Lompat ke isi

Ubaidillah bin Ziyad: Perbedaan antara revisi

294 bita ditambahkan ,  9 Februari 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 30: Baris 30:
  | Waktu Syahid =
  | Waktu Syahid =
  | Meninggal= [[Muharam]] Tahun 67 H/686
  | Meninggal= [[Muharam]] Tahun 67 H/686
  | Penyebab Wafat/Syahadah =
  | Penyebab Wafat/Syahadah =Berperang melawan pasukan [[Mukhtar Tsaqafi]]
  | Tempat dimakamkan =
  | Tempat dimakamkan =
  | Tempat dikuburkan =
  | Tempat dikuburkan =
  | Era =
  | Era = [[Yazid bin Muawiyah]]• [[Marwan bin Hakam]]
  | Dikenal sebagai =
  | Dikenal sebagai =Orang yang ikut serta membantai [[Imam Husain as]] dan keluarganya di [[Karbala]]
  | Guru-guru =
  | Guru-guru =
  | Murid-murid =
  | Murid-murid =
  | Peran penting =
  | Peran penting =Mengirim pasukan ke Karbala untuk mengepung Imam Husain as• Menghina kepala suci Imam Husain as• Menumpas Perlawanan Tawwabin
  | Karya penting =
  | Karya penting =
  | Aktivitas =
  | Aktivitas =
Baris 45: Baris 45:
==Biodata dan Karakter==
==Biodata dan Karakter==
===Kelahiran dan Keluarga===
===Kelahiran dan Keluarga===
Abu Hafs, Ubaidillah bin Ziyad bin Abihi, terlahir dari seorang budak perempuan bernama Marjanah<ref>Baladzuri Ahmad, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.4, hlm. 75.</ref>  yang kemudian menikah dengan Shiroyeh orang dari [[Iran]] dan Ubaidillah dibesarkan di rumah tersebut. Dituturkan bahwa dengan sebab inilah terjadi ketidakstabilan dalam percakapannya, dan sebagian dari huruf-huruf Arab tidak mampu diucapkan dengan baik. <ref> jahiz Amr, ''al-Bayān wa al-Tabyin'', jld.1, hlm.76.</ref>  Terkadang  Ibnu Ziyad digoda dengan panggilan yang dinisbatkan kepada ibunya, "Ibnu Marjanah"  yaitu putra Marjanah, yang hal itu menceritakan tentang ketidaksucian pada kelahirannya dan dalam beberapa sumber dijelaskan bahwa dia terkenal dengan pemilik nama buruk dan pezina yang tersohor. <ref> [[Syaikh Mufid|Mufid]], ''al-Ikhtishāsh'', hlm. 73. </ref>
Abu Hafs, Ubaidillah bin Ziyad bin Abihi, terlahir dari seorang budak perempuan bernama Marjanah<ref>Baladzuri Ahmad, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.4, hlm. 75.</ref>  yang kemudian menikah dengan Shiroyeh orang dari Iran dan Ubaidillah dibesarkan di rumah tersebut. Dituturkan bahwa dengan sebab inilah terjadi ketidakstabilan dalam percakapannya, dan sebagian dari huruf-huruf Arab tidak mampu diucapkan dengan baik. <ref> jahiz Amr, ''al-Bayān wa al-Tabyin'', jld.1, hlm.76.</ref>  Terkadang  Ibnu Ziyad digoda dengan panggilan yang dinisbatkan kepada ibunya, "Ibnu Marjanah"  yaitu putra Marjanah, yang hal itu menceritakan tentang ketidaksucian pada kelahirannya dan dalam beberapa sumber dijelaskan bahwa dia terkenal dengan pemilik nama buruk dan pezina yang tersohor. <ref> [[Syaikh Mufid|Mufid]], ''al-Ikhtishāsh'', hlm. 73. </ref>


