Pengguna anonim
Kufah: Perbedaan antara revisi
→Masa Bani Abbas
imported>M.hazer Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>M.hazer |
||
Baris 149: | Baris 149: | ||
===Masa Bani Abbas=== | ===Masa Bani Abbas=== | ||
Telah dinukil, pada awal-awal pemerintahan Bani Abbas, Imam Shadiq as dibawa ke Irak oleh As-Saffah dan Manshur dan Imam menetap di Kufah dan dalam kesempatan tersebut, Imam mengajar dan menjelaskan pengetahuan-pengetahuan Islam dan melawan ideologi Ghulat. <ref>Al-Tsaqafi, al- | Telah dinukil, pada awal-awal pemerintahan Bani Abbas, Imam Shadiq as dibawa ke Irak oleh As-Saffah dan Manshur dan Imam menetap di Kufah dan dalam kesempatan tersebut, Imam mengajar dan menjelaskan pengetahuan-pengetahuan Islam dan melawan ideologi Ghulat. <ref>Al-Tsaqafi, ''al-Ghārat'', jld. 2, hlm. 850-856; Syahristani, ''al-Milal wa al-Nihal'', jld. 1, hlm. 147; dinukil Pakatchi, Ja’far Shadiq as, Imam, hlm. 186; Asad Haidar, al-Imam al-Shadiq wa al-Mazahib al-Arba’ah, jld. 2, hlm. 124. </ref> | ||
Kufah pada masa ini, lambat laun mendapat urgensi politik, militer dan ekonomi. Pada masa Abbasiah kedua, dengan melemahnya kekuatan politik Bani Abbas, kota Kufah mengalami kerusakan dan kehancuran akibat serangan kelompok-kelompok Badui dan para perampok Arab Saudi, khususnya Qaramitah dan kelompok Shammar dan Khafajah. Ibnu Jubair, penulis safarnama muslim yang melakukan kunjungan ke kota Kufah dari dekat pada tahun 580 H mengatakan: | Kufah pada masa ini, lambat laun mendapat urgensi politik, militer dan ekonomi. Pada masa Abbasiah kedua, dengan melemahnya kekuatan politik Bani Abbas, kota Kufah mengalami kerusakan dan kehancuran akibat serangan kelompok-kelompok Badui dan para perampok Arab Saudi, khususnya Qaramitah dan kelompok Shammar dan Khafajah. Ibnu Jubair, penulis safarnama muslim yang melakukan kunjungan ke kota Kufah dari dekat pada tahun 580 H mengatakan: | ||
“Kufah sebuah kota besar dan kuno yang mengalami banyak kehancuran dan kerusakannya melebihi kemakmurannya. Salah satu alasan kehancuran Kufah adalah karena adanya kabilah Khafaja di sekitar kota, yang senantiasa menyerang kota tersebut”. <ref> | “Kufah sebuah kota besar dan kuno yang mengalami banyak kehancuran dan kerusakannya melebihi kemakmurannya. Salah satu alasan kehancuran Kufah adalah karena adanya kabilah Khafaja di sekitar kota, yang senantiasa menyerang kota tersebut”. <ref>Ibn Jubair,''Safarnama'', terjemah Parvis Atabaki, hlm. 259. </ref> | ||
Sejumlah pemerintahan seperti Bani Buwaih dan Saljuk juga tidak berhasrat untuk merenovasi dan mengembangkan kota Kufah, khususnya urgensi politik, militer, ekonomi dan bahkan religi Kufah dipindah ke kota Baghdad, yang dibangun oleh Manshur Abbasiah pada tahun 145 H. <ref> Izadi, | Sejumlah pemerintahan seperti Bani Buwaih dan Saljuk juga tidak berhasrat untuk merenovasi dan mengembangkan kota Kufah, khususnya urgensi politik, militer, ekonomi dan bahkan religi Kufah dipindah ke kota Baghdad, yang dibangun oleh Manshur Abbasiah pada tahun 145 H. <ref> Izadi, Hosaini, ''Jughrafiyae Tarikhi Kufah'', hlm. 82. </ref> | ||
====Gerakan-gerakan Syiah di Kufah==== | ====Gerakan-gerakan Syiah di Kufah==== | ||
'''*Kebangkitan Ibnu Thabathaba''' | '''*Kebangkitan Ibnu Thabathaba''' | ||
