Lompat ke isi

Imam Ali al-Ridha as: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 41: Baris 41:
'''Abu al-Hasan, Ali bin Musa al-Ridha''' (bahasa Arab:{{ia|أبوالحسن علي بن موسى الرضا }}) adalah Imam Kedelapan mazhab [[Syiah]] Dua Belas Imam (148-203 H). Gelar yang paling populer yang melekat pada dirinya adalah ''Ridha'' sehingga beliau lebih dikenal sebagai Imam Ridha. Julukannya adalah Abul Hasan. Tempat kelahirannya adalah kota [[Madinah]] kemudian dipanggil secara paksa oleh Makmun Abbasi ke Khurasan dan dijadikan sebagai ''wali ahd'' (baca: putra mahkota) atas desakan Makmun Abbasi. Imam Ridha as dalam perjalanannya menuju Khurasan dari kota [[Madinah]] telah menyampaikan sebuah hadis yang terkenal yaitu ''[[Hadis Silsilah al-Dzahab|silsilah al-dzahab]]'' (mata rantai emas) di kota Naisyabur. Di samping itu, dalam lembar sejarah tercatat dan masyhur bahwa Makmun menyelenggarakan beberapa acara debat antara Imam Ridha as dan pembesar agama dan mazhab lainnya. Masa [[imamah]] Imam Ridha as berlangsung selama 20 tahun dan wafat di Thus. Makmun dinilai sebagai orang yang bertanggung jawab atas meninggalnya Imam Ridha as. Pusaranya terletak di [[Masyhad]] dan menjadi tempat ziarah jutaan kaum muslimin dari pelbagai penjuru dunia.   
'''Abu al-Hasan, Ali bin Musa al-Ridha''' (bahasa Arab:{{ia|أبوالحسن علي بن موسى الرضا }}) adalah Imam Kedelapan mazhab [[Syiah]] Dua Belas Imam (148-203 H). Gelar yang paling populer yang melekat pada dirinya adalah ''Ridha'' sehingga beliau lebih dikenal sebagai Imam Ridha. Julukannya adalah Abul Hasan. Tempat kelahirannya adalah kota [[Madinah]] kemudian dipanggil secara paksa oleh Makmun Abbasi ke Khurasan dan dijadikan sebagai ''wali ahd'' (baca: putra mahkota) atas desakan Makmun Abbasi. Imam Ridha as dalam perjalanannya menuju Khurasan dari kota [[Madinah]] telah menyampaikan sebuah hadis yang terkenal yaitu ''[[Hadis Silsilah al-Dzahab|silsilah al-dzahab]]'' (mata rantai emas) di kota Naisyabur. Di samping itu, dalam lembar sejarah tercatat dan masyhur bahwa Makmun menyelenggarakan beberapa acara debat antara Imam Ridha as dan pembesar agama dan mazhab lainnya. Masa [[imamah]] Imam Ridha as berlangsung selama 20 tahun dan wafat di Thus. Makmun dinilai sebagai orang yang bertanggung jawab atas meninggalnya Imam Ridha as. Pusaranya terletak di [[Masyhad]] dan menjadi tempat ziarah jutaan kaum muslimin dari pelbagai penjuru dunia.   


==Biografi==
==Keturunan, Gelar dan Panggilan==
Nama lengkapnya Ali bin [[Imam Musa bin Ja'far As|Musa bin Ja'far]] bin [[Imam Muhammad bin Ali As|Muhammad]] bin [[Ali bin Husain As|Ali bin Husain]] bin [[Ali bin Abi Thalib]]. panggilannya adalah Abu al-Hasan dan lakabnya yang populer adalah Ridha. Menurut sebagian riwayat, lakab Ridha diberikan oleh Makmun <ref>Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 261; ''Manāqib Ibnu Syahr Asyub'', jld. 4, hlm. 363. </ref> namun riwayat dari [[Imam Jawad as]] disebutkan lakab tersebut diberikan [[Allah swt]] kepada ayahnya. <ref>Shaduq, ''‘Uyun Akhbār al-Ridhā'', jld. 1, hlm. 13. </ref>Shabir, Radhi dan Wafa adalah lakabnya yang lain. <ref>Al-Amin, al-Sayid Muhsin, ''A'yān al-Syiah'', jld. 2, Beirut: Dar al-Ta'āruf al-Mathbu'āt, hlm. 545. </ref>
Nama lengkapnya Ali bin [[Imam Musa bin Ja'far As|Musa bin Ja'far]] bin [[Imam Muhammad bin Ali As|Muhammad]] bin [[Ali bin Husain As|Ali bin Husain]] bin [[Ali bin Abi Thalib]]. panggilannya adalah Abu al-Hasan dan lakabnya yang populer adalah Ridha. Menurut sebagian riwayat, lakab Ridha diberikan oleh Makmun <ref>Mufid, ''al-Irsyād'', jld. 2, hlm. 261; ''Manāqib Ibnu Syahr Asyub'', jld. 4, hlm. 363. </ref> namun riwayat dari [[Imam Jawad as]] disebutkan lakab tersebut diberikan [[Allah swt]] kepada ayahnya. <ref>Shaduq, ''‘Uyun Akhbār al-Ridhā'', jld. 1, hlm. 13. </ref>Shabir, Radhi dan Wafa adalah lakabnya yang lain. <ref>Al-Amin, al-Sayid Muhsin, ''A'yān al-Syiah'', jld. 2, Beirut: Dar al-Ta'āruf al-Mathbu'āt, hlm. 545. </ref>