Ayahnya, Ziyad bin Abihi, adalah seorang panglima perwira para penguasa [[Bani Umayyah]] yang dalam menekan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di daerah kawasan [[Muslim]], dan dia terkenal dengan kekejaman dan kebrutalan. Dalam silsilah keturunan Ziyad bin Abihi juga terdapat perselisihan, karena tidak ada satupun yang tahu siapa ayahnya. Oleh karena itu, dia disebut dengan Ibnu Abihi yaitu (anak ayahnya). Dikatakan bahwa [[Abu Sufyan]] mengaku bahwa Ziyad adalah hasil pergaulan bebas antara dia dan Sumayah ibunda Ziyad dan oleh karena itu, [[Muawiyah]] menyebut Ziyad sebagai saudaranya. <ref>Lihat: ''Al-Isti'āb'', jld.2, hlm.525.</ref>
Ayahnya, Ziyad bin Abihi, adalah seorang panglima perwira para penguasa [[Bani Umayyah]] yang dalam menekan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di daerah kawasan [[Muslim]], dan dia terkenal dengan kekejaman dan kebrutalan. Dalam silsilah keturunan Ziyad bin Abihi juga terdapat perselisihan, karena tidak ada satupun yang tahu siapa ayahnya. Oleh karena itu, dia disebut dengan Ibnu Abihi yaitu (anak ayahnya). Dikatakan bahwa [[Abu Sufyan]] mengaku bahwa Ziyad adalah hasil pergaulan bebas antara dia dan Sumayah ibunda Ziyad dan oleh karena itu, [[Muawiyah]] menyebut Ziyad sebagai saudaranya. <ref>Lihat: ''Al-Isti'āb'', jld.2, hlm.525.</ref>
Baris 72: Baris 72:
Ibnu Ziyad sejenak setelah memasuki Kufah, telah mengecam para penentang Yazid dengan keras dalam sebuah pidatonya dan menjanjikan perlakukan yang kejam kepada orang-orang yang mengikuti langkahnya. <ref>Abu al-Faraj Isfahani, ''Maqātil al-Thalibin'', jld. 1, hlm. 97.</ref>
Ibnu Ziyad sejenak setelah memasuki Kufah, telah mengecam para penentang Yazid dengan keras dalam sebuah pidatonya dan menjanjikan perlakukan yang kejam kepada orang-orang yang mengikuti langkahnya. <ref>Abu al-Faraj Isfahani, ''Maqātil al-Thalibin'', jld. 1, hlm. 97.</ref>


Menurut riwayat Yakubi, [[Hani bin 'Urwah]] telah mengenal Ibnu Ziyad dari sebelumnya dan ketika Ubaidillah memasuki Kufah dia dalam keadaan sakit, dan dia mengira bahwa Ubaidillah sesampainya di Kufah akan menjenguknya. Oleh karena itu, ia dengan Muslim bin Aqil merencanakan pembunuhan Ibnu Ziyad di rumahnya. <ref>Yakubi, ''Tārikh'', jld.2, hlm.243.</ref>  Dalam riwayat yang lain dikatakan bahwa Syarik bin A'war, salah seorang pemuka [[Syiah]] di Kufah, sedang sakit dan dirawat di rumah Hani dan telah merencanakan dengan Muslim bahwa ketika Ibnu Ziyad datang menjenguknya maka Muslim menyerang dan membunuhnya. <ref> Thabari, ''Tārikh Thabari'', jld.7, hlm. 248.</ref>  Dengan semuanya ini seakan-akan Hani tidak menyukai peristiwa itu terjadi di rumahnya, kemudian mencegah Muslim untuk melakukan itu dan jiwa Ibnu Ziyad pun selamat. <ref>Abu al-Faraj Isfahani, ''Maqātil al-Thalibin'', jld. 1, hlm. 98-99.</ref>
Menurut riwayat Yakubi, [[Hani bin Urwah]] telah mengenal Ibnu Ziyad dari sebelumnya dan ketika Ubaidillah memasuki Kufah dia dalam keadaan sakit, dan dia mengira bahwa Ubaidillah sesampainya di Kufah akan menjenguknya. Oleh karena itu, ia dengan Muslim bin Aqil merencanakan pembunuhan Ibnu Ziyad di rumahnya. <ref>Yakubi, ''Tārikh'', jld.2, hlm.243.</ref>  Dalam riwayat yang lain dikatakan bahwa Syarik bin A'war, salah seorang pemuka [[Syiah]] di Kufah, sedang sakit dan dirawat di rumah Hani dan telah merencanakan dengan Muslim bahwa ketika Ibnu Ziyad datang menjenguknya maka Muslim menyerang dan membunuhnya. <ref> Thabari, ''Tārikh Thabari'', jld.7, hlm. 248.</ref>  Dengan semuanya ini seakan-akan Hani tidak menyukai peristiwa itu terjadi di rumahnya, kemudian mencegah Muslim untuk melakukan itu dan jiwa Ibnu Ziyad pun selamat. <ref>Abu al-Faraj Isfahani, ''Maqātil al-Thalibin'', jld. 1, hlm. 98-99.</ref>


