Pengguna anonim
Abdullah bin Zubair: Perbedaan antara revisi
→Celaan
imported>Rizal (→Celaan) |
imported>Rizal (→Celaan) |
||
Baris 128: | Baris 128: | ||
[[Imam Ali as]] di [[Perang Jamal]] berkata kepada Zubair, anaknya yaitu Abdullah menyebabkan ayahnya meninggalkan [[Ahlulbait as]] <ref>''Tārikh Thabari'', jld. 3, hlm. 41; ''Ansābul Asyrāf'', jld. 1, hlm. 314. </ref>. Imam Hasan menyebutnya sebagai orang bodoh. <ref>Zamakhsyari, ''Al-Mustaqsya fi Amtsāl al-Arab'', jld. 2, hlm. 118. </ref> | [[Imam Ali as]] di [[Perang Jamal]] berkata kepada Zubair, anaknya yaitu Abdullah menyebabkan ayahnya meninggalkan [[Ahlulbait as]] <ref>''Tārikh Thabari'', jld. 3, hlm. 41; ''Ansābul Asyrāf'', jld. 1, hlm. 314. </ref>. Imam Hasan menyebutnya sebagai orang bodoh. <ref>Zamakhsyari, ''Al-Mustaqsya fi Amtsāl al-Arab'', jld. 2, hlm. 118. </ref> | ||
Sebagian riwayat juga | Sebagian riwayat juga menyebutkan tentang kebijakan-kebijakannya yang menuai kritikan diantaranya: Ancaman pembakaran kepada [[Bani Hasyim]] karena tidak mau memberikan [[baiat]] kepadanya dimana Urwah bin Zubair mencari pembenaran atas tindakan saudaranya: Ia melakukan hal ini karena untuk mencegah terjadinya perpecahan dan kaum [[muslimin]] tidak berbeda pendapat dan mereka (Bani Hasyim) supaya taat kepadanya dan pada akhirnya semuanya akan bersatu sebagaimana [[Umar bin Khattab]] melakukan tindakan ini kepada Bani Hasyim ketika mereka menolak untuk memberikan baiatnya kepada [[Abu Bakar]]. <ref>''Syarah Nahj al-Balāghah libni Abil Hadid'', jld. 10, hlm. 147. </ref> | ||
Ibnu Zubair memiliki dendam mendalam terhadap Ahlulbait as. <ref>''Ansābul Asyrāf'', jld. 3, hlm. 482; Akhbār al-Daulah al-Abasiyah, hlm. 116. </ref> Hinaan dia kepada Imam Ali as dinukilkan dalam sebagian riwayat. <ref>Silahkan lihat: ''Khamsah 2'', hlm. 85; ''Tārikh Ya’qubi'', jld. 2, hlm. 272; ''Murūj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 80. </ref> Dikatakan bahwa ia berkhutbah selama 40 minggu, ia tidak mau bersalawat kepada Nabi saw karena khawatir akan membuat Bani Hasyim bangga karenanya. <ref>''Ansābul Asyrāf'', jld. 3, hlm. 482; ''Murūj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 79; ''Syarah Nahj al-Balāghah'', jld. 4, hlm. 61. </ref> Tindakan ini menyebabkan sebagaian ulama, bahkan ulama Ahlusunah sendiri meragukannya. <ref> Silahkan lihat: ''Syarah Nahj al-Balāghah'', jld. 1, hlm. 10. </ref> Kaum [[Syiah]] juga tidak memiliki pandangan yang baik kepadanya. [Masih memerlukan referensi] | Ibnu Zubair memiliki dendam mendalam terhadap Ahlulbait as. <ref>''Ansābul Asyrāf'', jld. 3, hlm. 482; Akhbār al-Daulah al-Abasiyah, hlm. 116. </ref> Hinaan dia kepada Imam Ali as dinukilkan dalam sebagian riwayat. <ref>Silahkan lihat: ''Khamsah 2'', hlm. 85; ''Tārikh Ya’qubi'', jld. 2, hlm. 272; ''Murūj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 80. </ref> Dikatakan bahwa ia berkhutbah selama 40 minggu, ia tidak mau bersalawat kepada Nabi saw karena khawatir akan membuat Bani Hasyim bangga karenanya. <ref>''Ansābul Asyrāf'', jld. 3, hlm. 482; ''Murūj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 79; ''Syarah Nahj al-Balāghah'', jld. 4, hlm. 61. </ref> Tindakan ini menyebabkan sebagaian ulama, bahkan ulama Ahlusunah sendiri meragukannya. <ref> Silahkan lihat: ''Syarah Nahj al-Balāghah'', jld. 1, hlm. 10. </ref> Kaum [[Syiah]] juga tidak memiliki pandangan yang baik kepadanya. [Masih memerlukan referensi] | ||