Pengguna anonim
Abu Bakar bin Abi Quhafah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Ismail Dg naba Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 131: | Baris 131: | ||
==Saqifah== | ==Saqifah== | ||
{{main| Saqifah Bani Saidah}} | {{main| Saqifah Bani Saidah}} | ||
[[Nabi Muhammad saw]] meninggal pada hari Senin [[12 Rabiul Awal]] tahun 11 H/632 dan menurut riwayat penanggalan ulama hadis [[Syiah]], pada hari Senin [[28 Safar]] di tahun yang sama. Berita tentang meninggalnya Nabi saw begitu cepat tersebar sehingga [[Madinah|kota Madinah al-Munawaroh]] yang kecil di waktu, dan sepertinya sejak hari-hari intensifikasi penyakit Nabi saw yang semakin parah dan kemungkinan meninggalnya disebabkan penyakit tersebut, membuat beberapa gelintir orang telah berniat untuk mengambil dan mendapatkan kekuasaan. Tidak beberapa lama setelah terdengar berita wafatnya Rasulullah saw, dimana saat itu Ali as, [[Fadhl bin Abbas]] serta beberapa orang lainnya masih sibuk mengurus pemandian tubuh suci Nabi saw. [[Sa'ad bin Ubadah]] seorang pemimpin dari suku [[Khazraj]], dalam keadaan sakit demam, duduk di tengah-tengah sekelompok ''Anshar'' ([[Aus dan Khazraj]]) di [[Saqifah Bani Sa'idah]] sambil berbicara tentang keutamaan-keutamaan [[Anshar]] dan prioritas mereka daripada Muhajirin dalam masalah kekhalifahan. | [[Nabi Muhammad saw]] meninggal pada hari Senin [[12 Rabiul Awal]] tahun 11 H/632 dan menurut riwayat penanggalan ulama hadis [[Syiah]], pada hari Senin [[28 Safar]] di tahun yang sama. Berita tentang meninggalnya Nabi saw begitu cepat tersebar sehingga [[Madinah|kota Madinah al-Munawaroh]] yang kecil di waktu, dan sepertinya sejak hari-hari intensifikasi penyakit Nabi saw yang semakin parah dan kemungkinan meninggalnya disebabkan penyakit tersebut, membuat beberapa gelintir orang telah berniat untuk mengambil dan mendapatkan kekuasaan. Tidak beberapa lama setelah terdengar berita wafatnya Rasulullah saw, dimana saat itu Ali as, [[Fadhl bin Abbas]] serta beberapa orang lainnya masih sibuk mengurus [[Mandi|pemandian]] tubuh suci Nabi saw. [[Sa'ad bin Ubadah]] seorang pemimpin dari suku [[Khazraj]], dalam keadaan sakit demam, duduk di tengah-tengah sekelompok ''Anshar'' ([[Aus dan Khazraj]]) di [[Saqifah Bani Sa'idah]] sambil berbicara tentang keutamaan-keutamaan [[Anshar]] dan prioritas mereka daripada Muhajirin dalam masalah kekhalifahan. | ||
Berita yang berkaitan tentang apa yang terjadi di Saqifah dan ucapan serta pidato yang keluar antara kelompok Muhajirin dan Anshar, cukup dikenal. Sumber-sumber menyatakan bahwa pemilihan Abu Bakar terjadi dengan dibarengi percakapan dan persengketaan yang sangat kontroversial, sehingga [[Hubab bin Mundzir]], dari ''Anshar'', menghunuskan pedang ke arah Muhajirin dan hampir saja Sa'ad bin Ubadah, habis terinjak-injak, ia juga memegang dan menarik janggut [[Umar]] <ref> Ibnu Jauzi, ''Afātu Ashāb al-Hadits'', hlm.28.</ref> Selanjutnya, kabilah [[Bani Aslam]], yang berpihak dengan Muhajirin, memasuki [[Madinah]] dan memberikan [[baiat]] mereka kepada Abu Bakar, dan suku inilah yang mempermudah urusan baiat kepada rakyat Madinah. <ref> Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.220-223; Halabi, al-Sirah al-Halabiyah, jld.3, hlm.359.</ref> Dari Umar {{enote|Menurut penukilan Baladzuri riwayat ini dinukil dari Abu Bakar. Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.590-591.