Lompat ke isi

Kufah: Perbedaan antara revisi

101 bita ditambahkan ,  31 Juli 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 42: Baris 42:
Mayoritas kabilah Arab yang tinggal pada masa penyebaran Islam di Kufah berasal dari Yaman dan mayoritas kabilah Yamani, khususnya kabilah Hamdan adalah orang-orang Syiah Ali. Massignon mengatakan, kabilah Hamdan adalah kabilah besar, penting, kuat dan mampu dan personalnya adalah orang-orang [[Syiah]] yang setia kepada Ali as<ref>Fayyadh, ''Pedayesy wa Gustaresye Syiah'', hlm.80</ref>  dan demikian juga kabilah Thay termasuk kabilah terkuat pendukung Ali as hadir dalam [[Perang Jamal]] dan [[Perang Shiffin|Shiffin]] di awal pembentukan Kufah. <ref>Ja'fari, ''Tasayyu’ dar Masir Tarikh'', hlm. 130. </ref>
Mayoritas kabilah Arab yang tinggal pada masa penyebaran Islam di Kufah berasal dari Yaman dan mayoritas kabilah Yamani, khususnya kabilah Hamdan adalah orang-orang Syiah Ali. Massignon mengatakan, kabilah Hamdan adalah kabilah besar, penting, kuat dan mampu dan personalnya adalah orang-orang [[Syiah]] yang setia kepada Ali as<ref>Fayyadh, ''Pedayesy wa Gustaresye Syiah'', hlm.80</ref>  dan demikian juga kabilah Thay termasuk kabilah terkuat pendukung Ali as hadir dalam [[Perang Jamal]] dan [[Perang Shiffin|Shiffin]] di awal pembentukan Kufah. <ref>Ja'fari, ''Tasayyu’ dar Masir Tarikh'', hlm. 130. </ref>
   
   
Asy'ariyyun, kelompok Syiah Imam Ali as keturunan Yaman termasuk kabilah yang hijrah ke Kufah. Kabilah ini pindah ke [[Qom]] karena tekanan yang dilakukan olah [[Hajjaj bin Yusuf]] terhadap orang-orang [[Syiah]] dan memilih Qom sebagai markas untuk tempat tinggal dan publikasi Syiah di Iran. <ref>Baraqi, ''Tarikh Kufah'', hlm. 205. </ref>  
Asy'ariyyun adalah kelompok Syiah Imam Ali as keturunan Yaman termasuk kabilah yang hijrah ke Kufah. Kabilah ini pindah ke [[Qom]] karena tekanan yang dilakukan olah [[Hajjaj bin Yusuf]] terhadap orang-orang [[Syiah]] dan memilih Qom sebagai markas untuk tempat tinggal dan publikasi Syiah di Iran. <ref>Baraqi, ''Tarikh Kufah'', hlm. 205. </ref>  


