Lompat ke isi

Imam Muhammad al-Baqir as: Perbedaan antara revisi

imported>Ismail Dg naba
imported>Ismail Dg naba
Baris 127: Baris 127:


===Kalam===
===Kalam===
Pada masa Imam Baqir as, dengan adanya kesempatan dan berkurangnya tekanan serta kontrol dari para penguasa, muncul kesempatan untuk menampakkan berbagai keyakinan dan pemikiran. Hal ini menyebabkan muncul dan tersebarnya pemikiran-pemikiran menyimpang di masyarakat. Kondisi  seperti ini mendorong Imam Baqir as untuk menjelaskan akidah dan keyakinan yang murni dan benar, melawan akidah batil dan menjawab berbagai subhat. Imam Baqir as menjelaskan pemikiran-pemikiran kalamnya untuk menanggapi masalah ini. Diantara pembahasannya yaitu masalah ketidakmampuan akal manusia dalam memahami hakikat [[Allah swt]],<ref>Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld.1, hlm. 82.</ref>  keazalian wajibul wujud ([[Tuhan]])<ref>''Ibid'', hlm. 88-89.</ref>  dan kewajiban taat terhadap [[imam makshum]].<ref>''Ibid'', hlm. 185.</ref>
Pada masa Imam Baqir as, dengan adanya kesempatan dan berkurangnya tekanan serta kontrol dari para penguasa, muncul kesempatan untuk menampakkan berbagai keyakinan dan pemikiran. Hal ini menyebabkan muncul dan tersebarnya pemikiran-pemikiran menyimpang di masyarakat. Kondisi  seperti ini mendorong Imam Baqir as untuk menjelaskan akidah dan keyakinan yang murni dan benar, melawan akidah batil dan menjawab berbagai subhat. Imam Baqir as menjelaskan pemikiran-pemikiran kalamnya untuk menanggapi masalah ini. Diantara pembahasannya yaitu masalah ketidakmampuan akal manusia dalam memahami hakikat [[Allah swt]],<ref>Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld.1, hlm. 82.</ref>  keazalian wajibul wujud ([[Tuhan]])<ref>''Ibid'', hlm. 88-89.</ref>  dan kewajiban taat terhadap [[imam maksum as]].<ref>''Ibid'', hlm. 185.</ref>
Warisan Imam Baqir as lainnya adalah masalah [[fikih]]<ref>Guruh-e Muallifan, ''Pishvayan-e Hidayat'', hlm. 341-347.</ref> dan sejarah.<ref>''Ibid'', hlm. 330-334.</ref>
Warisan Imam Baqir as lainnya adalah masalah [[fikih]]<ref>Guruh-e Muallifan, ''Pishvayan-e Hidayat'', hlm. 341-347.</ref> dan sejarah.<ref>''Ibid'', hlm. 330-334.</ref>