Lompat ke isi

Tauhid: Perbedaan antara revisi

20 bita dihapus ,  26 November 2022
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Habrizen
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Habrizen
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22: Baris 22:


==Makna Tauhid==
==Makna Tauhid==
Tauhid berasal dari kata "''wa-ha-da''", yang berarti mengucapkan satu. <ref>Baihaqi, Jild. 2, hlm. 592. </ref>  Dalam kamus Arab baru juga memiliki arti  menyatukan. <ref>''Al-Mu'jam al-Wasit'', terkait dengan kata ''wa-ha-da''. </ref>  Kata ''wahada'' - dimana merupakan asal kata ''wâhid, wahîd, wahd'' (wahdahu, wahdaka, wahdî) yang diambil darinya - menunjukkan akan satu dan penggunaan kata-kata ini untuk Allah juga melihat makna ini. <ref>Raghib Ishfahani; Ibn Faris, Ibn Manzur, di bawah kata Ahad, dan Wahada. </ref>
Tauhid berarti keesaan Tuhan, adalah pondasi utama akidah di dalam dalam Islam.[1] Menurut umat Islam, Tuhan adalah satu-satunya pencipta dunia dan tidak ada sekutu bag-Nya.[2] Tauhid dalam hadits-hadits yang diriwayatkan dari Nabi (SAW). dan para Imam maksum as, termasuk Imam Ali as dan Imam Shadiq as, digunakan dalam arti bersaksi dengan kandungannya "Tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Tunggal dan tidak ada sekutu bagi-Nya.”[3]
Kata Tauhid juga digunakan pada tema-tema ilmu kalam (teologi) yang berkaitan dengan keesaan Tuhan, sifat-sifat dan perbuatan-Nya. Menanggapi pertanyaan tentang makna tauhid, Imam Shadiq as dan Imam Ridho as dalam sebagian pembahasan ilmu kalam membawa argumen dengan menegasikan sifat-sifat manusia dari Tuhan.[4]
Ada tiga pendekatan mengenai tauhid yang berbeda dalam tiga pendekatan teologi, irfan (mistis) dan falsafah; Tauhid secara teologis didasarkan pada konsep penerimaan keesaan Tuhan. Tauhid filosofis berarti iman yang timbul dari keyakinan berdasarkan akal terhadap keesaan Tuhan, dan tauhid secara ilmu irfan didasarkan pada syuhud (intuisi) dan mencapai keesaan Tuhan.[5] Tauhid dalam filsafat adalah tentang keesaan Wajib al-Wujud sebagai sebuah konsep, tetapi dalam mistisisme, ini bukan tentang konsep, tetapi tentang contoh tauhid, yaitu Tuhan, yang merupakan entitas tunggal, sedangkan makhluk lain mendapat manfaat dari-Nya. [6] Usaha dari filosof adalah membuktikan tauhid, tetapi upaya mistikus adalah intuisi dan pencapaian batin dari tauhid. Namun, kitab Hikmah Muta’aliyah yang dinisbatkan kepada penulisnya, yakni Mulla Sadra Shirazi dianggap sebagai usaha kombinasi dari Al-Qur'an, mistisisme, dan burhan (pembuktian), serta intuisi mistik yang diungkapkan di dalamnya bersama dengan argumen.[7]


Menurut hadis, [[Rasulullah saw]] memakai kata tauhid dengan proposisi kalimat ''La Ilaha Illa Allah Wahdahu la Syarikalah'' dan semisalnya. <ref>Semisalnya rujuklah Ibn Babawaih, hlm. 20, h. 8, hlm. 22-23, h. 15 dan 17. </ref>  Penggunaan ini juga terdapat dalam hadis-hadis [[Imam-imam Syiah|para Imam]]. <ref>Semisalnya rujuklah, Ibn Babawaih, hlm. 42, 90. </ref>
Sejak abad kedua dan seterusnya, penggunaan kata tauhid dalam makna ini dan selanjutnya, marak dalam pengisyarahan sekumpulan pembahasan-pembahasan yang terkait dengan wujud, sifat dan perbuatan Allah dan dalam hadis [[Syiah]] juga dipakai dalam makna luas ini. <ref>Semisalnya rujuklah, Ibn Babawaih, hlm. 56-58, 76-77, 94-98. </ref>
Selanjutnya, perkembangan makna ini menjadi dasar penyusunan karya buku dengan judul Kitab ''al-Tauhid'', yang membahas tentang ajaran-ajaran ini. Bahkan ilmu kalam (teologi) dinamakan dengan ''ilmu al-Tauhid'' dan terkadang ''ilmu al-Tauhid wa al-Sifat'', karena pembahasan paling mendasarnya adalah pembahasan tauhid. <ref>Semisalnya rujuklah, Taftazani, jild. 4, hlm. 6, 11; Tahanawi, jild. 1, hlm. 22, jild. 2, hlm. 1470; Abduh, hlm. 43. D. Islam, cet,. 2, di bawah kata; ''Dāirah al-Ma'ārif al-Islāmiah'', di bawah "al-Tauhid, Ilm". </ref>


==Kedudukan Tauhid dalam Agama Islam==
==Kedudukan Tauhid dalam Agama Islam==
Pengguna anonim