Dari sisi lain, kota Kufah terbentuk dari dua unsur, orang-orang Arab dan Persia, yang mana orang-orang Arab merupakan unsur pendiri dan orang-orang Persia sebagai pondasi tingkat kedua. <ref>Ja’fari, ''Tasayyu’ dar Masir Tarikh'', hlm. 138. </ref>  
Dari sisi lain, kota Kufah terbentuk dari dua unsur, orang-orang Arab dan Persia, yang mana orang-orang Arab merupakan unsur pendiri dan orang-orang Persia sebagai pondasi tingkat kedua. <ref>Ja’fari, ''Tasayyu’ dar Masir Tarikh'', hlm. 138. </ref>  
Baris 57: Baris 57:
Kufah setelah didirikan, karena memiliki air dan cuaca yang bagus serta dekat dengan [[Sungai Furat]] serta kondisi ekonomi yang bagus yang didapat dari ghanimah dan hasil sejumlah tanah yang telah ditaklukkan, menerima gelombang imigrasi dari pelbagai etnis dan kelompok wilayah seluruh Islam pada waktu itu. Imigrasi ini khususnya pada tahun 36 H/657, Amirul Mukmin Ali as untuk menjadikan kota ini sebagai ibukota negara Islam semakin meningkat, sampai-sampai jumlah pasukannya yang datang dari Kufah saja dalam [[Perang Shiffin]] mencapai 65 ribu pasukan,<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 5, hlm. 80. </ref> apalagi dengan mengkalkulasi keluarga mereka dan juga orang-orang yang tidak ikut serta dalam peperangan, maka dengan gampang dapat diprediksikan jumlahnya mencapai 150 ribu orang. Selain itu, sebagian riwayat menunjukkan bahwa pasukannya dalam Perang Shiffin berjumlah 90 ribu orang. <ref>Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 2, hlm. 371. </ref>  
Kufah setelah didirikan, karena memiliki air dan cuaca yang bagus serta dekat dengan [[Sungai Furat]] serta kondisi ekonomi yang bagus yang didapat dari ghanimah dan hasil sejumlah tanah yang telah ditaklukkan, menerima gelombang imigrasi dari pelbagai etnis dan kelompok wilayah seluruh Islam pada waktu itu. Imigrasi ini khususnya pada tahun 36 H/657, Amirul Mukmin Ali as untuk menjadikan kota ini sebagai ibukota negara Islam semakin meningkat, sampai-sampai jumlah pasukannya yang datang dari Kufah saja dalam [[Perang Shiffin]] mencapai 65 ribu pasukan,<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 5, hlm. 80. </ref> apalagi dengan mengkalkulasi keluarga mereka dan juga orang-orang yang tidak ikut serta dalam peperangan, maka dengan gampang dapat diprediksikan jumlahnya mencapai 150 ribu orang. Selain itu, sebagian riwayat menunjukkan bahwa pasukannya dalam Perang Shiffin berjumlah 90 ribu orang. <ref>Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 2, hlm. 371. </ref>  


Fenomena terpenting pada masa ini adalah perpindahan ibukota Islam dari [[Madinah]] ke Kufah. Setelah para pengingkar janji (pasukan Jamal) bergerak menuju Basrah, Imam Ali as pada tahun 36 H/657 bergerak menuju Irak dengan seribu pasukan perang penduduk Madinah. Sepuluh atau duabelas ribu orang penduduk Kufah juga ikut bergabung dengan pasukan Imam Ali as untuk melawan para pengingkar janji. <ref>Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 2, hlm. 235. </ref> Setelah kemenangan di hadapan perang Jamal, Imam pergi ke Kufah<ref>Al-Mufid, ''al-Jumal'', hlm. 422; Ja’fari, ''Tasayyu’ dar Masir Tarikh'', hlm. 107. </ref>  dan menjadikannya sebagai pusat kekhilafahan Islam.
Fenomena terpenting pada masa ini adalah perpindahan ibukota Islam dari [[Madinah]] ke Kufah. Setelah para pengingkar janji (pasukan Jamal) bergerak menuju Basrah, Imam Ali as pada tahun 36 H/657 bergerak menuju Irak dengan seribu pasukan perang penduduk Madinah. Sepuluh atau duabelas ribu orang penduduk Kufah juga ikut bergabung dengan pasukan Imam Ali as untuk melawan para pengingkar janji. <ref>Baladzuri, ''Ansab al-Asyraf'', jld. 2, hlm. 235. </ref> Setelah kemenangan di hadapan [[Perang Jamal]], Imam pergi ke Kufah<ref>Al-Mufid, ''al-Jumal'', hlm. 422; Ja’fari, ''Tasayyu’ dar Masir Tarikh'', hlm. 107. </ref>  dan menjadikannya sebagai pusat pemerintahan Islam.


