Lompat ke isi

Imam Muhammad al-Baqir as: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ali al-Hadadi
imported>Ali al-Hadadi
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 1: Baris 1:
<onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box
| prioritas =aa
| kualitas =b
| link =sudah
| foto =sudah
| kategori =sudah
| infobox =sudah
| navbox =sudah
| alih=sudah
| referensi =sudah
| Artikel bagus =
| Artikel pilihan =
}}}}</onlyinclude>
{{Infobox
{{Infobox
  |name        = Muhammad Baqir as
  |name        = Muhammad Baqir as
Baris 104: Baris 117:
Imam Sajjad as juga sering memperhatikan putranya, Imam Baqir as, secara seksama. Ketika seorang anaknya bertanya mengenai rahasia tentang perhatian khusus Imam Sajjad as kepada Imam Baqir as, Imam Sajjad as menjawab, "Hal ini karena keimamahan akan berlanjut pada keturunannya hingga pada hari [[Al-Qaim]] melakukan revolusi dan memenuhi dunia dengan keadilan. Oleh karena itu, Baqir adalah Imam dan ayah dari [[Imam-imam Syiah|para Imam]]."<ref>''Kifayat al-Atsar'', hlm. 237.</ref>
Imam Sajjad as juga sering memperhatikan putranya, Imam Baqir as, secara seksama. Ketika seorang anaknya bertanya mengenai rahasia tentang perhatian khusus Imam Sajjad as kepada Imam Baqir as, Imam Sajjad as menjawab, "Hal ini karena keimamahan akan berlanjut pada keturunannya hingga pada hari [[Al-Qaim]] melakukan revolusi dan memenuhi dunia dengan keadilan. Oleh karena itu, Baqir adalah Imam dan ayah dari [[Imam-imam Syiah|para Imam]]."<ref>''Kifayat al-Atsar'', hlm. 237.</ref>


[[Syaikh al-Mufid]] menulis, "Imam Baqir as memiliki keunggulan di antara saudaranya dalam sisi keilmuan, kezuhudan, dan kemuliaan. Kedudukan dan kebesarannya lebih tinggi. Setiap orang memuji kebesarannya. Ia dihormati oleh masyarakat umum dan orang-orang khusus. Darinya terpancar ilmu-ilmu agama, [[sunah]] nabawi, ilmu [[Alquran]], sejarah, akhlak dan sastra. Semua itu tidak nampak pada seorang pun dari keturunan Imam Hasan as dan Imam Husain as. Para [[sahabat Nabi saw]] yang tersisa, para pembesar dari tabi'in dan ulama [[fikih]] kaum [[muslimin]] meriwayatkan darinya. Keutamaan dan kebesarannya sedemikian rupa hingga menjadi perumpamaan di kalangan ulama. Mengenai sifat-sifatnya, para ulama menulis buku dan membacakan syair-syair tentangnya."<ref>Mufid, ''Al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 157.</ref>
[[Syekh al-Mufid]] menulis, "Imam Baqir as memiliki keunggulan di antara saudaranya dalam sisi keilmuan, kezuhudan, dan kemuliaan. Kedudukan dan kebesarannya lebih tinggi. Setiap orang memuji kebesarannya. Ia dihormati oleh masyarakat umum dan orang-orang khusus. Darinya terpancar ilmu-ilmu agama, [[sunah]] nabawi, ilmu [[Alquran]], sejarah, akhlak dan sastra. Semua itu tidak nampak pada seorang pun dari keturunan Imam Hasan as dan Imam Husain as. Para [[sahabat Nabi saw]] yang tersisa, para pembesar dari tabi'in dan ulama [[fikih]] kaum [[muslimin]] meriwayatkan darinya. Keutamaan dan kebesarannya sedemikian rupa hingga menjadi perumpamaan di kalangan ulama. Mengenai sifat-sifatnya, para ulama menulis buku dan membacakan syair-syair tentangnya."<ref>Mufid, ''Al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 157.</ref>