===Kelahiran dan Wafat===
==Kelahiran==
Diriwayatkan bahwa Imam Ridha as lahir pada hari Kamis atau Jumat, tepatnya [[Dzulhijjah]] atau [[Dzulkaidah]] atau [[Rabi' al-Awwal]] tahun 148 H atau 153 H. <ref>Fadhlullah, hlm. 43. </ref> [[Kulaini]] mengutip bahwa tahun kelahiran Imam Ridha as jatuh pada tahun 148 H. <ref>Al-Kulaini, hlm. 486. </ref>
Diriwayatkan bahwa Imam Ridha as lahir pada hari Kamis atau Jumat, tepatnya [[Dzulhijjah]] atau [[Dzulkaidah]] atau [[Rabi' al-Awwal]] tahun 148 H atau 153 H. <ref>Fadhlullah, hlm. 43. </ref> [[Kulaini]] mengutip bahwa tahun kelahiran Imam Ridha as jatuh pada tahun 148 H. <ref>Kulaini, hlm. 486. </ref>


Pendapat kebanyakan ulama dan sejarawan juga demikian. <ref>Al-'Amili, hlm. 168. </ref>Syahidnya diberitakan pada hari Jumat atau Senin akhir bulan [[Safar]] yaitu 17, atau [[21 Ramadhan]] atau [[18 Jumadil Awal]] atau [[23 Dzulkaidah]] atau akhirnya pada tahun 202 atau 203 atau 206 H, <ref>Fadhlullah, hlm. 43. </ref> Kulaini menyebutkan hari wafat Imam Ridha pada bulan Safar tahun 203 H ketika menginjak usia 55 tahun. <ref>Al-Kulaini, jld. 1, hlm. 486. </ref> Sesuai dengan pendapat kebanyakan ulama dan sejarawan tahun syahidnya Imam Ridha adalah pada tahun 203 H. <ref>''Al-'Amili'', hlm. 169. </ref>
==Ibu==
 
Thabarsi mengutip bahwa hari wafat Imam Ridha as jatuh pada akhir bulan Safar. <ref>Al-Thabarsi, hlm. 41. </ref>
Terkait dengan usia Imam Ridha, mengingat terdapat perbedaan tahun kelahiran dan wafatnya, sehingga disebutkan usianya berjarak antara usia 47 sampai 57 tahun. <ref>Silahkan lihat, al-Qurasyi, jld. 2, hlm. 503-504. </ref> Sesuai dengan pendapat mayoritas ulama yang disebutkan terkait dengan hari kelahiran dan wafatnya, usia Imam Ridha as adalah 55 tahun.
 
===Ibu===
Ibu Imam Ridha as, adalah seorang budak wanita yang bernama Taktam. Nama ini disematkan padanya tatkala [[Imam Musa Kazhim as]] menjadi tuannya. <ref>Shaduq, jld. 1, hlm. 26. </ref> Tatkala Imam Ridha as lahir, Imam Musa Kazhim menamai Taktam dengan nama Thahirah. <ref>Shaduq, jld. 1, hlm. 27. </ref>
Ibu Imam Ridha as, adalah seorang budak wanita yang bernama Taktam. Nama ini disematkan padanya tatkala [[Imam Musa Kazhim as]] menjadi tuannya. <ref>Shaduq, jld. 1, hlm. 26. </ref> Tatkala Imam Ridha as lahir, Imam Musa Kazhim menamai Taktam dengan nama Thahirah. <ref>Shaduq, jld. 1, hlm. 27. </ref>