'''Alasan Dipilih Kufah Sebagai Ibukota'''
'''Alasan Dipilih Kufah Sebagai Ibukota'''
Baris 64: Baris 64:
*Madinah dari aspek fungsionaris tidak memiliki motivasi pertempuran skala penuh dengan Syam, namun Kufah dari aspek jumlah dan dekat dengan kawasan penuh populasi, memiliki kemampuan melawan segala bentuk pelanggaran.
*Madinah dari aspek fungsionaris tidak memiliki motivasi pertempuran skala penuh dengan Syam, namun Kufah dari aspek jumlah dan dekat dengan kawasan penuh populasi, memiliki kemampuan melawan segala bentuk pelanggaran.
*Masyarakat Madinah khususnya sebagian para [[sahabat]] tidak suka dengan Imam dan menganggap dirinya lebih baik darinya, sementara mereka telah mendengar ucapan Imam. Namun antara [[Amirul Mukminin]] dan masyarakat Kufah terdapat kecintaan timbal balik.
*Masyarakat Madinah khususnya sebagian para [[sahabat]] tidak suka dengan Imam dan menganggap dirinya lebih baik darinya, sementara mereka telah mendengar ucapan Imam. Namun antara [[Amirul Mukminin]] dan masyarakat Kufah terdapat kecintaan timbal balik.
*Spirit cinta dunia yang sudah merasuki masyarakat Madinah pada masa para khalifah sebelumnya, sudah tidak menyisakan lagi spirit bertempur dan dalam sepanjang dua puluh lima tahun pasca wafatnya [[Rasulullah saw]] lambat laun masyarakat jauh dari perubahan spiritual dan Ilahi yang ditemukan dari ajaran-ajaran Rasulullah saw.
*Spirit cinta dunia yang sudah merasuki masyarakat Madinah pada masa para khalifah sebelumnya, sudah tidak menyisakan lagi spirit bertempur dan dalam sepanjang 25 tahun pasca wafatnya [[Rasulullah saw]] lambat laun masyarakat jauh dari perubahan spiritual dan Ilahi yang ditemukan dari ajaran-ajaran Rasulullah saw.
*Jumlah para sahabat sezaman Rasulullah saw di Kufah melebihi segala penjuru dunia Islam lainnya.
*Jumlah para sahabat sezaman Rasulullah saw di Kufah melebihi segala penjuru dunia Islam lainnya.
*Kufah dari aspek geografi kurang lebih terletak di jantung Islam pada waktu itu dan dekat dengan Iran, Hijaz, Syam, dan Mesir. <ref>Tibyan, ''Maqaleh Intikhabe Kufah be Unwane Markaze Khilafate az Suye Hazrat Ali (makalah dipilihnya Kufah sebagai pusat kekhilafahan Ali as)''. </ref>
*Kufah dari aspek geografi kurang lebih terletak di jantung Islam pada waktu itu dan dekat dengan Iran, Hijaz, Syam, dan Mesir. <ref>Tibyan, ''Maqaleh Intikhabe Kufah be Unwane Markaze Khilafate az Suye Hazrat Ali (makalah dipilihnya Kufah sebagai pusat kekhilafahan Ali as)''. </ref>
Baris 76: Baris 76:
|[[Sa'ad bin Abi Waqqas]] ||Pada permulaan Kufah didirikannya, [[Umar bin Khattab]] mengangkatnya sebagai gubernur kota ini; [[utsman bin Affan|Utsman]] juga menetapkan keduudkannya beberapa waktu dan kemudian mencabutnya.
|[[Sa'ad bin Abi Waqqas]] ||Pada permulaan Kufah didirikannya, [[Umar bin Khattab]] mengangkatnya sebagai gubernur kota ini; [[utsman bin Affan|Utsman]] juga menetapkan keduudkannya beberapa waktu dan kemudian mencabutnya.
|-
|-
| [[Mughirah bin Syu’bah]] || Umar bin Khattab mengangkatnya dan Utsman mencabut kedudukannya, setelah [[Muawiyah]] menduduki kursi khilafah, ia menjadikan Mughirah sebagai gubernur Kufah dan ia senantiasa di Kufah hingga menemui ajalnya pada tahun 50 Hijriah.
| [[Mughirah bin Syu'bah]] || [[Umar bin Khattab]] mengangkatnya dan Utsman mencabut kedudukannya, setelah [[Muawiyah]] menduduki kursi khilafah, ia menjadikan Mughirah sebagai gubernur Kufah dan ia senantiasa di Kufah hingga menemui ajalnya pada tahun 50 H/670.
