Lompat ke isi

Abu Bakar bin Abi Quhafah: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 198: Baris 198:
 
 
===Sebab Baiat===
===Sebab Baiat===
Tampaknya apa yang memaksa Ali as untuk berbaiat dengan Abu Bakar, tersebarnya kemurtadan secara cepat, penyelewengan para suku dan munculnya para pengaku [[Kenabian|nabi]] di semenanjung Arab.<ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.588; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.387; Thabarsi, al-Ihtijāj, jld.1, hlm.95-105.</ref> Sebagian sumber-sumber memberikan kemungkinan suasana penekanan dan takut kehilangan nyawa dalam penerimaan baiat cukup berpengaruh, karena telah diriwayatkan bahwa suatu hari Abu Hanifah bertanya kepada Mu'min Thaq;" Jika kekhalifahan secara sah adalah milik Ali, mengapa dia tidak bangkit untuk mengambil haknya?" Dia menjawab: "Dia takut dibunuh oleh para [[Jin]] sebagaimana [[Sa'ad bin Ubadah]]"!. <ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.587; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.208; Thabarsi, al-Ihtijāj, jld.2, hlm.381.</ref>
Tampaknya apa yang memaksa Ali as untuk berbaiat dengan Abu Bakar, tersebarnya kemurtadan secara cepat, penyelewengan para suku dan munculnya para pengaku [[Kenabian|nabi]] di Semenanjung Arab.<ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.588; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.387; Thabarsi, al-Ihtijāj, jld.1, hlm.95-105.</ref> Sebagian sumber-sumber memberikan kemungkinan suasana penekanan dan takut kehilangan nyawa dalam penerimaan baiat cukup berpengaruh, karena telah diriwayatkan bahwa suatu hari Abu Hanifah bertanya kepada Mu'min Thaq; "Jika kekhalifahan secara sah adalah milik Ali, mengapa dia tidak bangkit untuk mengambil haknya?" Dia menjawab: "Dia takut dibunuh oleh para [[Jin]] sebagaimana [[Sa'ad bin Ubadah]]!". <ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.587; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.208; Thabarsi, al-Ihtijāj, jld.2, hlm.381.</ref>


==Fadak==
==Fadak==
{{main|Fadak|khotbah Fadakiyah}}   
{{main|Fadak|khotbah Fadakiyah}}   
Salah satu tindakan Abu Bakar pada awal kekhalifahan, menyita secara paksa [[tanah Fadak]].<ref> Thuraihi, Majma' al-Bahrain, jld.3, hlm.371; Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balāghah'', jld.16, hlm.268-269.</ref> di sebagian sumber-sumber [[Ahlusunah]] juga telah disinggung masalah tentang penyitaan [[Fadak]], protes [[Fatimah sa]] dan permintaan haknya, jawaban Abu Bakar dan murka putri Nabi saw kepadanya.<ref> Untuk percontohan lihat: Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.207-208.</ref> Sebagiannya lagi menukil bebagai riwayat yang lebih jelas berkenaan dengan pembahasan ini.<ref> Baladzuri, Futuh al-Buldān, hlm.44-46.</ref>
Salah satu tindakan Abu Bakar diawal kekhalifahannya adalah menyita secara paksa [[tanah Fadak]].<ref> Thuraihi, Majma' al-Bahrain, jld.3, hlm.371; Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balāghah'', jld.16, hlm.268-269.</ref> Pada sebagian sumber-sumber [[Ahlusunah]] mengisyaratkan masalah penyitaan [[tanah Fadak]], protes [[Fatimah sa]] dan permintaan haknya, jawaban Abu Bakar serta murka putri Nabi saw kepadanya.<ref> Untuk percontohan lihat: Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.207-208.</ref> Sebagiannya lagi menukil berbagai riwayat yang lebih jelas berkenaan dengan pembahasan tersebut.<ref> Baladzuri, Futuh al-Buldān, hlm.44-46.</ref>