}} diriwayatkan bahwa baiat dengan Abu Bakar adalah pekerjaan yang tanpa aturan dan tergesa-gesa (faltah) semoga [[Allah swt|Allah]] menyelamatkan masyarakat dari keburukannya. <ref> Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.205; Fayyadh, ''Tārikh Islām'', hlm.131.</ref> | Berita yang berkaitan tentang apa yang terjadi di Saqifah dan ucapan serta pidato yang keluar antara kelompok Muhajirin dan Anshar, cukup dikenal. Sumber-sumber menyatakan bahwa pemilihan Abu Bakar terjadi dengan dibarengi percakapan dan persengketaan yang sangat kontroversial, sehingga [[Hubab bin Mundzir]], dari ''Anshar'', menghunuskan pedang ke arah Muhajirin dan hampir saja Sa'ad bin Ubadah, habis terinjak-injak, ia juga memegang dan menarik janggut [[Umar]] <ref> Ibnu Jauzi, ''Afātu Ashāb al-Hadits'', hlm.28.</ref> Selanjutnya, kabilah [[Bani Aslam]], yang berpihak dengan Muhajirin, memasuki [[Madinah]] dan memberikan [[baiat]] mereka kepada Abu Bakar, dan suku inilah yang mempermudah urusan baiat kepada rakyat Madinah. <ref> Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.220-223; Halabi, al-Sirah al-Halabiyah, jld.3, hlm.359.</ref> Dari Umar {{enote|Menurut penukilan Baladzuri riwayat ini dinukil dari Abu Bakar. Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.590-591.}} diriwayatkan bahwa baiat dengan Abu Bakar adalah pekerjaan yang tanpa aturan dan tergesa-gesa (faltah) semoga [[Allah swt|Allah]] menyelamatkan masyarakat dari keburukannya. <ref> Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.205; Fayyadh, ''Tārikh Islām'', hlm.131.</ref> | ||
Baris 288: | Baris 288: | ||
==Wafat== | ==Wafat== | ||
Abu Bakar pada hari Senin, 7 [[Jumadil Akhir]] tahun 13 H/634 ia pergi mandi dimana pada waktu itu hari begitu dingin. Setelah itu dia demam dan dirawat sehingga ia tidak dapat pergi melakukan [[salat]] bersama masyarakat. Ketika ia dalam keadaan sakit yang berlangsung selama 15 hari, Umarlah yang menggantikan posisinya sebagai imam [[salat jamaah ]] bersama masyarakat. Dan mulai orang-orangpun mulai menjenguknya. Hingga pada malam hari Selasa tanggal 22 bulan yang sama, di usia 62 dia meninggal dunia dan memegang tampuk kekhalifahan selama 2 tahun, 3 bulan, 22 hari. <ref> Ya'qubi, ''Tārikh Ya'qubi'', jld.2, hlm.136-137; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.419-420; Ibnu Hibban, ''Kitab al-Tsiqāt'', jld.2, hlm.191-194.</ref> Menurut wasiat Abu Bakar, isterinya [[Asma' binti Umais|Asma']] yang memandikan jenazahnya. Pada malam itu Umar yang menyalatinya di [[masjid Nabi]]. Sesuai dengan wasiatnya kepada [[Aisyah]], dengan bantuan [[Utsman]], [[Thalhah]] dan ... ia dikuburkan di samping [[Nabi saw]]. <ref> Ibnu Saad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.203, 208,209; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm. 421-422; Ibnu Hibban, ''Kitab al-Tsiqāt'', jld.2, hlm.193-195.</.</ref> | Abu Bakar pada hari Senin, 7 [[Jumadil Akhir]] tahun 13 H/634 ia pergi [[mandi]] dimana pada waktu itu hari begitu dingin. Setelah itu dia demam dan dirawat sehingga ia tidak dapat pergi melakukan [[salat]] bersama masyarakat. Ketika ia dalam keadaan sakit yang berlangsung selama 15 hari, Umarlah yang menggantikan posisinya sebagai imam [[salat jamaah ]] bersama masyarakat. Dan mulai orang-orangpun mulai menjenguknya. Hingga pada malam hari Selasa tanggal 22 bulan yang sama, di usia 62 dia meninggal dunia dan memegang tampuk kekhalifahan selama 2 tahun, 3 bulan, 22 hari. <ref> Ya'qubi, ''Tārikh Ya'qubi'', jld.2, hlm.136-137; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.419-420; Ibnu Hibban, ''Kitab al-Tsiqāt'', jld.2, hlm.191-194.