|-
|-
| [[Ammar bin Yasir]] || Umar menjadikannya penguasa Kufah.
| [[Ammar bin Yasir]] || Umar menjadikannya penguasa Kufah.
|-
|-
| [[Walid bin ‘Uqbah]] || Utsman menjadikannya berkuasa pada tahun 25 Hijriah setelah Sa’ad bin Abi Waqqash.
| [[Walid bin ‘Uqbah]] || [[Utsman]] menjadikannya berkuasa pada tahun 25 H/646 setelah Sa'ad bin Abi Waqqash.
|-
|-
| [[Said bin al-Ash]] || [[Utsman setelah menyingkirkan Walid bin ‘Uqbah, melantiknya menjadi gubernur Kufah dan penduduk Kufah mengusirnya pada tahun 34 Hijriah dan mereka menginginkan Abu Musa al-Asy’ari menjadi hakim penguasa Kufah, dengan demikian mereka mengirim surat kepada Utsman dan diapun mengangkat Abu Musa al-Asyari sebagai gubernur Kufah.
| [[Said bin al-Ash]] || [[Utsman setelah menyingkirkan Walid bin Uqbah, melantiknya menjadi gubernur Kufah dan penduduk Kufah mengusirnya pada tahun 34 H/655 dan mereka menginginkan [[Abu Musa al-Asy'ari]] menjadi hakim penguasa Kufah. Dengan demikian mereka mengirim surat kepada Utsman dan diapun mengangkat Abu Musa al-Asy'ari sebagai gubernur Kufah.
|-
|-
| [[‘Utbah bin Amr]]|| Imam Ali as menjadikannya sebagai pengganti Imam di Kufah dan mencopotnya ketika Imam berangkat ke perang Shiffin.
| [['Utbah bin Amr]]|| Imam Ali as menjadikannya sebagai pengganti Imam di Kufah dan mencopotnya ketika Imam berangkat ke [[Perang Shiffin]].
|-
|-
| [[Ammarah bin Syahab]] || pada tahun 36 Hijriah para pejabat Imam Ali berada di Kufah.
| [[Ammarah bin Syahab]] || pada tahun 36 H/657 para pejabat Imam Ali berada di Kufah.
|-
|-
| [[Abu Musa Asy’ari]] || pada tahun 17 Hijriah, Umar bin Khattab mengangkatnya menjadi gubernur Basra dank arena Utsman menjadi penguasa setelahnya dia menetapkan posisinya dan kemundian mencopot jabatannya. Abu Musa pergi ke Kufah. Penduduk Kufah setelah mengeluarkan Said bin Ash, meminta kepada Utsman untuk supaya mengangkat Abu Musa menjadi gubernur Kufah, Utsman pun mengangkatnya menjadi penguasa Kufah. Abu Musa tetap tinggal di Kufah hingga masa terbunuhnya Utsman, karena Imam Ali as memegang tampuk kekhalifahan, Imam menetapkannya pada jabatannya dan setelah beberapa waktu terjadi perang Jamal dan Imam Ali as mengutus seseorang untuk mendatangi penduduk Kufah supaya mereka mau membantunya dalam perang Jamal. Namun Abu Musa meminta kepada mereka supaya tidak ikut serta dalam perang tersebut. Oleh karena itu, Imam Ali as mencopot dan melepas jabatannya sebagai gubernur Kufah.
| [[Abu Musa Asy'ari]] || pada tahun 17 H/638, Umar bin Khattab mengangkatnya menjadi gubernur Basrah dan karena Utsman menjadi penguasa setelahnya dia menetapkan posisinya dan kemundian mencopot jabatannya. Abu Musa pergi ke Kufah. Penduduk Kufah setelah mengeluarkan Said bin Ash, meminta kepada Utsman untuk supaya mengangkat Abu Musa menjadi gubernur Kufah, Utsman pun mengangkatnya menjadi penguasa Kufah. Abu Musa tetap tinggal di Kufah hingga masa terbunuhnya Utsman, karena Imam Ali as memegang tampuk kekhalifahan, Imam menetapkannya pada jabatannya dan setelah beberapa waktu terjadi Perang Jamal dan Imam Ali as mengutus seseorang untuk mendatangi penduduk Kufah supaya mereka mau membantunya dalam Perang Jamal. Namun Abu Musa meminta kepada mereka supaya tidak ikut serta dalam perang tersebut. Oleh karena itu, Imam Ali as mencopot dan melepas jabatannya sebagai gubernur Kufah.