Adapun menurut laporan Thabari, Ibnu Ziyad sesaat setelah memasuki kota Kufah telah mengetahui tempat persembunyian Muslim bin Aqil secara licik. Kemudian ia memanggil Hani ke Darul Imarah tempat kekuasaannya dan kemudian memasukkannya ke dalam penjara dan juga sesaat kemudian Muslim bin Aqil ditangkap dan membunuh keduanya. Kemudian mengirim kepala mereka ke hadapan Yazid. <ref> Thabari,Tārikh Thabari, jld.7, hlm. 229-231 dan 270.</ref>
Adapun menurut laporan Thabari, Ibnu Ziyad sesaat setelah memasuki kota Kufah telah mengetahui tempat persembunyian Muslim bin Aqil secara licik. Kemudian ia memanggil Hani ke Darul Imarah tempat kekuasaannya dan kemudian memasukkannya ke dalam penjara dan juga sesaat kemudian Muslim bin Aqil ditangkap dan membunuh keduanya. Kemudian mengirim kepala mereka ke hadapan Yazid. <ref> Thabari,Tārikh Thabari, jld.7, hlm. 229-231 dan 270.</ref>
Baris 109: Baris 109:
Ketika [[Abdullah bin Zubair]] mendapatkan kekuasaan di [[Madinah]]-sebagaimana sebagian orang di Syam juga menyetujui pada kekhalifahannya dan bahkan [[Marwan bin Hakam]] pergi ke [[Hijaz]] demi mengucapkan [[baiat]] kepadanya- Ibnu Ziyad bertemu dengan Marwan di Batsaniyah dan dia menahan Marwan untuk tidak melakukan hal itu, dan berjanji kepadanya jika ia mengaku sebagai khalifah, maka pasti akan ia dukung. Marwan kembali bersama Ibnu Ziyad ke Damaskus. Dan saat Dhahhak bin Qais yang mengambil baiat untuk Ibnu Zubair dari para penduduk kota Damaskus, Ibnu Ziyad dengan tipu muslihatnya mengusirnya dari kota tersebut kemudian mengambil baiat mereka untuk Marwan. Dalam peperangan yang terjadi antara para pengikut Marwan dengan [[Dhahhak bin Qais]] di Marju Rahith dekat Damaskus yang akhirnya Dhahak kalah dalam perang tersebut, Ibnu Ziyadlah yang bertanggung jawab menjadi panglima perang pasukan berkendaraan Marwan. <ref>Ibnu Sa'ad, Thabaqāt al-Kubrā, jld. 5, hlm.40-42; Thabari, Tārikh al-Thabari, jld.7, hlm. 476-479.</ref>
Ketika [[Abdullah bin Zubair]] mendapatkan kekuasaan di [[Madinah]]-sebagaimana sebagian orang di Syam juga menyetujui pada kekhalifahannya dan bahkan [[Marwan bin Hakam]] pergi ke [[Hijaz]] demi mengucapkan [[baiat]] kepadanya- Ibnu Ziyad bertemu dengan Marwan di Batsaniyah dan dia menahan Marwan untuk tidak melakukan hal itu, dan berjanji kepadanya jika ia mengaku sebagai khalifah, maka pasti akan ia dukung. Marwan kembali bersama Ibnu Ziyad ke Damaskus. Dan saat Dhahhak bin Qais yang mengambil baiat untuk Ibnu Zubair dari para penduduk kota Damaskus, Ibnu Ziyad dengan tipu muslihatnya mengusirnya dari kota tersebut kemudian mengambil baiat mereka untuk Marwan. Dalam peperangan yang terjadi antara para pengikut Marwan dengan [[Dhahhak bin Qais]] di Marju Rahith dekat Damaskus yang akhirnya Dhahak kalah dalam perang tersebut, Ibnu Ziyadlah yang bertanggung jawab menjadi panglima perang pasukan berkendaraan Marwan. <ref>Ibnu Sa'ad, Thabaqāt al-Kubrā, jld. 5, hlm.40-42; Thabari, Tārikh al-Thabari, jld.7, hlm. 476-479.</ref>