</ref> Menurut wasiat Abu Bakar, isterinya [[Asma' binti Umais|Asma']] yang memandikan jenazahnya. Pada malam itu Umar yang menyalatinya di [[masjid Nabi]]. Sesuai dengan wasiatnya kepada [[Aisyah]], dengan bantuan [[Utsman]], [[Thalhah]] dan ... ia dikuburkan di samping [[Nabi saw]]. <ref> Ibnu Saad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.203, 208,209; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm. 421-422; Ibnu Hibban, ''Kitab al-Tsiqāt'', jld.2, hlm.193-195.</.</ref> | ||
Dinukil dari Abu Bakar ucapan-ucapan ketika ia dalam keadaan sakit sebagai wasiat, yang sebagian di antaranya berhubungan dengan suksesi [[Umar]], berbagai protes yang dilontarkan kepadanya, sebagian lainnya berhubungan dengan permasalahan pribadi dan apa yang ia tinggalkan dan penyelesaian dengan baitul mal. <ref> Ibnu Saad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.192-200; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm. 428-430; Ibnu Hibban, ''Kitab al-Tsiqāt'', jld.2, hlm.191-194.</.</ref> Selain ucapan-ucapan ini, dinukil sebuah ucapan yang luar biasa darinya dengan sedikit perbedaan dalam lafaz dan makna dalam beberapa sumbe. Untuk mengetahui tentang misteri di akhir kehidupannya dan penjelasan sebagian tentang beberapa peristiwa dalam sejarah [[Islam]] memiliki nilai penting dan khusus. Ucapan-ucapannya ini dalam menjawab kata-kata terakhir yang disampaikan [[Abdurrahman bin Auf|Abdurrahman]] kepadanya, ia berkata: "Engkau senantiasa baik dan melakukan perbaikan, dengan begitu kamu jangan bersedih atas sesuatu dari dunia," dan Abu Bakar menjawab: "Ya, aku tidak menyesali apa pun tentang dunia kecuali tiga hal yang telah aku lakukan dan andai saja tidak aku lakukan begitu juga dengan tiga hal yang seandainya jawabannya aku tanyakan kepada [[Rasulullah saw]]. Adapun apa yang aku sukai tapi tidak aku lakukan adalah: | Dinukil dari Abu Bakar ucapan-ucapan ketika ia dalam keadaan sakit sebagai wasiat, yang sebagian di antaranya berhubungan dengan suksesi [[Umar]], berbagai protes yang dilontarkan kepadanya, sebagian lainnya berhubungan dengan permasalahan pribadi dan apa yang ia tinggalkan dan penyelesaian dengan baitul mal. <ref> Ibnu Saad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.192-200; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm. 428-430; Ibnu Hibban, ''Kitab al-Tsiqāt'', jld.2, hlm.191-194.</.</ref> Selain ucapan-ucapan ini, dinukil sebuah ucapan yang luar biasa darinya dengan sedikit perbedaan dalam lafaz dan makna dalam beberapa sumbe. Untuk mengetahui tentang misteri di akhir kehidupannya dan penjelasan sebagian tentang beberapa peristiwa dalam sejarah [[Islam]] memiliki nilai penting dan khusus. Ucapan-ucapannya ini dalam menjawab kata-kata terakhir yang disampaikan [[Abdurrahman bin Auf|Abdurrahman]] kepadanya, ia berkata: "Engkau senantiasa baik dan melakukan perbaikan, dengan begitu kamu jangan bersedih atas sesuatu dari dunia," dan Abu Bakar menjawab: "Ya, aku tidak menyesali apa pun tentang dunia kecuali tiga hal yang telah aku lakukan dan andai saja tidak aku lakukan begitu juga dengan tiga hal yang seandainya jawabannya aku tanyakan kepada [[Rasulullah saw]]. Adapun apa yang aku sukai tapi tidak aku lakukan adalah: |