|}
|}


===Masa Bani Umayyah===
===Masa Bani Umayyah===
Pada masa [[Bani Umayyah]], dengan melihat sejumlah penaklukan yang dilakukan dari arah Iran sampai Transoxiana (Mawara al-Nahr), kota Kufah dijadikan sebagai kamp politik – militer pemerintahan Bani Umayyah di Mesopotamia (Baina al-Nahrain) dan sebagai pusat untuk mengontrol dan mengawasi bagian-bagian tersebut sampai-sampai penguasa dua Irak (Basra dan Kufah) adalah penguasa asli Iran.
Pada masa [[Bani Umayyah]], dengan melihat sejumlah penaklukan yang dilakukan dari arah Iran sampai Transoxiana (Mawara al-Nahr), kota Kufah dijadikan sebagai kamp politik – militer pemerintahan Bani Umayyah di Mesopotamia (Baina al-Nahrain) dan sebagai pusat untuk mengontrol dan mengawasi bagian-bagian tersebut sampai-sampai penguasa dua Irak (Basrah dan Kufah) adalah penguasa asli Iran.
Karenanya urgensi militer – politik dan hasil kemakmuran ekonomi Kufah pada masa ini, dengan melihat sejumlah penaklukan yang ada semakin meningkat. Dampak kemakmuran ekonomi pada masa pemerintahan Khalid bin Abdullah al-Qasri di Irak semakin kentara, sampai-sampai atas perintahnya agar dibangun banyak pasar dan untuk setiap kelompok saudagar agar dibuatkan kamar-kamar dan penyewaan tempat niaga ini untuk urusan para tentara, karena pada masa itu di Kufah ada puluhan ribu prajurit di Kufah. <ref> Ya’qubi, ''al-Buldān'', jld. 1, hlm. 149. </ref>
Karenanya urgensi militer – politik dan hasil kemakmuran ekonomi Kufah pada masa ini, dengan melihat sejumlah penaklukan yang ada semakin meningkat. Dampak kemakmuran ekonomi pada masa pemerintahan Khalid bin Abdullah al-Qasri di Irak semakin kentara, sampai-sampai atas perintahnya agar dibangun banyak pasar dan untuk setiap kelompok saudagar agar dibuatkan kamar-kamar dan penyewaan tempat niaga ini untuk urusan para tentara, karena pada masa itu di Kufah terdapat puluhan ribu prajurit di Kufah. <ref> Ya’qubi, ''al-Buldān'', jld. 1, hlm. 149. </ref>
   
   
====Peran Kufah dalam Peristiwa Karbala====
====Peran Kufah dalam Peristiwa Karbala====
Setelah kematian Muawiyah pada tahun 60 H/680, banyak sekali masyarakat dan pemuka Kufah menulis surat untuk [[Imam Husain as]] dan mengundangnya ke Kufah guna memegang pemerintahan kota tersebut. <ref>Syaikh Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 37-39. </ref>  Dengan bertambahnya jumlah surat yang ada, Imam Husain as bergerak menuju Kufah, namun [[Ibnu Ziyad]] yang menjadi gubernur Kufah, dengan ancaman dan suap, membubarkan masyarakat untuk mendukung Muslim bin Aqil, wakil Imam Husain<ref>Baladzuri, jld. 2, hlm. 80-81. </ref> dan dari sisi lain ia mengirim pasukan Kufah dengan dipimpin oleh [[Umar bin Sa’ad]] untuk melawan Imam. Dengan demikian terjadilah peristiwa Karbala.
Setelah kematian [[Muawiyah]] pada tahun 60 H/680, banyak sekali masyarakat dan pemuka Kufah menulis surat untuk [[Imam Husain as]] dan mengundangnya ke Kufah guna memegang pemerintahan kota tersebut. <ref>Syaikh Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 37-39. </ref>  Dengan bertambahnya jumlah surat yang ada, Imam Husain as bergerak menuju Kufah. Namun [[Ibnu Ziyad]] yang menjadi gubernur Kufah pada saat itu melakukan ancaman dan suap serta membubarkan masyarakat untuk mendukung [[Muslim bin Aqil]], wakil Imam Husain<ref>Baladzuri, jld. 2, hlm. 80-81. </ref>. Selain itu, ia juga mengirim pasukan Kufah yang dipimpin oleh [[Umar bin Sa'ad]] untuk melawan Imam Husain as, maka terjadilah [[Peristiwa Karbala]].


