Lompat ke isi

Imam Muhammad al-Baqir as: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 63: Baris 63:
Muhammad bin Ali bin Husain bin [[Ali bin Abi Thalib]] yang terkenal dengan sebutan Imam Baqir As adalah Imam Kelima [[Syiah]], putra [[Imam Sajjad As]]. Ibunya bernama Ummu Abdillah adalah putri dari [[Imam Hasan As|Imam Hasan Al-Mujtaba As]].<ref>Al-Mufid, ''Al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 155.</ref>
Muhammad bin Ali bin Husain bin [[Ali bin Abi Thalib]] yang terkenal dengan sebutan Imam Baqir As adalah Imam Kelima [[Syiah]], putra [[Imam Sajjad As]]. Ibunya bernama Ummu Abdillah adalah putri dari [[Imam Hasan As|Imam Hasan Al-Mujtaba As]].<ref>Al-Mufid, ''Al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 155.</ref>


Imam Baqir As merupakan orang pertama dari [[Bani Hasyim]] yang lahir dari ayah dan ibu yang sama-sama berasal dari [[Bani Hasyim]]. Nasabnya dari dari kedua orang tua sampai kepada [[Imam Ali bin Abi Thalib As]].<ref>''Ibid'', jld. 2, hlm. 158.</ref>
Imam Baqir As merupakan orang pertama dari [[Bani Hasyim]] yang lahir dari ayah dan ibu yang sama-sama berasal dari Bani Hasyim. Nasabnya dari kedua orang tua sampai kepada [[Imam Ali bin Abi Thalib As]].<ref>''Ibid'', jld. 2, hlm. 158.</ref>


Di antara gelar Imam Baqir As yaitu Syakir, Hadi dan Baqir. Baqir merupakan gelarnya paling masyhur yang berarti "pembuka".<ref>Ya'qubi, ''Tarikh Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 289.</ref> Ya'qubi menulis bahwa Imam Baqir As digelari dengan Baqir al-Ulum karena menjadi pembuka atau penyingkap khazanah ilmu pengetahuan.
Di antara gelar Imam Baqir As yaitu Syakir, Hadi dan Baqir. Baqir merupakan gelarnya paling masyhur yang berarti "pembuka".<ref>Ya'qubi, ''Tarikh Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 289.</ref> Ya'qubi menulis bahwa Imam Baqir As digelari dengan Baqir al-Ulum karena menjadi pembuka atau penyingkap khazanah ilmu pengetahuan.
Baris 71: Baris 71:


==Hari Lahir dan Wafat==
==Hari Lahir dan Wafat==
Imam Baqir As lahir pada hari Jumat, satu [[Rajab]] tahun 57 H, di [[Madinah]]. Sebagian lagi menyebutkan hari lahirnya pada tanggal 3 [[Shafar]] tahun 57 H.<ref>[[Allamah Majlisi|Majlisi]], ''Bihar'', jld. 46, hlm. 212.</ref> Ia sempat hadir dalam [[Peristiwa Asyura|peristiwa Karbala]] pada usianya yang masih kanak-kanak<ref>Ya'qubi, ''Tarikh Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 289.</ref>
Imam Baqir As lahir pada hari Jumat, satu [[Rajab]] tahun 57 H, di [[Madinah]]. Sebagian lagi menyebutkan hari lahirnya pada tanggal 3 [[Shafar]] tahun 57 H.<ref>Majlisi, ''Bihar'', jld. 46, hlm. 212.</ref> Ia sempat hadir dalam [[peristiwa Karbala]] pada usianya yang masih kanak-kanak.<ref>Ya'qubi, ''Tarikh Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 289.</ref>
 
[[File:Imamhasanqadim.jpg|350 px|thumbnail|[[Jannatul Baqi]] Sebelum Penghacuran oleh Rezim Saudi]]
 
[[File:Imamhasanqadim.jpg|350 px|thumbnail|[[Pemakaman Baqi|Jannatul Baqi]] Sebelum Penghacuran oleh Rezim Saudi]]