===Para Penguasa Pada Masa Imam Baqir as===
===Para Penguasa Pada Masa Imam Baqir as===
Baris 118: Baris 131:
Meskipun saat itu pemikiran [[Syiah]] masih terbatas pada masalah [[azan]], [[taqiyah]], [[salat mayit]] dan sebagainya, namun dengan kehadiran Imam Baqir as terdapat langkah penting dalam perkara ini. Di kalangan Syiah muncul sebuah kondisi yang baik. Pada masa inilah Syiah mulai menyusun budayanya sendiri—melingkupi fikih, tafsir dan akhlak.<ref>''Dhuha al-Islam'', jld. 1, hlm. 386; ''Dirasat wa Buhuts fi al-Tarikh al-Islam'', jld. 1, hlm. 56-57 dalam Ja'fariyan, ''Hayat-e Fikri va Siyasi Imaman-e Syiah'', hlm. 295.</ref>
Meskipun saat itu pemikiran [[Syiah]] masih terbatas pada masalah [[azan]], [[taqiyah]], [[salat mayit]] dan sebagainya, namun dengan kehadiran Imam Baqir as terdapat langkah penting dalam perkara ini. Di kalangan Syiah muncul sebuah kondisi yang baik. Pada masa inilah Syiah mulai menyusun budayanya sendiri—melingkupi fikih, tafsir dan akhlak.<ref>''Dhuha al-Islam'', jld. 1, hlm. 386; ''Dirasat wa Buhuts fi al-Tarikh al-Islam'', jld. 1, hlm. 56-57 dalam Ja'fariyan, ''Hayat-e Fikri va Siyasi Imaman-e Syiah'', hlm. 295.</ref>


Imam Baqir as dengan dengan keras menolak argumentasi kelompok Ashhabul Qiyas.<ref>Syaikh Hurr ‘Amili, ''Wasail al-Syi'ah'', jld. 18, hlm. 39.</ref> Ia pun dengan keras melawan argumentasi seluruh kelompok [[Islam]] yang menyimpang. Dengan cara gigih ini, Imam Baqir as berhasil membedakan keyakinan [[Ahlulbait]] yang benar dari pemikiran kelompok Islam lainnya pada berbagai bidang. Mengenai kelompok Khawarij, Imam Baqir as berkata, "Kaum Khawarij memahami zaman secara sempit karena kebodohannya. Agama yang lebih sederhana dan lebih luwes adalah milik orang-orang yang mengenalnya (zamannya)."<ref>Syeikh Thusi, ''Al-Tahdzib'', jld. 1, hlm. 241 dalam Ja'fariyan, ''Hayat-e Fikri va Siyasi Imaman-e Syiah'', hlm. 299.</ref>
Imam Baqir as dengan dengan keras menolak argumentasi kelompok Ashhabul Qiyas.<ref>Syekh Hurr ‘Amili, ''Wasail al-Syi'ah'', jld. 18, hlm. 39.</ref> Ia pun dengan keras melawan argumentasi seluruh kelompok [[Islam]] yang menyimpang. Dengan cara gigih ini, Imam Baqir as berhasil membedakan keyakinan [[Ahlulbait]] yang benar dari pemikiran kelompok Islam lainnya pada berbagai bidang. Mengenai kelompok Khawarij, Imam Baqir as berkata, "Kaum Khawarij memahami zaman secara sempit karena kebodohannya. Agama yang lebih sederhana dan lebih luwes adalah milik orang-orang yang mengenalnya (zamannya)."<ref>Syeikh Thusi, ''Al-Tahdzib'', jld. 1, hlm. 241 dalam Ja'fariyan, ''Hayat-e Fikri va Siyasi Imaman-e Syiah'', hlm. 299.</ref>
Kemasyhuran ilmu Imam Baqir as tidak hanya di wilayah [[Hijaz]], namun juga tersebar hingga daerah Irak dan Khurasan. Seorang perawi mengatakan "Aku melihat penduduk Khurasan duduk mengelilinginya dan menanyakan berbagai masalah ilmu mereka kepadanya."<ref>Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 6, hlm. 266; Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 26, hlm. 357.</ref>
Kemasyhuran ilmu Imam Baqir as tidak hanya di wilayah [[Hijaz]], namun juga tersebar hingga daerah Irak dan Khurasan. Seorang perawi mengatakan "Aku melihat penduduk Khurasan duduk mengelilinginya dan menanyakan berbagai masalah ilmu mereka kepadanya."<ref>Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 6, hlm. 266; Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 26, hlm. 357.</ref>
[[Berkas:Pemakaman baqi 2.jpg|250 px|thumbnail|<center>Pemakaman Baqi saat ini</center>]]
[[Berkas:Pemakaman baqi 2.jpg|250 px|thumbnail|<center>Pemakaman Baqi saat ini</center>]]
Baris 158: Baris 171:
Menurut ulama [[Syiah]], terdapat enam orang fukaha yang paling [[fakih]] di awal [[Islam]] yang merupakan para sahabat Imam Baqir as dan Imam Shadiq as. Mereka adalah [[Zurarah bin A'yan]], Ma'ruf bin Kharbuz Makki, [[Abu Basir Asadi]], Fadhil bin Yasar, Muhammad bin Muslim Thaifi dan Barid bin Muawiyah 'Ajli.<ref>''Manaqib'', Ibnu Syahr Asyub, jld. 4, hlm. 211.</ref>
Menurut ulama [[Syiah]], terdapat enam orang fukaha yang paling [[fakih]] di awal [[Islam]] yang merupakan para sahabat Imam Baqir as dan Imam Shadiq as. Mereka adalah [[Zurarah bin A'yan]], Ma'ruf bin Kharbuz Makki, [[Abu Basir Asadi]], Fadhil bin Yasar, Muhammad bin Muslim Thaifi dan Barid bin Muawiyah 'Ajli.<ref>''Manaqib'', Ibnu Syahr Asyub, jld. 4, hlm. 211.</ref>