'''Susunan Penduduk Kufah pada Masa Kebangkitan Imam Husain:'''
'''Susunan Penduduk Kufah pada Masa Kebangkitan Imam Husain:'''


#Orang-orang Syiah: Orang-orang Syiah biasa, dengan jumlah yang signifikan, telah membentuk populasi Kufah, meski mereka mencintai [[Ahlulbait]], namun perilaku bengis Ziyad dan anaknya Ubaidillah terhadap orang-orang Syiah telah membuat mereka takut, sampai-sampai tidak ikut berpartisipasi selama tidak ada kemungkinan menang dalam sebuah insiden.  
#Orang-orang Syiah: Orang-orang Syiah biasa, dengan jumlah yang signifikan, telah membentuk populasi Kufah, meski mereka mencintai [[Ahlulbait as]], namun perilaku bengis [[Ziyad bin abih]] dan anaknya Ubaidillah terhadap orang-orang Syiah telah membuat mereka takut, sampai-sampai tidak ikut berpartisipasi selama tidak ada kemungkinan menang dalam sebuah insiden.  
#Para simpatisan Bani Umayyah: kepemimpinan para pendukung kelompok Bani Umayyah di Kufah diemban oleh orang-orang seperti Amr bin Hajjar, Yazid bin Harts, Amr bin Harits, Abdullah bin Muslim dan Umar bin Sa’ad.
#Para simpatisan Bani Umayyah: kepemimpinan para pendukung kelompok Bani Umayyah di Kufah diemban oleh orang-orang seperti [[Amr bin Hajjar]], [[Yazid bin Harts]], [[Amr bin Harits]], [[Abdullah bin Muslim]] dan Umar bin Sa'ad.
#Sebagian orang di bawah propaganda kelompok [[Khawarij]], dan meski bukan bagian dari mereka, namun sedang dalam kebimbangan.  
#Sebagian orang di bawah propaganda kelompok [[Khawarij]], dan meski bukan bagian dari mereka, namun sedang dalam kebimbangan.  
#Al-Hamra’: Menurut Thabari mereka adalah 20 ribu orang Kufah bersenjata, yang memiliki ras campuran dari anak-anak hamba sahaya. Kelompok ini pada masa [[Imam Hasan as]] dan Imam Husain as adalah orang-orang yang memegang senjata dan prajurit, yang melakukan segala jenis kejahatan dengan bayaran dan merupakan pedang terhunus di tangan para tirani. Mereka dengan menyambut intrik dan kerusuhan sampai-sampai menambah popularitas kemuliaan dan kekuatannya, bahkan menisbahkan kota Kufah kepada mereka dan mengatakan Kufah al-Hamra’.
#Al-Hamra': Menurut Thabari mereka adalah 20 ribu orang Kufah bersenjata, yang memiliki ras campuran dari anak-anak hamba sahaya. Kelompok ini pada masa [[Imam Hasan as]] dan Imam Husain as adalah orang-orang yang memegang senjata dan prajurit, yang melakukan segala jenis kejahatan dengan bayaran dan merupakan pedang terhunus di tangan para tirani. Mereka dengan menyambut intrik dan kerusuhan sampai-sampai menambah popularitas kemuliaan dan kekuatannya, bahkan menisbahkan kota Kufah kepada mereka dan mengatakan Kufah al-Hamra'.
#Orang-orang apatis: Saham terbanyak mayoritas masyarakat Kufah di Karbala adalah orang-orang apatis yang hanya mementingkan dunia semata. Meski Imam mengajak mereka, namun dikarenakan tidak ada kemungkinan menang, maka mereka lebih menerima janji dan ancaman Ibnu Ziyad dan bergabung dengan pasukan [[Yazid]]. <ref>Shaikhiyan, ''Raftarshenasi Mardum Kufah dar Nehdhate Husaini'', nomor 26, hlm. 456-457. </ref>
#Orang-orang apatis: Saham terbanyak mayoritas masyarakat Kufah di Karbala adalah orang-orang apatis yang hanya mementingkan dunia semata. Meski Imam mengajak mereka, namun dikarenakan tidak ada kemungkinan menang, maka mereka lebih menerima janji dan ancaman Ibnu Ziyad dan bergabung dengan pasukan [[Yazid]]. <ref>Shaikhiyan, ''Raftarshenasi Mardum Kufah dar Nehdhate Husaini'', nomor 26, hlm. 456-457. </ref>