===Penamaan===
===Penamaan===
Bertahun-tahun sebelum kelahiran Imam Baqir As, [[Nabi Muhammad Saw]] telah menetapkan nama Muhammad dan gelar "Baqir" untuknya. Riwayat dari [[Jabir bin Abdillah al-Anshari|Jabir]] dan riwayat-riwayat lainnya menjadi bukti dari pemberian nama ini.<ref>''Kifayat al-Atsar'', hlm. 144-145.</ref>
Bertahun-tahun sebelum kelahiran Imam Baqir As, [[Nabi Muhammad Saw]] telah menetapkan nama Muhammad dan gelar "Baqir" untuknya. Riwayat dari [[Jabir bin Abdillah al-Anshari|Jabir]] dan riwayat-riwayat lainnya menjadi bukti dari pemberian nama ini.<ref>''Kifayat al-Atsar'', hlm. 144-145.</ref>
[[Berkas:Pemakaman_baqi_3.jpg|350 px|thumbnail|<center>Para peziarah [[pemakaman Baqi]] setelah dihancurkan</center>]]


[[Berkas:Pemakaman_baqi_3.jpg|350 px|thumbnail|<center>Para peziarah [[Pemakaman Baqi|pemakaman Baqi]] setelah dihancurkan</center>]]
===Syahadah===
===Syahadah===
Imam Baqir As wafat pada tanggal 7 Dzulhijjah tahun 114 H.<ref>''Firaq al-Syi'ah'', hlm. 61; ''I'lam al-Wara''' menuliskan bulan Rabiul Awwal sebagai ganti Dzulhijjah. Lihat: hlm. 259.</ref> Namun terdapat pendapat lain yang berbeda tentang tahun wafat dan kesyahidan Imam Baqir As.
Imam Baqir As wafat pada tanggal 7 Dzulhijjah tahun 114 H.<ref>''Firaq al-Syi'ah'', hlm. 61; ''I'lam al-Wara''' menuliskan bulan Rabiul Awwal sebagai ganti Dzulhijjah. Lihat: hlm. 259.</ref> Namun terdapat pendapat lain yang berbeda tentang tahun wafat dan kesyahidan Imam Baqir As.


Mengenai siapa orang yang telah membunuh Imam Baqir As, terdapat beberapa riwayat dan sejarah yang beragam. Sebagian sumber menyebutkan [[Hisyam bin Abdul Malik]] sebagai pembunuh Imam Baqir As.<ref>''Mishbah Kaf'ami'', hlm. 691. </ref>  Sebagian lainnya menyebutkan [[Ibrahim bin Walid]] yang telah meracunnya.<ref>''Dalail al-Aimmah'', hlm. 216; ''Manaqib Ibnu Syahr Asyub'', jld. 4, hlm. 228.</ref>  Riwayat lain mencatat [[Zaid bin Hasan]] sebagai pelaku pembunuhan, karena memiliki dendam lama terhadap Imam Baqir As.<ref>''Fir'q al-Syi'ah'', hlm. 61; ''I'lam al-Wara''' menuliskan bulan Rabiul Awwal sebagai ganti Dzulhijjah. Lihat: hlm. 259.</ref>  Yang jelas, wafat Imam Baqir As terjadi pada masa pemerintahan [[Hisyam bin Abdul Malik]].<ref>''Tarikh Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 289; ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 219.</ref>  Hal ini karena Hisyam memerintah dari tahun 105 – 125 H dan Imam Baqir As wafat pada tahun 117 H.
Mengenai siapa orang yang telah membunuh Imam Baqir As, terdapat beberapa riwayat dan sejarah yang beragam. Sebagian sumber menyebutkan [[Hisyam bin Abdul Malik]] sebagai pembunuh Imam Baqir As.<ref>''Mishbah Kaf'ami'', hlm. 691. </ref>  Sebagian lainnya menyebutkan [[Ibrahim bin Walid]] yang telah meracunnya.<ref>''Dalail al-Aimmah'', hlm. 216; ''Manaqib Ibnu Syahr Asyub'', jld. 4, hlm. 228.</ref>  Riwayat lain mencatat [[Zaid bin Hasan]] sebagai pelaku pembunuhan, karena memiliki dendam lama terhadap Imam Baqir As.<ref>''Fir'q al-Syi'ah'', hlm. 61; ''I'lam al-Wara''' menuliskan bulan Rabiul Awwal sebagai ganti Dzulhijjah. Lihat: hlm. 259.</ref>  Yang jelas, wafat Imam Baqir As terjadi pada masa pemerintahan [[Hisyam bin Abdul Malik]].<ref>''Tarikh Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 289; ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 219.</ref>  Hal ini karena Hisyam memerintah dari tahun 105 – 125 H dan Imam Baqir As wafat pada tahun 118 H.