Baris 58: Baris 53:
Dalam riwayat disebutkan, ''"Ibunda (Imam Ridha as) adalah seorang budak salehah dan bertakwa, bernama [[Najmah Ibu Imam Ridha as|Najmah]] yang dibeli oleh [[Humaidah ibunda Imam Musa Kazhim]] dan menghadiahkannya kepada putranya (Imam Musa). Setelah kelahiran Imam Ridha, Najmah diberi nama sebagai Thahirah."'' <ref>Shaduq, ''‘Uyun Akhbār al-Ridha'', jld. 2, hlm. 24. </ref> Disebutkan bahwa ibunda Imam Ridha merupakan warga kota Nubah. <ref>Ja'fariyan, hlm. 425. </ref>
Dalam riwayat disebutkan, ''"Ibunda (Imam Ridha as) adalah seorang budak salehah dan bertakwa, bernama [[Najmah Ibu Imam Ridha as|Najmah]] yang dibeli oleh [[Humaidah ibunda Imam Musa Kazhim]] dan menghadiahkannya kepada putranya (Imam Musa). Setelah kelahiran Imam Ridha, Najmah diberi nama sebagai Thahirah."'' <ref>Shaduq, ''‘Uyun Akhbār al-Ridha'', jld. 2, hlm. 24. </ref> Disebutkan bahwa ibunda Imam Ridha merupakan warga kota Nubah. <ref>Ja'fariyan, hlm. 425. </ref>


===Istri-istri ===
==Istri-istri dan Anak-anak ==
Imam Ridha memiliki istri bernama [[Sabikah]]<ref>Al-Thabarsi, hlm. 91, 1417 H. </ref> yang disebut dengan wanita yang memiliki keturunan dari [[Mariah al-Qibthiyah|Mariah]] istri Rasulullah Saw. <ref>Al-Kulaini, ''al-Kāfi'', jld. 1, hlm. 492. </ref>
Imam Ridha memiliki istri bernama [[Sabikah]]<ref>Al-Thabarsi, hlm. 91, 1417 H. </ref> yang disebut dengan wanita yang memiliki keturunan dari [[Mariah al-Qibthiyah|Mariah]] istri Rasulullah Saw. <ref>Al-Kulaini, ''al-Kāfi'', jld. 1, hlm. 492. </ref>


Baris 65: Baris 60:
Yafi'i menilai nama putri Makmun itu sebagai Ummu Habibah dan menikahkannya dengan Imam Ridha as. <ref>Yafi'i, jld. 2, hlm. 10, 1417 H. </ref> Suyuthi juga mengutip pernikahan putri Makmun dengan Imam Ridha as tanpa menyebutkan nama putri Makmun itu. <ref>Suyuthi, hlm. 307. </ref>
Yafi'i menilai nama putri Makmun itu sebagai Ummu Habibah dan menikahkannya dengan Imam Ridha as. <ref>Yafi'i, jld. 2, hlm. 10, 1417 H. </ref> Suyuthi juga mengutip pernikahan putri Makmun dengan Imam Ridha as tanpa menyebutkan nama putri Makmun itu. <ref>Suyuthi, hlm. 307. </ref>


===Anak-anak ===
Terdapat perbedaan pendapat terkait dengan jumlah dan nama anak-anak Imam Ridha as. Sebagian menulis bahwa Imam Ridha as memiliki lima putra dan seorang putri dengan nama-nama Muhammad Qani', Hasan, Ja'far, Ibrahim, Husain dan Aisyah. <ref>Fadhlullah, Muhammad Jawad, Op cit, hlm. 44. </ref>Sibth bin Jauzi mengutip bahwa Imam Ridha as memiliki empat putra dengan nama-nama, Muhammad (Abu Ja'far Tsani), Ja'far, Abu Muhammad Hasan, Ibrahim, dan seorang putri tanpa menyebutkan nama putri ini. <ref>Al-Jauzi, hlm. 123, tanpa tahun. </ref>
Terdapat perbedaan pendapat terkait dengan jumlah dan nama anak-anak Imam Ridha as. Sebagian menulis bahwa Imam Ridha as memiliki lima putra dan seorang putri dengan nama-nama Muhammad Qani', Hasan, Ja'far, Ibrahim, Husain dan Aisyah. <ref>Fadhlullah, Muhammad Jawad, Op cit, hlm. 44. </ref>Sibth bin Jauzi mengutip bahwa Imam Ridha as memiliki empat putra dengan nama-nama, Muhammad (Abu Ja'far Tsani), Ja'far, Abu Muhammad Hasan, Ibrahim, dan seorang putri tanpa menyebutkan nama putri ini. <ref>Al-Jauzi, hlm. 123, tanpa tahun. </ref>
Disebutkan bahwa seorang anak Imam Ridha yang berusia dua tahun atau kurang dari dua tahun dikuburkan di Qazwin yaitu Imam Zadeh Husain yang kini terdapat di kota Qazwin dan Imam Ridha as sendiri pernah mengunjungi kota ini pada tahun 193 H. <ref>Ja'fariyan, hlm. 426, 1381 S. </ref>
Disebutkan bahwa seorang anak Imam Ridha yang berusia dua tahun atau kurang dari dua tahun dikuburkan di Qazwin yaitu Imam Zadeh Husain yang kini terdapat di kota Qazwin dan Imam Ridha as sendiri pernah mengunjungi kota ini pada tahun 193 H. <ref>Ja'fariyan, hlm. 426, 1381 S. </ref>


Pengguna anonim