[[Syaikh Thusi]] menyebutkan dalam kitab Rijal, bahwa para murid Imam Baqir as yang meriwayatkan hadis darinya sebanyak 462 orang laki-laki dan dua perempuan.
[[Syekh Thusi]] menyebutkan dalam kitab Rijal, bahwa para murid Imam Baqir as yang meriwayatkan hadis darinya sebanyak 462 orang laki-laki dan dua perempuan.


Dalam hal ketsiqahan dan kei'tibaran, sebagian para sahabat dan murid Imam Baqir as dipercaya baik oleh kalangan [[Ahlusunah]] maupun Syiah Imamiyah. Sebagian lagi tidak dimasukkan dalam kitab-kitab rijal Ahlusunnah karena kecenderungan mereka yang kental terhadap Syiah, dan mereka hanya dipercaya oleh kalangan Syiah.
Dalam hal ketsiqahan dan kei'tibaran, sebagian para sahabat dan murid Imam Baqir as dipercaya baik oleh kalangan [[Ahlusunah]] maupun Syiah Imamiyah. Sebagian lagi tidak dimasukkan dalam kitab-kitab rijal Ahlusunnah karena kecenderungan mereka yang kental terhadap Syiah, dan mereka hanya dipercaya oleh kalangan Syiah.
Baris 169: Baris 182:


Dzahabi menulis tentang Imam Baqir as, "Ia adalah di antara orang yang terkumpul padanya ilmu, amal, kebesaran, kemuliaan, ketenangan dan terpercaya. Dan ia memiliki kelayakan untuk khilafah."<ref>Dzahabi, ''Siru A'lam al-Nubala''', jld. 4, hlm. 402.</ref>
Dzahabi menulis tentang Imam Baqir as, "Ia adalah di antara orang yang terkumpul padanya ilmu, amal, kebesaran, kemuliaan, ketenangan dan terpercaya. Dan ia memiliki kelayakan untuk khilafah."<ref>Dzahabi, ''Siru A'lam al-Nubala''', jld. 4, hlm. 402.</ref>
<onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box
 
| prioritas =aa
| kualitas =b
| link =sudah
| foto =sudah
| kategori =sudah
| infobox =sudah
| navbox =sudah
| alih=sudah
| referensi =sudah
| Artikel bagus =
| Artikel pilihan =
}}}}</onlyinclude>
{{S-start}}
{{S-start}}
{{Succession box
{{Succession box
Pengguna anonim