Pada periode kekuasaan Marwan, Ubaidillah juga berada di Damaskus. [[Perlawanan Tawwabin|Kelompok Thawwabin]] yang dipimpin oleh [[Sulaiman bin Surad al-Khuzai]] bangkit demi membalas darah [[Imam Husain as]] yang tertumpah. Marwan bin Hakam, mengutus Ibnu Ziyad untuk menghadapi kebangkitan tersebut dan kepemerintahan Irak akan diberikan kepadanya dengan syarat dia mampu mengalahkan mereka. <ref>Yakubi, Tārikh, jld.2, hlm.257.</ref> Ketika Ubaidillah sampai di tempat bernama Jazirah, dia mendapat kabar tentang kematian Marwan (65 H/685), namun ia terus melanjutkan pada perjalanannya.
Pada periode kekuasaan Marwan, Ubaidillah juga berada di Damaskus. [[Perlawanan Tawwabin|Kelompok Thawwabin]] yang dipimpin oleh [[Sulaiman bin Shurad al-Khuzai]] bangkit demi membalas darah [[Imam Husain as]] yang tertumpah. Marwan bin Hakam, mengutus Ibnu Ziyad untuk menghadapi kebangkitan tersebut dan kepemerintahan Irak akan diberikan kepadanya dengan syarat dia mampu mengalahkan mereka. <ref>Yakubi, Tārikh, jld.2, hlm.257.</ref> Ketika Ubaidillah sampai di tempat bernama Jazirah, dia mendapat kabar tentang kematian Marwan (65 H/685), namun ia terus melanjutkan pada perjalanannya.


'''Penumpasan Perlawanan Tawwabin'''
'''Penumpasan Perlawanan Tawwabin'''
Baris 120: Baris 120:


==Kematian Ibnu Ziyad==
==Kematian Ibnu Ziyad==
Setelah kemenangan pasukan laskar Mukhtar, Ibnu Ziyad sendiri datang menuju ke arahnya dengan beberapa pasukan dan pasukan Mukhtar duduk mundur. [[Mukhtar]] yang pada dasarnya sengaja mencari-cari kehancuran dan kebinasaan Ibnu Ziyad dan orang-orang lain yang memiliki andil dalam [[Peristiwa Karbala]], telah mengutus [[Ibrahim bin Malik bin Asytar]] bersama pasukan untuk berhadapan dengan Ibnu Ziyad. Ibrahim yang hendak bertemu dengan Ibnu Ziyad sebelum masuknya dia ke tanah Irak, telah berhadapan dengan laskar pasukan [[Syam]] di pinggir sungai Khazar di dekat sebuah desa bernama Barbitsa pada 16 km kota [[Mosul]]. Perang sengit yang terjadi antara orang-orang Irak dan orang-orang Syam  telah dimulai, Ibnu Ziyad kalah pada bulan [[Muharram]] 67 H/687 dan terbunuh bersama para pengikutnya. Berdasarkan sebuah riwayat dari [[Abu Mikhnaf]], dikatakan bahwa Ibrahim bin Asytar dia dalam perang satu lawan satu dan Ibnu Ziyad mati di tangannya.<ref> Thabari, ''Tārikh'', jld.7, hlm. 557-560.</ref>
Setelah kemenangan pasukan laskar Mukhtar, Ibnu Ziyad sendiri datang menuju ke arahnya dengan beberapa pasukan dan pasukan Mukhtar duduk mundur. Mukhtar yang pada dasarnya sengaja mencari-cari kehancuran dan kebinasaan Ibnu Ziyad dan orang-orang lain yang memiliki andil dalam [[Peristiwa Karbala]], telah mengutus [[Ibrahim bin Malik bin Asytar]] bersama pasukan untuk berhadapan dengan Ibnu Ziyad. Ibrahim yang hendak bertemu dengan Ibnu Ziyad sebelum masuknya dia ke tanah Irak, telah berhadapan dengan laskar pasukan [[Syam]] di pinggir sungai Khazar di dekat sebuah desa bernama Barbitsa pada 16 km kota [[Mosul]]. Perang sengit yang terjadi antara orang-orang Irak dan orang-orang Syam  telah dimulai, Ibnu Ziyad kalah pada bulan [[Muharram]] 67 H/687 dan terbunuh bersama para pengikutnya. Berdasarkan sebuah riwayat dari [[Abu Mikhnaf]], dikatakan bahwa Ibrahim bin Asytar dia dalam perang satu lawan satu dan Ibnu Ziyad mati di tangannya.<ref> Thabari, ''Tārikh'', jld.7, hlm. 557-560.</ref>


==Keyakinan Kaum Syiah Tentang Ubaidillah==
==Keyakinan Kaum Syiah Tentang Ubaidillah==
Pengguna anonim