Para peneliti [[Syiah]] berdasarkan sumber-sumber Ahlusunah menunjukkan bahwa Fatimah sa sejak Abu Bakar memerintahkan penyitaan tanah Fadak, beliau berulang kali hingga akhir kehidupan singkatnya berdalil di samping masyarakat [[Madinah]] atas keberhakannya terhadap tanah Fadak. Tindakan dan juga prilaku para ajudan Abu Bakar dalam penyerangan ke rumah [[Ali as]] untuk pengambilan [[baiat]] begitu membuat Fatimah sa murka dan marah sehingga sampai akhir kehidupannya, beliau tidak mau berbicara dengan Abu Bakar. Beliau melarang Abu Bakar serta Aisyah untuk menghadiri upacara pemakaman jenazahnya.<ref> Muhaqiq Karaki, Nafahāt al-Lāhut, hlm.78; Amin, a’yān al-Syiah, jld.1, hlm.314; Bukhari, Sahih al-Bukhari, jld.5, hlm. 82; Ibnu Hajar Haitami, ''al-Shawa’iq al-Muhriqah'', hlm.25; Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balāghah'', jld.16, hlm.218.</ref>
Para peneliti [[Syiah]] berdasarkan sumber-sumber Ahlusunah menunjukkan bahwa Fatimah sa sejak Abu Bakar memerintahkan penyitaan tanah Fadak, beliau berulang kali -hingga akhir hayatnya yang singkat- berdalil di samping masyarakat [[Madinah]] atas keberhakkannya terhadap tanah Fadak. Tindakan dan juga prilaku para ajudan Abu Bakar dalam penyerangan ke rumah [[Ali as]] untuk pengambilan [[baiat]] membuat Fatimah sa sangat murka dan marah sehingga sampai akhir kehidupannya, beliau tidak mau berbicara dengan Abu Bakar. Beliaupun melarang Abu Bakar dan[[Aisyah]] untuk menghadiri upacara pemakaman jenazahnya.<ref> Muhaqiq Karaki, Nafahāt al-Lāhut, hlm.78; Amin, a’yān al-Syiah, jld.1, hlm.314; Bukhari, Sahih al-Bukhari, jld.5, hlm. 82; Ibnu Hajar Haitami, ''al-Shawa’iq al-Muhriqah'', hlm.25; Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balāghah'', jld.16, hlm.218.</ref>


Dikatakan bahwa Abu Bakar, pernah sekali dia menuliskan sanad dan tanda bukti kepemilikan Fadak atas fatimah setelah mendengarkan alasan-alasan Fatimah sambil menangis. Namun [[Umar]] setelah mengetahui hal itu, ia lantas memprotes Abu Bakar. Kemudian sanad tersebut diambilnya dan ia robek-robek.<ref> Halabi, al-Sirah al-Halabiyah, jld.3, hlm.362.</ref>
Dikatakan bahwa Abu Bakar sambil menangis, pernah menuliskan sanad dan tanda bukti kepemilikan Fadak atas Fatimah sa setelah mendengarkan alasan-alasan yangs dikemukakan oleh Fatimah sa . Namun [[Umar]] ketika mengetahui hal itu, ia lantas memprotes Abu Bakar. Kemudian sanad tersebut diambilnya dan ia robek-robek.<ref> Halabi, al-Sirah al-Halabiyah, jld.3, hlm.362.</ref>