Sekalipun terdapat riwayat yang berbeda-beda, namun tidak menutup kemungkinan semuanya adalah benar, karena bisa jadi pelaku pembunuhan terhadap Imam Baqir As tersebut tidak hanya seorang. Dalam hal ini, setiap riwayat hanya menyebutkan salah satu dari pelaku pembunuhan saja. Dengan memperhatikan adanya kebencian Hisyam terhadap Imam Baqir As dan permusuhan [[Bani Umayah]] terhadap keluarga [[Imam Ali bin Abi Thalib As]], tidak diragukan lagi bahwa terdapat dugaan kuat Hisyam yang melakukan pembunuhan terhadap Imam Baqir As secara tidak langsung dengan menyuruh orang lain.
Sekalipun terdapat riwayat yang berbeda-beda, namun tidak menutup kemungkinan semuanya adalah benar, karena bisa jadi pelaku pembunuhan terhadap Imam Baqir As tersebut tidak hanya seorang. Dalam hal ini, setiap riwayat hanya menyebutkan salah satu dari pelaku pembunuhan saja. Dengan memperhatikan adanya kebencian Hisyam terhadap Imam Baqir As dan permusuhan [[Bani Umayah]] terhadap keluarga [[Imam Ali bin Abi Thalib As]], tidak diragukan lagi bahwa terdapat dugaan kuat Hisyam yang melakukan pembunuhan terhadap Imam Baqir As secara tidak langsung dengan menyuruh orang lain.


Dalam melaksanakan rencana jahatnya tersebut Hisyam menggunakan kekuatan bawahannya yang dapat dipercaya. Hisyam menunjuk [[Ibrahim bin Walid]] yang masih bagian dari [[Bani Umayah]] dan memiliki permusuhan dengan [[Ahlulbait As]]. Ia memberikan perlengkapan kepada seseorang dari anggota rumah keluarga [[Imam Ali bin Abi Thalib As]] yang  tidak memiliki hambatan dalam lingkungan kehidupan Imam Baqir As, juga tidak ada seorang pun yang dapat menghalanginya. Sehingga dengan perantaraannya ia berhasil melaksanakan rencana licik Hisyam dan membunuh Imam Baqir As.
Dalam melaksanakan rencana jahatnya tersebut Hisyam menggunakan kekuatan bawahannya yang dapat dipercaya. Hisyam menunjuk Ibrahim bin Walid yang masih bagian dari [[Bani Umayah]] dan memiliki permusuhan dengan [[Ahlulbait As]]. Ia memberikan perlengkapan kepada seseorang dari anggota rumah keluarga [[Imam Ali bin Abi Thalib As]] yang  tidak memiliki hambatan dalam lingkungan kehidupan Imam Baqir As, juga tidak ada seorang pun yang dapat menghalanginya. Sehingga dengan perantaraannya ia berhasil melaksanakan rencana licik Hisyam dan membunuh Imam Baqir As.


Imam Baqir As dikuburkan di [[Pemakaman Baqi|Baqi]] di samping kuburan ayahnya, [[Imam Sajjad As]], dan kuburan paman dari ayahnya, [[Imam Hasan As| Imam Hasan al-Mujtaba As]].<ref>''Fir'q al-Syi'ah'', hlm. 61; ''Ushul Kafi'', ld. 2, hlm. 372; ''Irsyad Mufid'', jld. 2, hlm. 158; ''Dalail al-Aimmah'', hlm. 216; ''A'lam al-Wara''', hlm. 259; ''Kasyf al-Ghummah'', jld. 2, hlm. 327; ''Tadzkirah al-Khawash'', hlm. 306; ''Mishbah Kaf'ami'', hlm. 691.</ref>
Imam Baqir As dikuburkan di [[Pemakaman Baqi|Baqi]] di samping kuburan ayahnya, [[Imam Sajjad As]], dan kuburan paman dari ayahnya, [[Imam Hasan al-Mujtaba As]].<ref>''Fir'q al-Syi'ah'', hlm. 61; ''Ushul Kafi'', ld. 2, hlm. 372; ''Irsyad Mufid'', jld. 2, hlm. 158; ''Dalail al-Aimmah'', hlm. 216; ''A'lam al-Wara''', hlm. 259; ''Kasyf al-Ghummah'', jld. 2, hlm. 327; ''Tadzkirah al-Khawash'', hlm. 306; ''Mishbah Kaf'ami'', hlm. 691.</ref>