Muhammad bin Ibrahim bin Thabathaba termasuk salah seorang cucu dari Imam Hasan | Muhammad bin Ibrahim bin Thabathaba termasuk salah seorang cucu dari Imam Hasan as yang datang dari Madinah ke Kufah dan membentuk pasukan militer dengan bantuan Abu al-Saraya al-Sirri, salah seorang pemimpin pemberontak yang tidak puas dengan Bani Abbas dan termasuk anak buah Hartsamah bin A’in. Mereka menyerang Kufah pada tahun 199 H dan menguasai kota tersebut. <ref>Ibn al-Atsir, ''al-Kamil fi al-Tarikh'', jld. 7, hlm. 302. </ref> Moto mereka dalam kebangkitan ini adalah al-Ridha min Al Muhammad. <ref>''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 433. </ref> | ||
'''*Kebangkitan Ali bin Zaid dan Isa bin Ja’far''' | '''*Kebangkitan Ali bin Zaid dan Isa bin Ja’far''' | ||
Dua sayid ini termasuk keturunan Imam Hasan | Dua sayid ini termasuk keturunan Imam Hasan as yang melakukan kebangkitan di Kufah pada tahun 255 H. Mu’taz mengirim pasukan besar dengan pimpinan Said bin Shalih, yang tersohor dengan Hajib agar menumpas kebangkitan tersebut. <ref> Mas’udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 4, hlm. 94. </ref> | ||
'''*Kebangkitan Ali bin Zaid bin Husain''' | '''*Kebangkitan Ali bin Zaid bin Husain''' | ||
Ia termasuk salah seorang cucu Imam Husain as yang melakukan kebangkitan di Kufah pada masa Muhtadi Abbasi. Syah bin Maikal melawannya dengan pasukan besar, namun mengalami kekalahan. Ketika Mu’tamid Abbasi memegang tampuk kekuasaan, ia mengirim Kaijur Turki. Ali bin Zaid setelah beberapa masa pengejaran dan kabur, ia meninggal pada tahun 257 H. <ref>Ibn Atsir, al-Kamil, jld. 7, hlm. 239-240. </ref> | Ia termasuk salah seorang cucu Imam Husain as yang melakukan kebangkitan di Kufah pada masa Muhtadi Abbasi. Syah bin Maikal melawannya dengan pasukan besar, namun mengalami kekalahan. Ketika Mu’tamid Abbasi memegang tampuk kekuasaan, ia mengirim Kaijur Turki. Ali bin Zaid setelah beberapa masa pengejaran dan kabur, ia meninggal pada tahun 257 H. <ref>Ibn Atsir, ''al-Kamil'', jld. 7, hlm. 239-240. </ref> | ||
'''*Kemunculan Qaramitah''' | '''*Kemunculan Qaramitah''' | ||
Mayoritas riwayat sejarah yang ada, mengaitkan akar kemunculan Qaramitah pada aktivitas salah satu penyeru dan pengikut [[Ismailiyah]] yang bernama Hamdan bin Asy’ats, yang tersohor dengan Qarmat, yang memulai aktivitas dakwahnya di Kufah. Pada tahun 317 H, Qaramitah dengan menyerang Mekah, ia mengambil [[Hajar Aswad]]. Pada tahun 339 H, dalam proses pengembalian Hajar Aswad ke Mekah, pertama-tama Hajar Aswad dibawa ke Kufah dan digantungkan ke tiang ketujuh masjid Kufah agar masyarakat melihatnya. <ref>Ibn Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah, jld. 11, hlm. 223. </ref> | Mayoritas riwayat sejarah yang ada, mengaitkan akar kemunculan Qaramitah pada aktivitas salah satu penyeru dan pengikut [[Ismailiyah]] yang bernama Hamdan bin Asy’ats, yang tersohor dengan Qarmat, yang memulai aktivitas dakwahnya di Kufah. Pada tahun 317 H, Qaramitah dengan menyerang [[Mekah]], ia mengambil [[Hajar Aswad]]. Pada tahun 339 H, dalam proses pengembalian Hajar Aswad ke Mekah, pertama-tama Hajar Aswad dibawa ke Kufah dan digantungkan ke tiang ketujuh masjid Kufah agar masyarakat melihatnya. <ref>Ibn Katsir, ''al-Bidayah wa al-Nihayah'', jld. 11, hlm. 223. </ref> | ||
===Kondisi Sekarang=== | ===Kondisi Sekarang=== |