====Kebangkitan Syiah di Kufah====
====Kebangkitan Syiah di Kufah====
Dalam kondisi tersukar pada masa Bani Umayyah, seperempat atau sepertiga penduduk Kufah memeluk Syiah. Hal ini menyebabkan pemerintah Bani Umayyah lebih banyak mengontrol kota tersebut dan senantiasa siap siaga untuk melumat pemberontakan (kemungkinan) di kota tersebut. <ref>Ja’fariyan, ''Atlas Syiah'', hlm. 361. </ref>  Pada masa itu, terjadi sejumlah kebangkitan dalam rangka menentang Bani Umayyah:
Dalam kondisi tersukar pada masa Bani Umayyah, seperempat atau sepertiga penduduk Kufah memeluk Syiah. Hal ini menyebabkan pemerintah Bani Umayyah lebih banyak mengontrol kota tersebut dan senantiasa siap siaga untuk melumat pemberontakan (kemungkinan) di kota tersebut. <ref>Ja'fariyan, ''Atlas Syiah'', hlm. 361. </ref>  Pada masa itu, terjadi sejumlah kebangkitan dalam rangka menentang Bani Umayyah:


*'''Kebangkitan Tawwabin'''
*'''Kebangkitan Tawwabin'''


Pasca syahadah Imam Husain as, orang-orang Syiah merasa menyesal dan memutuskan mengganti kesalahannya dengan melakukan pembalasan terhadap para pembunuh Imam. Karenanya mereka melakukan mobilisasi pasukan dengan dipimpin oleh [[Sulaiman bin Shurad al-Khuza’i]] dan satu tahun setelah kematian Yazid pada tahun 65 H, mereka berkumpul di samping pusara Imam Husain dengan slogan Ya Latsaratil Husain (demi darah al-Husain) dan selanjutnya melakukan perlawanan dengan pasukan Syam. Awalnya kelompok Tawwabin dapat memukul telak pasukan Syam, namun dengan tewasnya Sulaiman dan sejumlah pasukan, pertempuran berakhir dengan menguntungkan Ubaidillah dan sisa-sia kelompok Tawwabin kembali ke Kufah.
Pasca syahadah Imam Husain as, orang-orang Syiah merasa menyesal dan memutuskan mengganti kesalahannya dengan melakukan pembalasan terhadap para pembunuh Imam. Karenanya mereka melakukan mobilisasi pasukan dengan dipimpin oleh [[Sulaiman bin Shurad al-Khuza'i]] dan satu tahun setelah kematian [[Yazid]] pada tahun 65 H/685, mereka berkumpul di samping pusara Imam Husain as dengan slogan [[Ya Latsaratil Husain]] (demi darah al-Husain) dan selanjutnya melakukan perlawanan dengan pasukan Syam. Awalnya kelompok Tawwabin dapat memukul telak pasukan Syam, namun dengan tewasnya Sulaiman dan sejumlah pasukan, pertempuran berakhir dengan menguntungkan Ubaidillah dan sisa-sia kelompok Tawwabin kembali ke Kufah.