Sebagian ulama Ahlusunah berkenaan dengan penyitaan tanah Fadak meyakini bahwa hal itu sebagai sebuah ijtihad dan batasan kemaslahatan khalifah. Namun kaum Syiah dengan bertolak bahwasannya ini hanya suatu penyitaan yang terjadi pada masa Abu Bakar dan sebaliknya, dilaporkan tentang pemberian dan pendermaan dari baitul mal demi tujuan pengokohan fondasi-fondasi kekhalifahan, tindakan ini betul-betul tindakan tercela sementara mengusik ketenangan Fatimah sa yang mana berdasarkan sabda Nabi saw sama dengan mengusik ketenangan [[Allah swt|Allah]] dan Nabi-Nya adalah suatu dosa yang besar dan ini merupakan salah satu aib, noda dan cela bagi Abu Bakar.<ref> Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balāghah'', jld.1, hlm.222; Mufid, ''al-Jamal wa al-Nushrah li Sayidil Itrah'', hlm.59.</ref>
Sebagian ulama Ahlusunah berkenaan dengan penyitaan tanah Fadak meyakini bahwa hal itu merupakan [[ijtihad]] dan batasan kemaslahatan khalifah. Namun kaum Syiah dengan bertolak bahwasannya ini hanya suatu penyitaan yang terjadi pada masa Abu Bakar dan sebaliknya, dilaporkan tentang pemberian dan pendermaan dari baitul mal demi tujuan pengokohan fondasi-fondasi kekhalifahan, tindakan ini betul-betul tindakan tercela, karena mengusik ketenangan Fatimah sa yang mana berdasarkan sabda [[Nabi saw]] sama dengan mengusik ketenangan [[Allah swt|Allah]] dan Nabi-Nya adalah suatu dosa yang besar dan ini merupakan salah satu aib, noda dan cela bagi Abu Bakar.<ref> Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balāghah'', jld.1, hlm.222; Mufid, ''al-Jamal wa al-Nushrah li Sayidil Itrah'', hlm.59.</ref>
==Pengiriman Pasukan Usamah==
==Pengiriman Pasukan Usamah==
Tindakan resmi pertama atau kedua dari pemerintahan Abu Bakar setelah penyitaan tanah Fadak, mempersiapkan pasukan Usamah. Khalifah walaupun sadar akan kegaduhan semenanjung Arab (murtadnya sebagian suku, munculnya pengakuan para nabi, pembelotan orang-orang Yahudi dan Nashara dan kekacauan-kekacaunan lainnya yang mungkin terjadi) tampaknya untuk menjalankan perintah-perintah Nabi, sangat yakin bahwa pekerjaan ini adalah hal yang urgen, tanpa mendengar pendapat dua penasehatnya Umar dan Abu Ubaidah yang mengatakan bahwa pengiriman pasukan Usamah pada masa yang sensitif jauh dari pandangan akal dan dalam menjawab para penentangnya ia berkata: “Demi Dzat yang jiwa Abu Bakar berada di tangannya, jika takut binantang-binatang buas menangkapku, kelompok Usamah akan aku kirim sebagaimana nabi memerintahkannya…”<ref> Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.2, hlm.1121; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.225-226; Azham, Asyhar Masyahir al-Islām, hlm.24-25; Fayyadh, Tārikh Islām, hlm.133.</ref>
Tindakan resmi pertama atau kedua dari pemerintahan Abu Bakar setelah penyitaan tanah Fadak, mempersiapkan [[pasukan Usamah]]. Walaupun khalifah sadar akan kegaduhan [[Semenanjung Arab]] (murtadnya sebagian suku, munculnya pengakuan para nabi, pembelotan orang-orang [[Yahudi]] dan [[Nasrani]] dan kekacauan-kekacaunan lainnya yang mungkin akan terjadi) tampaknya untuk menjalankan perintah-perintah Nabi, sangat yakin bahwa pekerjaan ini adalah hal yang urgen, tanpa mendengar pendapat dua penasehatnya Umar dan Abu Ubaidah yang mengatakan bahwa pengiriman pasukan Usamah pada masa yang sensitif jauh dari pandangan akal dan dalam menjawab para penentangnya ia berkata: “Demi Dzat yang jiwa Abu Bakar berada di tangannya, jika takut binantang-binatang buas menangkapku, kelompok Usamah akan aku kirim sebagaimana nabi memerintahkannya…”<ref> Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.2, hlm.1121; Thabari, ''Tārikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.3, hlm.225-226; Azham, Asyhar Masyahir al-Islām, hlm.24-25; Fayyadh, Tārikh Islām, hlm.133.</ref>


==Perang Riddah==
==Perang Riddah==
Pengguna anonim