dapat dicerna secara utuh ketika melihat makna lahiriah kalimat [[Alquran]]: {{ia|إسمه أحمد}}; namanya Ahmad.


==Beredarnya Nama Ahmad di Kalangan Arab Sebelum Islam==
==Beredarnya Nama Ahmad di Kalangan Arab Sebelum Islam==
Pengguna anonim