==Istri dan Anak==
==Istri dan Anak==
Sumber riwayat menyebutkan [[Ummu Farwah]] sebagai istri Imam Baqir As. Ia adalah ibu dari [[Imam Shadiq As]]. [[Ummu Hakim]] putri Asid Tsaqafi juga disebut sebagai istri Imam Baqir As yang kemudian melahirkan dua putra Imam Baqir As. Imam juga memiliki istri lainnya dari hamba sahaya yang melahirkan tiga orang anak.<ref>Mufid, ''Al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 524.</ref>
Sumber riwayat menyebutkan [[Ummu Farwah]] sebagai istri Imam Baqir As. Ia adalah ibu dari [[Imam Shadiq As]]. [[Ummu Hakim]] putri Usaid Tsaqafi juga disebut sebagai istri Imam Baqir As yang kemudian melahirkan dua putra Imam Baqir As. Imam juga memiliki istri lainnya dari hamba sahaya yang melahirkan tiga orang anak.<ref>Mufid, ''Al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 524.</ref>


Keturunan Imam Baqir As berjumlah tujuh orang, yaitu lima laki-laki dan dua perempuan. dan mereka itu adalah:
Keturunan Imam Baqir As berjumlah tujuh orang, yaitu lima laki-laki dan dua perempuan. dan mereka itu adalah:
*1. [[Imam Shadiq As|Ja'far]]
*1. [[Imam Shadiq As|Ja'far]]
*2. [[Abdullah]],[[Ummu Farwah]] binti Qasim bin Muhammad adalah ibu bagi kedua putra Imam diatas.
*2. [[Abdullah ibn Muhammad ibn Ali|Abdullah]],[[Ummu Farwah]] binti Qasim bin Muhammad adalah ibu bagi kedua putra Imam diatas.
*3. [[Ibrahim]]
*3. [[Ibrahim ibn Muhammad ibn Ali|Ibrahim]]
*4. [[Ubaidillah]],[[Ummu Hakim]] binti Asid Tsaqafi adalah ibu dari kedua putra Imam diatas dan dari kedua putranya tidak memiliki keturunan.
*4. [[Ubaidillah]],[[Ummu Hakim]] binti Usaid Tsaqafi adalah ibu dari kedua putra Imam diatas dan dari kedua putranya tidak memiliki keturunan.
*5. [[Ali]]
*5. [[Ali ibn Muhammad ibn Ali|Ali]]
*6. [[Zainab]],ibu keduanya adalah seorang wanita sahaya.
*6. Zainab,ibu keduanya adalah seorang wanita sahaya.
*7.[[Ummu Salamah]], ibunya juga adalah seorang wanita sahaya.<ref>Mufid, ''Ibid''; Aminul Islam Thabarsi, ''A'lam al-Wara' bi A'lam al-Huda'', terjemah Azizullah ‘Atharidi, hlm. 375.</ref>
*7. Ummu Salamah, ibunya juga adalah seorang wanita sahaya.<ref>Mufid, ''Ibid''; Aminul Islam Thabarsi, ''A'lam al-Wara' bi A'lam al-Huda'', terjemah Azizullah ‘Atharidi, hlm. 375.</ref>


==Imamah==
==Imamah==
Baris 109: Baris 107:


===Dalil Keimamahan===
===Dalil Keimamahan===
[[Jabir bin Abdillah al-Anshari]] meriwayatkan, "Dalam menjawab pertanyaan [[Jabir bin Abdillah al-Anshari|Jabir]] tentang para imam setelah Amirul Mukminin [[Imam Ali|Ali bin Abi Thlaib As]], [[Nabi Muhammad Saw]] berkata, "[[Imam Hasan As|Hasan]] dan [[Imam Husain As|Husain]] yang keduanya pemimpin para pemuda ahli surga, kemudian pemimpin para ahli ibadah di zamannya, yaitu [[Imam Sajjad As|Ali bin Husain]], kemudian Baqir, yaitu Muhammad bin Ali, dimana engkau akan melihatnya wahai [[Jabir bin Abdillah al-Anshari|Jabir]] …."<ref>''Kifayat al-Atsar'', hlm. 144-145.</ref>
[[Jabir bin Abdillah al-Anshari]] meriwayatkan, "Dalam menjawab pertanyaan Jabir tentang para imam setelah [[Amirul Mukminin]], [[Nabi Muhammad Saw]] berkata, "[[Imam Hasan As|Hasan]] dan [[Imam Husain As|Husain]] yang keduanya pemimpin para pemuda ahli surga, kemudian pemimpin para ahli ibadah di zamannya, yaitu [[Imam Sajjad As|Ali bin Husain]], kemudian Baqir, yaitu Muhammad bin Ali, dimana engkau akan melihatnya wahai [[Jabir bin Abdillah al-Anshari|Jabir]] …."<ref>''Kifayat al-Atsar'', hlm. 144-145.</ref>


[[Imam Sajjad As]] juga sering memperhatikan putranya, Imam Baqir As, secara seksama. Ketika seorang anaknya bertanya mengenai rahasia tentang perhatian khusus [[Imam Sajjad As]] kepada Imam Baqir As, [[Imam Sajjad As]] menjawab, "Hal ini karena keimahaman akan berlanjut pada keturunannya hingga pada hari [[Imam Mahdi As|Al-Qaim]] melakukan revolusi dan memenuhi dunia dengan keadailan. Oleh karena itu, Baqir adalah Imam dan ayah dari [[Imam-imam Syiah|para Imam]]."<ref>Ibid, hlm. 237.</ref>
Imam Sajjad As juga sering memperhatikan putranya, Imam Baqir As, secara seksama. Ketika seorang anaknya bertanya mengenai rahasia tentang perhatian khusus Imam Sajjad As kepada Imam Baqir As, Imam Sajjad As menjawab, "Hal ini karena keimahaman akan berlanjut pada keturunannya hingga pada hari [[Al-Qaim]] melakukan revolusi dan memenuhi dunia dengan keadailan. Oleh karena itu, Baqir adalah Imam dan ayah dari [[Imam-imam Syiah|para Imam]]."<ref>Ibid, hlm. 237.</ref>


[[Syeikh Mufid]] menulis, "Imam Baqir As memiliki keunggulan di antara saudaranya dalam sisi keilmuan, kezuhudan, dan kemuliaan. Kedudukan dan kebesarannya lebih tinggi. Setiap orang memuji kebesarannya. Ia dihormati oleh masyarakat umum dan orang-orang khusus. Darinya terpancar ilmu-ilmu agama, [[sunah nabawi]], ilmu [[Al-Quran]], sejarah, akhlak dan sastra. Semua itu tidak nampak pada seorang pun dari keturunan [[Imam Hasan As]] dan [[Imam Husain As]]. Para sahabat Nabi Saw yang tersisa, para pembesar dari [[tabi'in]] dan ulama fikih kaum muslimin meriwayatkan darinya. Keutamaan dan kebesarannya sedemikian rupa hingga menjadi perumpamaan di kalangan ulama. Mengenai sifat-sifatnya, para ulama menulis buku dan membacakan syair-syair tentangnya."<ref>Mufid, ''Al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 157.</ref>
[[Syeikh Mufid]] menulis, "Imam Baqir As memiliki keunggulan di antara saudaranya dalam sisi keilmuan, kezuhudan, dan kemuliaan. Kedudukan dan kebesarannya lebih tinggi. Setiap orang memuji kebesarannya. Ia dihormati oleh masyarakat umum dan orang-orang khusus. Darinya terpancar ilmu-ilmu agama, [[sunah nabawi]], ilmu [[Al-Quran]], sejarah, akhlak dan sastra. Semua itu tidak nampak pada seorang pun dari keturunan [[Imam Hasan As]] dan [[Imam Husain As]]. Para sahabat Nabi Saw yang tersisa, para pembesar dari [[tabi'in]] dan ulama fikih kaum muslimin meriwayatkan darinya. Keutamaan dan kebesarannya sedemikian rupa hingga menjadi perumpamaan di kalangan ulama. Mengenai sifat-sifatnya, para ulama menulis buku dan membacakan syair-syair tentangnya."<ref>Mufid, ''Al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 157.</ref>
Pengguna anonim