*'''Kebangkitan Mukhtar'''
*'''Kebangkitan Mukhtar'''
[[mukhtar Tsaqafi|Mukhtar]] yang dipenjara oleh kelompok Zubair pada masa kebangkitan Tawwabin, secara diam-diam menulis sepucuk surat untuk orang-orang tersisa kelompok Tawwabin. Setelah membaca suratnya, ia memberikan pesan siap untuk melakukan kebangkitan kembali. <ref>Thabari, ''Tarikh Thabari'', jld. 3, hlm. 433. </ref> Setelah bebas, Mukhtar mengumumkan seruannya secara terang-terangan dan banyak sekali para pemuka Syiah di Kufah mendukungnya. Mukhtar menyerang tempat pemerintahan Kufah dengan slogan Ya Latstsaratal Husain dan atau Ya Manshur Umat dan mengusir gubernur Ibnu Zubair dan membentuk pemerintahan Syiah. <ref>''Tarikh Thabari'', jld. 3, hlm. 448-449. </ref>  Termasuk aksi-aksi penting Mukhtar pada masa pemerintahan Kufah adalah membunuh para pembunuh Imam Husain as. <ref>Dinawari, ''Akhbar al-Thiwal'', hlm. 298 – 303. </ref>  
[[Mukhtar Tsaqafi|Mukhtar]] yang dipenjara oleh kelompok [[Zubair bin 'Awwam|Zubair]] pada masa kebangkitan Tawwabin, secara diam-diam menulis sepucuk surat untuk orang-orang tersisa kelompok Tawwabin. Setelah membaca suratnya, ia memberikan pesan siap untuk melakukan kebangkitan kembali. <ref>Thabari, ''Tarikh Thabari'', jld. 3, hlm. 433. </ref> Setelah bebas, Mukhtar mengumumkan seruannya secara terang-terangan dan banyak sekali para pemuka [[Syiah]] di Kufah mendukungnya. Mukhtar menyerang tempat pemerintahan Kufah dengan slogan Ya Latstsaratal Husain dan atau [[Ya Manshur, Amit]] dan mengusir gubernur [[Ibnu Zubair]] dan membentuk pemerintahan Syiah. <ref>''Tarikh Thabari'', jld. 3, hlm. 448-449. </ref>  Termasuk aksi-aksi penting Mukhtar pada masa pemerintahan Kufah adalah membunuh para pembunuh [[Imam Husain as]]. <ref>Dinawari, ''Akhbar al-Thiwal'', hlm. 298 – 303. </ref>  


*'''Kebangkitan Zaid bin Ali'''
*'''Kebangkitan Zaid bin Ali'''
   
   
[[zaid bin Ali|Zaid putra Imam Sajjad]], melakukan kebangkitan dengan tujuan amar ma’ruf dan nahi munkar serta menuntut darah Imam Husain as dan dengan slogan Ya Manshur Ummat. <ref>Syaikh Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 171. </ref>  Sekitar 15 ribu pasukan ikut bergabung dengannya dan mendukungnya untuk melakukan kebangkitan anti Bani Umayyah, namun akhirnya mereka tidak membantunya dan ia syahid dengan tertancap anak panah di keningnya.<ref>Ishfahani, ''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 158. </ref>
[[zaid bin Ali|Zaid putra Imam Sajjad]], melakukan kebangkitan dengan tujuan [[amar ma'ruf dan nahi munkar]] serta menuntut darah Imam Husain as dan dengan slogan Ya Manshur, Amit. <ref>Syaikh Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 171. </ref>  Sekitar 15 ribu pasukan ikut bergabung dengannya dan mendukungnya untuk melakukan kebangkitan anti Bani Umayyah, namun akhirnya mereka tidak membantunya dan ia syahid dengan tertancap anak panah di keningnya.<ref>Ishfahani, ''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 158. </ref>


::<big>'''Para Pemimpin Kufah dari Syahadah Imam Ali as sampai Kebangkitan Mukhtar'''</big><ref>Baraqi, Tarikh al-Kufah, hlm. 246-249. </ref><ref>Baraqi, ''Tarikh Kufah'', hlm. 246-249. </ref>  
::<big>'''Para Pemimpin Kufah dari Syahadah Imam Ali as sampai Kebangkitan Mukhtar'''</big><ref>Baraqi, Tarikh al-Kufah, hlm. 246-249. </ref><ref>Baraqi, ''Tarikh Kufah'', hlm. 246-249. </ref>  
Pengguna anonim